• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan manajemen di PT JAW Kebun Mentawak ini masih dalam tahap peralihan dari manajemen lama ke manajemen baru yaitu berbasis pada manajemen BSP Group. Hal ini sesuai dengan sejarah peralihan saham dari beberapa pergantian sehingga manajemen yang berlaku di lapang juga belum sepenuhnya manajemen BSP Group, masih terdapat penerapan manajemen lama.

PT JAW Kebun Mentawak diakuisisi oleh PT Bakrie Sumatera Plantations pada bulan Desember 2007. Sebelumnya PT STH Group merupakan perusahaan yang mendirikan perkebunan ini pada tahun 1995. Selama perkembangannya, PT JAW Kebun Mentawak telah tiga kali terjadi perubahan kepemilikan saham (STH Group, Pangan Sari Utama/PSU dan BSP Group). Perubahan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan dari perkebunan terutama kegiatan manajemen yang diterapkan dan kegiatan teknis di lapang. Kegiatan manajerial dimulai dari kegiatan administrasi yang dilakukan secara bertahap dari Kantor Divisi yang menjadi dasar kegiatan administrasi ke Kantor Pusat Kebun, seterusnya berhubungan dengan pihak eksternal seperti PT EMAL B, Kantor Pusat di Jambi dan Jakarta.

Kegiatan manajerial erat hubungannya dengan deskripsi kerja personalia kebun. Status karyawan di PT JAW Kebun Mentawak terdiri atas tingkat staf dan non staf. Tingkat staf berupa estate manager dan asisten divisi sedangkan tingkat nonstaf terdiri atas karyawan HIP, SKU dan KHL. Kegiatan manajerial yang dilakukan pada saat magang adalah kegiatan selama menjadi pendamping mandor, kerani divisi dan pendamping asisten.

Pendamping Mandor

Mandor merupakan karyawan tingkat non staf yang bertugas membantu jalannya pekerjaan di lapangan dan administrasi di Kantor Divisi. Mandor salah satu orang yang berhubungan langsung dengan karyawan dan bertugas langsung

di lapangan serta bertugas sesuai dengan ketetapan atasan/asisten divisi. Peranan mandor adalah mengatur karyawan yang dibawahi, mempunyai pengetahuan tentang tugas sebagai mandor, prosedur pekerjaan, prestasi kerja, kondisi lapangan dan mencatat hasil pekerjaan karyawan.

Mandor sebagai supervisi merupakan ujung tombak dari suatu perkebunan kelapa sawit karena langsung berhubungan dengan karyawan dan juga bertugas langsung di lapang. Mandor di PT JAW Kebun Mentawak terdiri atas mandor I, mandor panen, kerani buah, kerani transport, mandor perawatan dan kerani divisi. Pekerjaan masing-masing mandor dan kerani berbeda-beda tetapi saling mempunyai keterkaitan satu sama lain.

Mandor I

Mandor I merupakan orang yang langsung berada di bawah Asisten divisi untuk mengontrol semua jenis pekerjaan yang dilakukan. Mandor I berkewajiban membuat rencana kerja harian dan berhak menegur mandor dan karyawan secara langsung. Seperti halnya asisten divisi, mandor I juga mengawasi seluruh pekerjaan di divisi baik panen maupun perawatan dan memastikan kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan norma kerja yang ditetapkan.

Mandor I harus bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berjalan kepada asisten divisi. Sehingga bila terjadi permasalahan di lapang, maka mandor I harus aktif menyelesaikan permasalahan tersebut dan mencari solusinya, misalnya masalah angkutan panen, buah restan, dan lain-lain.

Ketidakhadiran asisten divisi dalam kegiatan, maka divisi menjadi tanggung jawab mandor I untuk mengarahkan komando, baik dalam melaksanakan breafing pagi maupun mengontrol jalannya kegiatan. Setiap divisi memiliki satu mandor I yang membawahi beberapa orang mandor. Status mandor I adalah karyawan non staf tingkat HIP (bulanan).

Mandor panen

Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam perkebunan karena merupakan salah satu sumber keuntungan perusahaan. Pengelolaan dalam

panen sangat diperlukan agar berjalan sesuai dengan tujuan perkebunan. Salah satu orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan panen adalah mandor panen, dibantu oleh kerani buah dan kerani transport.

Tugas mandor panen adalah mengawasi kegiatan panen agar kegiatan pemotongan buah berjalan dengan baik. Selain menentukan luas kapveld dan jumlah tenaga kerja untuk pemanen besok, mandor panen juga secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap kualitas TBS yang dipanen seperti tingkat kematangan buah, buah busuk, buah matang yang tertinggal di pokok dan brondolan yang tertinggal di hanca panen.

Mandor panen disetiap divisi terdiri atas dua orang sehingga dapat mengawasi dua blok dengan jumlah tenaga kerja 32 orang (22 SKU dan 10 KHL). Mandor panen termasuk dalam karyawan non staf yang SKU. Mandor panen merupakan salah satunya yang mendapatkan premi dibanding dengan mandor yang lain (kecuali mandor I) sehingga upah mandor panen lebih tinggi dengan mandor lain.

Kegiatan sebagai mandor panen dimulai pada saat breafing pagi jam 6.30 WIB di Kantor divisi. Kegiatan tersebut merupakan salah satu evaluasi terhadap panen sebelumnya dan kesalahan serta perbaikan untuk panen hari ini. Selain melakukan absensi terhadap pemanen dan hasil janjang tiap pemanen, mandor panen juga harus menentukan blok yang akan dipanen, kerapatan buah, dan hanca panen. Bersamaan dengan mandor I, mandor panen harus mengelola jumlah tenaga kerja panen bila tidak sesuai dengan hanca panen untuk hari tertentu seperti kerapatan buah yang kecil, maka sebagian tenaga kerja harus digiring pada kegiatan penunasan/prunning dan sebaliknya jumlah tenaga kerja sedikit (Absen) dan kerapatan buah tinggi maka harus tepat dan efisien dalam pengelolaan tenaga kerja.

Setelah breafing pagi, mandor panen melaporkan hasil kegiatan panen sebelumnya pada kerani divisi untuk dilakukan pembukuan ke Kerani pusat di Kantor pusat kebun (laporan panen bisa dilaporkan pada saat hari panen jika kerani divisi masih di kantor, namun hal ini jarang terjadi).

Setelah melaporkan hasil panen tersebut, maka mandor panen ke lapangan untuk melakukan pengawasan terhadap pemanen (dimulai dari jam 7.00-14.00 WIB, tergantung kondisi buah). Keluarnya buah mentah dari hanca panen adalah bukti dari kegagalan Mandor panen dalam pengawasan, sehingga untuk menguatkan posisinya maka mandor panen diberi hak untuk memberikan denda panen terhadap pemanen yang melanggar norma kerja yang telah ditetapkan. Beberapa denda yang berlaku pada saat panen adalah buah mentah, buah masak tinggal di pokok, brondolan yang tinggal di hanca panen, buah busuk yang tinggal di pokok dan lain-lain. Dengan demikian mandor panen harus sering mengontrol ke dalam hanca untuk memastikan tidak terjadi kesalahan. Biasanya pemanen yang melakukan kesalahan diberi tanda berupa pelepah kelapa sawit yang dipancang di depan barisan oleh mandor panen sehingga jika besok tanda tersebut masih tegak berdiri maka diberlakukan denda terhadap pemanen tersebut (bila pelapah masih terpancang artinya pemanen tidak memperbaiki kesalahannya atau tidak mengetahui dan cuek terhadap tanda tersebut).

Laporan Panen Harian (LPH) merupakan tugas mandor panen untuk melaporkan hasil kegiatan panen hari ini dan dilaporkan untuk besoknya. LPH berisikan tentang blok, luas panen, rotasi panen, jumlah tenaga kerja (SKU dan KHL), jumlah tandan, jumlah brondolan yang dipanen.

Kerani buah dan Kerani transport

Kerani buah dan kerani transport merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas dan pengangkutan TBS ke PMKS. Peranannya sangat penting dalam pengangkutan buah yang masak tanpa buah mentah sampai di PMKS pada hari panen tersebut. Buah masak yang diolah pada saat hari panen tersebut memiliki kuantitas dan kualitas yang baik. Sehingga pengelolaan dan kerjasama yang baik dapat memperkecil kesalahan.

Kerani buah mempunyai tugas utama untuk menyaring buah mentah dan buah masak yang dipanen. Tugas kerani buah dimulai pada saat kegiatan pemotongan buah/panen telah selesai. Artinya kegiatan dimulai pada saat buah di TPH dan siap untuk diangkut. Kegiatan dilakukan dengan menghitung jumlah

janjang tiap TPH, berat brondolan dan memastikan tangkai buah TBS pendek atau memotong tangkai bila tangkai panjang. Laporan dikumpulkan pada kerani divisi pada besok harinya.

Kerani transport bertanggung jawab terhadap kegiatan pengangkutan TBS dari TPH ke PMKS termasuk kendala yang terjadi selama perjalanan. Bersama dengan mandor I bertugas untuk menyediakan truk pengangkut sesuai dengan buah TBS yang dihasilkan. Kegiatan dimulai dengan memastikan kondisi truk baik dengan setiap pagi melakukan pengecekan di gudang dan membuat Bon Permintaan dan Pengeluaran Barang tentang kebutuhan solar yang disetujui oleh asisten gudang. Setelah memastikan jumlah truk pengangkut, kegiatan dilakukan bila kegiatan panen selesai atau mengangkut buah restan yang ada. Kerani transport dibantu oleh 4 orang pemuat yang melaksanakan kegiatan pengangkutan buah dari TPH ke dalam truk.

Kerani buah dan kerani transport sebenarnya merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh satu orang saja sehingga pada umumnya kerani buah di divisi tidak ada (kecuali Divisi V) dan tugasnya di alihkan pada kerani transport dan mandor panen. Jam kerja kerani transport tidak pasti dan merupakan salah satu orang yang memiliki kerja lebih dari 7 jam kerja (bila panen puncak, bisa sampai jam 21.00 WIB). Selesai kegiatan maka hasilnya dilaporkan dalam bentuk nota angkut buah (NAB) yang berisi informasi tentang jumlah tandan yang diangkut (BJR atau kg) dan penimbangan TBS.

Penulis mengikuti kegiatan pengangkutan TBS sebagai Kerani transport pada umumnya di Divisi VI dan Divisi V. Berikut ini hasil yang diperoleh selama kegiatan pengangkutan; rata-rata jumlah janjang tiap truk adalah 594 janjang (7.3 ton) sedangkan jumlah TBS yang dihasilkan dalam satu hari adalah 28.92 ton sehingga diperlukan empat truk pengangkut (belum termasuk buah restan).

Mandor Perawatan

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit menghasilkan dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah produksi dan mempertahankan dalam kondisi produksi optimum. Pemeliharaan yang baik merupakan tanggung jawab bersama terutama

mandor perawatan yang langsung melakukan pengawasan di lapang. Mandor perawatan bertugas untuk mengelola semua jenis kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan seperti pemupukan, pemeliharaan jalan, spraying/penyemprotan, dan lain-lain.

Mandor perawatan merupakan karyawan tingkat non staf yang termasuk dalam SKU dan tidak mendapat premi (sebelum tahun 2007, semua mandor mendapat premi). Setiap divisi memiliki dua mandor perawatan, satu mandor umum dan satu mandor spraying. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah pemupukan, pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan, pemeliharaan TPH dan pengendalian hama dan penyakit.

Kegiatan sebagai mandor perawatan dimulai dengan breafing pagi dan setelah itu menentukan jenis pekerjaan pemeliharaan yang akan dilakukan pada hari tersebut. Jenis pemeliharaan tidak memungkinkan untuk dilakukan lebih dari dua pekerjaan karena dibatasi oleh jumlah mandor. Artinya bahwa kegiatan pemupukan tidak dapat dilakukan pada saat kegiatan spraying atau sebaliknya pada hari yang sama. Selain dari jumlah mandor terbatas, jumlah tenaga kerja KHL juga terbatas, biasanya kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga kerja wanita yang jumlahnya terbatas. Namun untuk jenis kegiatan tertentu yang membutuhkan tenaga kerja sedikit memungkinkan untuk dua jenis pekerjaan dalam hari yang sama seperti pemeliharaan jalan, babat piringan selektif.

Kegiatan mandor umumnya sama pada setiap jenis pemeliharaan yaitu mempersiapkan jumlah tenaga kerja, bahan yang dibutuhkan dan pengawasan terhadap kegiatan di lapang. Melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk bon buku mandor perawatan (Lampiran 7 adalah Buku Kegiatan Mandor Perawatan).

Tugas mandor perawatan dalam kegiatan pemupukan dimulai dengan memastikan jumlah tenaga kerja pada kegiatan pemupukan dan jumlah tenaga kerja untuk kegiatan pemeliharaan lain. Mandor juga bertugas untuk menyelesaikan bon permintaan pupuk yang setujui oleh asisten Divisi dan diketahui oleh asisten gudang. Kegiatan diawasi dari pengeluaran pupuk di gudang sampai ke lapang dan mengawasi pekerjaan di lapang. Kegiatan

pemupukan membutuhkan dua mandor perawatan dan di kontrol oleh mandor I pada waktu tertentu.

Selama kegiatan magang berlangsung, penulis melakukan kegiatan pemupukan sebagai mandor pada kegiatan pemupukan abu janjang. Penulis bersama dengan mandor perawatan lain bertanggung jawab terhadap keberlangsungan pemupukan. Salah satu kendala pada kegiatan pemupukan sebagai mandor adalah sulit untuk mendapatkan alat angkut pupuk dari gudang ke lapang. Sehingga kegiatan sering dimulai diatas jam 8.00 WIB. Oleh karena itu, koordinasi sangat diperlukan antara mandor perawatan dan kerani transport serta mandor I. Prestasi penulis sebagai mandor perawatan dalam kegiatan pemupukan abu janjang meningkat yaitu dengan jumlah tenaga kerja yang sama meningkat dengan luasan yang lebih besar atau jumlah jam kerja berkurang dan ketepatan semakin tinggi dan kehilangan yang semakin kecil.

Mandor perawatan/spraying pada kegiatan spraying dimulai dengan mempersiapkan bahan herbisida di gudang dan membawanya ke lapang. Berbeda dengan kegiatan yang lain, penyediaan bahan pada kegiatan spraying dilakukan sendiri oleh mandor spraying. Tugas pertama adalah membuat bon permintaan bahan herbisida yang diaplikasikan (Gramoxone, Ally, atau Smart) yang disetujui oleh asisten divisi dan diketahui oleh asisten gudang, setelah itu mencampurkan bahan herbisida dengan air di gudang. Pencampuran dilakukan oleh mandor spraying dengan tujuan untuk mencegah pencurian. Setelah itu membawa campuran herbisida ke lapangan. Kegiatan semprot dimulai dengan mengisi campuran kimia ke knapsack oleh mandor spraying (sehingga konsentrasi sesuai dengan rekomendasi). Mandor spraying biasanya mengawasi sembilan orang tenaga kerja KHL.

Selama kegiatan spraying, penulis sering bertugas sebagai mandor spraying dengan prestasi yang tetap. Kendala sebagai mandor spraying adalah pengawasan kurang dan alat semprot tidak berjalan dengan baik.

Kegiatan perawatan selanjutnya adalah kegiatan babat piringan selektif. Kegiatan ini dimulai dengan menentukan jumlah tenaga kerja dan setelah breafing

langsung ke lapangan. Waktu yang ditentukan merupakan faktor hasil yang diperoleh artinya adalah kegiatan babat piringan selektif tidak mempunyai basis dan target tertentu sehingga pekerjaan selesai sesuai dengan jumlah jam yang disepakati yaitu untuk kegiatan perawatan umumnya 5 jam kerja (pekerjaan selesai jam 12.00 WIB). Sehingga hasil yang diperoleh berbeda-beda untuk setiap hari, pengawasan mandor sangat diperlukan untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh. Hasil babat piringan selektif di Divisi V Blok A16, penulis melakukan magang pada hari ke-2 berturut-turut hingga hari ke-5 sebagai mandor yang mengawasi 4-6 tenaga kerja. Prestasi kerja penulis meningkat ditunjukkan dengan peningkatan hasil yaitu 6 pokok tiap tenaga kerja pada hari pertama sebagai mandor meningkat 10 pokok dan 11 pokok tiap tenaga kerja.

Tugas mandor perawatan pada kegiatan sensus ulat api dimulai dengan menentukan jumlah tenaga kerja dan pengawasan di lapang. Berbeda dengan kegiatan lain, kegiatan sensus memerlukan pengawasan yang ekstra yaitu tetap berada di lapang. Kegiatan sensus ulat api diperlukan pengetahuan mandor untuk dapat membedakan beberapa jenis ulat api dan ulat kantong serta serangan hama lain, mengetahui jenis stadia dan lain-lain. Saat melakukan kegiatan sensus ulat api, penulis juga mengawasi dua tenaga kerja wanita KHL.

Kerani divisi

Kantor divisi merupakan salah satu pusat administrasi kebun terkecil dan menjadi sumber data langsung dilapangan tiap divisi, tugas kerani divisi adalah memeriksa laporan baik yang masuk maupun yang keluar seperti Absensi mandor, pembuat bon permintaan barang dan laporan hasil kegiatan dari masing-masing mandor. Kegiatan hari ini menyelesaikan laporan kegiatan sebelumnya sehingga menunggu hasil laporan dari masing-masing mandor.

Kegiatan sebagai kerani divisi dimulai setelah dilakukan breafing pagi. Kegiatan tetap yang harus diselesaikan tiap hari adalah Laporan Harian Hasil Panen (LHHP), Laporan Harian Perawatan dan Umum (LHPU), Daily Work Program dan Realitation dan Daily Cost. Sedangkan laporan tutup buku

menyelesaikan laporan harian dan membuat daftar absensi karyawan SKU dan KHL.

LHHP dan LHPU dibuat berdasarkan laporan dari Daily Work Program dan Realitation. Sedangkan Daily Work berasal dari hasil laporan kegiatan masing-masing mandor. Daily Work berisi tentang seluruh kegiatan termasuk dalam SKU (kegiatan panen) maupun KHL (kegiatan perawatan). Perhatikan Lampiran 8 merupakan salah satu contoh laporan Daily Work tanggal 1 Juni 2009 Divisi V.

Salah satu laporan terpenting untuk dibahas adalah Daily Cost yang menjadi patokan pengeluaran perkebunan selama satu hari. Dari laporan Daily Cost diperoleh informasi tentang keuntungan. Kegiatan yang dilaporkan dalam Daily Cost adalah kegiatan pemeliharaan (SKL). Contoh perhitungan Cost salah satu kegiatan SP3 TPH:

Kegiatan SP3 TPH menggunakan bahan herbisida Gramoxone 6 liter dan Ally 0.3 kg dengan jumlah tenaga kerja 9 KHL dapat menyelesaikan 12 ha (diketahui harga Gramoxone dan Ally adalah Rp 36 902 per liter dan Rp 330 000 per kg dengan upah KHL Rp 23 500/HK). Maka Cost SP3 TPH adalah Upah + Material , Upah = Jumlah HK x Upah/HK sehingga Upah= 9 HK x Rp 23 500/HK = Rp 211 500, Material = harga Gramoxone + harga Ally = 6 liter x Rp 36 902/liter + 0.3 kg x Rp 330 000/kg = Rp 320 412, jadi total Upah dan Material = Rp 211 500 + Rp 320 412 = Rp 531 912. Maka Biaya per ha adalah Rp 44 326.

Setelah kegiatan selesai, maka seluruh laporan dikirim ke Kantor pusat kebun untuk diperiksa kembali oleh kerani umum dan dilaporkan sebagai kegiatan laporan kebun untuk semua divisi.

Pendamping Asisten Divisi

Setiap kebun dipimpin oleh seorang estate manager (EM) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kebun dan menjadi pemegang puncak keputusan. EM bertanggung jawab pada area manager (AM) atas segala kegiatan kebun seperti keadaan kebun, proses produksi, administrasi kebun, pengusahaan

material, finansial, personalia dan termasuk dalam keamanan kebun. Sedangkan setiap kebun terdiri atas beberapa divisi, setiap divisi dipimpin oleh seorang asisten. Sehingga EM dibantu oleh beberapa asisten dan asisten divisi akan membawahi beberapa mandor yang langsung menangani pelaksanaan kegiatan lapang.

Asisten divisi merupakan karyawan staf yang gajinya berdasarkan pada tingkat golongannya. Selain secara teknis, asisten juga harus mengelola kebun secara administrator dan membina karyawan dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Selain membantu kerani divisi juga bertugas untuk menyusun

budget divisi yang dipimpinnya.

Kegiatan asisten dimulai dari jam 6.00 WIB yaitu kegiatan breafing pagi bersama dengan asisten divisi lain yang dipimpin oleh estate manager. Kegiatan tersebut membahas tentang hasil kegiatan sebelumnya dan rencana kegiatan pada hari ini. Kegiatan yang dibahas terutama kegiatan monitoring produksi harian dan lain-lain. Setelah itu, kegiatan breafing kembali di divisi yang di pimpin oleh asisten jam 6.30 WIB. Kegiatan breafing termasuk dalam kebijakan divisi sebagian divisi tidak melakukan kegiatan breafing dan sebagian divisi melakukannya pada hari-hari tertentu sedangkan divisi V (tempat penulis melakukan kegiatan manajerial) melakukan breafing setiap hari. Kegiatan yang dibahas dalam breafing adalah hasil kegiatan sebelumnya dan mengetahui kondisi dan permasalahn yang dihadapi tenaga kerja.

Asisten memulai pengawasan dengan melakukan patroli ke setiap kegiatan yang dilakukan pada hari tersebut seperti mengontrol kegiatan panen, perawatan dan lain-lain. Setelah melakukan pengawasan, maka asisten selanjutnya menyelesaikan tugas administrasi di Kantor divisi. Salah satu hal yang terpenting dalam seorang Asisten adalah kepedulian terhadap divisi sehingga peka terhadap permasalahan dan mencari solusinya. Salah satu kepedulian asisten adalah jeli terhadap keberadaan anak sawit. Asisten yang baik tidak membiarkan dan menunggu gulma anak sawit tumbuh di jalan.

PEMBAHASAN

Pemeliharaan TM dan Produktivitas Kebun

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan tindakan budidaya agar memiliki respon yang baik terhadap lingkungan tempat berlangsungnya pertumbuhan. Seperti tanaman lainnya, tanaman kelapa sawit membutuhkan pengelolaan yang baik untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Pengembangan kegiatan dalam memproduksi kelapa sawit baik secara teknis maupun secara manajerial harus dilakukan secara terpadu dan selaras dengan semua subsistem yang ada didalamnya.

Pengeluaran yang terus menerus tanpa adanya pemasukan yang mencukupi akan berakibat pada penurunan produktivitas suatu kebun. Kegiatan pemeliharaan akan menyeimbangkan antara pengeluaran (TBS) tersebut dan pemasukan (unsur hara). Setiap 25 ton TBS yang keluar dari kebun membawa 75 kg N, 11 kg P, 93 kg Mg dan 20 kg Ca. Salah satu kegiatan pemeliharaan yang hubungannya erat dengan produksi tanaman adalah kegiatan pemupukan karena pemupukan merupakan cara untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan hara di dalam tanah.

Berdasarkan Tabel 2, produktivitas TBS tahun 2008 mencapai 14.17 ton/ha/tahun dan selalu meningkat dari 6 tahun terakhir ini, hal ini disebabkan oleh pertambahan umur tanaman yang ditandai dengan meningkatnya bobot janjang rata-rata (BJR) dan jumlah TM yang semakin banyak. Lahan di PT JAW Kebun Mentawak termasuk dalam lahan kelas 3 dan memiliki jenis tanah gambut, menurut Noor (2001) tingkat produktivitas kelapa sawit di tanah gambut dapat mencapai 19 ton/ha/tahun.

Produktivitas PT JAW Kebun Mentawak lebih rendah dari potensi produktivitas tanah gambut yang dapat dicapai. Hal ini selain dipengaruhi oleh jenis gambut dan kesesuaian lahan yang berbeda juga dipengaruhi oleh umur tanam dan tindakan budidaya yang berbeda terutama kegiatan pemeliharaan.

Jenis tanah sebagian besar adalah jenis gambut ombrogen yang masukan hara hanya mengandalkan air hujan dan hasil perombakan bahan organik tersebut sehingga lahan miskin unsur hara (jenis oligotrofik). Sedangkan berdasarkan tingkat kematangannya, gambut ini tergolong dalam hemik dengan tingkat mentahnya mencapai 50% sehingga seratnya masih terlihat. Selain jenis gambut, kedalam gambut juga mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Makin tebal gambut, kesuburan lahan di lapisan bawah makin kurang subur. Kedalaman paling baik adalah kurang dari 2 m, kedalaman gambut di kebun adalah 2-8 m.

Produktivitas kebun yang rendah juga dipengaruhi oleh luas areal panen pada puso yang belum dimanfaatkan. Berdasarkan hasil laporan yield area puso

Dokumen terkait