• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis Penunasan (Pruning)

Penunasan pelepah. Penunasan adalah kegiatan pembuangan pelepah daun kelapa sawit yang sudah tidak digunakan lagi (tidak produktif). Penunasan bertujuan untuk menjaga sanitasi (kebersihan) tanaman dan mempermudah melakukan kegiatan pemeliharaan.

Penunasan pada tanaman kelapa sawit dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: penunasan pendahuluan yang dilakukan 6 bulan sebelum tanaman memasuki periode TM, penunasan periodik yang dilakukan pada saat periode TM dengan rotasi tertentu, dan penunasan panen yang dilakukan sekaligus saat panen. Kebun Adolina menerapkan sistem tunas periodik, penunasan tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemanenan.

Kebun Adolina menetapkan standar jumlah pelepah untuk setiap golongan umur tanaman, yaitu:

1. Tanaman muda (1-10 tahun) sebanyak 56–64 pelepah 2. Tanaman remaja (11-15 tahun) sebanyak 48–56 pelepah

3. Tanaman dewasa dan tua (16-25 tahun) sebanyak 40–48 pelepah

Kebun Adolina juga menetapkan rotasi penunasan sebanyak 2 kali dalam setahun untuk tanaman muda, sedangkan untuk tanaman remaja, dewasa dan tua menerapkan rotasi penunasan sebanyak 1 kali dalam setahun. Teknik penunasan di Blok 06 M dan 06 I Kebun Adolina Afdeling II menerapkan sistem songgo satu dan songgo dua dimana terdapat satu atau dua pelepah di bawah tandan buah untuk TM 2006. Norma penunasan yang ditetapkan PT Perkebunan Nusantara IV adalah sebagai berikut :

2. Tanaman remaja (11-15 tahun) yaitu 40 tanaman HK-1

3. Tanaman dewasa dan tua (16-25 tahun) yaitu 30 tanaman HK-1

Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan penunasan sebanyak 20 tanaman HK-1 yang masih di bawah norma yang diperoleh oleh karyawan kebun yaitu 96 tanaman HK-1. Pelaksanaan penunasan pelepah di Kebun Adolina secara umum cukup baik dan sesuai standar. Kegiatan penunasan di Afdeling II dinilai belum efektif karena beberapa faktor, yaitu tenaga penunas yang belum terampil, upah yang ditetapkan perusahaan dinilai terlalu rendah, kondisi kebun yang kurang baik dan alat penunjang kegiatan penunasan yang belum memadai. Kegiatan penunasan di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 1.

Penyusunan pelepah. Pelepah hasil penunasan diturunkan dan dipotong menjadi 3 bagian lalu disusun di gawangan mati dengan lebar 2–2.5 m. Hal ini dilakukan agar kebersihan lahan terjaga, sebagai bahan pupuk organik, memudahkan pengawasan oleh asisten afdeling, dan mempertahankan kelembaban sehingga merangsang pertumbuhan akar tanaman di gawangan mati. Upah kegiatan penyusunan pelepah di Afdeling II Kebun Adolina adalah Rp 300 tanaman-1. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan penyusunan pelepah yaitu 64 tanaman HK-1 masih jauh di bawah prestasi yang diperoleh karyawan sebanyak 128 tanaman HK-1. Kegiatan penyusunan pelepah di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Kegiatan penunasan Gambar 2. Kegitan penyusunan pelepah Pemanenan

Panen adalah kegiatan yang dimulai dari pemotongan tandan buah segar (TBS), pemotongan pelepah, kemudian menurunkannya dengan menggunakan

egrek atau dodos, mengutip berondolan, mengumpulkan TBS ke tempat pengumpulan hasil (TPH), dan pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Kriteria matang panen merupakan salah satu kriteria untuk menentukan TBS yang dapat dipanen.

Sistem panen. Sistem panen yang dilakukan di Afdeling II Kebun Adolina adalah pemanenan yang dilakukan dan diselesaikan pada satu kapveld per hari kerja berdasarkan interval yang telah ditentukan. Satu kapveld terdiri dari beberapa blok dan dibagi menjadi beberapa hanca yang harus diselesaikan oleh pemanen dalam jangka waktu satu hari. Metode yang digunakan dalam kegiatan pemanen di Afdeling II adalah sistem hanca giring tetap dimana pemanen sudah memiliki hanca setiap harinya di setiap kapveld.

Kriteria matang TBS. Kriteria matang TBS dapat diketahui berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh di sekitar piringan atau di tanaman. Berdasarkan berbagai hasil pengamatan dan pengujian di lapangan, kriteria matang panen yang diberlakukan di PTPN IV adalah 5 brondolan per tandan di piringan (Tabel 4). Brondolan yang dimaksud sebagai kriteria matang panen adalah brondolan normal dan segar. Brondolan di piringan yang kecil ukurannya, dan brondolan kering atau yang sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Hal ini didasarkan pada pertimbangan rendemen minyak sawit dan rendemen inti sawit serta perolehan total volume minyak dan inti sawit. Kriteria matang panen 5 brondolan normal dan segar per tandan di piringan untuk mempermudah pelaksanaan panen, baik bagi pemanen maupun pelaksana sortasi/pengawas. Tabel 4. Kriteria matang tandan buah di Kebun Adolina

Ciri-ciri Kriteria buah Fraksi

Tandan kosong (busuk) Afkir F 00

Tandan buah segar dengan ˂ 5 brondolan

Mentah F 0

Tandan buah segar dengan jumlah

brondolan ≥ 5

Matang -

Sumber : SOP PTPN IV (2007)

Kapveld panen. Kapveld panen adalah luasan areal terdiri atas beberapa blok yang terbagi menjadi beberapa hanca dan harus dipanen dalam jangka waktu satu hari. Penetapan kapveld panen ini dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM) dan membagi hanca panen kepada setiap pemanen sehingga mempermudah pekerjaan panen dan pengontrolan oleh asisten. Afdeling II memiliki luas areal TM sebesar 916 ha yang terbagi atas areal TM muda seluas 90 ha, TM remaja seluas 515 ha, TM dewasa seluas 265 ha, dan TM tua seluas 46 ha. Luas kapveld

panen di Afdeling II Kebun Adolina disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Luas kapveld panen Afdeling II Kebun Adolina

Kapveld Hari Luas areal (ha)

I Senin 196 II Selasa 147 III Rabu 200 IV Kamis 195 V Jumat 178 Total 916

Sumber : Kantor Afdeling II, Kebun Adolina (2015)

Rotasi panen. Rotasi panen adalah interval yang dibutuhkan untuk kembali ke kapveld atau blok yang sudah dipanen sebelumnya. Rotasi panen dilakukan 7 hari dengan standar 5/7 untuk semester I dan 6/7 untuk semester II. Afdeling II Kebun Adolina pada semester I menerapkan rotasi panen 5/7 yang terdiri dari 5 kapveld panen dalam seminggu, tetapi apabila kapveld panen tidak tercapai dalam satu hari maka hari berikutnya digunakan untuk menyelesaikan kaveld hari sebelumnya.

Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen (AKP) adalah suatu satuan yang menggambarkan rata-rata tandan matang panen per pohon dan penyebaran tandan matang panen. AKP bermanfaat untuk memperkirakan produksi yang akan dipanen, memperkirakan kebutuhan tenaga pemanen dan memperkirakan kebutuhan transportasi dalam pengangkutan.

Kebutuhan tenaga pemanen. Kegiatan pemanenan membutuhkan tenaga yang memiliki kemampuan yang berkompeten dalam hal pemanenan sehingga setiap hari harus memperkirakan kebutuhan tenaga untuk memanen setiap kapveld

yang akan dipanen. Perhitungan kebutuhan tenaga pemanen didasari oleh luas areal tanaman menghasilkan (TM), rotasi panen dan kemampuan rata-rata pemanen. Pemanenan di Afdeling II Kebun Adolina dinilai kurang efektif karena keterampilan panen yang belum memadai dan kurangnya semangat dan motivasi pemanen untuk bekerja lebih giat sehingga target panen tidak tercapai. Kegiatan pemanenan TBS di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) (b) Gambar 3. Kegiatan pemanenan

(a) Pemanenan TBS; (b) Tandan buah segar (TBS) Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma adalah kegiatan untuk menekan pertumbuhan gulma agar pertumbuhan tanaman tanaman meningkat. Pengendalian gulma dilakukan adalah pengendalian secara manual dan kimiawi (chemist).

Hubungan kondisi gulma dengan pemupukan. Kondisi gulma secara umum di Kebun Adolina cukup terkendali dengan baik, tetapi beberapa titik (spot) di dalam blok dijumpai gulma dengan pertumbuhan yang tinggi. Jenis gulma yang dominan dijumpai di lapangan yaitu pakis (Nephrolepis bisserata), harendong atau senduduk (Melastoma affine) dan tukulan sawit (kentosan). Hal ini sangat mempengaruhi keefektifan pemupukan, seperti: kegiatan pemupukan terganggu dan hasil yang diperoleh dari pemupukan tidak optimal. Semakin tinggi pertumbuhan gulma maka semakin rendah keefektifan pemupukan. Tingginya pertumbuhan gulma menyebabkan persaingan tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam hal memperoleh unsur hara akan semakin tinggi sehingga unsur hara yang diperoleh tanaman kelapa sawit akan semakin berkurang yang dapat menyebabkan menurunnya berat rata-rata tandan buah segar (TBS) sehingga produktivitas TBS kelapa sawit akan menurun dan akan berdampak langsung pada keuntungan yang diperoleh perusahaan

Pengendalian gulma secara kimiawi (chemist). Pengendalian secara kimiawi difokuskan pada piringan tanaman. Alat yang digunakan pada pengendalian gulma secara kimiawi adalah kap (knapsack sprayer) Solo yaitu alat semprot dengan sistem pompa yang memiliki kapasitas 15 liter dengan nozzle berwarna merah. Jenis herbisida yang digunakan adalah jenis herbisida sistemik bersifat selektif dengan merek dagang Gempur 480 SL yang berbahan aktif isopropilamina glyphosate dengan konsentrasi 100 ml kap-1 yang dicampur dengan Ally 20 WG dengan bahan aktif metil metsulfuron dosis 5 g kap-1 dan herbisida. Rotasi pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan tiga kali setahun dan norma kerja 3.3 ha HK-1. Chemist dilakukan oleh 14 orang yang dipimpin 1 mandor chemist, 10 orang penyemprot, dan 4 orang sebagai tukang air yang bertugas mencampur herbisida dengan air serta mengisi ke masing-masing alat semprot. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan chemist sebanyak 26 tanaman HK-1 masih jauh di bawah prestasi yang diperoleh karyawan kebun yaitu 1.8 ha HK-1.

Pengendalian gulma secara kimiawi di Kebun Adolina dinilai kurang efektif karena masih banyak blok yang memiliki intensitas gulma cukup tinggi. Selain itu, karyawan penyemprot tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa celana dan baju lengan panjang, safety helm, masker dan pelindung mata (google).

Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual yang dilakukan adalah pembersihan pakis. Pembersihan pakis adalah kegiatan untuk membersihkan atau mengurangi jumlah gulma pakis yang tumbuh pada sela-sela batang tanaman tanaman agar kebersihan batang tanaman tetap terjaga. Alat yang digunakan yaitu menggunakan egrek kecil. Rotasi pembersihan pakis dilakukan sekali dalam setahun dengan norma kerja 60 tanaman HK-1. Pembersihan pakis dilakukan oleh 2 orang karyawan. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan pembersihan pakis sebanyak 46 tanaman HK-1, sedangkan karyawan memperoleh prestasi 50 tanaman HK-1.

Kendala yang terjadi pada saat pembersihan pakis yaitu pertumbuhan pakis yang sulit untuk dikendalikan, banyaknya semut dan serangga yang bersarang pada pakis, alat yang kurang memadai, serta karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa kacamata sehingga menyulitkan karyawan melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan pengendalian gulma di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.

Pengendalian Hama

Injeksi batang. Injeksi batang adalah kegiatan pengendalian serangan hama ulat kantong (Metisa plana) melalui cara penyuntikan insektisida ke dalam batang tanaman kelapa sawit. Injeksi batang dilakukan pada saat fase pertumbuhan ulat kantong stadia 1 menuju stadia 2 (setelah 5 hari hidup atau pada saat 3 hari sebelum ulat sudah dapat makan).

Injeksi batang dilakukan dengan cara membuat lubang pada dua sisi batang sekitar 50 cm dari permukaan tanah dengan kedalaman lubang 30 cm menggunakan bor tangan khusus untuk kayu dengan kemiringan 45o, kemudian insektisida dengan merek dagang Manthene 75 SP yang berbahan aktif asefat dengan dosis 10 ml untuk setiap sisi yang disuntikkan ke dalam lubang yang telah dibor dengan menggunakan alat suntik dan ditutup dengan penutup dari potongan pelepah yang telah dipotong kecil untuk menghindari masuknya air hujan ke dalam lubang sehingga insektisida tidak meluap keluar.

Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan injeksi batang sebanyak 10 tanaman HK-1, jauh di bawah prestasi yang diperoleh karyawan kebun yaitu 300 tanaman HK-1. Hal ini terjadi karena penulis hanya diperbolehkan melakukan sebentar saja agar kegiatan ini tidak memakan waktu yang lama. Injeksi batang di Kebun Adolina dinilai kurang efektif karena ketersediaan alat dan tenaga kerja yang terbatas. Kegiatan injeksi batang di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 6. Pembuatan lubang injeksi Gambar 7. Injeksi dengan alat suntik

Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah dengan memberikan pupuk ke tanah sebagai pengganti dan penambah unsur-unsur hara yang kurang atau tidak tersedia di dalam tanah dimana unsur hara tersebut diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif agar diperoleh berat dan ukuran tandan buah segar (TBS) yang optimal. Pemupukan yang dilakukan di Kebun Adolina menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk alami yang berasal dari bahan-bahan organik yang telah terdekomposisi. Selain mengandung unsur hara yang lengkap, di dalam

pupuk organik juga terkandung senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi tanaman kelapa sawit yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pupuk organik yang diaplikasikan di Kebun Adolina adalah berupa aplikasi tandan kosong dan aplikasi limbah cair.

Aplikasi tandan kosong (tankos). Tandan kosong merupakan produk dari pabrik yang memiliki manfaat, seperti : kaya akan kandungan bahan organik, mengandung unsur hara utama, meningkatkan aktivitas biologi tanah sehingga mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas penyimpanan unsur hara di tanah, dan dapat mengembalikan unsur hara tanah dalam waktu jangka panjang. Jumlah tandan kosong yang diproduksi oleh pabrik kelapa sawit (PKS) sebanyak 20-22% yang diolah dari tandan buah segar (TBS).

Aplikasi tandan kosong di Kebun Adolina dilakukan di areal tanaman menghasilkan (TM) yang diletakkan di dalam gawangan antar tanaman dalam barisan dan disusun satu lapis. Aplikasi tandan kosong dilakukan dua kali aplikasi dalam setahun. Aplikasi tandan kosong dilakukan dengan cara diangkut menggunakan dump truck bermuatan 6 ton dari PKS Adolina ke blok tanaman kelapa sawit yang akan diaplikasikan. Jumlah tandan kosong yang diaplikasikan di Kebun Adolina sebanyak 20 ton ha-1dalam satu semester sehingga memerlukan 3 trip dump truck setiap satu kali aplikasi. Tenaga kerja yang digunakan untuk aplikasi tandan kosong sebanyak 3-4 orang. Upah untuk pengangkutan tandan kosong dari PKS ke blok tanaman kelapa sawit sebesar Rp 78 800 ha-1, sedangkan upah untuk muat dan bongkar tandan kosong dari PKS ke blok sebesar Rp 13 200 ha-1, dan upah pengeceran tandan kosong ke blok sebesar Rp 45 280 ha-1. Pengaplikasian tandan kosong dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Aplikasi tandan kosong di lapangan

Aplikasi limbah cair. Limbah cair merupakan hasil produk yang berasal dari proses rebusan (sterilizer) dan proses pemurnian minyak sawit (clarifier). Pemberian limbah cair tidak dilakukan secara langsung. Berdasarkan hasil pengamatan, limbah cair ditampung terlebih dahulu di kolam limbah seluas 1 ha sebelum diaplikasikan ke lapangan.

Aplikasi limbah cair di Kebun Adolina hanya terdapat di Afdeling II karena jaraknya yang lebih dekat dengan PKS yang dialirkan ke beberapa blok, seperti: Blok 94 D, 94 E, 97 AB. 97 AC, 97 AD, 97 AE, 98 A, 98 B, 98 C, 98 D, 06 K, 06 L, 06 M, dan 06 N. Limbah cair kelapa sawit dialirkan ke saluran-saluran parit irigasi. Limbah cair ini dialirkan dari kolam limbah melalui pipa

saluran dan pintu air limbah yang akan dibuka setelah hujan dan apabila saluran parit/irigasi mengalami kekeringan. Limbah cair yang diaplikasikan ke lapangan harus dikontrol secara teliti dan berkesinambungan karena dapat memberikan dampak secara langsung terhadap lingkungan.

Permasalahan yang terjadi dalam aplikasi limbah cair yaitu kondisi pipa saluran yang bocor dan tidak terawat, kondisi pintu air limbah yang tidak terawat dan kondisi saluran parit/irigasiyang tidak terawat dan kotor. Aplikasi limbah cair dapat dilihat pada Gambar 9.

(a) (b)

Gambar 9. Aplikasi limbah cair

(a) Pintu air limbah; (b) Limbah yang diaplikasikan di saluran parit/irigasi Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung unsur bahan kimia atau sering disebut pupuk buatan. Secara umum, pupuk kimia terdiri atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara, biasanya unsur hara makro primer (N, P, K), sedangkan pupuk majemuk memiliki kandungan hara yang lebih lengkap, selain hara makro primer terdapat juga hara makro sekunder (Ca, Mg, S) dan hara mikro esensial (Fe, Bo, Mn, Zn, Cl). Pupuk anorganik yang digunakan di Kebun Adolina terdiri dari pupuk tunggal dan beberapa pupuk majemuk, diantaranya : ZA (21% N), Urea (46% N), TSP (48% P2O5), RP (34% P2O5), MOP (60% K2O), Kieserit (26% MgO), Dolomit (18 – 24% MgO, 30% CaO) dan Borate (46% B2O5).

Organisasi dan sistem pemupukan. Pemupukan dilakukan oleh penabur yang terdiri dari beberapa grup. Satu grup penabur terdiri dari 3 orang penabur pupuk ditambah 1 orang pelangsir pupuk dengan menggunakan sepeda atau motor. Seorang mandor dapat mengawasi 4 grup penabur bergantung jumlah penabur yang tersedia. Mandor I harus terus mengikuti dan mengawasi grup-grup tersebut, sedangkan asisten afdeling minimal empat kali mengontrol pelaksanaan pemupukan per harinya. Sistem pemupukan meliputi penyimpanan pupuk, pengambilan pupuk, tenaga pemupuk, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk, penebaran pupuk dan pengawasan pemupukan.

Penyimpanan pupuk. Pupuk yang akan diaplikasikan terlebih dahulu disimpan di gudang pupuk. Pupuk Dolomit disimpan dalam gudang pupuk yang berada pada masing-masing afdeling. Setiap satu karung pupuk Dolomit berbobot 50 kg. Gudang ini memiliki sirkulasi udara dalam ruangan yang sudah cukup baik.

Pupuk diletakkan di atas lantai semen agar tidak mudah lembab. Pupuk disusun rapi di dalam gudang agar memudahkan dalam pengangkutan. Kondisi penyimpanan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 10.

(a) (b) Gambar 10. Penyimpanan pupuk

(a) Gudang pupuk; (b) Susunan pupuk di dalam gudang

Pemuatan pupuk di gudang. Pemuatan pupuk dilakukan pada pagi hari setelah rapat pagi dan dilakukan oleh 3 orang tenaga muat bongkar. Sebelum melakukan pemuatan pupuk, terlebih dahulu mandor pupuk harus membuat perencanaan mengenai kebutuhan pupuk yang dibutuhkan untuk luasan yang akan dipupuk. Pupuk dimuat kedalam truk dengan kapasitas 6 ton. Jumlah pupuk yang diaplikasikan berbeda-beda pada setiap harinya tergantung jumlah tanaman dan dosis pupuk. Situasi pemuatan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) (b) Gambar 11. Kegiatan pemuatan pupuk di gudang (a) Truk pengangkut pupuk; (b) Muat pupuk ke dalam truk

Tenaga kerja pemupukan. Jumlah tenaga kerja yang ada di Afdeling II Kebun Adolina adalah 23 orang yang terdiri dari 12 orang pemupuk, 3 orang tenaga bongkar muat, 5 orang tenaga pelangsir, 2 orang penjaga pupuk, dan 1 orang pengumpul karung pupuk. Pengumpul karung bertugas mengumpulkan karung pupuk yang sudah habis digunakan, menggulungnya dan mengikatnya per 10 karung kemudian dikembalikan ke gudang setelah pelaksanaan pupuk di lapangan selesai.

Pengeceran pupuk. Pupuk yang sudah dimuat ke dalam truk lalu ditempatkan di supply point besar. Supply point besar adalah tempat peletakan kumpulan beberapa karung pupuk, sedangkan supply point kecil adalah tempat

peletakan satu karung pupuk yang dibagi untuk beberapa tanaman kelapa sawit. Kegiatan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 12.

(a) (b) (c) Gambar 12. Kegiatan pengeceran pupuk

(a) Karyawan menurunkan pupuk dari truk; (b) Supply point besar;

(c) Supply point kecil

Pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk yaitu kegiatan pemindahan pupuk dari supply point besar ke supply point kecil. Pelangsiran pupuk dilakukan oleh 5 orang dengan menggunakan sepeda dan sepeda motor yang disebar ke berbagai

supply point kecil. Pelangsir meletakkan setiap satu karung pupuk Dolomit berbobot 50 kg untuk setiap 7 tanaman baris-1. Kegiatan pelangsiran pupuk dapat dilihat pada Gambar 13.

(a) (b)

Gambar 13. Kegiatan pelangsiran pupuk (a) Pelangsiran pupuk dengan sepeda; (b) Pelangsiran pupuk dengan sepeda motor

Pengambilan pupuk dari supply point. Para penabur pupuk mengambil pupuk langsung di supply point. Satu karung pupuk yang diletakkan di masing- masing supply point akan dibagi rata untuk 1 grup penabur yang terdiri atas 4 orang penabur. Setiap satu karung pupuk Dolomit berbobot 50 kg dibagi untuk 7 tanaman per baris yang terlebih dahulu dibagi-dibagi ke dalam ember penabur ukuran 10 kg. Pengambilan pupuk dari supply point dapat dilihat pada Gambar 14.

(a) (b)

Gambar 14. Kegiatan pengambilan pupuk dari supply point

(a) supply point besar; (b) supply point kecil

Pengawasan pemupukan. Pengawasan kegiatan pemupukan dilakukan oleh asisten afdeling, mandor I dan kepala dinas tanaman. Asisten afdeling dan mandor I bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan pemupukan agar terlaksana dengan baik sesuai dengan rekomendasi, sedangkan kepala dinas tanaman mengawasi areal yang baru selesai dipupuk secara periodik.

Pengamatan ketepatan pemupukan. Ketepatan pemupukan diperoleh dengan pengamatan terhadap prinsip 5T (tepat dosis, cara, waktu, tempat, dan jenis) serta pengamatan terhadap prestasi tenaga kerja selama pelaksanaan magang. Berdasarkan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung diperoleh data dari masing-masing ketepatan pemupukan sebagai berikut:

Tepat dosis. Pengamatan tepat dosis dilakukan dengan mengamati jumlah dosis pupuk Dolomit menggunakan sampel 12 orang penabur pupuk terhadap sub sampel 20 tanaman contoh untuk setiap penabur. Pengamatan dilakukan selama 3 hari (ulangan). Alat yang digunakan penabur pupuk adalah sebuah mangkok dengan kapasitas 0.5 kg, sehingga untuk dosis Dolomit 1.5 kg tanaman-1 dibutuhkan aplikasi sebanyak 3 mangkok tanaman-1. Ketepatan dosis pemupukan Dolomit dapat dilihat pada Gambar 15.

Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan di Kebun Adolina adalah pupuk SA (ZA), Urea, Rock Phosphate (RP), TSP, NPK, MOP, Dolomite dan

Borax (Borate). Jenis pupuk dan kandungan unsur hara pada pupuk yang diaplikasikan di Kebun Adolina dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis pupuk dan kandungan unsur hara pada pupuk di Kebun Adolina tahun 2014

Jenis Pupuk Unsur Hara Kandungan Persentase (%)

ZA Nitrogen (N) N 21

Rock Phosphate (RP) Fosfor (P) P2O5 34

TSP Fosfor (P) P2O5 48

MOP Kalium (K) K2O 60

Dolomit Magnesium (Mg) MgO 18

Kalsium (Ca) CaO 30

Aluminium (Al) Al2O3 + FeI2O3 3 Besi (Fe)

Silikon (Si) SiO2 3

Nikel (Ni) Ni 5 ppm Nitrogen (N) N 13 NPK 13.6.28 Fosfor (P) Kalium (K) P2O5 K2O 6 28 Borate Boron (B) B2O5 46

Sumber : Laporan Manajemen Pemupukan Kebun Adolina (2014)

Rencana dan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rencana dan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 Unsur

Hara

Jenis Pupuk Rencana (kg) Realisasi (kg) Persentase (%) N ZA 2 642 662 2 163 088 81.85 P Rock Phosphate (RP) 1 518 524 1 488 073 97.99 P TSP 595 934 558 349 93.69 N, P, K NPK 13.6.28 2 111 274 2 027 875 96.04 K MOP 2 209 602 1 819 054 82.32 Mg Dolomit 216 454 214 957 99.30 B Borate 54 006 53 065 98.25 Total 9 348 456 8 324 461 89.04

Sumber : Laporan Manajemen Pemupukan Kebun Adolina (2014)

Rencana pemupukan tahun 2014 dibuat berdasarkan jumlah populasi

Dokumen terkait