• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

B. Analisis Data

1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

127

B. Analisis Data

1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP Negeri 1 Kedungwaru dan SMP Negeri 2 Tulungagung

a. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Kedungwaru

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran PAI yang sudah berjalan sesuai prosedural dan sesuai struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Prinsip kurikulum KTSP menunjukkan pada suatu pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum.26

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL.

Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan tuntutan pertama yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Silabus adalah ikhtisar keseluruhan program pengajaran yang terdiri dari

128

tujuan program kurikuler. Tujuan pembelajaran perkelas, tujuan pembelajaran pokok bahasan dan ruang lingkup materi pembelajaran yang diatur dan disusun secara berurutan menurut semester dan kelas, yang berfungsi sebagai pedoman bagi pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam rangka melaksanakan program belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka setiap guru bidang studi/ mapel dituntut untuk membuat silabus, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang ada dalam silabus tersebut.

Langkah-langkah pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapat diterima oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup. Kegiatan pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau membuka pelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal agar memusatkan diri untuk belajar. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran yang paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. pembentukan kompetensi peserta didik merupakan

129

kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok dan membahas materi pokok untuk membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. kegiatan menutup pembelajaran perlu dilakukan secara professional agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang menyenangkan.

Pelaksanaan KTSP mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Kedungwaru disesuaikan dengan struktur KTSP sebagaimana penjelasan WAKA Kurikulum dan guru PAI, maka pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Kedungwaru dilaksanakan 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS.27 Menurut guru PAI SK dan KD pada KTSP tertuangkan semuanya pada RPP yang dibuat guru yang kemudian dijadikan acuan dan pedoman untuk melaksanakan pembelajaran di kelas.28

Menurut Bapak Mujib salah satu guru PAI di SMP Negeri 1 Kedungwaru dalam pelaksanaan KTSP harus mengacu pada standar kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.29 Lebih lanjut bapak Mujib

27 Minto Basuki, Wawancara, 23 Mei 2017

28 Winarto, Wawancara, 22 Mei 2017

130

menjelaskan bahwa teknik pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan).30

Pelaksanaan KTSP di SMP Negeri 1 Kedungwaru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang didalamnya ada penerapan SK-KD, penilaiannya, dan SKL yang ditetapkan sesuai dengan struktur kurikulum yang ada yaitu 2 jam perminggu.31 Dan pelaksanaan KTSP di SMP Negeri 1 Kedungwaru semua kompetensi mapel PAI tertuangkan di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman dalam menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas, sedangkan tekhnik metode pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan).

Jadi pelaksanaan KTSP di SMP Negeri 1 Kedungwaru berjalan dan terlaksanakan dengan baik dari mulai penyusunan standar isi (SI), standar kelulusan (SKL), penyusunan RPP dan juga pembelajaran yang dilaksanakan. Hanya saja ada kendala dalam pelaksanaan KTSP ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menghafal ayat-ayat Al Qur’an dan juga hadits yang berkaitan dengan materi tentang menghindari perilaku tercela (perilaku munafiq), dan waktu pembelajaran yang hanya 2 jam perminggu menjadikan pendalaman materi kurang maksimal.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

30 Mujib, Observasi, 22 Mei 2017

131

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar pendidikan nasional tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

b. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Kedungwaru

Kurikulum menurut Oemar Hamalik berasal dari bahasa latin, yakni Curicule artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan memperoleh ijazah.32 Lebih dijabarkan lagi mengenai Kurikulum 2013 merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu, kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,

132

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.33

Kurikulum 2013 pada kompetensi inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi Vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/ jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap spiritual (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), Dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integrative. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara

33Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya), 60.

133

tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi kelompok 4).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

Menurut guru PAI segala bentuk teknik dan langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 semuanya dituangkan dalam RPP dengan memperhatikan indikator yang ada. Selain itu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas siswa, disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 mapel PAI di SMP Negeri 1 Kedungwaru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai SKL, jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang didalamnya ada penerapan KI – KD, dan penilaian yang ditetapkan.

134

Menurut Bapak Syahroni salah satu guru PAI di SMP Negeri 1 Kedungwaru menjelaskan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 pada standar kompetensi meliputi: standar kompetensi inti, yaitu: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Guru dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian yang diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses pembelajaranpun memberikan penilaian kepada siswa.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mapel PAI SMP Negeri 1 Kedungwaru mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman pada permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses pembelajaran guru sudah menggunakan pendekatan scientific dengan tekhnik mengamati,

135

menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen/mengasosiasi dan dalam melakukan penialain guru sudah menerapkan penilaian autentik. Dalam evaluasi guru juga sudah melakukan: a) Penilaian sikap dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal; b) penilaian pengetahuan dengan melakukan penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian penugasan, Ulangan tengah semester, dan Ulangan akhir semester; c) penilaian ketrampilan melalui penilaian praktek, penilaian proyek dan penilaian portofolio. Proses pembelajaranpun dilaksanakan dengan pembelajaran PAIKEM.

Jadi sebagaimana Kurikulum KTSP, Kurikulum 2013 yang baru diterapkan tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah yang penulis teliti juga berjalan dan terlaksana dengan baik walau memang masih perlu pembenahan-pembenahan. Dan pada tahun 2013/2014 Kurikulum 2013 Cuma sempat diterapkan satu semester saja, kemudian diberhentikan dan kembali lagi ke KTSP. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya: Kesiapan sekolah, guru, sumber ajar yang belum terdistribusi dengan baik.

Pelaksanaan kurikulum 2013 harus diawali dengan penentuan SKL, kemudian Kompetensi Inti (KI) yang merupakan terjemahan atau perasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,

136

pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organisasing element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang diatasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Sedangkan kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.

Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih memiliki

137

waktu lebih luas yaitu sesuai struktur kurikulum yang ada diajarkan 3 jam per minggu.

c. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Tulungagung

Berkaitan dengan standar nasional pendidikan, Pemerintah telah menetapkan delapan aspek pendidikan yang harus distandarkan, yang pada saat ini telah dirampungkan dua standar, dan siap dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah. Standar yang sudah siap dan sudah disahkan serta siap dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah. Standar yang sudah siap dan sudah disahkan serta disiapkan tersebut adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL).34

Berdasarkan Peraturan Menteri diuraikan bahwasanya pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam kurikulum operasional tingkat satuan pendidikan masing-masing. Oleh karena itu, sebutan untuk kurikulum ini adalah KTSP, singkatan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, bukan kurikulum tanpa sentuhan pakar.35

Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator

34

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 11.

138

kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.

Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada beberapa siswa merasa kesulitan materi penghafalan ayat-ayat Al Qur’an, karena ada beberapa siswa yang kesulitan ketika disuruh menghafalkan. Dengan ketersediaan waktu pembelajaran yang hanya 2 jam pelajaran per minggu menjadikan penyampaian materi tidak dapat maksimal juga.

d. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Tulungagung

Menurut Slameto, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum 2013 tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan yaitu: faktor intern dan ekstern.36 Faktor intern adalah faktor yang ada dari dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Yang termasuk faktor intern antara lain: faktor-faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologis (faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat dan rohani). Sedangkan faktor ekstern antara lain: Faktor keluarga (relasi antar

139

anggota keluarga, ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan) dan faktor sekolah (metode mengajar, kurikukum, relasi guru dan siswa, alat pengajaran, dan tugas rumah).37

Sedangkan Menurut Muhaimin beliau menjelaskan bahwasanya Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.38 Zakiah Darajat juga mendefinisikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai bimbingan dan asuhan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat dewasa sesuai dengan ajaran Agama Islam dalam negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila.39

Pada Kurikulum 2013 khusunya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa lebih dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar, siswa tidak lagi semata-mata sebagai objek dalam pembelajaran namun bisa berpesan sebagai subjek dengan melakukan discovery dan pembelajaran scientific. Kurikulum 2013 bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi

37

Ibid., 124

38 Muhaimin, Straategi Belajar Mengajar, Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama (Surabaya: Citra Media, 1996), 1.

140

peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dn bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya diri; dan toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kesulitan terpenting dari pelaksanaan Kurikulum 2013 masih ada beberapa guru yang belum mampu melakukan perubahan, maka dalam mengimplementasikannyapun kesulitan untuk mencapai maksimal. Satu contoh kecilnya saja harus ada penunjang media dalam penerapan riilnya di lapangan, agar pembelajaran lebih mengena dan lebih terarah. Dengan media pembelajaran tentunya siswa lebih tertarik dan lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan analisis saya pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah diterapkan dengan optimal, akan tetapi konsep yang ada pada Kurikulum 2013 belum sepenuhnya berjalan karena pelaksanaan Kurikulum 2013 ini baru berjalan satu tahun ini, yang sebelumnya pada tahun 2013/2014 sudah diterapkan dan hanya berlangsung selama 1 semester saja. Dan kemudian diterapkan kembali pada tahun 2016/2017 ini. Pelaksanaan pembelajarannya tergantung pada masing-masing kreativitas guru yang mengajarkan, baik dari segi pendekatan, metode pembelajaran, maupun media pembelajaran.

141

Berdasarkan data dan penjelasan diatas, pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Tulungagung sudah berjalan dengan baik khususnya untuk mata pelajaran PAI. SMP Negeri 2 Tulungagung merupakan sekolah percontohan penerapan kurikulum 2013, dan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 sekolah sudah mempersiapkan persiapan yang matang dengan diberikannya pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013 pada guru, baik yang pelatihannya dilakukan oleh sekolah maupun Dinas Pendidikan Kota Tulungagung.

Dokumen terkait