• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Rumusan Masalah

2. Pekerjaan Rumah (PR)

a. Pengertian Pekerjaan Rumah (PR)

Menurut Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 150) “Pekerjaan rumah dapat didefinisikan sebagai kegiatan di luar kelas yang merupakan perluasan dari tugas di kelas. PR dapat diindividualisasikan atau diberikan kepada seluruh kelas”. Roestiyah (2008: 132-133) mendefinisikan Pekerjaan Rumah sebagai “variasi teknik penyampaian materi berupa pemberian

tugas-tugas sebagai selingan yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah”. Pemberian tugas merupakan upaya agar siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif. Hall, dkk (2008: 396) menyatakan bahwa:

Pekerjaan rumah adalah suatu bentuk praktik interaktif dimana pembelajar berinteraksi dengan materi pelajaran. Pekerjaan rumah adalah perpanjangan dari pembelajaran di kelas dan jika direncanakan dengan hati-hati, dapat membantu prestasi siswa, tapi seperti halnya dengan strategi lain, pekerjaan rumah harus sesuai dengan materi pelajaran, konteks dan pembelajarannya. Jika latihan bisa membuat hasil sempurna, maka adalah tanggung jawab guru untuk memonitor praktik yang terjadi selama pekerjaan rumah supaya praktiknya bisa tetap sempurna.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat didefinisikan bahwa Pekerjaan Rumah adalah pemberian tugas-tugas oleh guru kepada siswa sebagai selingan yang merupakan variasi dari teknik penyajian materi kepada siswa atau pemberian suatu pekerjaan yang diberikan oleh guru kepada siswanya untuk diselesaikan di rumah, supaya siswa dapat memahami materi yang baru saja disampaikan guru. Konsep Pekerjaan Rumah dalam penelitian ini adalah tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah oleh siswa. Pekerjaan Rumah dalam peneltian ini adalah Pekerjaan Rumah mata pelajaran akuntansi yang diberikan oleh guru akuntansi.

b. Macam-macam Pekerjaan Rumah (PR)

LeConte (1981) dalam Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 150) mengklasifikasikan tiga macam PR, yakni:

1) Practice assignments (tugas praktik), yang menguatkan keterampilan atau pengetahuan yang baru saja diperoleh, misalnya bila murid baru belajar tentang berbagai tipe daun, mereka diminta mencari mencari contoh daun-daun tersebut di lingkungannya.

2) Preparation assignments (tugas mempersiapkan), yang dimaksudkan untuk memberikan latar belakang tentang topik tertentu. Sebagai contoh, murid dapat mempersiapkan pelajaran tetentu dengan membaca teks atau dengan mengumpulkan bahan-bahan sebelum pelajaran itu diberikan.

3) Extension assignments (tugas perluasan), yang dirancang untuk mempraktikan bahan yang sudah pernah dipelajari atau memperluas pengetahuan murid dengan mendorong mereka untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang subjek yang dimaksud setelah topik itu dipelajari di kelas. Pekerjaan Rumah menurut S. Nasution (2003: 202) dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Pekerjaan rumah sebagai belajar sendiri, misalnya mempelajari 1 bab sendiri dari buku pelajaran, mengerjakan soal-soal. Pekerjaan rumah ini akan efektif bila materi pelajaran dapat dipelajari sendiri oleh murid.

2) Pekerjaan rumah sebagai latihan, misal membuat soal-soal akuntansi yang telah dipelajari aturan-aturan dan prinsipnya. Syarat agar efektif ialah bahwa semua murid telah memahami aturan itu dan telah sanggup menerapkannya. 3) Pekerjaan rumah dapat dalam bentuk proyek, yaitu siswa

ditugaskan mengumpulkan sejumlah bahan yang berhubungan dengan suatu masalah untuk menyusun suatu laporan, membuat percobaan dan demonstrasi.

Berdasarkan penjabaran di atas macam Pekerjaan Rumah meliputi practice assignments , preparation assignments, extension assignments, Pekerjaan Rumah dalam bentuk latihan, dan Pekerjaan Rumah dalam bentuk proyek. Guru dapat memilih jenis Pekerjaan Rumah yang akan diberikan kepada siswa dengan

mempertimbangkan keadaan siswa dan tujuan yang hendak dicapai dengan pemberian Pekerjaan Rumah tersebut.

c. Maksud atau Tujuan Pekerjaan Rumah (PR)

Guru memberikan Pekerjaan Rumah untuk siswa tentu mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Pekerjaan Rumah (PR) dapat dirancang untuk memenuhi berbagai maksud, seperti (Daniels Muijs dan David Reynolds, 2008: 150):

1) Meningkatkan prestasi murid

2) Menguatkan dan memperkuat topik-topik yang diajarkan di kelas

3) Menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai 4) Mengembangkan keterampilan belajar mandiri 5) Mengembangkan disiplin diri

6) Mengembangkan keterampilan mengelola waktu

7) Melibatkan orang tua dalam membantu belajar anak-anaknya

8) Memungkinkan penyiapan belajar dan topik-topik yang akan dating

9) Mengembangkan keterampilan meneliti

10) Mereview dan pempraktikan topik-topik yang diajarkan di sekolah

11) Memperpanjang waktu sekolah

Berdasarkan tujuan-tujuan pemberian Pekerjaan Rumah di atas, dapat diketahui bahwa salah satu tujuan Pekerjaan Rumah berhubungan dengan prestasi siswa. Pekerjaan Rumah dapat menjadi salah satu cara yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Penggunaan Pekerjaan Rumah (PR) yang Efektif

Pekerjaan rumah perlu direncanakan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pekerjaan

rumah harus direncanakan oleh guru agar efektif (S. Nasution, 2003: 202-203). Pekerjaan rumah dikatakan efektif jika:

1) Pekerjaan Rumah harus diintegrasikan dengan apa yang telah dipelajari anak sebelumnya. Pekerjaan rumah harus didasarkan atas apa yang telah dikuasai oleh anak.

2) Pekerjaan Rumah harus didasarkan atas pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai oleh semua murid. Pengajaran berprogam sangat efektif sebagai pekerjaan rumah.

Guru sebagai pihak yang memberikan Pekerjaan Rumah kepada siswa perlu memperhatikan pemberian Pekerjaan Rumah tersebut. Perhatian terhadap materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa menjadi penting dalam memberikan Pekerjaan Rumah. Jika materi Pekerjaan Rumah yang diberikan belum dikuasai oleh siswa maka Pekerjaan Rumah tersebut menjadi tidak efektif dan justru bisa membuat siswa merasa kesulitan.

e. Indikator Pekerjaan Rumah (PR)

Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru mempunyai tujuan-tujuan seperti meningkatkan prestasi belajar murid, menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai, dan mengembangkan keterampilan belajar mandiri. Guru harus memperhatikan beberapa hal dalam memberikan Pekerjaan Rumah agar Pekerjaan Rumah menjadi efektif dan bermanfaat bagi siswa. Berkaitan dengan

Pekerjaan Rumah yang efektif, S. Nasution (2003: 203) menyatakan bahwa:

Pekerjaan rumah yang efektif dapat diwujudkan dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah pekerjaan rumah harus diintegrasikan dengan apa yang telah dipelajari anak sebelumnya dan pekerjaan rumah harus didasarkan atas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai oleh murid. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah frekuensi Pemberian Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru. Chen dan Ehrenberg (melalui Daniel Muijs dan Reynolds, 2008: 153) menyatakan bahwa “murid-murid yang diperintahkan oleh gurunya untuk menyelesaikan lebih banyak PR menerima nilai lebih tinggi dari gurunya”.

Guru juga perlu untuk mengecek pengerjaan Pekerjaan Rumah yang dikerjakan oleh siswa serta membahas Pekerjaan Rumah siswa di dalam kelas sekaligus melakukan koreksi terhadap pekerjaan rumah siswa. Daniel Muijs dan Reynolds (2008: 154) menyatakan bahwa:

PR mestinya selalu dikoreksi dengan baik, karena PR yang tidak dikoreksi dengan baik akan memberikan kesan kepada murid bahwa yang penting adalah menyelesaikan tugasnya, tidak peduli bagaimana caranya.

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah adanya feedback (umpan balik) dari guru. PR sebaiknya diberi nilai dan

dikembalikan kepada murid sesegera mungkin. Adanya feedback berupa nilai dari guru maka siswa akan berusaha untuk mengerjakan PR dengan baik.

Dari pemaparan teori di atas, maka dapat diketahui indikator Pekerjaan Rumah yang meliputi kesesuaian Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru dengan materi pelajaran, frekuensi pemberian Pekerjaan Rumah oleh guru, pengerjaan Pekerjaan Rumah oleh siswa, pembahasan Pekerjaan Rumah oleh guru , dan feedback berupa nilai PR yang diberikan oleh guru.

3. Minat Belajar Akuntansi