• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Laporan Periodik

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) dari tanggal 3 Maret 2008 sampai dengan 3 April 2008 di Stasiun TVRI Jogjakarta.

Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Media di Stasiun TVRI Jogjakarta, penulis bertanggung jawab kepada koordinator program, Drs. Djuminto.S.ip di bawah bimbingan Drs. Miskidi.

Laporan Periodik Pelaksanaan Kuliah Kerja Media adalah sbb: 1. Minggu Pertama, periode 5 Maret 2008 s.d 11 Maret 2008:

a) Adaptasi dan Perkenalan dengan lingkungan kerja atau tempat kerja yang baru dan orang-orang yang berada didalamnya.

b) Orientasi dan pengenalan kondisi dan situasi dalam produksi program acara yang ditayangkan secara live.

c) Penulis mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan bapak Miskidi yang menjabat ketua seksi teknik produksi dan penyiaran. Setelah memohon bimbingan, penulis dijanjikan akan dibimbing untuk mengikuti pelatihan sebagai penata lampu (lighting man). 2. Minggu Kedua, Periode 12 Maret 2008 s.d 18 Maret 2008 :

a) Menjadi crew penata cahaya dalam acara Koes Plus Kembali b) Menjadi crew penata cahaya dalam acara Taman Gabusan c) Menjadi crew penata cahaya dalam acara Karaoke On TV d) Membantu mengecek lampu di studio 1

3. Minggu Ketiga, Periode 19 Maret 2008 s.d 25 Maret 2008: a) Menjadi crew penata cahaya dalam acara Koes Plus Kembali b) Menjadi crew penata cahaya dalam acara Taman Gabusan c) Menjadi crew penata cahaya dalam acara Karaoke On TV d) Membantu mengecek lampu di studio 1

e) Mengamati dan membantu kerja tim Tata Artistik di studio. f) Membantu proses editing berita.

4. Minggu Keempat, Periode 26 Maret 2008 s.d 03 Maret 2008

a) Melengkapi data-data mengenai Lighting yang dibutuhkan dalam pembuatan Tugas Akhir.

b) Perpisahan dengan pembimbing di TVRI Stasiun Yogyakarta

B. Deskripsi Program Acara 1. Koes Plus Kembali

a. Judul Acara : Koes Plus Kembali

b. Isi Acara : Program acara pagelaran musikal dengan menyajikan lagu-lagu populer karya koes plus yang di bawakan oleh satu grup band yang selain merupakan penggemar koes plus juaga dapat membawakan lagu-lagu populer koes plus dengan sangat baik. c. Target Audience : Penggemar Band Koes Plus

d. Tujuan : Memberikan hiburan dengan mengajak penggemarnya bernostalgia dengan lagu- lagu koes plus.

e. Durasi : 60 menit

f. Frekuensi : 1 minggu satu kali siar (Rabu malam Pukul 20.00 WIB).

g. Sifat siaran : Live ( langsung).

h. Konsep Dekorasi : Suasana panggung yang megah.

i. Properti : Meja dan kursi penonton, 1 set instrumen Band.

j. Pendukung Acara : MC.

v Deskripsi Acara Koes Plus Kembali.

Dengan mengusung ketenaran dan kelegendaan Grup Musik Koes Plus serta mendendangkan lagu – lagunya maka Penonton di Studio dan Pemirsa di rumah akan terbawa kea lam 70-an. Lagu – lagu yang dibawakan seakan membawa kembali ke Jaman Keemasan Koes Plus. Band – band yang tampil akan disuport oleh Komunitas – komunitas Penggemar Koes Plus yang ada di DIY dsk. Meski tampil hanya dalam waktu 1 jam, lagu – lagu ini dapat menjadi obat rindu bagi penggemar Koes Plus. Bagi Penggemar yang ingin menyaksikan secara langsung di

Studio di sediakan tempat yang representatif untuk bisa bergoyang sembari mendengarkan alunan lagu Koes Plus.

2. Taman Gabusan

a. Judul Acara : Taman Gabusan

b. Isi Acara : Program acara Talkshow dengan menghadirkan pakar-pakar yang ahli dan berkompeten di bidang masing-masing, yang membahasan topik-topik yang sedang hangat dimasyarakat Bantul. Segala permasalahan yang terjadi karena adanya birokrasi dan program dari Pemkab di urai di acara ini.

c. Target Audience : Masyarakat Bantul atau orang yang peduli dengan kemajuan Bantul dari segala penjuru.

d. Tujuan : Untuk menjalin kedekatan dengan Pemkab Bantul dengan masyarakatnya.

e. Durasi : 60 menit

f. Frekuensi : 1 minggu satu kali siar (Selasa malam Pukul 20.00 WIB).

g. Sifat siaran : Live ( langsung).

i. Properti : Meja dan kursi penonton, 1 set instrumen Band.

j. Pendukung Acara : MC.

v Deskripsi Acara Taman Gabusan.

Untuk menjalin kedekatan dengan masyarakatnya, maka Pemkab Bantul merancang acara ini. Segala permasalahan yang terjadi karena adanya birokrasi dan program dari Pemkab di urai di acara ini. Dengan mengambil topik-topik yang sedang hangat dimasyarakat, maka Pemkab Bantul berusaha memotivasi dan menampung keluhan masyarakat. Acara ini menghadirkan Pakar-pakar yang ahli dan berkompeten di bidang masing-masing, sehingga bahasannya akan tuntas. Masyarakat juga bisa menyampaikan saran, usul dan keluhannya lewat telepon langsung ke Narasumber yang berada di Studio I TVRI Stasiun D.I Yogyakarta. Komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk bangkit dari bencana gempa diapresiasikan pada acara ini, sehingga acara ini di relay oleh TA TV, Jogja TV dan RB TV, sehingga bisa ditonton oleh masyarakat Bantul atau orang yang peduli dengan kemajuan Bantul dari segala penjuru.

C. Peran Ligting Man pada acara Koes Plus Kembali dan Taman Gabusan di TVRI Stasiun Yogyakarta.

Dalam pengaturan Ligting di Studio 1 TVRI dijelaskan dalam beberapa tata cara yang harus diketahui seorang Lighting Man sebelum terjun ke lapangan.

1. Pengaturan cahaya di Studio 1 TVRI

Penataan cahaya pada suatu scene televisi diperlukan pengaturan intensitas dan distribusi cahaya. Pengaturan intensitas cahaya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pengaturan cahaya langsung menggunakan dimmer. b. Pengaturan cahaya melalui fokus cahaya.

c. Pemilihan daya dari masing-masing lampu

d. Pengaturan cahaya dengan memasang penyebar cahaya yang berupa kaca buram atau bisa juga menggunakan anyaman kawat

e. Pengaturan Cahaya dengan mengatur jarak obyek terhadap lampu.

Sedangkan untuk pengaturan distribusi cahaya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pengaturan dengan menempatkan lampu-lampu pada lighting grid dengan menyetel tinggi rendah lampu.

b. Pengaturan dengan menggunakan switching.

c. Pengaturan distribusi cahaya dengan pengaturan fokus, hal ini dilakukan untuk daerah penyinaran yang sempit.

d. Pengaturan distribusi cahaya dengan menggunakan barndoor uang terpasang pada penutp lampe tersebut.

e. Dengan pemakaian lampu yang dapat di pindah-pindah dengan mudah.

Peralatan penting dalam pengaturan pencahayaan baik intensitas maupun distribusi adalah sebagai berikut :

Ø Main Switch Board (MCB)

Main Switch adalah suatu papan untuk mengatur pembagi listrik untuk daya penerangan (lighting power).Wiring diagram dapat dilihat pada lampiran no. 6.

Spesifikasi :

2) Main Capacity : 66 kVA 3) Frequency : 50 Hz

Ø Dimmer

Dimmer adalah unit yang berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya.

Bagian-bagian dimmer :

1) SCR : Untuk pengontrol jalur (phase) 2) Choke : Suspensi gelombang

3) Ignition Drive Card : Untuk mengaktifkan SCR Spesifikasi :

1) Model : JA20A x 1 circuit dan JA30A x 1 circuit 2) Input Voltage : 220 V AC

3) Kapasitas : 8.8 kVA 4) Input Terminal : Connector 5) Output Terminal : Connector

6) Output Capacity : 4,4 kW x 1 circuit dan 6,6 kW x 1 circuit 7) Proteksi : MCB (NFB)

Wiring diagram dapat dilihat pada lampiran no.7 sampai dengan no. 14.

Ø Control Console

Control Console adalah kunci bagi bekerjanya dimmer. Control Console terdiri dari :

1) Control Switch (on/off) 2) AC Voltmeter 3) Voltmeter Switch 4) AC Ammeter 5) Cross-fader 6) Cross-Indikator 7) Group fader 8) Cyclorama fader 9) A/B/F Switch 10)Preset Fader 11)A/B/F/G Switch 12)Cyclorama preset fader

13)f/TCR/TCB/GCR/GCG/GCB Switch 14)Independent Operation Switch 15)Operation Pilot Lamp

16)Main Operation Switch

Wiring diagram dapat dilihat pada lampiran no. 15 sampai dengan no. 19.

2. Pelaksanaan Pengaturan Cahaya di Studio 1 TVRI

Pelaksanaan pengaturan cahaya dilakukan di dalam ruangan studio 1 TVRI Stasiun Yogyakarta. Luas studio adalah 20 x 20 meter dengan tinggi 12 meter. Tata letak lampu dapat dilihat pada lampiran no. 5.

Lampu-lampu tersebut diletakkan pada grid-gridnya diberi penomoran untuk memudahkan pengaturan.

Jenis lampu yang digunakan antara lain :

a. Spots, dengan daya 1600 Watt , 2000 Watt, dan 3500 Watt b. Scops, dengan daya 1000 Watt

c. Siclorama, dengan daya 800 Watt

Ø Pra Produksi

Beberapa jam sebelum acara Koes Plus Kembali dan Taman Gabusan On Air, team kreatif memberikan Rundown kepada sutradara yang telah disetujui oleh produser. Kemudian sutradara memberi perintah kepada team artistik dan lighting untuk mempersiapkan studio.

Team Lighting terdiri dari 4 orang yang terdiri dari 2 orang penata lampu yang merangkap pengawas pada saat acra on air, 1 orang operator di lighting control, dan 1 orang ketua yang disebut Head of Lighting Man yang bertanggung jawab atas semua aspek penataan cahaya pada studio. Setelah team artistik selesai mendekor panggung, team lighting yang terdiri dari dua orang penata lampu melakukan pemasangan lampu sesuai dengan perintah Head of Lighting Man dengan memasang lampu pada grid yang dapat dilihat pada Wiring Diagram No. 5.

Untuk memudahkan pengaturan lampu digunakan alat bantu berupa penarik yang diberi pemberat untuk keseimbangan. Pemberat tersebut diberi kode nomor sesusai dengan grid dan diatur tinggi rendahnya dengan pengait.

Adapun penempatan lampu dan penjelasannya di jelaskan sebagai berikut :

Gambar 4.1, Penempatan Lampu Acara Koes Plus Kembali

Pada acara Koes Plus Kembali menggunakan teknik pencahayaan dengan menggunakan lampu yang intensitas cahayanya kuat atau disebut juga Hard Light jika mengacu pada sifat-sifat cahaya pada lampu.

Lampu B41, B43, B51, B53, TC41, TC42, TC43, TC52, TC53 dan A52 menggunakan lampu Spots dengan daya 2000 Watt yang menerangi area panggung dan sekitarnya. Sedangkan lampu-lampu lain yang terletak pada grid A kecuali lampu A52 menggunakan lampu Scops dengan daya 800 Watt yang menerangi area penonton. Semua lampu yang digunakan juga tidak diberi filter warna apapun.

Gambar 4.2, Penempatan Lampu Acara Taman Gabusan

Pada acara Taman Gabusan juga menggunakan teknik pencahayaan dengan menggunakan lampu yang intensitas cahayanya kuat atau disebut juga Hard Light jika mengacu pada sifat-sifat cahaya pada lampu. Perbedaannya terdapat pada banyaknya lampu dan pemberian filter warna pada lampu.

Lampu F2 dan TC73 menggunakan lampu Spots dengan daya 3500 Watt untuk menerangi keseluruhan area. Pada lampu-lampu yang terdapat pada grid B dan TC serta A22 menggunakan lampu Spots dengan daya 2000 Watt untuk menerangi area panggung kecuali pada lampu TC13, TC22 yang menggunakan lampu Spots dengan daya 1600 Watt dan lampu TC73 dengan daya 3500 Watt. Sedangkan lampu-lampu lain yang terletak pada grid A kecuali lampu A22 menggunakan lampu Scops dengan daya 800 Watt yang menerangi area penonton.

Pada lampu-lampu di TC3 dan TC5 diberi filter warna untuk memeriahkan pencahayaan. Pada lampu TC31 dan TC53 diberi filter

merah, pada lampu TC32 dan TC52 diberi filter kuning, dan pada lampu TC33 dan TC51 diberi filter hijau.

Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat bergantung pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan (seperti batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu17.

WARNA FILTER MENERUSKAN MENAHAN

Merah M + J K + H + B + N + U Hijau K + H M + J + B + N + U Biru B + N + U M + K + H Kuning M + J + K + H B + N + U Magenta M + J + B + N + U K + H Sian K + H + B + N + U M + J

Berikut adalah warna sinar yang diteruskan oleh gabungan dua filter cahaya :

17 Prastowo MW, dkk, Buku Panduan Teknik TVRI Stasiun Yogyakarta, TVRI Stasiun Yogyakarta. 1986, Hal. 195

Gambar 4.3, Warna Sinar Yang Diteruskan Oleh Gabungan Dua Filter Cahaya

Setelah semuanya selesai dilakukan pengecekan terakhir lampu-lampu yang telah diletakkan dan diuji oleh operator yang berada di lighting control apakah bekerja atau tidak. Jika semuanya telah siap dilanjutkan ke tahap produksi

Ø Produksi (On Air)

Pada Saat acara on, air team lighting yang terdiri dari 2 penata lampu mempunyai tugas baru sebagai pengawas lampu. Pengawas lampu dibagi lagi menjadi pengawas di dalam studio dan pengawas di lighting control.

Pengawas yang berada di dalam studio memberi laporan yang bersifat kasat mata tentang kondisi lampu sebenarnya pada saat acara berlangsung dan berkomunikasi dengan menggunakan HT dengan pengawas pada lighting control yang memberi informasi kepada operator. Di dalam lighting control operator mengatur lampu yang berganti-ganti atas perintah Head of Lighting man. Pengaturan lampu pada Lighting Control terdapat beberapa alat ukur dan tombol pengontrolan, yaitu :

Berfungsi untuk dimulai atau diakhirinya suatu pengaturan dari komponen pengontrol pada alat lighting tersebut.

2. Amperemeter dan Voltmeter

Untuk mengetahui pemakaian beban lighting. 3. Lampu Indikator

Untuk memudahkan dalam mengetahui lampu yang digunakan. Misalnya jika lampu A1 yang digunakan maka lampu indikator A1 akan menyala.

4. Switch B13, B23,..., B63 dan A13, A23,..., A213

Untuk melayani pemilihan lampu tanpa melalui dimmer. 5. Dimmer

Untuk mengatur intensitas penerangan pada lampu Spots dan Siclorama.

6. Switch A, B, F, dan G

Saklar pemilih apakah lampu akan dihubungkan baik itu langsung maupun tidak langsung.

7. Switch TCR, TCG, dan TCB

Saklar untuk memilih warna lampu mana yang akan dipakai. TC merupakan kode tempat lampu / grid. Sedangkan R singkatan dari Red, G (Green), dan B (Blue).

8. Master

Digunakan untuk mengelompokkan pengontrolan lampu-lampu.

Setelah acara selesai team lighting dikumpulan untuk mengadakan evaluasi secara singkat oleh Head of Lighting Man untuk perbaikan On Air selanjutnya. Semua crew membuat laporan yang kemudian akan diserahkan kepada Head of Lighting Man dimana laporan tersebut akan diterukan kepada Kepala Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kuliah Kerja Media (KKM) telah memberikan suatu gambaran dan pengalaman yang sangat berarti dalam dunia kerja. Dalam hal ini, KKM telah mengajarkan kepada mahasiswa untuk dapat menjadi sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.

Beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran selama pelaksanaan KKM, antara lain sebagai berikut:

1. Ilmu yang penulis peroleh dibangku perkuliahan sangat membantu penulis ketika diterapkan dalam dunia kerja, meskipun tidak selalu sama dengan praktik di lapangan.

2. Rasa tanggung jawab yang besar serta kedisiplinan yang tinggi sangat dijunjung di dalam dunia broadcasting guna mencapai target yang kita inginkan.

3. Kerjasama tim yang baik sangatlah mempengaruhi kesuksesan dari proses produksi yang sedang dilakukan, dan untuk mencapai hasil yang maksimal.

4. Disiplin, semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi dapat menjadi motivasi untuk terus belajar dan belajar demi kesuksesan di masa yang akan datang.

Dari hasil pelaksanaa Kuliah Kerja Media (KKM), penulis memberikan saran agar dapat dijadikan pembelajaran dimasa mendatang dan juga dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan KKM selanjutnya.

a. Saran bagi program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret adalah :

1. Diharapkan pada waktu pelaksanaan magang dilakukan kunjungan langsung ke tempat pelaksanaan magang oleh dosen pembimbing. Selama ini hal tersebut hanyalah sebuah wacana tanpa realisasi yang nyata. Padahal jika kunjungan tersebut dilaksanakan maka dosen pembimbing dapat memantau pelaksanaan magang dan juga untuk menjalin kerjasama dengann instansi terkait.

2. Panitia KKM yang selanjutnya agar lebih bertanggung jawab pada tugas-tugasnya dan tidak hanya mementingkan diri sendiri. 3. Kesalahan-kesalahan prosedur dari panitia KKM diharapkan

tidak terjadi lagi di kepanitiaan selanjutnya. b. Saran bagi TVRI Stasiun Yogyakarta adalah :

1. Dengan banyaknya televisi swasta yang ada di Indonesia, TVRI hendaknya lebih selektif dalam menayangkan program acara unggulannya, agar menampilkan acara yang menarik perhatian banyak pemirsa.

2. Dalam merencanakan produksi hendaknya membuat Time Schedule agar perencanaan yang telah disusun, selesai pada waktu yang telah ditentukan.

3. Dengan peralatan yang kurang memadai hendaknya bisa memproduksi acara semaksimal mungkin.

4. Kerabat kerja sudah melakukan koordinasi yang baik atas tanggung jawab terhadap profesinya dan hendaknya dipertahankan.

Dokumen terkait