• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan KAMBIUM di GKI Salatiga ditinjau dari perspektif Pendidikan Orang Dewasa menurut teori Leon McKenzie

Dalam dokumen T1 712010052 Full text (Halaman 32-36)

BAB. IV PELAKSANAAN KAMBIUM DI GKI SALATIGA DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN ORANG DEWASA MENURUT TEORI MALCOM

IV.II Pelaksanaan KAMBIUM di GKI Salatiga ditinjau dari perspektif Pendidikan Orang Dewasa menurut teori Leon McKenzie

Di dalam GKI Salatiga sendiri, pada awalnya gereja sudah meneliti dan melihat kebutuhan serta minat warga dewasa di dalam gereja, sehingga dari kebutuhan itu gereja melalui Komisi Dewasanya merencanakan berbagai program untuk menjawab kebutuhan mereka, yaitu salah satunya melalui komunitas KAMBIUM. Namun dari situasi yang ada, pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh pengajar melalui bahan-bahan KAMBIUM, lebih banyak ke arah yang sifatnya teologis sedangkan yang sifatnya sekuler kurang begitu nampak. Hal ini terlihat dari data-data di atas yang didapatkan oleh penulis, salah satu diantaranya: tujuan yang direncanakan oleh gereja bagi warga dewasa, yaitu jemaat/peserta dapat memuridkan kepada orang lain dan mengembangkan persekutuan yang lebih dalam diantara warga dewasa. Warga dewasa diarahkan untuk memahami ajaran-ajaran pokok kekristenan, menumbuhkan iman, mengembangkan spiritualitas, diajarkan bagaimana memperkenalkan Kristus kepada orang lain, mengembangkan persekutuan sesama anggota jemaat dan lain sebagainya. Di hal lain, gereja tidak mengikutsertakan warga dewasa dalam penentuan serta evaluasi program. Hal ini yang disampaikan oleh pengurus (Komisi Dewasa dan KAMBIUM) maupun peserta. Ini juga yang disampaikan oleh Mckenzie mengenai observasinya terhadap Pendidikan Orang Dewasa dalam konteks gereja. McKenzie mengatakan bahwa program untuk kegiatan warga dewasa, disusun oleh majelis gereja/pengurus warga dewasa saja tanpa mengikutsertakan orang dewasa terlibat didalamnya, begitu juga dengan program-program yang dibuat, gereja masih terpaku pada isi teologis dengan mengesampingkan semua kekhawatiran dewasa lainnya. Dengan kata lain, kebutuhan teologis saja yang dipusatkan oleh gereja sedangkan kebutuhan sekuler tidak begitu diperhatikan.

Kurangnya gereja memperhatikan kebutuhan sekuler dari warga dewasa karena selama ini, para pengurus dan pengajar lebih banyaknya melakukan interaksi dengan peserta orang

21

dewasa di dalam kelas KAMBIUM saja66, sedangkan di luar kelas jarang sekali karena kesibukan kerja, tempat tinggal yang berbeda dan lain sebagainya, sehingga intensitas pertemuan di antara mereka sangat minim. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan warga dewasa serta kebutuhan mereka yang lebih banyak di luar kelas tersebut, tidak dapat diketahui oleh pengurus maupun pengajar secara mendalam. Hal ini juga yang dikatakan oleh Tough mengenai

fenomena “gunung es”. Tough mengtakan bahwa puncak gunung es yang terlihat di atas air,

digambarkan sebagai belajarnya nara didik/warga dewasa yang terlihat oleh fasilitator, yang pembelajarannya terjadi diwaktu kelas. Dalam fenomena ini, pertumbuhan dan perkembangan kedewasaan warga dewasa serta kebutuhan mereka lebih sedikit diketahui oleh fasilitator. Sedangkan bagian gunung es yang ada di dalam air, digambarkan sebagai belajarnya nara didik/warga dewasa yang tidak terlihat oleh fasilitator dan biasanya proses belajar terjadi di luar kelas. Dalam fenomena ini, pertumbuhan dan perkembangan kedewasaan warga dewasa serta kebutuhan mereka sangat banyak dan ini yang seringkali tidak diperhatikan oleh fasilitator. Padahal kalau pengurus KAMBIUM dapat melihat, mengetahui serta memfasilitasi kebutuhan peserta/warga dewasa, baik secara individu maupun kelompok didalam kehidupan mereka, maka akan sangat membantu sekali dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas. Hal ini yang dijelaskan oleh Griffin, bahwa Fasilitator bertanggungjawab memberikan kenyamanan bagi peserta didik, mengklarifikasi dan mengidentifikasi sumber daya yang ada serta mendorong dan mendukung setiap kegiatan yang relevan dan memungkinkan dapat diikuti oleh peserta KAMBIUM. Bagi peserta didik dapat mengikuti pembelajaran di kelas dengan sangat baik. Mereka mengambil apa yang mereka inginkan dalam proses pembelajaran berdasarkan situasi mereka. Kebutuhan dan kepentingan warga dewasa dapat memainkan peran utama dalam menentukan jenis sikap, keterampilan dan pengetahuan seperti apa yang akan diperoleh. Pengetahuan atau keterampilan yang dipandang, memiliki nilai untuk peserta didik dan hal itu merupakan dasar utama untuk kepuasan.

Namun, mengenai program yang berkaitan dengan misi gereja, menurut penulis ada perbedaan di dalamnya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh McKenzie bahwa “program Pendidikan Orang Dewasa dibangun dan dikembangkan tanpa memperhitungkan sungguh-sungguh keseluruhan misi gereja”, mengalami beberapa perubahan ke arah yang lebih baik.

Memang pada dasarnya benar tetapi kesimpulannya program-program yang dibuat tidak seterusnya tetap sampai dengan saat ini melainkan sedang mengalami perubahan terus-menerus. Sebagaimana gereja terus mengikuti perubahan zaman, maka program-program yang dibuat juga

66

Kelas KAMBIUM yang dimaksud adalah melalui kelompok besar atau pertemuan umum dan kelompok kecil, yang sudah di bagi beberapa orang dalam kelompok tersebut.

22

tentu mengalami perubahan. Hal ini yang dilakukan oleh GKI Salatiga. Gereja berusaha dan bekerja keras untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan visi-misi gereja. Lewat KAMBIUM, gereja berusaha untuk menumbuhkan spritualitas jemaatnya, menumbuhkan rasa persaudaraan lewat persekutuan, memberikan kesempatan kepada jemaat untuk terlibat dalam pelayanan gereja, melayani sesama yang membutuhkan dan membagikan kabar sukacitanya kepada semua orang. Dari situasi di atas, dapat diketahui bahwa KAMBIUM dapat memungkinkan arti hidup tersedia bagi warga dewasa yang digambarkan sebagai Allah sendiri, yaitu suatu dasar yang memberi arti kepada kehidupan manusia secara menyeluruh. Disini bisa dilihat bahwa KAMBIUM berusaha menumbuhkan iman seseorang untuk lebih memahami akan kehidupan

23 BAB. V Penutup

Amanat yang Tuhan berikan kepada gereja untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam menyampaikan kabar baik serta menghimpun anggota jemaat agar dapat berkembang dengan baik, perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh gereja. Tugas Pendidikan Agama Kristen menjadi sangat penting dilakukan oleh gereja, agar dapat mendidik, mengajarkan serta mengarahkan kepada warga jemaatnya mengenai nilai-nilai kekristenan. Terkshusunya bagi warga dewasa dalam gereja, mereka adalah orang Kristen garis depan yang menghadapi dunia ini dengan segala tantangannya, terutama dalam pekerjaannya masing-masing. Mereka membutuhkan pendidikan dan pembinaan dalam gereja agar mereka dapat hidup sebagai orang Kristen yang bertanggung jawab dalam dunia kerjanya. Oleh karena itu, perlunya gereja memperhatikan dengan serius berbagai kebutuhan serta minat warga dewasa itu sendiri baik itu kehidupan mereka di dalam gereja serta di luar gereja itu sendiri, agar program yang dibuat dapat berjalan dengan maksimal.

Setelah dibahas dan dianalisa oleh penulis terhadap pelaksanaan KAMBIUM sebagai salah satu usaha gereja dalam mengembangkan Pendidikan Agama Kristen warga dewasa, maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh gereja, diantaranya: didalam menyusun program Pendidikan Agama Kristen bagi warga dewasa, perlunya gereja bersama pengurus melakukan survei terlebih dahulu mengenai kebutuhan (teologis dan sekuler) serta minat warga dewasanya secara mendalam sebelum program dibentuk dan dilaksanakan, agar dapat menjawab kebutuhan serta minat orang dewasa baik itu di dalam maupun di luar gereja. Ketika kebutuhan serta minat mereka terjawab, maka dengan sendirinya warga dewasa akan sangat antusias mengikuti kegiatan KAMBIUM yang dilaksanakan dan secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan iman mereka kepada Tuhan. Kebutuhan teologis dan sekuler sama-sama penting. Oleh karena itu dua-duanya harus berjalan seimbang.

Setelah mengetahui kebutuhan serta minat warga dewasa, gereja dapat merancang sendiri bahan pembelajaran untuk warga dewasa dengan tetap menggunakan bahan KAMBIUM yang ada sebagai patokan, namun tidak serta merta mengambil utuh dari bahan KAMBIUM. Artinya, setiap bahan yang dipakai dapat disesuaikan dengan konteks gereja serta kondisi warga jemaat dewasa itu sendiri, agar dapat terlaksana dengan baik.

Hasil survei yang ditemukan, perlu disosialisasi kembali oleh gereja kepada warga dewasa, sehingga mereka merasa diperhatikan. Namun yang paling penting adalah dalam setiap penentuan serta evaluasi program/kegiatan, perlunya pendeta, majelis dan pengurus komisi dewasa, melibatkan warga dewasa didalamnya, agar dapat memutuskan dan mengembangkan program yang telah terbentuk secara sepihak.

24

Dalam dokumen T1 712010052 Full text (Halaman 32-36)

Dokumen terkait