• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Weyl (1970), organisme pelagis adalah organisme yang hidup dikolom perairan yang jauh dari dasar perairan. Selanjutnya Nybakken (1982) menambahkan bahwa organisme pelagis adalah organisme yang hidup di laut terbuka, lepas dari dasar perairan dan disebut sebagai kawasan pelagis. Zona yang masih dapat ditembus cahaya (100-150 m), merupakan zona penting sebagi kawasan produktivitas primer yang disebut zona epipelagik. Zona dibawah epipelagik sampai kedalaman 700 m disebut zona mesopelagik, pada zona ini penetrasi cahaya kurang (keadaan gelap). Ikan-ikan yang terdapat pada kawasan pelagik terdiri dari dua kelompok, yaitu ikan holoepipelagik dan mesopelagik. Holoepipelagik adalah ikan-ikan yang menghabiskan seluruh hidupnya di daerah pelagik, seperti ikan cucut, ikan terbang, ikan tuna, ikan setuhuk dan ikan lemuru. Mesopelagik adalah ikan-ikan yang menghabiskan sebagian hidupnya dikawasan epipelagik seperti dolphin.

Kedalaman renang kelompok ikan pelagis tergantung pada struktur suhu secara vertikal. Apabila suhu permukaan air menjadi lebih tinggi, maka jenis-jenis ikan pelagis akan berenang semakin dalam. Hampir semua ikan pelagis berada dalam satu kelompok dan akan naik ke lapisan permukaan pada sore hari. Selanjutnya setelah matahari terbenam, kelompok ikan tersebut menyebar di lapisan pertengahan perairan dan saat matahari terbit akan turun menuju lapisan yang lebih dalam (Gunarso 1985). Gunarso (1985) juga menambahkan bahwa kolom perairan tersebut diduga merupakan batas aman lapisan renang (swimming layer) dari pergerakan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis kecil memiliki densitas lebih tinggi di perairan dangkal jika dibandingkan dengan laut dalam. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut

17

adalah adanya pengaruh cahaya matahari terhadap ruaya vertikal harian dari kelompok ini. Ayodhyoa (1981), melaporkan hal yang sama dengan pengecualian pada daerah upwelling yang merupakan daerah subur akibat pengangkatan zat hara ke permukaan.

Sumberdaya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah di perairan Indonesia. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya neritik, yang mempunyai sifat hidup di sekitar permukaan, seperti di daerah perairan dekat pantai (Imawati 2003). Secara umum, hampir semua jenis ikan pelagis terdapat di seluruh perairan Indonesia kecuali ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang hanya terdapat di Selat Bali dan sekitarnya.

Musim penangkapan ikan pelagis kecil yang baik di perairan Indonesia umumnya berlangsung pada peralihan musim timur ke musim barat yaitu sekitar bulan Agustus sampai Desember (Nurhakim et al. 1988).

Sama halnya dengan nelayan di perairan utara Jawa, nelayan di perairan Selat Sunda juga mengenal dan membagi musim penangkapan ikan menjadi tiga musim, masing-masing, musim barat, timur dan peralihan. Musim penangkapan ikan di daerah ini berlangsung hampir sepanjang tahun, sebab jenis alat tangkap yang digunakan relatif beragam dan musim ikan jenis tertentu juga berbeda-beda. Ikan-ikan yang berasosiasi di sekitar rumpon umumnya adalah ikan pelagis, seperti ikan layang bulat (Decapterus macrosoma.), layang panjang (Decapterus russelli), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta.), kembung perempuan (Rastelliger macrosoma), selar hijau (Atule mate), selar kuning (Selaroides leptolepis), selar bentong (Selar crumenophthalmus), lemuru (Sardinella lemuru), tembang (Sardinella fimbriata), tongkol (Auxis thazard) dan lain-lain. Jenis-jenis ini termasuk perenang cepat, beruaya cukup jauh dan sifatnya bergerombol mengelompok. Salah satu sifat ikan pelagis yaitu suka bergerombol merupakan faktor penting bagi pemanfaatan usaha perikanan komersil. Adanya sifat mengelompok ini, menyebabkan ikan dapat ditangkap dalam jumlah besar (Gunarso 1985). Tingkah laku berkelompok pada ikan pelagis juga didasarkan atas jenis dan ukuran yang berbeda pula dimana hal ini akan mempengaruhi pola tingkah laku mengelompok pada suatu gerombolan ikan(Laevastu dan Hayes 1981).

18

Gunarso (1985) menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan pelagis membentuk kelompok/ bergerombol, yaitu :

1) Sebagai perlindungan diri dari pemangsa (predator) 2) Mencari dan menangkap mangsa untuk tujuan pemijahan 3) Bertahan pada musim dingin

4) Untuk melakukan ruaya dan pergerakan serta karena adanya pengaruh dari faktor-faktor yang ada di sekitarnya.

Menurut Mathews el al. (1996), rumpon menarik tiga spesies komersial penting yaitu :

1) Madidihang (yellowfin) Thunnus albacares umumnya juvenil, tertarik dalam jumlah yang banyak dan tertangkap oleh kapal hand line kecil;

2) Layang (Decapterus spp.) di Sulawesi Utara dikenal "malalugis" ditangkap di sekitar rakit oleh mini purse seine yang dikenal dengan "soma pajeko'' yang berukuran antara 12-17 meter dengan mesin luar (motor tempel) 4 0 - 1 2 0 HP dan panjang jaring yang tidak kurang dari 200 meter.

3) Cakalang (Katsuwonus pelamis L.) kecil yang tertangkap oleh soma pajeko sebagai suatu hal yang menarik, namun sangat tidak penting karena merupakan tangkapan sampingan dari malalugis (Decapterus spp.); cakalang dipasarkan secara terpisah.

Seperti halnya produksi ikan pelagis di laut jawa, di perairan Pasuruan, Selat Sunda juga umumnya didominasi oleh beberapa jenis yang tegolong dalam tiga famili yaitu: Carangidae, Clupeidae dan Scombridae. Menurut Longhurst dan Pauly (1987), jenis-jenis karangid dan klupeid tersebut umumnya hidup di paparan benua (continental shelf) sedang sebagian jenis-jenis skombroid bersifat neritik.

2.4.1 Ikan layang

Ikan layang merupakan salah satu sumber perikanan lepas pantai yang terdapat di Indonesia. Ada lima jenis ikan layang yang ditemukan di perairan Indonesia yaitu: Decapterus russelli, Decapterus makrosoma, Decapterus kuroides, Decapterus maruadsi, Decapterus lajang. Dari kelima jenis tersebut diketahui bahwa Decapterus russelli memiliki penyebaran yang paling luas yaitu mulai dari Kepulauan Seribu hingga Pulau Bawean dan Pulau Masalembo (Nontji 1993).

19

Ikan layang memiliki bentuk badan seperti cerutu dan sisiknya sangat halus. Bentuk yang demikian memungkinkan ikan tersebut untuk berenang dengan kecepatan tinggi di laut. Ikan layang, meskipun aktif berenang tetapi terkadang juga pasif yaitu pada saat membentuk gerombolan pada suatu daerah yang sempit atau di sekitar benda-benda terapung. Ikan layang sering ditemukan suka bergerombol di sekitar rumpon dengan posisi membelakangi rumpon dan senantiasa menghadap dan menentang arus (Asikin 1985). Makanan utamanya adalah jenis avertebrata berukuran kecil.

Daerah penyebaran ikan layang ini biasanya mulai dari barat Sumatera, selatan Jawa, timur, selatan dan barat Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku serta Irian Jaya (Direktorat Jenderal Perikanan 1997).

Klasifikasi ikan layang menurut Saanin (1984), adalah sebagai berikut; Phyllum : Chordata;

Sub Phyllum : Vertebrata; Class : Pisces

Sub Class : Teleostei; Ordo : Percomorphi;

Sub Ordo : Percoidea; Divisi : Perciformes;

Genus : Decapterus,

Species : Decapterus russelli, (Rupped) Nama Indonesia : Layang

Nama Kei : Momar Merah

20

2.4.2 Ikan selar

Ikan selar termasuk dalam kelompok ikan pelagis kecil dari famili Carangidae. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1997) terdapat dua jenis ikan selar yang umumnya tertangkap di perairan Indonesia yaitu selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar crumenophthalmus).

Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) memiliki bentuk badan yang lonjong, pipih. Bagian atas tubuhnya berwarna hijau kebiruan, bagian bawah berwarna putih keperakan. Terdapat pita warna kuning keemasan membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Pada tutup insang bagian atas terdapat bintik warna gelap. Ikan selar bentong (Selaroides leptolepis) memiliki bentuk badan dan warna yang sama dengan selar kuning tetapi memiliki mata yang lebih besar dan warna sirip keabu-abuan atau pucat.

Ikan selar hijau (Atule mate) juga tennasuk famili Carangidae yang memiliki ciri hampir sama dengan ikan selar kuning. Perbedaanya pada ikan selar hijau terdapat pita warna hijau membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Memiliki adipose eyelid, kecuali pada bagian pipih yang terdapat vertical sin.

Daerah penyebaran ikanselar hijau (Atule mate) selain di Indonesia ikan ini juga terdapat di Samudera Hindia bagian barat dan timur (FAO 2002). Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar crumenophthalmus) menyebar di wilayah perairan timur Sumatera, utara Jawa, Selat Malaka, barat Sumatera, timur Kalimantan, utara dan selatan Sulawesi, Maluku serta irian Jaya (Direktorat Jenderal Perikanan 1997).

Klasifikasi selar menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordata;

Sub Phyllum : Vertebrata; Class : Pisces;

Sub Class : Teleostei; Ordo : Percomorphi;

Sub Ordo : Percoidea; Ordo : Percomorphi;

21

Sub Famili : Caranginae; Genus : Caranx;

Sub Genus : Selar

Species : Selar crumenophthlmus; Selarouides leptolepsis Nama Indonesia : Selar

Nama Kei : Kawalinya

Gamabar 3 Selar (Selarroides leptolepsis) (Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992).

2.4.3 Ikan kembung

Ada dua jenis ikan kembung yang terdapat di perairan Indonesia yaitu kembung lelaki/banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachyosoma). Ikan kembung lelaki memiliki bentuk badan yang langsing, mempunyai warna lebih cerah, punggung berwarna kehijau-hijauan dan bagian bawahnya berwarna putih kekuningan, dihiasi bintik hitam pada bagian punggungnya dari depan ke belakang. Ikan kembung perempuan memiliki bentuk badan yang lebih lebar dan pendek, berwarna biru kehijauan pada bagian punggung dan putih keperakan pada bagian perutnya. Secara umum Saanin (1984) menggambarkan ikan kembung berbentuk cerutu, tubuh dan pipinya ditutupi sisik-sisik kecil, bagian dada agak lebih besar dari bagian lainnya.

Ikan kembung (Rastelliger spp.) hidup dengan memakan, plankton (plankton feeder) sebagai makanannya. Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) memakan plankton berukuran besar tapis insang yang lebih kasar dibandingkan tapis insang yang terdapat pada ikan kembung betina (Rastrelliger neglectus)

22

yang memakan plankton berukuran kecil seperti diatom dan larva kopepoda (Nontji 1993).

Daerah penyebaran utama ikan kembung di Indonesia adalah perairan barat, timur dan selat kalimantan, selat malaka, barat dan timur Sumatera, utara dan selat jawa, nusa Tenggara utara dan selat Sulawesi Maluku serta Irian Jaya (Direktorat Jenderal perikanan 1979).

Klasifikasi kembung menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordata;

Sub Phyllum : Vertebrata; Class : Pisces;

Sub Class : Teleostei; Ordo : Percomorphi;

Sub Ordo : Percoidae; Famili : Caranggidae;

Genus : Rastrelliger, Sub Genus : Selar

Species : Rastrelliger brachyssoma, (Bleeker) Rastrelliger neglatus, (Van Kampen) Rastrelliger kanagurta, (Cuver) Nama Indonesia : Kembung

Nama Kei : Lema

Gambar 4 Ikan kembung lelaki (Rastrellige kanagurta) (Balai Penelitian perikanan laut, 1992).

23

2.4.4 Ikan tongkol

Ikan tongkol termasuk dalam famili scombridae yang umumnya hidup bergerombol. Bentuk badannya secara umum seperti cerutu dan kulit yang licin, berwarna biru keperakan. Ikan ini dikenal sebagai ikan berenang cepat dan terkuat anara ikan-ikan laut yang ada disamping ikan tenggiri (Pakpahan 1999 dalam Imawati 2003). Ikan tongkol (Auxis thazard) memakan nekton dan zoobentos sebagai makanan utamanya. Daerah penyebaran ikan tongkol di Indonesia meliputi perairan Maluku, laut sawu, Samudara Indonesia, sebelah selatan Nusa tenggara dan barat Sumatera.

Klasifikasi tongkol menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordata;

Sub Phyllum : Vertebrata; Class : Pisces;

Sub Class : Teleostei; Ordo : Percomorphi;

Sub Ordo : Percoidae; Famili : Scombridae;

Genus : Auxis thazard, Sub Genus : Tongkol

Species : Auxis thazard (Lacepede, 1802) Nama Indonesia : Tongkol

Nama Kei : Komu

24

2.4.5 Ikan tenggiri

Ikan tenggiri biasa juga disebut: Spaniard, Narrow-Barred Spanish Mackerel, Kingfish, King Makerel. Ikan tenggiri sangat digemari masyarakat baik nasional maupun internasional dan di Indonesia ikan tenggiri merupakan komoditas ekspor.

Ikan tenggiri termasuk dalam kelas: Atinopterygii, Ordo: Percifformes, Famili: Scombridae, Genus: Scomberomorus, Spesies: Scomberomorus commerson.

Distribusi ikan tenggiri di seluruh dunia tersebar pada daerah: Pasific Barat: Laut Merah dan Afrika Selatan sampai Asia Tengggara, Utara sampai ke Cina dan Jepang dan dari Australia Utara sampai Tenggara, Fiji serta laut Maditerania Timur, Tenggara Atlantik: Pulau St. Helena dengan lintang 40 U – 45 S (Okiyama 1993), temperature 18 – 31 C (65 – 88 Farenheit). Adanya ikan tenggiri di Laut Mediteranian bagian timur disebabkan migrasinya ikan-ikan yang berada di Laut Merah masuk ke perairan tersebut melalui Teruan Suez, yang dikenal dengan lessepian migration. Ikan tenggiri adalah salah satu ikan Lessepian dari 54 species ikan yang diketahui, nama tersebut diambil dari nama orang Perancis yang membangun terusan suez yaitu Ferdinand de Lesseps. Ikan tenggiri di daerah ini pertama kali dicatat sejak tahun 1935 dan sekarang umumnya didapatkan pada penangkapan dengan jarring dan pukat cincin (Golani 1988). Selanjutnya dikatakan bahwa tenggiri diderah mediteranian populasi semakin meningkat dan juga merupakan competitor dari indigenenous species Argyrosomus regius yang merupakan ikan yang biasa ditangkap sebagai ikan komersil di Israel, yang sejak tahun 1980 an sudah hampir punah. Kedua ikan ini merupakan picivora sehingga keduanya menggunakan niche yang sama.

Klasifikasi tenggiri menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordata;

Sub Phyllum : Vertebrata; Class : Pisces;

Sub Class : Teleostei; Ordo : Percomorphi;

25

Famili : Scombridae;

Genus : Scomberomorus commersoni, Sub Genus : Tenggiri

Species : Scomberomorus commersoni (Lacepede, 1802) Nama Indonesia : Tenggiri

Gambar 6 Tenggiri (Scomberomorus commersoni) (Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992).

Dokumen terkait