• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Konstruksi Jalan

Dalam dokumen laporan kerja praktek rigid (Halaman 47-57)

Pekerjaan perkerasan kaku merupakan suatu proses atau tahapan pekerjaan utama dalam Pekerjaan Peningkatan Jalan Lambur II – Simbur Naik dikarenakan pada perkerasan kaku terdapat struktur jalan yang telah melalui proses perencanaan, sehingga ditetapkan dan dilaksanakan tipe perkerasan jalan beton bertulang.

3.4.1. Penyiapan Segmen Jalan

Penyiapan segmen jalan pada proses pekerjaan perkerasan kaku di lakukan guna untuk memperlancar proses pengerjaan serta berguna untuk kebersihan dan perataan dan perbaikan elevasi tanah dasar. Penyiapan segmen jalan yang meliputi sebagai berikut :

a. Pengukuran

Pengukuran elevasi berguna untuk menyetarakan dan mempermudah proses pengecoran plat (slab) beton f’c 15 MPa (184, 34 kg/cm2).

Pengukuran disesuaikan dengan lebar dan panjang segmen jalan atau pelat (slab) beton yang akan dikerjakan. Pengukuran elevasi disesuaikan dengan kondisi dilapangan yang diukur dengan selang timbang. Pelat yang digunakan pada perkerasan kaku, digunakan pelat lebar 3,5 m, 5 m, dan 6 m sedangkan panjang 1 segmen jalan atau pelat (slab) beton adalah 5,5 m. Jika posisi segmen jalan yang akan dikerjakan pada posisi setelah jembatan pedestrian, maka digunakan kemiringan 2-3 % pada posisi memanjang jalan hal ini dikarenakan agar para pengemudi kendaraan dapat menerima layanan jalan yang aman dan nyaman.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.8. Proses Pengukuran Penentuan Lebar Segmen Jalan

b. Pemasangan Patok

Pemasangan Patok dimaksudkan sebagai penanda lebar segmen jalan yang akan dikerjakan sekaligus untuk menempatkan papan bekisting agar bisa dipasang dengan kuat dan kaku. Patok kayu berukuran 5 x 7 cm

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.9. Pemasangan Patok Kayu

c. Pemasangan Benang

Pemasangan benang dimaksudkan agar memberikan penanda elevasi segmen jalan yang akan di cor guna menghindari kesalahan dalam proses perataan permukaan jalan beton. Benang yang digunakan berupa benang nylon.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.10. Pemasangan Benang Nylon

d. Pemasangan Bekisting

Pemasangan Bekisting yang dijadikan sebagai cetakan beton yang berbentuk persegi panjang dari kayu tebal 10 mm panjang dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan. Papan bekisting bisa digunakan beberapa kali jika papan tersebut masih layak digunakan, hal ini disebabkan penggunaan bahan material dan volume yang hampir sama dalam pada adukan beton satu segmen jalan (slab) beton.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.11. Pemasangan Papan Bekisting 3.4.2. Perakitan Tulangan

- Balok

Pada pekerjaan perakitan Tulangan balok dilaksanakan di base camp / Gudang. Balok memakai tulangan polos 10 , dan sengkang

8 dengan jarak sengkang 150 mm. Perakitan tulangan balok yang dilakukan di gudang/barak kerja dianggap efisien dikarenakan perhitungan ketelitian dan kerapihan dalam merakit tulangan balok.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.12. Proses Perakitan Tulangan Balok - Pelat

Pelat pada pelaksanaan pekerjaan menggunakan tulangan wiremesh. wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat dan dianyam menjadi lembaran, sehingga pelat tidak dirakit dilokasi pekerjaan, wiremesh dilokasi pekerjaan digunakan type M 10 dengan diameter besi ulir 10 mm

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.13. Wiremesh 2,1 m x 5,4 m 10

- Ruji/dowel

Ruji/dowel pada pekerjaan ini menggunakan tulangan baja ulir dengan

19 , pada masing – masing lebar jalan memiliki jumlah dowel yang berbeda-beda.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.14. Ruji/Dowel 3.4.3. Pemasangan Tulangan

Sebelum pemasangan tulangan pada lokasi segmen-segmen yang telah diberi tanda oleh tukang, terlebih dahulu pemasangan mall/bekisting pada lokasi segmen yang telah dikerjakan, setelah mall/bekisting selesai dipasang kemudian disusul dengan Pemasangan tulangan dilakukan secara manual oleh tukang, yaitu dengan meletakkan balok, kemudian tulangan pelat dan menguncinya dengan kawat baja, setelah terpasang baru kemudian disusul dengan pemasangan dowel.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.15. Pemasangan Tulangan 3.4.4. Sumber Air

Sumber air adalah hal yang sangat perlu diperhatikan dikarenakan sumber air yang digunakan haruslah sesuai. Kondisi air tawar di daerah Lambur II – Simbur Naik sangatlah terbatas, maka pada proses pekerjaan campuran adukan beton digunakan air dari sumur bor yang kemudian ditampung dalam drum.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

3.4.5. Pengecoran Pelat dan Balok

Pengecoran pelat dan balok dilaksanakan ketika semua komponen selesai dipasang pada satu segmen jalan. Kemudian dilaksanakan adukan 1:2:3 didalam mesin molen. Adapun komponen – komponennya seperti semen, pasir, batu dan juga air. Setelah selesai menjadi beton segar, segera gerobak (angkong) datang menghampiri mesin molen tersebut kemudian gerobak (angkong) yang berisi campuran beton segar segera mengisi bagian – bagian segmen jalan tersebut, kuat tekan beton didalam spesifikasi yaitu dengan mutu f’c 15 MPa (184, 34 kg/cm2 ) Adukan beton segar yang dilakukan dengan cara konvensional (site mix) dengan bantuan tenaga pekerja dan molen dikarenakan untuk efisiensi waktu, tidak memungkinkannya menggunakan ready mix karena akses jalan yang tersedia tidak bisa tercukupi.

Sumber : Foto, Kerja Praktek 2015

Gambar 3.17. Proses Pengadukan Site Mix Beton F’c 15 Mpa

Analisa dilapangan dengan perhitungan adukan secara manual dengan komposisi sebagai berikut :

- 1 zak semen - 33 sekop

- 8 keranjang split - Air + 5-6 ember

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.18. Hasil Pekerjaan Jalan Plat (Slab) Beton Lebar 6 m

Setelah meninjau campuran komposisi dilapangan maka dapat dihitung kembali dengan persentasi pendekatan campuran beton K 175 sebagai berikut :

Tabel 3.1. Komposisi Campuran Beton 1m3 “Referensi : SNI DT-91-0008-2007”

KOMPOSISI CAMPURAN BETON NO

KUAT BETON RENCANA

BAHAN BERAT JENIS VOLUME PERB.VOL

8 14,5 Mpa (K175) W/C=0,66 SEMEN 326 Kg 3150 Kg/m3 0,1035 m3 1 PASIR 760 Kg 1400 Kg/m3 0,5429 m3 3,817 KERIKI L 1029 Kg 1350 Kg/m3 0,7622 m3 5,359 AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

Tabel 3.2. Komposisi 1 zak semen (50 kg)

KOMPOSISI CAMPURAN BETON NO

KUAT BETON RENCANA

BAHAN BERAT JENIS VOLUME

PERB. VOL 8 14,5 Mpa(K175) W/C=0,66 SEMEN 50 Kg 3150 Kg/m3 0,016 m3 1 PASIR 116,56 Kg 1400 Kg/m3 0,083 m3 3,817 KERIKI L 157,82 Kg 1350 Kg/m3 0,117 m3 5,359 AIR 32,98 Liter 1000 Kg/m3 0,033 m3 1,512

Bahan PelengkiJenis

Ukuran Pelengki Vol. Pelengki (m3) Jumlah Pelengki d p l t Semen Zak @50kg 1 Pasir Sekop 0,3 0,2 0,05 0,0030 28 Split Rotan 0,4 0,4 0,1 0,0160 7 Air Ember 0,275 0,26 0,0154 2 NB : Hasil Perhitungan Pendekatan di Lapangan

3.4.6. Pekerjaan Finishing

Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan terakhir dalam proses pengerjaan pengecoran plat (slab) jalan beton yang meliputi :

- Pemasangan Skat Pembatas

Pemasangan skat pembatas segmen plat (slab) jalan beton yang berfungsi memberikan alur, sebelum diberikan lapis resap pengikat aspal cair. Skat digunakan steroform tipis tebal 5 mm yang melapisi batas antar segmen plat (slab) jalan beton.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.19. Pemasangan Steroform Pembatas - Perataan Permukaan Jalan Beton

Perataan permukaan dilakukan ketika campuran beton segar telah padat memenuhi seluruh segmen plat (slab) jalan beton, perataan menggunakan alat perata yang terbuat dari kayu, kemiringan diatur

2%-3% sesuai intruksi kepala tukang, dan juga superelevasi pada tikungan.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Gambar 3.20. Perataan Permukaan Jalan Beton - Lapis Pengikat Aspal Cair

Penggunaan lapis pengikat aspal cair di gunakan pada saat semua pekerjaan segmen plat (slab) jalan beton telah selesai digunakan, barulah pekerjaan lapis pengikat aspal cair di kerjakan.

Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015

Dalam dokumen laporan kerja praktek rigid (Halaman 47-57)

Dokumen terkait