• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan umum dan Penataan Ruang a) Jalan dan Jembatan

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Total 1.901 3.950 242 139 Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2016

3) Pekerjaan umum dan Penataan Ruang a) Jalan dan Jembatan

Jalan merupakan salah satu prasarana penting dalam pengembangan suatu wilayah, jalan yang baik akan memudahkan aksesibilitas manusia, barang dan jasa. Jalan berkondisi baik adalah jalan dengan permukaan yang benar-benar rata, tidak ada gelombang dan tidak ada kerusakan permukaan jalan. Persentase jalan provinsi berkondisi baik merupakan perbandingan dari jumlah jalanprovinsi berkondisi baik dengan panjang jalan provinsi. Kondisi jalan baik di Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu tahun 2011-2015 menunjukan perkembangan yang fluktuaktif dengan kecenderungan meningkat dari sebesar 69,44% menjadi 71,97% sementara pada tahun 2016 kondisi jalan baik meningkat menjadi 73,50%. Dilihat dari panjangnya, terjadi peningkatan panjang jalan dari 679,49 km pada tahun 2011 menjadi 890,1 km pada tahun 2015. Sementara pada tahun 2016 ruas jalan berstatus provinsi mengalami perubahan yang semula (SK Gubernur No 530 Tahun 2010) sepanjang 679,49 km berubah menjadi 896,45 km (SK Gubernur No 1.863 Tahun 2016). Secara rinci terlihat pada Tabel 2.38.

Tabel 2.38.

Panjang Jalan dan Panjang Jalan Kondisi Baik di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015-2016

No Kab/ Kota Tahun 2015 Tahun 2016 Jalan Berkondisi Baik (KM) Panjang Jalan (KM) Jalan Berkondisi Baik (KM) Panjang Jalan (KM) 1. TanjungPinang 58,05 70,23 57,93 70,23 2. Bintan 100,89 162,77 107,44 139,10 3. Batam 101,45 112,35 101,45 112,35 4. Karimun 131,60 143,72 133,10 143,72 5. Lingga 130,83 206,72 133,83 236,72 6. Natuna 88,39 143,32 96,97 143,33 7. Anambas 25,90 51,00 28,16 51,00 Total 635,31 890,11 658,88 896,45

Persen Kondisi Baik 71,37% 73,50%

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan

Sesuai dengan status jalan provinsi yang baru jumlah jembatan yang akan ditangani oleh Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 161 unit dengan total panjang 4.145,70 meter, sedangkan kondisi baik jembatan ditahun 2016 sepanjang 3.261,23 meter atau 78,67%. Secara rinci terlihat pada Tabel 2.39.

Tabel 2.39.

Jumlah Jembatan dan Kondisi Jembatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016

NO KOTA/ KABUPATEN JUMLAH SAT PANJANG (Meter)

KONDISI BAIK KONDISI SEDANG & BURUK (%)

Panjang (m) % PERLU PEMELIHARAAN (Cat, Pembersihan ) PERGANTIAN ELEMEN (Pergantian Elemen) PERGANTIAN JEMBATAN (Kondisi Kritis/ Pergantian)

1 Kota Batam 33 Unit 325,40 365,67 94,8 5,12 0,00 0,00

Jembatan baru 1 Unit 60,00

2 Kota Tanjungpinang 5 Unit 725,30 1.597,61 82,9 17,02 0,00 0,00

Jembatan baru 1 Unit 1.200,00

3 Kota Bintan 9 Unit 105,10 35,03 33,3 44,44 22,22 0,00

4 Kabupaten Karimun 24 Unit 396,20 346,68 87,5 12,50 0,00 0,00

5 Kabupaten Lingga 53 Unit 660,70 498,63 75,4 13,21 7,55 3,77

6 Kabupaten Natuna 26 Unit 445,00 290,94 65,3 11,54 7,69 15,38

7 Kabupaten

Anambas 9 Unit 228,00 126,68 55,5 22,22 22,22 0,00

TOTAL 161 Unit 4.145,70 3.261,23 78,6 9,38 8,18 3,77

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan

b) Irigasi

Jaringan irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan. Kebutuhan luas area tanam potensial sebesar 4.673 Ha dan Luas realisasi tanam (Ha) di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebesar 1.432 Ha, meningkat dari tahun sebelumya sebesar 78 Ha. Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi pertanian dapat berproduksi setiap tahunnya serta dapat juga dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang bermanfaat. Persentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada menunjukkan peningkatan dari sebesar 25,91% pada tahun 2011 menjadi 30,64% pada tahun 2015, seperti terlihat pada Tabel 2.40.

Tabel 2.40.

Luas Daerah Irigasi dan Luas Realisasi Tanam Pada Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016

No Nama Daerah Irigasi (DI) Potensi Luas Daerah

Irigasi (HA)

Luas Realisasi Tanam (Ha) 1 DI Tapau (Natuna) 1.505 327 2 DI Kelarik (Natuna) 1.250 120 3 DI Jemaja (Anambas) 1.200 150 4 DI Kundur (Karimun) 428 324 5 DI Bintan 80 62 6 DI Lingga 210 210 Jumlah 4.673 1.432

Persentase Capaian 30,64 Persen

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan

irigasi. Kondisi penyediaan jaringan irigasi di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan tahun 2015 sebesar 30,64%.

c) Air Baku

Air baku merupakan air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari sumber air bawah tanah yaitu dari lapisan yang mengandung air di bawah permukaan tanah dangkal atau dalam, sumber air permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan mata air serta air laut. Persentase tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk menunjukkan peningkatan dari sebesar 36,09% pada tahun 2011 menjadi 60,60% pada tahun 2015. Adapun rincian debit andalan dan ketersediaan sumber air baku di Provin si Kepulauan Riau dapat dilihat pada Tabel 2.41.

Tabel 2.41.

Debit Andalan, Ketersediaan Sumber Air Baku, dan Kebutuhan Sumber Air Baku di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016

No Kab/Kota Debit Andalan (l/dtk) Ketersediaan Sumber Air Baku (M3/Tahun) Kebutuhan Sumber Air Baku (M3/Tahun) Persen 1 Tanjungpinang

- Sei Pulai (Tanjungpinang) - Sei Gesek (Bintan)

330,00 1.769.170 6.166.997 35,27%

2 Batam

- Waduk Nongsa - Waduk Sei Baloi - Waduk Sei Harapan - Waduk Sei Ladi - Waduk Muka Kuning - DAM Duri Angkang - Waduk Rempang

106,00 29.435.702 34.270.163 20,76%

3 Bintan

- Waduk Sei Jago (Bintan Utara) - Waduk Tanjung Uban/Sei Jeram

(Bintan Utara)

- Waduk Kolong Enam (Bintan Timur) - Waduk Lagoi (Teluk Sebing)

3.590,00 969.417 4.668.609 85,89%

4 Karimun

- Waduk Sei bati (Pulau Karimun) - Waduk Sentani (Pulau Karimun) - Waduk Tempan (Pulau Kundur) - Waduk Sidomoro (Pulau Moro) - Waduk Sidodadi (Pulau Moro)

144,00 1.316.943 6.915.314 19,04%

5 Lingga

- Tampungan air baku Dabo (Bukit Timah dan Kampung Boyan) - Tampungan air baku Daik (Bukit

Cengkeh dan Bukit Sempot) - Tampungan air baku Penuba (Tanah

Tinggi)

70,00 927.253 2.750.916 23,83%

6 Natuna

- Tampungan air baku Gunung Ranai 64,00 605.491 2.270.656 26,67%

7 Kepulauan Anambas

- Tampungan air baku Gunung Siantan 20,00 291.708 1.232.711 12,79%

Jumlah 4.324 35.315.684 58.275.367 60,60%

d) Penataan Ruang

Penataan ruang di daerah sangat penting untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota maupun keserasian dengan wilayah disekitarnya. Pengaturan mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 telah ditetapkan. Tahun 2013-2033. RTRW Provinsi telah ditetapkan dengan Perarturan Daerah No 1 Tahun 2017.

Untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 6 kota dan kabupaten telah memiliki Peraturan Daerah tentang RTRW, sedangkan Kota Batam sampai saat ini belum ditetapkan dengan Perda.

a. Kab. Karimun, ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Karimun Tahun 2011-2031

b. Kab. Anambas, ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2031

c. Kab. Bintan, ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 2 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031

d. Kab. Karimun, ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 7 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Karimun Tahun 2011-2031

e. Kab. Natuna, ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 10 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Natuna Tahun 2011-2031.

f. Kota Tanjungpinang ditetapkan dengan Parturan Daerah No. 10 tahun 2014 tentang RTRW Kota Tanjungpinang Tahun 2011-2031.

Dalam rangka implementasi kebijakan tata ruang dan sebagai perangkat operasional RTRW sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta mengacu Peraturan Pemerintah nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Kabupaten/Kota yang telah memiliki RTRW wajib menyusun rencana teknis yang dimuat dalam RDTRK.

Berkaitan dengan di wilayah laut, pemerintah daerah diharapkan memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Laut yang merupakan arahan pemanfaatan sumberdaya laut melalui pembagian kawasan laut yang meliputi kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, kawasan strategis nasional tertentu dan alur laut.

Secara rinci kinerja urusan pekerjaan umum dan penataan ruang dapat dilihat pada Tabel 2.42 dibawah ini.

Tabel 2.42.

Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2011-2016

No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Persentase Tersedianya

air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada (%)

% 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64 36,64

2. Persentase Tersedianya

air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk (%)

No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

4. Persentase jalan

berkondisi baik (%)

% 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97 73,50

5. Rasio Panjang Jalan per

Jumlah Kendaraan

0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008 72,01

A Panjang Jalan Provinsi

(km) Tanjungpinang 58,15 61,17 63,43 65,13 70,23 70,23 Bintan 162,77 162,77 162,77 162,77 162,77 139,10 Batam 78,79 87,18 93,47 98,19 112,35 112,35 Karimun 117,42 123,99 128,92 132,62 143,72 143,72 Lingga 163,62 174,39 182,47 188,54 206,72 236,72 Natuna 104,91 114,51 121,71 127,11 143,32 143,33 Kepulauan Anambas 46,50 47,63 48,47 49,10 51,00 51,00 Total 732,15 771,64 801,25 823,47 890,11 896,45 b Jumlah kendaraan (unit) Tanjungpinang 102.364 113.738 126.375 140.417 156.019 Na Bintan 71.737 79.707 88.564 98.404 109.338 Na Batam 441.141 490.157 544.619 605.132 672.369 Na Karimun 63.157 70.175 77.972 86.636 96.262 Na Lingga 21.069 23.410 26.011 28.901 32.112 Na Natuna 13.113 14.571 16.189 17.988 19.987 Na Kepulauan Anambas 0 0 0 0 0 0 Total 712.582 791.757 879.730 977.478 1.086.087 Na

6. Cakupan layanan Prima

Pembinaan Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan Laboratorium

% 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 68,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan