• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

aj. Pihak Yang Berelasi

BRI dan Entitas Anak melakukan transaksi dan Pihak yang Berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (Revesi 2010) mengenai Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi. Transaksi dan saldo dengan Pihak Yang Berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

ak. Program loyalitas Pelanggan

Efektif tanggal 1 Januari 2011 BRI mengacu pada ISAK no.10 tentang “Program Loyalitas Pelanggan”, BRI menyelenggarakan program loyalitas pelanggan yang digunakan untuk memberikan insentif kepada pelanggan untuk membeli barang dan jasa. Jika pelanggan membeli barang atau jasa, maka BRI akan memberikan poin penghargaan kepada pelanggan (seringkali disebut sebagai “poin”). Pelanggan dapat menukar poin penghargaan tersebut dengan barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga. Interpretasi ini berlaku untuk poin penghargaan loyalitas pelanggan yang:

(i) Diberikan kepada pelanggan sebagai bagian dari transaksi penjualan, yaitu penjualan barang, pemberian jasa, atau penggunaan aset oleh pelanggan, dan

(ii) Bergantung pada pemenuhan terhadap setiap kondisi lebih lanjut yang disyaratkan, pelanggan dapat menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga di masa depan

3. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI

Sebagai dampak dari kondisi ekonomi, BRI menderita kerugian yang signifikan pada tahun 1998 dan 1999 sejumlah Rp 28.221.364. Setelah rekapitalisasi BRI pada bulan Juli 2000 dan Oktober 2000, penyisihan penghapusan aset produktif BRI berkurang secara signifikan sehubungan dengan pengalihan aset produktif

non-performing ke BPPN. BRI memiliki akumulasi saldo rugi (defisit) sejumlah Rp 24.699.387 dalam neraca pada

tanggal 30 Juni 2003.

Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tidak dibebani oleh defisit maka BRI melaksanakan kuasi-reorganisasi per 30 Juni 2003 (Catatan 2d).

Manajemen BRI telah menyiapkan proyeksi laporan keuangan yang menunjukkan profitabilitas yang kuat dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) yang sehat sejalan dengan dukungan dari kekuatan utama BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang memfokuskan diri pada pembiayaan mikro, konsumen, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor agribisnis.

4. KAS

Kas terdiri atas:

Keterangan 30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah

Kas Kantor 6.890.414 8.069.736

Kas ATM 2.191.094 1.774.039

9.081.508 9.843.775 Mata Uang Asing

Kas Kantor 119.938 131.937

119.938 131.937

40 5. GIRO PADA BANK INDONESIA

Giro pada Bank Indonesia terdiri atas:

Keterangan 30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah 22.455.017 19.570.892

Dolar Amerika Serikat 3.360.520 418.791

Jumlah 25.815.537 19.989.683

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, di dalam giro pada Bank Indonesia terdapat giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah masing-masing sebesar Rp 376.120 dan Rp 254.882.

Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia.

Rasio GWM BRI (Induk Perusahaan) pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Keterangan 30 September 2011 31 Desember 2010

GWM Utama - Rupiah 8,03% 8,05%

GWM Sekunder - Rupiah 2,50% 3,38%

GWM Utama - Valuta asing 8,12% 1,00%

Rasio GWM pada tanggal 30 September 2011 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang “Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 tentang GWM Bank Umum Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing” sedangkan rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2010 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang “GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing”.

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut di atas, Bank harus memenuhi persyaratan GWM Utama dalam Rupiah masing-masing sebesar 8% dan 8%, dan untuk valuta asing masing-masing sebesar 8% dan 1%. Untuk GWM Sekunder masing-masing sebesar 2,5% dan 2,5% dalam Rupiah. BRI telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang GWM pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

41 6. GIRO PADA BANK LAIN

a. Berdasarkan Mata Uang:

30 September 2011 31 Desember 2010

108.827 81.086 108.827 81.086

Dolar Amerika Serikat 7.236.950 3.326.928

Euro Eropa 443.297 1.135.293

Pounds Sterling Inggris 151.849 152.852

Yen Jepang 202.324 304.615

Dolar Singapura 31.150 102.781

Dirham Arab Emirates 36.409 153.508

Dolar Hong Kong 92.927 146.539

Riyal Saudi Arabia 84.344 143.956

Dolar Australia 69.891 54.188

Swiss Franc 13.827 13.727

Lainnya 89.573 9.212

8.452.541 5.543.599

Dolar Amerika Serikat 45.171 33.431 8.606.539 5.658.116 - (63) 8.606.539 5.658.053 Bersih Keterangan Pihak ketiga Rupiah

Mata Uang Asing

Jumlah

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Pihak yang berelasi

Mata Uang Asing

b. Kolektibilitas:

Mulai 1 Januari 2010, BRI melakukan penilaian giro pada bank lain secara individual dengan menggunakan bukti objektif penurunan nilai, kecuali untuk giro pada bank lain berdasarkan prinsip syariah yang masih menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia.

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 semua giro pada bank lain diklasifikasikan “Lancar”. c. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro pada bank lain:

30 September 2011 31 Desember 2010

0,67% 0,19%

Dolar Amerika Serikat 0,09% 0,20%

Euro Eropa 0,00% 0,00%

Keterangan Rupiah

42 6. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan)

d. Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain:

Keterangan 30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah

Saldo awal 63 547

Penyesuaian Saldo awal sehubungan dengan penerapan

PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 42) - (546) Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan

(catatan 33) (63) 62

Saldo akhir - 63 Mata Uang Asing

Saldo awal - 90.264

Penyesuaian Saldo awal sehubungan dengan penerapan

PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 42) - (90.264) Saldo akhir - -

Jumlah - 63

Control B/S - -

Jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang wajib dibentuk sesuai ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp nihil dan Rp 63 masing-masing pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang dibentuk telah memadai.

Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 40.

43 7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

a. Berdasarkan Mata Uang dan Jenis:

30 September 2011 31 Desember 2010

Bank Indonesia, Intervensi Rupiah 29.662.489 68.556.092

Inter b ank Call Money 2.720.000 1.035.000

32.382.489 69.591.092

Inter b ank Call Money 270.158 12.461.683

Deposits on Call - 991.100

Deposito berjangka 21.975 13.515 292.133 13.466.298 32.674.622 83.057.390

Inter b ank Call Money 965.000 215.000

965.000 215.000 33.639.622 83.272.390 (824) (250) 33.638.798 83.272.140 (7.714.121) - Pihak ketiga Rupiah

Mata Uang Asing

Keterangan

Pihak yang berelasi Rupiah

Jumlah

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Bersih

Control B/S

b. Berdasarkan Jangka Waktu:

Klasifikasi jangka waktu penempatan berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 30 September 2011 31 Desember 2010 < 1bulan 31.995.148 69.591.092 > 1 bulan - 3 bulan - - > 3 bulan - 6 bulan 387.341 - 32.382.489 69.591.092 < 1bulan 270.158 12.461.683 > 1 bulan - 3 bulan - - > 3 bulan - 1 tahun 21.975 1.004.615 > 6 bulan - - 292.133 13.466.298 32.674.622 83.057.390 ≤ 1 bulan 800.000 215.000 > 1 bulan - 3 bulan - - > 3 bulan - 1 tahun 165.000 - 965.000 215.000 33.639.622 83.272.390 (824) (250) 33.638.798 83.272.140 Keterangan Jumlah

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Bersih

Pihak ketiga Rupiah

Mata Uang Asing

Jumlah

Pihak yang berelasi Rupiah

44

Dokumen terkait