• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Sistem Identitas

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 37-48)

Dalam pembuatan brandmark, jangan berpikir hanya untuk menyenangkan mata, karena kesuksesan suatu brandmark harus sesuai dengan nilai, esensi dan visi misi perusahaan. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, brandmark dan pengaplikasiannya harus tetap konsisten. Satu jalan untuk menjaga kekonsistenannya adalah dengan mengikuti buku panduan logo atau Graphic standart manual ( GSM ).(Holland dan Surya: 2012, Hlm. 58). Menurut

pemakaian elemen visual/desain agar dicapai kesatuan dan kesamaan presepsi identitas visual sebuah brand. Visual Identity Manual dapat berupa buku, CD-ROM, e-book, dan website. Istilah lainnya adalah Graphic Standard Manual, Graphic Standard Guidelines, Brand identity Manual, Visual Guidelines.

Sedangkan menurut Rustan (2009, Hlm. 90), pedoman identitas adalah pegangan bagi perusahaan atau entitas apapun, dalam menerapkan konsistensi identitas.

Namun selain fungsi tersebut, ia sebetulnya memiliki peran yang lebih mendasar secara alat yang menvisualkan citra perusahaan sebagai citra bersama dalam suatu entitas yang utuh.

Bedasarkan pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa pedoman identitas visual atau Graphic standart manual berperan penting sebagai, cara menjaga keperayaan konsumen dengan kekonsistenannya sebuah perusahaan.

Menurut buku Mendesain Logo, oleh Rustan (2009, Hlm. 90) memaparkan di dalam penggunaan/ penerapan sistem identitas pada umumnya berisi:

1. Pembukaan

Berisi kata pengantar dari pimpinan perusahaan, menerangkan tujuan dari pedoman tersebut, dan bagaimana memanfaatkannya.

2. Logo

Logo sebagai atribut utama identitas diterangakn di sini termasuk konstruksi bentuk dan hubungannya dengan eleman lainnya.

3. Warna

Sistem warna yang digunakan perusahaan, alternatif warna dalam kondisi tertentu, dan informasi kode warna untuk percetakan, screen dan media online.

4. Tipografi

Type family (huruf dalam satu keluarga huruf) yang digunakan, alternatif huruf untuk berbagai media.

5. Elemen lainnya

Fotografi, ilustras maupun elemen-elemen visual lain yang membawa satu nuansa brand.

6. Layout

Ketentuan mengenai penyusunan berbagai elemen dalam satu komposisi layout.

7. Penerapan Identitas

Penerapan identitas pada berbagai media aplikasi yang digunakan perusahaan.

8. Incorrect use

Penerapan yang salah dari keseluruhan poin di atas disertai dengan contoh kasusnya.

Diluar isi dari penerapan identitas pada umumnya, Graphic standart manual dapat ditambahkan sesuai kebutuhan perusahaan, contohnya seragam, signage, Display,

Untuk mendukung pembuatan buku panduan logo, menurut Kuyper pada buku Mendesain Logo (Surianto: 2009, Hlm. 102), ada sembilan tips untuk membuat pedoman identitas yang baik, yaitu:

1. Strategis

Tidak hanya berisi cara-cara penerapan yang baik dan larangan-larangan, melainkan fokus pada memberikan pengertian mengapa perlu ada pedoman penerapan identitas itu, dan apa yang diinginkan perusahaan lewat pedoman itu.

2. Visual

Sample/contoh penerapan berupa gambar seringkali lebih efektif daripada keterangan/tulisan panjang.

3. Mudah dimengerti

Hindari istilah-istilah yang tidak umu/sulit dimengerti.

4. Singkat

Dua puluh halaman berisi informasi yang singkat namun lebih efektif daripada 50 halaman yang bertele-tele.

5. Template

Lebih efektif menggunakan template daripada informasi panjang lebar bagaimana membuat desain web (misalnya).

6. Menghargai

Tahu siapa yang akan menggunakan pedoman tersebut dan menggunakan gaya bahasa yang profesional sesuai penggunanya.

7. Seimbang

Seimbang secara structural dan secara fleksibelitas. Terlalu fleksibel bisa menyebabkan kekacauan, terlalu terstruktur akan menimbulakn kesan tidak hidup.

8. Digital

Agar efektif, perlu dibuat versi digitalnya dalam format .pdf yang dapat di-share lewat internet, di-email, atau bisa di-print.

9. Scalable

Identitas berupa file digital yang dapat diubaj ukurannya oleh pengguna atau diedit dengan batasan-batasan tertentu sesuai aturan yang telah diterapkan, tentunya akan lebih efektif.

Bedasarkan acuan di atas, membantu dalam produk Furion yang baru agar konsisten dimata konsumen, sehingga tidak terjadi salah persepsi dan kebingungan pada market industri menengah ke atas, dengan memperhatikan kekonsistenannya logo pada penempatan di packaging dan display lainnya.

2.5 Marketing

Marketing berkaitan dengan proses branding, dengan adanya marketing membantu dalam proses branding¸ karena marketing memilki tahap-tahap yang mendukung teori branding. Untuk membentuk sebuah brand diperlukan proses analisa klien yang mendalam. Hal ini ada di dalam proses market research, yang berisi tentang tahap-tahap dalam meneliti dan menganalisa klien kita. Proses marketing itu berawal dari mengerti dahulu akan gambaran besar klien, setelah mengerti gambaran besar klien kita membuat sistem dengan dokumentasi yang ada lalu mengulas kembali data-data yang telah dikumpulkan, setelah itu mendiskusikan tentang brand apa yang ingin dicapai dan nila sudah jelas tujuan akhir, maka berlanjutlah ke dalam desain (Wheeler, Hlm. 2009). Marketing dapat membantu komunikasi brand, disaat orang di hadapkan kepada beberapa merek minuman, bagaimana orang tersebut dapat mengetahui produk yang terbaik?

Apakah harus mencobanya satu persatu?, dengan adanya komunikasi marketing pada brand produk, akan dapat menciptakan perbedaan produk yang satu dengan yang lainnya. (Dahlen, Lange, dan Smith: 2010, Hlm. 26)

Menurut Vellas dan Béchrel (2008, Hlm. 142) memberikan penjelasan mengenai konsep 7P sebagai teknik marketing yaitu:

1. Produk

Dilihat pada pengembangan produk atau jasa. Atribut produk termasuk:

mutu, ciri dan pilihan, gaya, merek, pencitraan produk, persepsi produk,

kemasan, jaminan, pendukung layanan, rangkaian, biaya, dan paten, merek dagang atau hak cipta.

2. Harga

Dilihat pada biaya produksi produk atau jasa yang ditentukan oleh permintaan pasar. Pencitraan produk menentukan penentuan harga.

Atribut harga meliputi: tingkat harga, kebijakan diskon, masa kredit; dan metode pembayaran.

3. Promosi

Terdiri atas seluruh metode pengkomunikasian produk yang ditawarkan pada pasar yang ditargetkan. Peralatan promosi termasuk pemasangan iklan above the line yang biayanya telah dibayar, seperti televisi, radio, iklan, pers, iklan di bioskop dan poster kampanye; pemasangan iklan below the line mengacu pada promosi penjualan yang meliputi memberikan contoh produk secara cuma-cuma, kupon diskon, persaingan, titik penjualan, dan pengiriman bahan promosi secara langsung (direct mailing), penjualan pribadi, dan publisitas – hubungan masyarakat serta dukungan sponsor.

4. Tempat atau Distribusi

Kemajuan pemesanan tempat secara elektronik dan komunikasi sedang mengubah cara distribusi produk pariwisata. Distribusi termasuk saluran

distribusi, lokasi, wilayah penjualan, tingkat inventaris serta lokasi, dan transportasi.

Dalam pelayanan atau jasa mempunyai sifat-sifat khusus dan untuk menjelaskannya diusulkan 3P lanjutan dari 7P yaitu:

5. Manusia

Memusatkan pada mutu sumber daya manusia yang terlibat dengan produk keterampilan, pengetahuan, motivasi serta kepedulian mereka pada pelanggan. Sifat-sifat karyawan termasuk keramahan, bagaimana menampilkan diri, kesediaan membantu, kemampuan pendekatan, sopan santun, pengetahuan, dan kompetensi.

6. Bukti Fisik

Perhatian dipusatkan pada dekor, lingkungan, dan suasana produk atau dimana produk akan dikonsumsi (penting terutama bagi pariwisata).

Bentuk fisik termasuk ukuran, gedung, citra perusahaan, suasana, kenyamanan, fasilitas, dan kebersihan.

7. Proses

Efisiensi dan proses kerja akan dinilai. Sifat proses adalah kecepatan;

efisiensi,waktu pelayanan, sistem pembuatan janji, formulir serta dokumen.

2.5.1

Segmentasi

Menurut Kasali (1988, Hlm. 60), segmentasi adalah sebuah proses untuk membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen. Dengan melakukan segmentasi, marketer akan lebih mudah menentukan kualifikasi suspek yang layak menjadi prospek.

Menurut Jonatan (2007, Hlm. 98), Segmentasi adalah mengidentifikasi “keinginan generik” dari konsumen dan memasukkannya ke dalam sekumpulan kelompok, dimana masing-masing kelompok menunjukkan reaksi dan perilaku berbeda terhadap marketing mix dari sebuah produk.

Jonatan (2007, Hlm. 98) juga menjelaskan tujuan dari segmentasi terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu:

1. Segmentasi berguna sebagai memungkinan pemasar untuk mengidentifikasi kelompok konsumen dengan kebutuhan yang sama dan menganalisa karakteristik dan perilaku pembelian dari kelompok tersebut.

2. Segmentasi menyediakan informasi bagi pemasar untuk membantu mereka merancang bauran pemasaran (marketing mix) yang sesuai dengan sifat dan kehendak dari satu atau lebih segmen.

3. Segmentasi selalu konsisten dengan konsep pemasaran yakni memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen ketika bertemu dengan tujuan organisasi.

2.5.2

Targeting

Bedasarkan buku Markplus on Strategy, Hermawan Kertajaya menjelaskan strategi untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Mengapa?

Karena sumber daya selalu terbatas. Targeting adalah tentang begaimana menempatkan dengan tepat sebuah perusahaan dalam segmen market yang sudah dipilih sebelumnya. ( Kertajaya: 2002, Hlm. 50).

Tiga jenis targeting (Jonatan: 2007, Hlm. 102) di antaranya:

1. Undifferentiated Targeting

Perusahaan pertama yang ada di sebuah industri biasanya menggunakan strategi undifferentiated targeting. Tanpa persaingan, perusahaan tidak perlu menyusun bauran pemasaran untuk segmen pasar yang dituju. Keunggulan dari strategi ini adalah untuk menghemat biaya produksi dan pemasaran. Karena hanya satu jenis saja yang diproduksi perusahaan harus mampu untuk meraih keuntungan pada produksi massal.

2. Concentrated Targeting

Dengan strategi ini perusahaan memilih pasar inche yaitu satu segmen yang ada dipasar sebagai sasaran pasarnya. Karena hanya berkonsentrasi ke segmen tunggal saja maka perusahaan dapat berkonsentrasi untuk memahami kebutuhan, motif dan kepuasan dari anggota segmen pasar tersebut dalam mengembangkan dan menjaga komunikasi pemasaran khusus.

3. Mutisegment Targeting

Perusahaan yang memilih untuk melayani dua atau lebih segmen pasar dan mengembangkan komunikasi pemasaran yang berbeda. Strategi tersebut menawarkan banyak manfaat bagi perusahaan, misalnya volume penjualan yang lebih besar, laba yang lebih besar, pangsa pasar yang lebih luas serta skala ekonomi dalam produksi dan pemasaran.

2.5.3

Positioning

Menurut buku Marklus dan Marketing, oleh hermawan kertajaya menyatakan bahwa positioning adalah cara menanamkan kredibilitas brand dibenak dibenak pelanggan. Dengan positioning yang tepat akan membantu pelanggan mendefinisikan dan membedakan sebuah produk dengan pesaingnya. Sedangkan bedasarkan buku Wheeler (2010, Hlm. 14), menurut Ries dan Trout tahun 1981, positioning diartikan sebagai perancah di mana perusahaan membangun brand mereka, menyusun strategi perencanaan, dan memperluas hubungan mereka dengan pelanggan. Positioning memperhitungkan kombinasi harga, produk, promosi, dan tempat–tempat yang mempengaruhi penjualan.

Bedasarkan buku Kamus Brand oleh Wiryawan (2008, Hlm. 108), positioning adalah strategi penempatan posisi sebuah brand dalam pikiran khalayak sasaran tertentu. Positioning menyangkut bagaimana sebuah brand

membangun keyakinan dalam benak pelanggan. Wirawan juga menambahkan, bahwa ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan konsep positioning yaitu:

1. Keunikan posisi yang diadopsi brand dalam lingkungan yang kompetitif untuk menjamin agar konsumen dalam pasar sasaran dapat mengenal brand tersebut dibandingkan brand lainnya. Positioning melibatkan setiap elemen dalam bauran pemasaran yang ditetapkan.

2. Merupakan ide yang berbeda dan selalu diingat dalam brand, dimana ide tersebut diharapkan selalu berada dalam bentuk pelanggan atau calon konsumen.

3. Adalah janji yang diperoleh berupa pengalaman setiap hari, baik besar maupun kecil, melalui pesan, produk atau jasa, apabila dilakukan dengan baik positioning menciptakan hubungan emosional antara brand dengan pelanggan

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 37-48)

Dokumen terkait