• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN TANAH SEKSI 3.1

Dalam dokumen DOKUMEN JLAN LABEAN MANIMBAYA (Halaman 190-200)

GALIAN 3.1.1 UMUM 1) Uraian

a) Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah di dalam maupun di luar Rumija (Ruang Milik Jalan) untuk pembentukan badan jalan dimana hasil galian dipergunakan untuk : (1) Pembuatan timbunan badan jalan

(2) Penimbunan kembali galian struktur dan drainase (3) Untuk dibuang

Sehingga dalam pekerjaan galian ini termasuk pekerjaan penggalian, pemuatan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan dan pembentukan sesuai rencana dari bahan tanah atau batu atau bahan lain yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.

b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan badan jalan atau pelebaran badan jalan termasuk selokan samping dan saluran air, yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa : (1) Galian biasa

(a) Galian biasa untuk material timbunan (b) Galian biasa sebagai bahan buangan (2) Galian batu

(3) Galian untuk struktur

(4) Pembongkaran perkerasan beraspal (5) Pembongkaran perkerasan beton

d) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) pembongkaran perkerasan beraspal dan pembongkaran perkerasan beton yang masih dapat dilakukan dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda).

(1) Galian biasa untuk material timbunan

Bahan galian untuk material timbunan harus memenuhi ketentuan dalam 3.2.2.4). (2) Galian biasa sebagai bahan buangan

(3) Yang termasuk bahan galian buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan atau material galian yang tidak diperlukan lagi dalam konstruksi. Galian untuk dibuang ke lokasi pembuangan akhir ditentukan dengan jarak maksimun 5 kilometer yang diukur untuk pembayaran adalah volume yang diukur di tempat galian dalam meter kubik. Kelebihan jarak per kilometer ke tempat pembuangan sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dibayar dengan harga satuan biaya tambahan sesuai Nomor Mata Pembayaran 3.1 (13).

e) Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis bila digali tanpa menggunakan alat pemecah bertekanan udara dan peledakan.

3 - 2

f) Galian untuk Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanah, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini.

Pekerjaan galian struktur mencakup : penggalian dan penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penurapan, penyokong atau cofferdam, pembuatan tempat kerja beserta pembongkarannya.

g) Pembongkaran Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama termasuk pondasi agregat dan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. h) Pembongkaran Perkerasan Beton mencakup galian perkerasan lama dengan atau tanpa

menggunakan Jack Hammer

Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.

3.1.2 PERSYARATAN

1) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah. SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium

SNI 03-1966-1989 : Metode pengujian batas plastis.

SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande.

SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer. SNI 03-6371-2000 : Tata cara pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.

SNI 03-6797-2002 : Tata cara klassifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk konstruksi jalan.

Pd T-12-2003 : Perambuan sementara pada pekerjaan jalan 2) Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini :

a) Persiapan : Seksi 1.2

b) Selokan Tanah dan Saluran Air : Seksi 2.1

c) Gorong-gorong : Seksi 2.3

d) Drainase Porous : Seksi 2.4

e) Timbunan : Seksi 3.2

f) Penyiapan Tanah Dasar : Seksi 3.3

g) Beton : Seksi 7.1

h) Pasangan Batu : Seksi 7.9

i) Pembongkaran Struktur Lama : Seksi 7.15

j) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1

k) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Jalan Berpenutup Aspal : Seksi 8.2

l) Pemeliharaan Rutin Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2

3) Toleransi Dimensi

Elevasi akhir tanah dasar untuk perkerasan jalan tidak boleh berbeda lebih dari 20 mm dari yang ditentukan dalam Gambar dan toleransi kerataan < 10 mm yang diukur dengan mistyar 3 m atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan

3 - 3

tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan. Toleransi kelandaian galian tidak boleh bervariasi lebih 10 cm dari garis profil yang ditentukan.

4) Persyaratan Bahan

a) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

(1) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan lingkup proyek harus digunakan secara efektif untuk konstruksi.

(2) Bahan galian yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan dan bahan galian yang memenuhi persyaratan tetapi berlebihan tidak diperlukan dalam konstruksi harus dibuang sebagai Bahan Galian untuk dibuang.

(3) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan dan memenuhi syarat sebagai bahan timbunan, sedapat mungkin dibuang di daerah Rumija, sedangkan bahan galian yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang di daerah Rumija bila tersedia, atau dibuang di lahan yang disediakan secara permanen oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

(4) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian yang diuraikan dalam Butir 3.2.3.1), pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan dalam Butir 3.1.5.1) b) (6) dengan memperoleh ijin tetap dari pemilik dimana pembuangan akhir tersebut akan dilakukan. b) Semua daerah galian di dalam maupun di luar Rumija harus digali sesuai dengan gambar

kerja atau shop drawing yang diajukan oleh Penyedia Jasa dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.

c) Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara

(1) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

(2) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Penyedia Jasa, bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bahan tersebut dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen.

(3) Setiap bahan galian yang ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air. (4) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia

Jasa harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

5) Persyaratan Pelaksanaan

a) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan

(1) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknis, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian paling lambat 6 hari sebelum pekerjaan dimulai.

(2) Penyedia Jasa harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai.

(3) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknik metode kerja dan gambar detil seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara yang diusulkan

3 - 4

atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.

(4) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Teknis untuk setiap galian yang telah mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.

(5) Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang digunakan, yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disampaikan oleh Penyedia Jasa untuk diperiksa oleh Direksi Teknis.

(6) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah dikupas atau digali.

b) Pengamanan Pekerjaan Galian

(1) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.

(2) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng, struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

(3) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian drainase, gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur yang terbuka.

(4) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan yang dapat membanjiri tempat kerja.

(5) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

(6) Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani, dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang ekstra ketat sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak sesuai atas setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab.

(7) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Teknis.

(8) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.3, Pengaturan Lalu Lintas harus diterapkan pada seluruh galian di Rumija.

c) Pengamanan Hasil Kerja

(1) Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap dalam kondisi yang mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi dan perendaman akibat hujan.

3 - 5

(2) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan tatacara pelaksanaan sedemikian rupa sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.

(3) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan. (4) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan harus

ditutup kembali dengan bahan yang lebih baik/kuat dari aslinya pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas.

(5) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis maka setiap pekerjaan beton harus ditutup kembali dengan bahan beton pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas setelah beton berumur 14 hari.

d) Kondisi Tempat Kerja

(1) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.

(2) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja untuk kebutuhan mandi dan cuci, berikut dengan sabun dan desinfektan yang memadai.

e) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian Yang Tidak Memenuhi Ketentuan.

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Butir 3.1.2.3) di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut :

(1) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Teknis harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang disyaratkan.

(2) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi, Teknis atau dasar galian yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, maka material yang telah rusak dibuang dan ditimbun kembali dengan material yang lebih baik sebagaimana yang diperintahkan Direksi.Teknis, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini.

(3) Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman yang melebihi yang telah ditetapkan oleh Direksi Teknis, harus diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan.dan persyaratan-persyaratan yang seharusnya.

f) Utilitas Bawah Tanah

(1) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar setiap ijin atau kewenangan lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam Kontrak.

(2) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

3 - 6

3.1.3 PELAKSANAAN

1) Prosedur Umum

a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar yang disetujui oleh Direksi Teknis dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.

c) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Teknis tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya atau sebagian dibuang dan diganti dengan bahan timbunan sesuai Butir 3.3.2.4). Bilamana bahan yang terekspos memenuhi syarat maka perlu dilakukan penanganan sesuai Butir 3.3.2.4)

d) Bilamana pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Teknis dan dipadatkan.

e) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.

f) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya sebagai yang ditetapkan oleh Direksi.Teknis.

g) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat dengan angker, baik pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.

2) Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud. Ketentuan dalam Seksi 3.3, Penyiapan Tanah Dasar, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam Seksi ini.

3) Galian untuk Struktur dan Pipa

a) Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan konstruksi sesuai gambar rencana, sehingga pengawasan dan pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.dapat dilakukan dengan cermat.

b) Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan.

c) Cofferdam atau penyokong atau pengaku yang tergeser selama pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama pelaksanaan.

3 - 7

d) Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.

e) Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.

f) Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga dapat dihindari kemungkinan terbawanya bagian bahan yang baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut. g) Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh dilaksanakan

sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor. 4) Galian pada Sumber Bahan

a) Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan atau di tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

b) Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galian lama harus memperoleh persetujuan secara tertulis dari Direksi Teknis sebelum setiap operasi penggalian dimulai.

c) Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak diperkenankan.

d) Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapat mengganggu drainase alam atau drainase yang dirancang.

e) Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, harus diratakan sedemikian rupa sehingga seluruh air permukaan dapat mengalir ke gorong-gorong berikutnya tanpa genangan.

f) Setiap aktifitas galian di area sumber bahan harus memperhatikan stabilitas lereng. 5) Permukaan Galian

Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

3.1.4 PENGENDALIAN MUTU

1) Mutu Bahan

a) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang berbeda untuk pemenuhan persyaratan bahan untuk timbunan.

b) Bahan hasil galian harus diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian struktur dan galian perkerasan jalan.

2) Mutu Galian

a) Harus memenuhi toleransi dimensi

b) Permukaan galian akhir harus sesuai gambar rencana c) Pekerjaan galian struktur

(1) Untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanah dan struktur pemikul beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan tingkat konsistensi dan informasi kedalaman muka air tanah.

3 - 8

(2) Pekerjaan yang berhubungan dengan selokan yang tidak diperkeras sebaiknya dilakukan analisis butir tanah.

(3) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan berkaitan dengan kemungkinan bahaya “piping”, terutama data ketinggian muka air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisis butir.

(4) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan Pasal 3.2.4 mengenai pengendalian mutu timbunan.

(5) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan, lokasi tempat pembuangan, harus dilakukan perencanaan kemiringan dan tinggi timbunan untuk menjamin kestabilan lereng dan pencegahan erosi.

3.1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran

a) Volume galian yang harus dibayar terdiri dari kegiatan-kegiatan :

(1) Galian untuk pembuatan badan jalan sebagai yang ditunjukan dalam shop drawing. (2) Galian batu dan galian material buangan (unsuitable material).

(3) Galian bertangga sebagai yang disyaratkan atau diperintahkan oleh Direksi Teknik. (4) Galian material tanah penutup (top soil) yang harus diamankan dan ditumpuk.

(5) Galian material dari sumber material (borow) yang disetujui Direksi Pekerjaan untuk digunakan.

(6) Galian Overburden dan material buangan lain pada daerah sumber material (borrow) yang disediakan oleh Proyek.

(7) Galian material longsoran yang longsorannya tidak disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa.

(8) Harga satuan hasil galian untuk dibuang ke lokasi pembuangan akhir ditentukan dengan jarak maksimun 5 kilometer yang diukur untuk pembayaran adalah volume yang diukur di tempat galian dalam meter kubik. Kelebihan jarak per kilometer ke tempat pembuangan sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dibayar dengan harga satuan biaya tambahan sesuai Nomor Mata Pembayaran 3.1 (13).

b) Pekerjaan yang tidak diukur untuk pembayaran terdiri dari :

(1) Galian overburden dan material yang harus dibuang dari daerah sumber material (borrow) yang disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa.

Dalam dokumen DOKUMEN JLAN LABEAN MANIMBAYA (Halaman 190-200)

Dokumen terkait