• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN MAKALAH BESAR

Dalam dokumen BUKU PANDUAN MAHASISWA (Halaman 38-41)

b. Ujian Susulan

E. PEDOMAN PENULISAN MAKALAH BESAR

Pedoman n bers petunjuk tentang penulsan Makalah Besar untuk mahasswa Program MM FEB UGM. Makalah Besar yang dtuls oleh mahasswa adalah satu laporan kasus besar yang merangkum seluruh kasus yang telah ddskuskan sebelumnya d kelas. Pedoman n melput:

1. Sfat kasus, 2. Is laporan kasus,

4. Pedoman analss masalah,

5. Pedoman formulas pemecahan masalah, 6. Pedoman format laporan kasus.

1. Sifat Kasus

Perlu dpaham bahwa lathan (exercise) dan soal (problems) tdak sama dengan kasus (cases). Pengertan masng-masng adalah sebaga berkut:

a. Latihan

Adalah pertanyaan-pertanyaan pendek dan sederhana yang basanya dletakkan pada bagan akhr suatu bab dalam buku teks. Jawaban dar pertanyaan-pertanyaan tu bsa ddapatkan d dalam buku teks bab yang bersangkutan. Pertanyaan-pertanyaan tu basanya bsa djawab secara sngkat dan jelas (straight forward) tanpa harus menggunakan judgment.

b. Soal

Adalah pertanyaan agak panjang yang basanya dtaruh sesudah exercise dalam suatu buku teks. Untuk menjawabnya, dperlukan analss atas data yang dpaparkan. Jawaban yang benar dar suatu soal bersfat unk, artnya ada satu jawaban yang secara logs bsa diidentifikasikan sebagai jawaban yang benar atau, paling tidak, yang paling tepat. Tidak dperlukan banyak judgment untuk menjawab suatu soal. D sampng tu, untuk menjawab soal tdak dperlukan data lan d luar yang dsedakan d dalam soal tu.

c. Kasus

Adalah abstraks ataupun truan dar problema nyata dalam kehdupan. Basanya suatu kasus mengandung lebh dar satu alternatf bag pemecahannya. Alternatf-alternatf tu, dsampng mengandung potens untuk bsa memecahkan masalah, juga mengandung rsko kekelruan yang besarnya berbeda antara alternatf satu dan lannya. Pemlhan alternatf mana yang palng tepat memerlukan penggunaan judgment atau kebjakan, yang antar orang bsa berbeda karena perbedaan dalam latar belakang penddkan, sstem nla yang danut, pengalaman hdup, dan lan-lan faktor yang membentuk perseps seseorang. Tdak ada orang yang bsa secara past atas dasar logka menentukan alternatf mana yang benar, tanpa ada resko kekelruan. Oleh karena tu kualtas pemecahan kasus tdak dukur dengan benar dan salahnya pemecahan tu, melankan dengan menla ketajaman analss yang dbuat, kerealstsan asums-asums yang mendasarnya, kecermatan dan ketepatan dalam mengidentifikasikan dan memperhitungkan pengaruh variabel-variabel

yang relevan, kualitas argumentasi yang dipaparkannya, fisibilitas alternatif yang dipilih, serta kemampuan memproyekskan mplkas dar mplementas alternatf tu.

Data yang dpaka untuk pemecahan kasus tdak dbatas pada yang terpapar pada kasus yang bersangkutan. Seorang pembaca kasus, atas dasar pengalaman dan pengetahuan prbadnya bsa saja memperhtungkan data lan d luar yang terseda dalam kasus untuk memperbak kualtas pemecahan kasus. Jad, keluasan vs atau wawasan seseorang akan sangat membantu dalam pemecahan kasus.

2. Isi Laporan Kasus

Laporan kasus terdr dar tga bagan, yatu: a. Identifikasi masalah,

b. Analss masalah,

c. Formulas pemecahan masalah.

3. Pedoman Identifikasi Masalah

Masalah yang dhadap oleh perusahaan yang dcertakan dalam kasus tdak selalu dpaparkan dengan jelas dan eksplst. Serngkal kasus dtuls justru untuk melath mahasswa mengidentifikasikan masalah, sehingga dengan sengaja masalah itu tidak dipaparkan secara eksplisit. Oleh karena itu ketepatan dalam mengidentifikasikan masalah merupakan salah satu kunci pokok bagi keberhasilan dalam pemecahan kasus. Identifikasi masalah harus didukung dengan alasan yang cukup dan kuat, dengan sejauh mungkn memanfaatkan fakta yang ada d dalam kasus. Ada kemungknan, masalah yang secara subyektf dpersepskan oleh perusahaan adalah bukan masalah yang sebenarnya. Oleh karena tu mahasswa hendaknya berhat-hat dalam mengidentifikasi masalah itu, jangan sampai terjebak mengikuti persepsi perusahaan yang kelru tu. Perlu juga dbedakan antara masalah sesungguhnya dengan masalah turunannya. Masalah turunan bersfat sstemats, dan tmbulnya merupakan konsekuens dar atau akbat dar masalah nduknya yang merupakan masalah sebenarnya. Masalah turunan n tdak bsa dpecahkan secara tuntas tanpa terlebh dahulu dlakukan pemecahan atas masalah nduknya. Dalam identifikasi masalah hendaknya ditunjukkan baik masalah induknya maupun masalah turunannya.

4. Pedoman Analisis Masalah

Analisis dilakukan terhadap fakta-fakta yang relevan dengan masalah yang telah diidentifikasikan. Analss n dmaksudkan untuk menentukan, antara lan:

a. Hal-hal yang merupakan kekuatan perusahaan, b. Hal-hal yang merupakan kelemahan perusahaan, c. Kendala yang dhadap perusahaan,

d. Peluang yang terbuka bag perusahaan, dan tantangan yang dhadap oleh perusahaan, e. Varabel-varabel yang menjad kunc pemecahan masalah, dan

f. Asums-asums realstk yang dperlukan untuk pemecahan masalah.

Hasl dar analss masalah adalah beberapa alternatf pemecahan masalah. Setap alternatf hendaknya dserta dengan penlaan atas potensnya untuk memecahkan masalah serta risiko yang ditimbulkannya. Di samping itu, perlu juga dilakukan evaluasi atas fisibilitas dari mplementasnya.

5. Pedoman Formulasi Pemecahan Masalah

Dalam formulas pemecahan masalah dtunjukkan alternatf pemecahan masalah yang pada hemat mahasswa palng bak, dserta dengan alasan dan pertmbangan yang mendasarnya. Implkas dar pemlhan dan penerapan alternatf tu hendaknya juga dpaparkan.

6. Pedoman Format Laporan Kasus

Makalah Besar dcetak dua spas pada kertas ukuran kuarto. Batas jumlah halaman adalah maksmum 25 halaman. Mahasswa, sebaga seorang manajer atau calon manajer, harus mampu menulis secara efisien dan mengena. Oleh karena itu betapapun panjangnya cerita yang ngn dungkapkan dalam pemecahan kasus tu, a harus mampu merngkasnya dalam 25 halaman. Penympangan dar batas n hanya dmungknkan melalu jn dar dosen yang bersangkutan. Kemampuan menyajkan de secara padat dan rngkas termasuk elemen yang dnla dar Makalah Besar tu.

Dalam dokumen BUKU PANDUAN MAHASISWA (Halaman 38-41)

Dokumen terkait