• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Realisasi Tahun Sambaliung/Sei Bangun, UPTD Kebun Bibit dan Hortikultura di Kecamatan GunungTabur/Birang, UPTD. RPH dan RPU di Gunung Tabur, dan UPTD Pembibitan Ternak di Teluk Bayur/ Labanan Jaya dengan masing-masing indikator kinerja secara

umum dapat terlaksana dengan cukup baik. Masing-masing indikator dijelaskan sebagai berikut:

(1) Ketersediaan Stok Bibit ke Penangkar prosentase capaian kinerja tahun 2017 adalah 16,25%. Dari target yang direncanakan sebanyak 8 ton/tahun, hanya terealisasi 1,3 ton dan terjual 1.230 kg (1,23 ton).

Benih untuk perbanyakan padi sawah dilokasi kebun UPTD Bebanir Bangun adalah Benih label kuning dan label putih. Benih label kuning 10 kg tidak dapat dibeli karena harus pesan di Balai Besar Padi Sukamandi-Jawa Barat, benih label putih 60 kg dapat dibeli karena tersedia di Balai Benih Induk Samarinda.

Kegiatan perbanyakan padi sawah dilokasi kebun UPTD Bebanir Bangun seluas 2 ha tidak dapat berproduksi secara maksimal karena adanya Serangan OPT ; Tikyus, Burung, Walang Sangit, dan Hama Putih Palsu. OPT resisten terhadap pestisida. Hama tikus paling sulit dikendalikan dan tingkat serangannya tinggi.

(2) Perbanyakan Bibit Unggul Pertanian mencapai prosentase pada Tahun 2017 100% yaitu menghasilkan 1 jenis bibit langsat/duku dan dapat terjual 418 pohon.

Secara keseluruhan kegiatan pendukung untuk kegiatan operasional UPTD yaitu pengadaan bahan kimia (Herbisida, Fungisida, Insektisida), pupuk (NPK Mutiara, Pupuk Kandang) dan peralatan pertanian (saron, pisau okulasi, polybag, gunting okulasi, pisau okulasi, plastik pembungkus okulasi, mulsa hitam perak, terpal), serta bahan-bahan lain (tanah, pasir, batang bawah duku) dapat terlaksana dengan baik.

Selain itu beberapa kegiatan lain sebagai pendukung kinerja UPTD dengan melaksanakan pelatihan ke 4 penangkar disekitar kantor UPTD dan 1 penangkar di Rinding.

(3) Meningkatnya Sarana dan Prasarana RPH dan RPU prosentase capaian kinerja tahun 2017 adalah 100% dengan pengadaan gerobak dorong 2 unit dan pencetakan karcis retribusi pemakaian tempat pemotongan/karcis retribusi RPH.

Tahun 2017 pendapatan retribusi RPH mencapai 65.656 ekor dan retribusi RPU mencapai 700.316 ekor.

Secara keseluruhan kegiatan operasional di RPH dan RPU pada tahun 2017 dapat terlaksana dengan baik dan lancar, tetapi karena ada sedikit masalah keamanan pada malam hari, maka pada akhir tahun 2017 mendapatkan lagi anggaran tambahan untuk pengadaan Portable Water Pump, Transportable Water Pump, Genset, CCTV, Sumur Bor dengan Pompa dan Bangunan Pos Jaga.

(4) Pembinaan Pelaku Usaha Peternakan prosentase capaian kinerja tahun 2017 adalah 100% sebanyak 150 orang pelaku usaha. Pelaku usaha terdiri dari pengusaha sapi potong dan kambing komersial, pengusaha ternak ayam petelur komersial, pelaku usaha kemitraan ayam pedaging, peternak ayam ras komersial/mandiri, dan peternak ayam buras komersial.

Secara keseluruhan kegiatan operasional UPTD pembibitan ternak dapat berjalan dengan baik, dukungan lahan HMT 0,5 ha telah dibuka dan siap digunakan, serta tersedianya pengadaan racun rumput dan pupuk organik.

UPTD Balai Benih Padi dan UPTD Kebun Bibit dan Hortikultura mendapatkan alokasi dana untuk tahun 2017 masing-masing sebesar Rp 300.000.000,- (DPPA : Rp 303.000.000,-) (Tiga Ratus Tiga Juta Rupiah) dan 300.000.000,- (DPPA : Rp 321.700.000,-) (Tiga Ratus Dua Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah) dan terealisasi masing-masing sebesar Rp 270.373.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah) atau 89,23% dan Rp 304.055.500,- (Tiga Ratus Empat Juta Lima Puluh Lima Ribu Lima Ratus Rupiah) atau 94,51% (Tabel 8).

5. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Program, Kegiatan dan Anggaran Pertanian dan Peternakan Tahun 2017

A. Program pelayanan administrasi perkantoran

- Kurangnya otomatisasi perkantoran yaitu kurang optimalnya penggunaan teknologi atau peralatan kantor secara elektronik dalam melaksanakan pekerjaan kantor.

- Tidak adanya anggaran yang tersedia untuk pembelajaran / diklat

B. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

- Tidak adanya criteria dan spesifikasi standar pada sarana dan prasaana yang di gunakan pada setiap OPD sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antar OPD.

- Bangunan kantor yang tidak memadai dikarnakan sudah tidak repesentatif, tidak layak dan tidak dapat mengakomodir jumlah ASN yang ada sehingga terganggunya layanan kepada masyarakat dan tidak mampu mendukung dan menjalankan pekerjaannya dengan baik.

C. Program peningkatan Pengembangan system pelapora ncapaian kinerja dan keuangan -

D. Program Peningkatan Kesejagteraan Petani

- Perbanyakan/Penangkaran Benih Padi Sawah Varietas Unggul 30 ha di Labanan Jaya (7,5 ha), Merancang Ulu (7,5 ha), Semurut (7,5 ha) dan Tanjung Perangat (7,5 ha) dengan jumlah benih padi masing-masing sejumlah 187,5 kg disertai dengan kelengkapan Pupuk Urea masing sejumlah 1.125 kg dan Pupuk NPK masing-masing sejumlah 1.500 kg

- Peningkatan Provitas Padi Inbrida 1.027 ha berupa Pengadaan Pupuk NPK di Buyung-Buyung 15.000 kg, Biatan Ilir 5.000 kg, Merancang Ilir 5.000 kg, Tumbit Dayak 9.250 kg, dan Merancang Ulu 5.000 kg.

- Pengembangan Padi Lahan Kering Vareitas Lokal dan Pengembangan Kedelai tidak dilaksanakan karena keterbatasan benih padi lahan kering varietas lokal, varietas benih padi lahan kering dari luar daerah tidak cocok dengan agroklimat Kabupaten Berau, benih kedelai bersertifikat belum diproduksi oleh penangkar di Kabupaten Berau, dan jika benih kedelai mendatangkan dari luar daerah rentan mengalami kerusakan

E. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

- Meningkatnya Produksi Padi Palawija, prosentase capaian tahun 2017 adalah 141,36% terfokus pada produksi padi sawah, padi ladang dan jagung

F. Peningkatan Produksi Pertanian

- Pembuatan Jalan Produksi prosentase capaian pada Tahun 2017 adalah 86,90%. Kegiatan Peningkatan Infrastruktur Pertanian yang dibuat yaitu Jalan Produksi target 7.635 m dan Peningkatan Kapasitas Jalan Produksi 2.000 m.

Untuk pembuatan Jalan produksi hanya dapat terealisasi sepanjang 6.635 m di Kelurahan Sambaliung 1.000 m, Biatan Ilir 2.000 m, Campur Sari 2.000 m dan Tembudan 1.635 m. Di Kelurahan Sambaliung tidak dapat terealisasi 1.000 m dikarenakan lahan masuk HGU; dan Peningkatan Kapasitas Jalan Produksi 2.000 m juga tidak dapat terlaksana karena kurangnya koordinasi dan komunikasi langsung dengan pihak ULP

- Pembuatan Saluran Tersier prosentase capaian pada Tahun 2017 adalah 100%. Pembuatan saluran irigasi tersebut dilaksanakan di Gurimbang 1.000 m dan Tasuk 1.000 m. Semua dapat terealisasi dengan baik karena adanya

dukungan dari kelompok tani yang aktif, anggota kelompok konstan budidaya padi, palawija dan hortikultura, dan petani yang dilalui saluran tersebut sangat mendukung kegiatan ini;

- Optimasi Lahan prosentase capaian pada Tahun 2017 adalah 50%. Optimasi lahan yang ditargetkan seluas 40 Ha di Kampung Biatan Ilir dan Karangan, hanya dapat terealisasi 20 Ha di Biatan Ilir. Beberapa hal yang menyebabkan tidak dapat terealisasi di Karangan 20 Ha karena tidak adanya lahan sawah di wilayah tersebut, lokasi yang direncakan masuk wilayah Biatan Ilir. Pada tahun 2017 telah dilakukan koordinasi oleh petugas untuk melakukan musyawarah antara kampung Biatan Ilir dengan Karangan tentang penggunaan lahan masyarakat Kampung Karangan di wilayah Kampung Biatan Ilir. Tetapi hingga akhir tahun 2017 masih belum ada kesepakatan oleh Kepala Kampung Biatan Ilir tentang eksistensi lahan

- Pengadaan Hand Traktor dan Perontok Multiguna prosentase capaian pada Tahun 2017 adalah 100%. Hand Traktor sebanyak 4 unit diserahkan kepada Kelompok Tani Harapan Makmur 1 unit (Teluk Bayur), Kelompok Tani Pantai Harapan 1 unit (Bebanir Bangun), Kelompok Tani Sepakat 1 unit (Sambaliung), dan Kelompok Tani Jaya Kasih (Sambaliung).

G. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

- Operasional Pusat kesehatan Hewan prosentase capaian kinerja tahun 2017 adalah 100% dilaksanakan di 4 pos pelayanan kesehatan hewan. Kegiatan operasional dapat terlaksana dengan baik karena adanya kerjasama dan dukungan petani / peternak serta petugas lapangan, ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan hewan juga dipersiapkan seperti Spuit Dysposable 10 ml : 1.000 buah dan Spuit Dysposable 1 ml : 500 buah

H. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

- Tersedianya Bibit Ternak Hasil Inseminasi Buatan prosentase capaian pada tahun 2017 adalah 127%. Melalui kegiatan Peningkatan Mutu Genetika Bibit Ternak ditargetkan dalam setahun bibit ternak hasil IB 300 ekor, dan realisasi sampai dengan akhir tahun bisa mencapai 381 ekor. Pencapaian realisasi ini sangat didukung dengan anggaran yang tersedia terutama untuk pengadaan N2 Cair sebanyak 2.000 liter. N2 (Nitrogen Cair) berfungsi sebagai bahan untuk membekukan sperma dalam straw dengan suhu beberpa derajat dibawah nol;

I. Peningkatan Hasil Pemasaran Produksi Peternakan

- Pendataan dan Redistribusi Ternak Pemerintah prosentase capaian pada tahun 2017 adalah 104%. Jumlah ternak yang berhasil diredistribusi sebanyak 104 ekor lokasi di Melati Jaya, Merasa, Bukit Makmur, Kayu Indah, Pandan Sari, Bukit Makmur Jaya, Harapan Jaya, dan Suaran

J. Peningkatan Produksi Peternakan

- Sarana dan Prasarana Teknologi Tepat Guna prosentase capaian pada Tahun 2017 adalah 100%. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat Guna meliputi Belanja Hormon Gertak Birahi 100 Botol, Container 1,5 XTL 4 unit, Container 10 XT 1 unit dan Sarung Container 1 XT. Semuanya digunakan sebagai upaya peningkatan produksi peternakan di Kabupaten Berau;

K. Pengendalian Hama Terpadu

- Pengadaan stok pestisida sebanyak 75 botol Kuproxat 345 SC, 56 botol Decis 25 EC, 55 bungkus Dithane M-45, 105 botol Dharmabas 500 EC, dan 120 botol Curacron 500 EC untuk pengendalian di beberapa kampung sesuai dengan laporan serangan OPT diantaranya di Sukan Tengah, Tanjung Perangat, Maluang, Purnasari Jaya, Tasuk, Buyung-Buyung, Labanan, Bebanir Bangun, dan Talisayan;

Permasalahan Program Prioritas Berdasarkan RPJMD Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Berau Tahun 2016 – 2021

Pembangunan pertanian tidak bisa berdiri sendiri melainkan melibatkan banyak sektor terkait. Koordinasi antar sektor sudah sering dilakukan,hanya saja mengintegrasikan secara fisik kegiatan antar sektor masih sulit dilaksanakan.

Permasalahan tersebut diatas, menyebabkan tingkat produksi, produktivitas, mutu dan daya saing pertanian tanaman pangan, hortikultura dan Peternakan belum mencapai titik optimal. Karena itu permasalahan tersebut perlu diatasi secara berkesinambungan serta menjadi fokus program pengembangan pelayanan SKPD pada tahun 2016–2021.

Solusi Program, Kegiatan dan Anggaran Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2017 Pembangunan pertanian peternakan tidak dapat dilakukan sendiri oleh sub sektor pertanian dan peternakan tapi harus didukung oleh seluruh sektor yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyediaan prasarana sumber daya air yang menjadi kewenangan dan tugas Pekerjaan Umum (PU) seperti pembangunan waduk, bendungan, jaringan daerah irigasi dan rawa, normalisasi sungai), BKPP (penyuluhan, sistem penyuluhan dan diversifikasi pangan), BPTP (terkait dengan kajian teknologi budidaya), Perindagkop (terkait dengan pemasaran), Perguruan Tinggi (pengembangan teknologi tepat guna), BUMN (ketersediaan pupuk dan distribusinya) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kemitraan dari jajaran pemerintah Kabupaten/Kota dalam meningkatkan produksi dan produktivitas di wilayah juga sangat diperlukan mengingat mereka secara langsung berada digaris depan dalam menggerakkan petani di wilayahnya masing-masing.

Solusi Program Prioritas Berdasarkan RPJMD Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.

Berau Tahun 2016 – 2021

Prospek berinvestasi di Kabupaten Berau inisangat terbuka lebar, selain itu Berau memiliki obyek wisata yg tidak kalah dengan daerah lain dan sudah termashur di mancanegara dan memiliki unggulan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dan juga perlu didukung adanya pelayanan peizinan yang harus lebih baik lagi selain itu juga harus ditingkatkan sarana, prasarana dan infrastruktur yang harus ditingkatkan lagi.

BAB. III

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

No Dasar Instansi OPD Yang Program/ Anggaran Realisasi Sumber Permasalahan Solusi

Hukum Pemberi Melaksanakan Kegiatan (Rp.) Keu (%) Fisik (%) dana

1. UU No. 17 Tahun 2003

Ditjen Tanaman

Pangan

Dinas Pertanian dan Peternakan

Program Peningkatan Produksi, Produkstivitas

APBN 2017

- Keterbatasan benih Litbang sampai habis kontrak pelaksanaan - Jadwal tanam

yang tidak sesuai dengan pengadaan

Benih Litbang diganti dengan Hibrida Umum 3 yaitu BISI 226

Tentang Keuangan Negara dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

UU No. 1 Tahun 2004 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka

199,850,000 36.11 36.11 Tentang Perbendaharaan

Negara Kacang dan Umbi

UU No. 18 Tahun 2016 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

5,842,335,000 87.27 87.27

Tentang APBN TA. 2017 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada

142,555,000 87.31 87.31

Ditjen Tanaman Pangan

BAB. IV

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

a. Kerjasama Antar Daerah

No Kebijakan Realisasi Kegiatan Permasalahan dan Solusi

b. Kerjasama dengan Pihak Ketiga

No Kebijakan Realisasi Kegiatan Permasalahan dan Solusi 1 Kerjasama dengan

TNI

5.184.000.000 ( 100

% )

- Adanya Review dari DPR RI

- Adanya pergantian jabatan di instansi terkait

- Cuaca dan vegetasi yang berat

c. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah

No Kebijakan Realisasi Kegiatan Permasalahan dan Solusi 1.

2.

KPPN

BPS Kabupaten

Rekonsiliasi dan SPJ Keuangan

Rekonsiliasi

- Biaya standarisasi masih tergolong rendah

- Sering terjadinya revisi pagu DIPA dari Kementan RI yang berdampak pada penyusunan POK pada tingkat Satker

d. Realisasi Tugas Pembantuan

Realisasi Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2017 pada Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau adalah sebesar Rp. 5.295.093.267,00 atau 85,02% dari dana yang tersedia dalam DIPA sebesar Rp 6.184.740.500,00 dengan rincian sebagai berikut :

1.1. Realisasi Program dan Kegiatan 2017

1. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

1.1. Dengan kode 06.1761 Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, dengan anggaran sebesar Rp. 199.850.000 dan realisasinya sebesar Rp. 72.166.800 atau 36,11% kegiatan ini lebih

diprioritaskan pada CP/CL, dengan standar perjalanan yang tidak tersedia di DIPA, sehingga menggunakan anggaran APBD II.

1.2. Dengan kode 06.1762 Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, dengan anggaran sebesar Rp. 5.842.335.000 dan realisasinya sebesar Rp. 5.098.455.767 atau 87,26% adapun hasil yang dicapai terpenuhinya benih Jagung dan Benih padi guna menunjang kegiatan pertanian.

1.3. Dengan kode 06.1766 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan, dengan anggaran sebesar Rp. 142.555.000 dan realisasinya sebesar Rp. 124.470.700 atau 87,31%

adapun yang dicapai tersedianya laporan Administratif kegiatan.

E. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Program, Kegiatan dan Anggaran TP Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau Tahun 2017

A. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi - Tidak tersedianya anggaran perjalanan dinas,

- Standarisasi biaya perjalanan yang dibawah standar APBD II

B. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

- Ketersediaan benih dari litbang yang belum bisa memenuhi kebutuhan pertanian C. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan

- Fasilitas pelaporan yang belum memadai

- Belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat dikarenakan kurangnya anggaran dan terbatasnya SDM.

BAB. V

PRESTASI YANG DI RAIH TAHUN 2017

BELUM ADA

BAB. V

POTENSI DAERAH PERTANIAN DAN PETERNAKAN 1. Potensi Pertanian

Data BPS menunjukkan bahwa luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah sampai tahun 2015 mengalami penurunan. Untuk padi ladang, produksi dan luas panen juga mengalami penurunan.

Luas panen, produksi dan produktivitas jagung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Budidaya jagung di Kabupaten Berau didominasi oleh jagung manis yang dipanen muda. Hal ini terjadi karena tingginya permintaan untuk jagung panen muda serta harganya relatif lebih tinggi disbanding harga jual jagung pipilan kering.

Namun demikian, untuk jagung yang dipanen muda ini,produksinya tidak dapat masuk dalam pencatatan BPS (BPS hanya mendata produksi jagung pipilan kering).Luas panen dan produksi kedelai cenderung fluktuatif, disebabkan budidaya kedelai memerlukan kemampuan dan perhatian serius sejak turun benih sampai panen dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Disamping itu, kedelai impor yang membanjiri pasar menyebabkan kedelai lokal kalah bersaing dalam hal kualitas dan harga. Tetapi dari sisi produktivitas terjadi kenaikan karena adanya bantuan benih, pupuk dan pestisida sumber dana APBD Provinsi, APBD Kab/Kota dan APBN.

2. Potensi Peternakan

Berdasarkan evaluasi pertumbuhan dan perkembangan populasi ternak untuk beberapa komoditi terlihat pertumbuhan dengan tren meningkat seperti pada ternak sapi potong, kerbau dan ternak kambing. Hal ini lebih disebabkan oleh intervensi kegiatan yang bersifat bantuan fisik ternak, peningkatan pengetahuan peternak dalam manajemen pemeliharaan, penyediaan pakan, dan penanggulangan penyakit ternak serta diintensifkannya program Inseminasi Buatan (IB). Selain itu juga peningkatan ini juga tidak lepas dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Berau.

Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat pada Tabel 2.3.2.1 berikut:

Tabel 2.3.2.1.1. Capaian Pertumbuhan dan Perkembangan Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Berau kurun waktu 2009-2015

Tahun Sapi

Potong (ekor)

Kerbau (ekor)

Kambing (ekor)

2009 9.869 125 7.607

2010 10.972 171 5.830

2011 8.426 141 7.163

2012 9.763 161 5.754

2013 11.573 212 5.744

2014 12.580 289 7.766

2015 13.120 377 8.968

Data tersebut dapat menunjukkan bahwa perkembangan ternak ruminansia dari tahun ke tahun terjadi peningkatan namun pada tahun 2011 terjadi penurunan populasi

ternak sapi dan kambing hal ini dikarenakan ternak kambing pada tahun ini mengalami penurunan angka kelahiran dan pemotongan yang sangat tinggi serta permintaan luar Kabupaten Berau yang cukup besar.

BAB. VI PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja, evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaiakan pelaksanaan program/kegiatan dimasa yang akan datang

Perolehan capaian indikator kinerja terhadap sasaran selama tahun 2017 cukup variatif, ada sasaran yang menunjukkan prosentase capaian cukup tinggi dan ada sasaran yang menunjukkan prosentase capaian yang cukup rendah

2. Saran

Evaluasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif sebagai ukuran keberhasilan masing-masing tingkatan dalam perencanaan tahunan, penganggaran, pengukuran dan pelaporan terdapat keterkaitan yang baik sehingga mudah dalam mengukur, mengevaluasi dan menilai kinerja

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau

Ir. Suparno Kasim NIP. 19590115 198603 1 010

Dokumen terkait