• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan teknis yang dilakukan penulis adalah sebagai karyawan harian lepas (KHL). Kegiatan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi tersebut dilakukan pengecekan karyawan dan pembagian ancak panen untuk setiap pemanen. Namun tidak semua pemanen mendapatkan ancak panen, tergantung pada hasil taksasi produksi, kebutuhan pemanen, dan kondisi pemanen itu sendiri. Bagi pemanen yang tidak mendapatkan ancak panen dialihkan untuk kegiatan penunasan kelapa sawit, babat gulma, perawatan bunga ulat api, serta sensus tanaman. Semua kegiatan kerja dilakukan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Pemanenan

Panen merupakan satu kegiatan utama yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktifitas tanaman, sebaliknya kegagalan panen akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pemanenan kelapa sawit adalah pemotongan/turunnya tandan buah kelapa sawit yang sudah matang (tingkat kematangan yang sesuai dengan yang telah ditetapkan) dari pohonnya dan akan diangkut ke pabrik pengolahan dengan cara dan waktu yang tepat (pusingan panen dan transpor) tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman (Pahan 2010). Panen dan produksi kelapa sawit merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman, baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama tindakan budidaya akan tercermin dari panen dan produksi tanaman (Lubis 1992). Kualitas TBS (Tandan Buah Segar) merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan hasil CPO yang maksimal. Mutu tandan buah segar (TBS) yang baik merupakan suatu standar produk produksi yang dihasilkan melalui proses panen yang dilaksanakan oleh karyawan panen

.

Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen, mengutip brondolan dan mengumpulkan serta

14

menyusun Tandan Buah Segar (TBS) di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Panen harus menghasilkan TBS pada tingkat kematangan yang optimum, sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit dapat dicapai.

Tujuan panen adalah untuk memperoleh produksi minyak kelapa sawit secara maksimum dengan asam lemak bebas serendah mungkin <3% dan kuantitas rendemen >23%. Panen dilaksanakan dengan mengacu kepada biaya serendah mungkin, tetap mempertahankan produksi jangka menengah atau jangka panjang secara berkala, memanen semua buah matang pada tingkat yang optimum yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan karnel yang tinggi, memanen buah matang dan mengutip brondolan, mengutip brondolan dalam waktu 24 jam. Langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.

Persiapan Panen. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan panen adalah persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja, pembagian seksi panen dan menyediakan alat-alat panen (Pahan 2010). Pada awal tahun sebelum dilakukan kegiatan panen dibuat penetapan seksi panen yaitu pengelompokan blok-blok panen per hari, dengan pertimbangan luasan blok, jam kerja, dan arah panen (searah jarum jam) dengan tujuan bila ada panen yang belum terselesaikan pada hari kemarin maka jarak panen tidak terlalu jauh. Bahan pertimbangan yang lain yaitu jumlah rotasi panen/tahun dan umur pusingan normal, juga hasil identifikasi blok dalam hal luas areal blok, potensi produksi (ton/ha) per blok, jumlah dan sebaran tanaman produktif, kondisi topografi, posisi blok terhadap blok lain, jam kerja dalam satu minggu sesuai ketentuan pemerintah, sehingga seksi panen dibagi menjadi enam seksi. Pertimbangan antara seksi satu dengan yang lain dalam hal luas areal per seksi serta potensi produksi (ton/ha).

Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada satu ancak panen yang sama. Rotasi panen tergantung pada kerapatan panen (produksi), kapasitas pemanen dan keadaan pabrik. Tujuan rotasi adalah untuk mencapai produksi yang maksimal. Kapasitas pemanenan setiap harinya tergantung pada produksi per ha yang dikaitkan dengan umur tanaman, topografi areal, kerapatan pohon, insentif yang disediakan dan musim yang dikenal sebagai musim panen puncak dan musim panen rendah (Lubis 1992). Rotasi yang digunakan oleh SAHE yaitu 6/7 hari, yang artinya pemanenan kelapa sawit dilakukan selama 6 hari dalam waktu 7 hari.

Seksi panen. Seksi panen yaitu pembagian blok untuk dilaksanakan pemanenan. Menurut Pahan (2010) Seksi panen harus disusun sedeikian rupa sehingga blok yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar). Selain itu, juga harus dihindari adanya pemotongan ancak panen agar satu seksi panen selesai pada satu hari. Untuk Afdeling II luas areal yang di panen seluas 770.86 Ha, 26 blok dan terbagi atas 6 seksi. Pembagian seksi panen disajikan pada Tabel 5.

15

Tabel 5 Seksi panen afdeling II di Kebun Sei Air Hitam

Kriteria Panen. Kriteria panen yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam adalah tingkat fraksi 2 dan 3 dengan jumlah berondolan 25-50% dan 50-75% atau pada tingkat kematangan 1 dan matang 2. Kriteria matang panen dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6 Kriteria matang panen buah kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam

Fraksi % Jumlah

berondolan

Derajat

kematangan % Rendemen (%)

OO Tidak ada, buah

masih hitam Sangat mentah - -

O 1-12.5 Mentah 0 16.00

I 12.5-25 Kurang matang <5 21.40

II 25-50 Matang I >90 21.10

III 50-75 Matang II <90 22.20

IV 75-100 Lewat Matang I <5 22.20

V 100/Tankos Lewat Matang II 0 21.90

Sistem panen. Dalam melaksanakan pemanenan Kebun Sei Air Hitam menggunakan Block Harvesting System (BHS) dengan sistem pengawasan panen

Structure Block Supervision (SBS). Hal ini dilakungan dengan tujuan untuk mempermudah pengawasan. Jumlah tenaga panen per mandoran berkisar pada 20-25 orang. Mandor panen bertugas menentukan ancak setiap pemanen. Ancak panen yang diterapkan biasanya yaitu ancak giring murni, ancak tetap, dan ancak girik tetap per mandoran (Pahan 2010). Ancak giring murni adalah ancak yang dimana para pemanen bekerja pada ancak yang tidak menetap, sehingga dalam satu blok dapat terdiri dari beberapa pemanen. Ancak tetap adalah ancak yang dimana para pemanen sudah mendapatkan ancak pribadi dan sudah menetap. Dengan demikian, dalam satu blok tersebut sudah ada yang bertanggung jawab atas ancaknya masing-masing. Ancak giring tetap permandoran adalah ancak yang dapat digiring/dipindah oleh mandor dalam satu wilayah kemandoran. Ancak panen yang diterapkan di Kebun Sei Air Hitam ada dua, yaitu ancak giring tetap dan ancak tetap. Ancak giring tetap adalah ancak yang dimana para pemanen bekerja pada ancak yang tidak menetap, sehingga dalam satu blok dapat terdiri dari beberapa pemanen. Ancak giring tetap dapat digiring/dipindah oleh mandor

Seksi Luas (Ha) Blok

I 129.36 Ha (blok A 30-A 33)

II 127.37 Ha (blok A 26-A 29)

III 116.89 Ha (blok A 22-A 25)

IV 130.69 Ha (blok B 21-B 25)

V 134.36 Ha (blok B 26-B 29 ½ )

16

dalam satu wilayah kemandoran, sedangkan ancak tetap adalah ancak yang dimana para pemanen sudah mendapatkan ancak pribadi dan sudah menetap. Dengan demikian, dalam satu blok tersebut sudah ada yang bertanggung jawab ancaknya masing-masing.

Kerapatan panen. Angka kerapatan panen merupakan persentase sebaran tanaman yang dapat dipanen pada suatu seksi yang bertujuan untuk memperkirakan buah yang akan dipanen dan kebutuhan truk pada hari itu. Kegiatan penghitungan angka kerapatan panen dilakukan sehari sebelum dilaksanakannya pemanenan pada areal yang akan dipanen. Perhitungan dilakukan oleh mandor dengan mengamati tanaman sampel yang dipilih secara acak atau minimal 10% dari luasan areal yang akan dipanen.

Taksasi Panen/Hari. Taksasi panen/hari diperkirakan dari AKP dengan target panen berdasarkan jumlah blok yang menjadi target panen dengan mengetahui jumlah tanaman secara keseluruhan.

Contoh perhitungan:

Panen yang ditargetkan sebanyak 5 blok Luas areal 156.52 ha. TT 1995

Jumlah Tanaman/ha = 126/ha AKP = 1: 4 atau 0.25

BJR = 24 Kg

Maka perkiraan taksasi = /

= .

= 118 329.12 kg

Pengangkutan TBS ke TPH. Buah yang telah dipanen diletakkan dipinggir piringan arah jalan rintis dan gagang TBS panjang harus dipotong mepet dalam bentuk ‘V’ sebelum diangkut ke tempat pengumpulan hasil (TPH). TBS disusun rapi di TPH dan brondolan ditumpuk sesuai dengan takaranberalaskan goni bekas pupuk, diletakkan terpisah dari tandan buah. Pengurus kebun harus menentukan bahwa telah terdapat sistem pengawasan panen yang memadai dilapangan dan pemeriksaan yang cukup untuk pencatatan janjang yang terletak di TPH.

Gambar 2 Cara pengangkutan TBS ke TPH

Pengangkutan TBS ke PKS. Pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit (PKS) adalah pengiriman TBS dan brondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui penanganan secara hati-hati, dan menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga PKS dapat bekerja secara optimal. Angkut TBS ke PKS merupakan sistem kerja berorientasi mulai dari penentuan taksasi, panen, dan

17

angkut. TBS yang sudah dipanen harus segera diangkut ke PKS pada hari yang sama, guna mendapat mutu minyak yang baik.

Proses pengangkutan dimulai dari pengecekan TBS yang dilakukan oleh kerani produksi, kemudian dimuat ke dalam truk oleh pemuat, truk yang digunakan adalah truk yang berkapasitas 5-6 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk satu trip pengiriman TBS ke PKS adalah 10-15 menit, tergantung pada kondisi jalan pada hari itu. Kendala yang dihadapi saat proses pengangkutan TBS ke PKS adalah kondisi jalan yang licin pada musim penghujan dan jalan bergelombang pada saat musim kemarau.

Jumlah Trip Pengangkutan. Jumlah trip pengangkutan TBS dapat diketahui dari jumlah taksasi panen pada hari tersebut dan kemampuan atau kapasitas angkut truk.

Contoh : Taksasi panen = 118 329.12 Kg Kemampuan angkut = 5 500 kg Maka jumlah trip pada hari itu =

= . . = 21.51 = 22 Trip

Sistem Upah. Pembuatan dan penetapan sistem premi panen harus berdasarkan pada biaya potong buah per kg TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem premi sebelumnya. Pertimbangan penetapan basis untuk setiap pemanen ditentukan berdasarkan rata-rata kemampuan seorang karyawan pemanen TBS selama 7 jam per hari kerja, keadaan tanaman dalam blok-blok yang akan dipanen (tanaman tua yang sudah tinggi, tanaman muda yang masih rendah, kondisi tempat, dll) serta spesifik stempat (Pahan 2010). Basis panen merupakan batas minimal tandan yang harus dipanen oleh seorang pemanen untuk 1 hari kerja (HK). Basis panen selain ditentukan berdasarkan tinggi tanaman dan topografi, ada juga berdasarkan pada bobot janjang rata-rata (BJR) yang dikelompokkan pada golongan panen yang berlaku pada semua kebun. Dan basis yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam adalah 1000 kg atau 1 ton. Output panen adalah rata-rata tonase yang diperoleh oleh pemanen dalam satu hari untuk mencapai budget produksi.

Contoh perhitungan

- Premi panen untuk tahun tanam 1994

Realisasi : Tandan = 125 Tandan

BJR = 24 Kg Total Hasil = 125 x 24 Kg = 3000 Kg Basis = 1000 Kg Brondolan = 150 x 120 = Rp 18000 HI = 500 x 25 = Rp 12000 H2 = 500 x 30 = Rp 15000 H3 = 850 x 35 = Rp 29750 + Total = Rp 74750

18

- Premi Mandor Panen

Premi Mandor = (Tonase – (∑ HK x basis)) x 2.75 – denda

Jika dalam satukemandoran terdapat 10 pemanen dengan output rata-rata mencapai 2 750 kg dengan total denda yang didapat Rp 15 000, maka premi mandor adalah:

(27 500 kg – 10 000) x 2.75 – 15 000 = Rp 33 125 - Premi Pemuat

Seorang pemuat memiliki prestasi kerja sebesar 13 000 kg, maka premi yang dia peroleh pada hari itu adalah:

Realisasi = 13 000 kg Basis = 4 000 kg Premi 1 = 1 667 x 3 = 5 834.5 Premi 2 = 1 667 x 3.5 = 5 001 Premi 3 = 5 666 x 5 =28 330 + Total Premi = Rp 39 165.5 - Premi Kerani Produksi

Jika diketahui tonase panen pada hari itu sebesar 188 392 kg, maka premi kerani produksi pada hari tersebut adalah:

Premi Kerani Produksi = x 1.2

= x 1.2

= 113 035.2

Efisiensi dan Losses Panen. Produksi maksimal hanya dapat dicapai jika kerugian (losses) produksi minimal. Kerugian (losses) panen adalah kehilangan hasil panen pada hari itu dikarenakan beberapa sebab seperti buah matang tidak dipanen, brondolan di piringan yang tidak dikutip, buah atau brondolan dicuri, buah di TPH tidak terangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) (Pahan 2010). Kerugian (losses) juga dapat terjadi karena stamina pemanen yang mulai menurun pada sore hari sehingga mengakibatkan pemanen tidak fokus dalam mencari buah matang di tanaman.

Contoh perhitungan:

Pada suatu hari pengecekan losses oleh mandor panen, ditemukan 2 tandan buah yang tidak dipanen, dan 20 kg brondolan yang tertinggal di piringan. Jika hasil panen pada hari itu sebanyak 120 tandan dengan BJR sebesar 24 kg, maka Losses dan Efisiensi panen pada hari tersebut adalah:

Losses = ( ) ( ) ( ) x 100% = ( ) ( ) ( ) x 100% = 0.023 x 100% = 2.3 % Efisiensi = 100 % - 2.3 %= 97.7 %

19 Pemupukan

Jenis pupuk. Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dilakukan berdasarkan analisis daun dan analisis tanah yang dilakukan sekali setahun. Analisis dilakukan oleh bagian Research and Development (R&D) perusahaan. Kebun Sei Air Hitam menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah limbah berupa janjangan kosong dan Palm Oil Mill Effluent (POME)/Land Application (LA), sedangkan untuk pupuk anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea, Rock Phosphate, MOP, dan Kiesrite. Pupuk Urea dengan (46% N) diberikan dengan dosis 1.5 kg/tanaman, pupuk Rock Phosphate (RPh) (30% P2O5) diberikan dengan dosis 1.25 kg/tanaman, pupuk MOP/KCl (60% K2) diberikan dengan dosis 1.5 kg/tanaman dan pupuk Kiesrite

(27% MgO) diberikan dengan dosis 1.5 kg/tanaman.

Penguntilan. Penguntilan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membagi pupuk menjadi beberapa bagian atau beberapa until. Fungsi dari penguntilan adalah agar setiap tanaman mendapatkan dosis yang sama, mempermudah proses pengeceran dilapangan, mempermudah dalam proses penaburan, mempermudah dalam pengangkutan pupuk. Kegiatan penguntilan harus dilakukan setiap hari dan sesuai dengan penaburan pupuk keesokan harinya. Berat satu untilan tergantung pada dosis pupuk yang akan diberikan. Satu untilan berisi 6-10 kg pupuk. Karena proses penguntilan masih dilakukan secara manual, masih terdapat kesalahan dalam menakaran untilan, ketidak tepatan jumlah untilan, dan pupuk yang tumpah pada saat proses penguntilan.

Suplay point. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempermudah pelangsiran pupuk ke pasar pikul. Suplay point pupuk dilakukan dengan cara melangsir pupuk dari gudang menuju lokasi pemupukan dan menumpukkan karung pupuk pada jalan koleksi. Suplay point dilakukan sesuai dengan jumlah pelangsir dan penabur pupuk pada saat pemupukan. Adapun kegunaannya adalah agar pupuk yang diberikan pada setiap tanaman mendapat dosis yang sama, memudahkan dalam hal mentukan jumlah pupuk yang akan diuntil pada keesokan harinya, dan untuk mengetahui apakah pupuk yang digunakan berlebih atau kurang.

Pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk dilakukan untuk mempermudah penaburan pupuk dalam 1 pasar di setiap piringan. Pelangsiran pupuk dilakukan bersamaan dengan proses penaburan pupuk pada hari itu. Hal yang harus diperhatikan dalam pelangsiran pupuk adalah peletakkan karung pupuk harus sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan, pupuk diletakkan dipasar pikul, dan pastikan seluruh tanaman mendapatkan pembagian pupuk yang sama rata.

Penaburan pupuk. Kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pupuk pada setiap tanaman sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam penaburan pupuk adalah piringan harus bersih dari gulma, pupuk tidak boleh mengenai tanaman, pupuk tidak boleh mengenai tunggul/anakan kayu yang berada di sekitar piringan, penaburan pupuk harus merata dan mengelilingi piringan berbentuk huruf U, karung bekas pupuk dikutip dan dikumpulkan di setiap ujung pasar.

Tenaga kerja yang digunakan sebagai pengecer, pelangsir, dan penabur pupuk adalah karyawan borongan dengan standar kerja 8 ha/HK dengan upah

20

sesuai dengan dosis per pemupukan. Daftar dosis pemupukan per tanaman beserta upah yang dibayar adalah sebagai berikut:

1. Dosis 0 - 0.5 kg = Rp 6 000 2. Dosis 0.5 - 0.75 kg = Rp 8 000 3. Dosis 0.75 - 1 kg = Rp 12 000 4. Dosis 1 - 1.5 Kg = Rp 13 500 5. Dosis 1.5 kg dst = Rp 15 000

Untuk upah anggota pupuk bagian penabur, pelangsir, pemuat, transpor sertamandor adalah sebagai berikut :

Until : Rp 20/kg Pemuat : Rp 6/kg Mandor : Rp 8/kg Transport : Rp 2/kg

Mandor pupuk bertugas mengawasi dan mengamati proses pemupukan hingga selesai kegiatan. Setelah selesai melakukan kegiatan pemupukan setiap penabur diharuskan meletakkan karung bekas pupuk di pinggir jalan yang akan dikumpulkan serta dibawa kembali ke gudang oleh pelangsir.

Infus akar. Infus akar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk penambahan unsur hara mikro terhadap tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Beberapa faktor yang mengakibatkan tanaman mengalami defisiensi Fe adalah: 1) tanah ber pH tinggi, 2) pemberian posfor secara berlebihan, 3) tanah yang terus menerus ditanami dengan dosis pupuk yang tinggidan 4) tanah pasir yang bereaksi masamtelah mengalami pencucian berat. Ciri-ciri tanaman yang terdefisiensi Fe adalah tanaman dengan daun menguning, pupus daun putus, dan pertumbuhan tanaman lambat. Dalam memastikan kegiatan infus akar ini berjalan sesuai dengan realisasi, maka diberi tanda gejala pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Mandor perawatan harus memastikan bahwa dosis yang diberi sesuai dengan gejala. Prosedur kegiatan infus akar yaitu: 1) pekerja mengamati tanaman yang terserang gejala defisiensi dengan cara melihat daun muda yang menguning, 2) pekerja mencari akar yang masih produktif untuk melakukan injeksi infus akar. Untuk tingkat defisiensi dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat. Kategori ringan dosis yang diberikan adalah 6 ml/tanaman, kategori sedang diberikan dosis 12 ml/tanaman dan kategori berat diberikan dosis 18 ml/tanaman. Cairan infus terdiri atas 1 kg larutan FeSO4 ditambah 3 liter air dan 0.66 g asam sitrat. Kegiatan infus akar di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 3.

21

Infus akar dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang terdiri dari beberapa tim. Setiap tim terdiri dari dua sampai tiga orang. Setiap tim memiliki ancak masing-masing pada blok yang telah ditentukan oleh mandor. Setiap tim yang terdiri dari dua orang mendapat basis 180 tanaman, dan tim yang terdiri dari tiga orang memiliki basis 250 tanaman. Upah yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan tingkat defisiensi yang diperoleh. Untuk kategori ringan Rp 700/tanaman,kategori sedang upah diberikan sebesar Rp 800/tanaman dan berat Rp 900/tanaman.

Kedala yang terjadi dalam kegiatan infus akar adalah sulitnya para pekerja menemukan akar yang masih benar-benar produktif, sehingga pekerja melakukan pekerjaan dengan memilih sembarang akar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasaan dari mandor perawatan.

Pengendaliaan Gulma

Pengendalian gulma utamanya dilakukan menggunakan herbisida (chemis). Chemis adalah pengendalian gulma dengan cara penyemprotan areal atau blok yang telah ditentukan. Chemis dilakukan pada piringan, pasar pikul,pasar tengah, dan TPH. Chemis bertujuan untuk: 1) membersihkan piringan dari gulma yang dapat mengganggu kelangsungan hidup tanaman kelapa sawit, 2) mempermudah pelaksanaan panen dan pengangkutan buah ke TPH, 3) penempatan pupuk yang sesuai dengan yang diharapkan, 4) mempermudah pengawasan dan kegiatan perawatan yang lainnya, 5) membersihkan TPH agar TBS dan brondolan dapat tersusun dengan rapi dan benar sesuai ketentuan serta 6) mengurangi adanya losses.

Alat semprot yang biasanya digunakan tenaga kerja dalam kegiatan chemis

adalah tipe Solo dan tipe Micron Herbi 4. Tipe Solo digunakan untuk menyemprot piringan dan pasar pikul, memiliki kapasitas 15 liter air per tangki. Namun, saat ini penggunaan tipe Solo jarang dilakukan karena tidak efisien waktu dan tenaga kerja, tipe Solo bersifat manual. Tipe Micron Herbi lebih efisien karena menggunakan battery. Waktu yang diperlukan untuk aplikasi satu Ha adalah 40-45 menit. Pembayaran upah untuk chemis tipe Solo adalah Rp 15 000 Ha-1 untuk aplikasi pada piringan dan Rp 75 000 Ha-1untuk aplikasi pada pasar pikul. Jika menggunakan tipe Micron Herbi, upah yang diberikan adalah sebesar Rp 8000 Ha-1 untuk aplikasi pada piringan dan Rp 4 500 Ha-1 untuk aplikasi pada pasar pikul.

Dosis herbisida yang diberikan untuk aplikasi pada piringan adalah 0.25 l Ha-1 untuk Nufosat, dan 12.5 gHa-1 untuk Metafuron. Dosisaplikasi pada pasar pikul adalah 0.15 l Ha-1 untuk Nufosat, dan 7.5 gHa-1 untuk Metafuron. Metafuron digunakan sebagai bahan campuran.

Setiap bahan kimia yang digunakan dalam chemis dilaporkan ke kantor kebun atau gudang, dengan mengisi kartu gudang bahan kimia. Bukti permintaan dan pengeluaran bahan kimia diminta oleh Field Asissten, diperiksa oleh Field Manager, diketahui oleh KTU, disetujui oleh General Manager, dan dikeluarkan oleh Kepala Gudang, serta diterima oleh Mandor Perawatan.

Herbisida yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam adalah herbisida sitemik. Sistemik adalah cara kerja pestisida yang proses kematiannya secara

22

menyeluruh (sampai akar). Keuntungan jenis herbisida ini adalah gulma dapat mati secara menyeluruh, mulai dari akar sampai ke batang.

Penunasan Kelapa Sawit

Penunasan tanaman kelapa sawit merupakan perawatan langsung terhadap tanaman kelapa sawit. Penunasan dilakukan dengan rotasi 1 tahun sekali dengan sistem songgo 1 pada tanaman tinggi yaitu satu pelepah di bawah tandan buah, dan songgo 2 pada tanaman rendah yaitu 2 pelepah dibawah tandan buah. Tujuan dari penunasan adalah untuk meningkatkan produksi TBS, mempermudah proses pemanenan, mengurangi brondolan yang tersisip di pelepah, dan mengurangi resiko kecelakaan kerja.

Penunasan pada tanaman kelapa menghasilkan (TM) adalah pemotongan pelepah dengan memperhitungkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Jumlah optimal yang dipertahankan pada tanaman muda adalah 48-56 pelepah.

Kegiatan penunasan yang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing-masing pemanen memiliki ancak tetap yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan penunasan juga dilakukan oleh pemanen yang tidak mendapatkan ancak panen

Dokumen terkait