• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Sewa-menyewa Pohon Mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Tabel Mata Pencaharian Penduduk Desa Ngendut Kecamatan Balong

B. Pelaksanaan Sewa-menyewa Pohon Mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

1. Akad sewa menyewa pohon mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Masyarakat Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu tanaman yang menjadi sumber penghasilan masyarakat Desa Ngendut yaitu buah mangga.

Hal ini karena Desa Ngendut mempunyai wilayah pertanian serta perkebunan yang luas dan tanah yang cukup subur untuk menanam palawija dan buah-buahan seperti padi, jagung, ketela, jambu, mangga, belimbing, kedelai dan lain-lain. Hasil perkebunan yang cukup banyak yaitu buah mangga karena lahan perkebunan yang cukup luas serta lahan yang cocok dan serta pertumbuhan pohon mangga yang begitu cepat, sehingga perkebunan pohon mangga yang dijadikan masyarakat sebagai harapan untuk mendapatkan dana yang cukup dan dengan cara yang cepat yaitu dengan cara menyewakan pohon mangga kepada orang lain atau tetangga yang ingin menyewa pohon mangga tersebut.

Menurut ibu Mainah sebagai pemilik pohon mangga mengatakan bahwa: Ya namanya manusia hidup kebutuhannya kan banyak, butuh biaya untruk ini itu. Kalau saya sendiri berawal dari kebutuhan yang mendesak serta banyaknya kebutuhan hidup yang beraneka ragam, seperti untuk uamg saku anak setiap hari dan biaya sekolah yang sudah waktunya membayar dan belum datangnya waktu panen mangga dan hasil pertanian yang lainnya. Maka dari itu, saya menyewakan pohon mangga yang saya miliki untuk memperoleh dana cepat, serta tidak menentunya pohon mangga berbuah dalam jumlah banyak atau tidak, maka dari itu saya memilih untuk menyewakan pohon mangga saya untuk mengantisipasi pohon mangga yang tidak berbuah agar semua itu menjadi tanggung jawab pihak penyewa.6

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan sewa menyewa pohon mangga berawal dari kebutuhan manusia yang begitu kompleks dan mendesak yaitu ketika pohon mangga belum musimnya berbuah dan komoditi lainnya juga belum waktunya panen. Pemilik pohon mangga menginginkan memperoleh dana yang lebih cepat tanpa harus

menunggu waktunya pohon mangga berbuah dan resiko tidak berbuahnya pohon mangga, karena pohon mangga tidak selalu menghasilkan buah yang maksimal. Ini semua menjadikan masyarakat lebih memilih untuk menyewakan pohon mangga yang mereka miliki untuk menghindari resiko tidak berbuah. Bapak Tukimon selaku pemilik pohon mengatakan bahwa:

Kalau menurut saya selaku pemilik pohon mangga menyewakan pohon mangga adalah cara yang paling mudah untuk mendapat aliran dana segar secara cepat. Selain itu juga terhimpitnya kebutuhan, seperti untuk pembayaran biaya anak sekolah, untuk membeli beras, dan kebutuhan yang lainnya membuat saya memilih untuk menyewakan pohon mangga yang saya miliki.7

Terkait hal ini ibu Primi menambahkan bahwa:

Kalau menurut saya menyewakan pohon mangga merupakan cara paling efektif untuk mendapatkan aliran dana cepat dibandingkan dengan harus meminjam ke lembaga keuangan seperti bank dan koperasi karena membutuhkan agungan dan jangka waktu beberapa hari dan lagi pula untuk mencicil setiap bulannya saya pribadi keberatan karena tidak memiliki penghasilan tetap. 8

Disini penulis mengerti bahwa menyewakan pohon mangga merupakan langkah yang paling efektif untuk memperoleh aliran dana secara cepat dan tepat serta efisien karena kebutuhan yang begitu mendesak dan untuk mencari pinjaman ke lembaga keuangan seperti bank dan koperasi membutuhkan persyaratan yang rumit serta memerlukan jaminan, dan sebagai masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani tidak memilikinya penghasilan yang menetap untuk mencicil setiap bulannya. Ini semua membuat warga masyarakat Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo memilih untuk menyewakan pohon mangga yang mereka miliki. Karena menurut

7 Tukimon, Hasil Wawancara, 22 Oktober 2018.

menurut masyarakat dengan begini mereka terlepas dari beban mencicil pinjaman setiap bulannya.

Sewa menyewa pohon mangga merupakan sesuatu yang sudah biasa terjadi di kalangan masayarakat Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Bapak Parwoto selaku penyewa pohon mengatakan bahwa:

Sebenarnya sewa menyewa pohon mangga yang terjadi di Desa Ngendut ini sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir ini seiring dengan makin banyaknya kebutuhan masyarakat dan begitu mendesaknya kebutuhan masyarakat maka terjadilah sewa menyewa pohon mangga. Ini semua merupakan keinginan dari pemilik pohon mangga dan kebutuhan dari pemilik pohonnya sendiri. Disini saya sebagai pihak penyewa merasa beruntung karena tanpa perlu menanam saya bisa menyewa pohon mangga milik warga dan nanti bisa menikmato hasil panennya, saya hanya cukup sedikit merawat pohon manggga yang ada dan menunggu pohon mangga berbuah.9

Disini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sewa menyewa pohon mangga yang terjadi di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo berawal dari keinginan masyarakat yang ingin menyewakan pohon mangga miliknya karena terdesak oleh kebutuhan yang ada. Selain itu dari pihak penyewa mereka juga mendapatkan keuntungan dari transaksi sewa menyewa pohon mangga karena mereka tidak perlu menanam pohon mangga hanya cukup menyewa dari para petani serta memberikan sedikit perwatan terhadap pohon mangga yang sudah mereka sewa. Setelah itu pihak penyewa tinggal menunggu pohon mangga berbuah dan berhak memetik serta menjual hasil panen buah mangga dari npohon yang sudah mereka sewa.

Bapak Parwoto menambahkan bahwa:

Sebenarnya sewa menyewa pohon mangga ini sedikit menguntungkan bagi saya karena lebih murah dibandingkan dibvandingkan dengan membeli secara borongan ataupun kiloan, selian itu juga pendapatan dari hasil sewa menyewa pohon mangga ini terkadang benbar-benar mencapai target bahkan melebihi yang saya harapkan, ini semua membuat saya merasa sangat beruntung bisa menyewa pohon mangga milik masyarakat Desa Ngendut.10

Disini penulis bisa melihat bahwa untuk pihak penyewa dalam transaksi ini merasa diuntungkan karena dalam hal pengambilan manfaat dari pohon mangga seringkali mendapatkan hasil yang begitu memuaskan dan menurut pihak penyewa, menyewa pohon mangga itu lebih murah jika dibandingkan dengan membeli secara kiloan attau membeli dengan cara borongan atau tebasan.

Pada dasarnya sewa menyewa merupakan suatu perbuatan hukum anatara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa untuk saling mengikatkan dirinya berdasarkan perjanjian sewa menyewa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Begitu pula sewa menyewa pohon mangga yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yang pelakunya terdiri dari dua belah pihak yaitu pihak pertama sebagai orang menyewakan atau pemilik pohon mangga dan pihak pihak kedua selaku pihak yang menyewa pohon mangga. Disini kedua belah pihak saling membuat kesepakatan dalam transaksi sewa menyewa pohon mangga agar di kemudian hari tidak ada konflik antar keduanya.

Sewa menyewa pohon mangga menurut masyarakat Desa Ngendut merupakan sesuatu yang sudah umum terjadi. Dalam hal ini masyarakat

mayoritas menyewakan pohon mangganya secara musiman atau satuu kali panen. Bapak Samiran mengatakan bahwa: “Yaa sewa menyewa pohon mangga yang saya lakukan ini sudah umum terjadi di Desa Ngendut ini. Kebanyakan orang-orang menyewakan pohon mangga dalam jangka waktu satu tahun atau satu kali masa panen.”11

Sewa menyewa pohon mangga ini dalam prosesnya yaitu ada seseorang yang memang sudah biasanya menjadi seorang penyewa pohon mangga. Warga yang merasa ingin menyewakan pohon mangganya akan mendatangi orang yang biasa menyewa pohon mangga. Setelah itu pihak penyewa biasanya akan mendatangi lokasi pohon mangga yang ditawarkan oleh pihak yang mempunyai pohon mangga. Setelah pohon mangga dilihat maka keduanya akan melakukan tawar menawar harga sewa untuk pohon mangga tersebut. setelah harga disepakati maka dilakukanlah pembayaran secara uang muka atau panjar kepada pihak yang memiliki pohon mangga dan sisanya akan diberikan ketika buah mangga siap untruk dipanen.

Bapak Parwoto selaku pihak penyewa pohon mangga mengatakan bahwa: Saya sebagai pihak penyewa pohon mangga biasanya akan didatangi oleh masyarakat yang ingin menyewakan pohon mangga miliknya. Setelah mereka menunjukkan lokasi pohon mangga yang ditawarkan saya akan melihat langsung ke lokasi agar saya dapat melihat secara langsung bagaimana kondisi pohon mangga yang ditawarkan serta berapa banyak pohon yang akan disewakan. Setelah itu pemilik pohon mangga tersebut akan menyebut harga yang ditawarkan untuk keseluruhan yang ditawarkan. Disini saya mencoba untuk menawar harga yang ditentukan. Yaa kalau boleh saya beli dan kalau memang harganya tidak cocok saya batalkan saja. Kalau terjadi keccokan dan telah mencapai kesepakan antara saya dan yang punya pohon mangga maka akan saya berikan uang panjar

atau muka dan sisanya lagi akan saya berikan ketika pohon mangga sudah siap saya panen.12

Dalam hal akad sewa menyewa pohon mangga yang dilakukan oleh Masyarkat Desa Ngendut kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ini menggunakan istilah mengontrak pohon mangga, yang mereka maksud disini adalah menyewakan pohon mangga secara musiman atau dalam jangka waktu satu tahun untuk diambil buahnya. Pihak yang menyewakan akan menyerahkan pohon mangga yang mereka miliki setelah terjadinya kesepakan antara pihak penyewa dan yang menyewakan. Selanjutnya pihak penyewa akan memberikan sedikit perawatan terhadap pohon mangga yang telah ia sewa. Peristiwa ini biasanya berlangsung ketika pohon mangga belum berbunga. Karena pihak penyewa masih akan melakukan proses perwatan agar pohon mangga yang disewa berbuah secara maksimal dabn sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini berdsarkan wawancara terhadap pemilik pohon mangga yaitu bapak Sujud:

Dalam hal akad yang digunakan oleh masyarakat Desa Ngendut ini menggunakan akad mengontrak pohon mangga atau sewa pohon mangga, maksudnya adalah menyewakan pohon mangga dalam jangka waktu satu kali masa panen atau satu kali masa berbuah. Disini saya sebagai pihak yang menyewakan akan menyerahkan pohon mangga yang saya miliki kepada pihak penyewa setelah terjadinya transaksi atau kesepakatan sewa menyewa pohon mangga. Setelah itu pihak yang menyewa akan melakukan pemupukan, penyemprotan terhadap pohon mangga milik saya yang sudah ia sewa. Tramsaksi sewa menyewa ini biasanya terjadi ketika pohon mangga belum berbunga karena pihak penyewa masih akan melakukan perawatan terhadap pohon mangga tersebut ini semua tiada lain bertujuan untuk menghasilkan pohon mangga yang berbuah secara mkasimal dan sesuai apa yang diaharapkan.13

12 Parwoto, Hasil Wawancara, 23 Oktober 2018.

Dalam hal ini akad sewa menyewa pohon mangga yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dilakukan secara lisan tanpa adanya adanya surat tertulis karena dalam transaksi ini mengedepankan rasa saling percaya antara kedua pihak yaitu antara pihak penyewa dan yang menyewakan. Mereka menganggap rasa saling percaya itu sudah tertanam pada jiwa mereka karena sudah saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Kalaupun ada persoalan akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Ini berdasarkan wawancara kepada Bapak Samiran, beliau menyebutkan sebagai berikut: “Transaksi sewa menyewa pohon mangga yang saya lakukan ini tidak ada suratnya secara tertulis melainkan hanyan sebatas lisan saja. Toh saya dan pihak menyewa sudsah saling kenal dan sudah saling percaya satu sama lain, dan jika dikemudian hari ada persoalan akan saya selesaikan dengan cara kekeluargaan.”14

Kesepakatan ini dianggap lahir pada waktu terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak yang didasari oleh perasaan suka sama suka dan tanpa adanya unsur paksaan dari kedua belah pihak, atau dari pihak manapun. Pemilik pohon mangga sepakat untuk menyewakan pohon mangga miliknya dan begitupun pihak yang menyewa akan memberikan uuang sewa pada waktu yang telah ditentukan serta akan mentaati perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pihak yang menyewakan (yang mempunyai pohon) dan pihak yang menyewa.

Memang dalam prakteknya dalam kehidupan sehari-hari transaksi sewa menyewa tidak setiap transaksi menggunakan ijab dan kabul secara langsung tetapi hanya ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang bersangkutan menyatakan kerelaan satu sama lainnya. Dan saling memenuhi kewajiban satu sama lainnya.

2. Sistem pembayaran dalam sewa menyewa menyewa pohon mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Sistem pembayaran dalam sewa-menyewa pohon mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten ponorogo menurut masyarakatnya dilakukan setelah terjadinya akad sewa-menyewa pohon mangga disepakati oleh kedua belah pihak yang menyewa dan yang menyewakan. Sebelumnya pemilik pohon akan menawarkan harga sewa pohon mangga yang ia inginkan, setelah itu pihak penyewa akan melihat kondisi serta besar kecilnya pohon mangga dan tingkat kesuburan pohon mangga tersebut. Setelah itu pihak penyewa akan melakukan penawaran sesuai dengan keadaan pohon mangga yang ada sampai terjadinya sepakat antara kedua belah pihak.15

Penetapan harga sewa pohon mangga di Desa ngendut ini melihat dari kondisi pohon mangga yang ada serta jumalh pohon mangga yang akan disew alalu dikalikan masa sewa. Dimana sebelum harga disepakati oleh kedua belah pihak, maka pemilik pohon akan menawarkan pohon mangganya kepada penyewa dengan menyebutkan mana saja pohon mangga yang akan disewakan berapa kali masa sewanya dan berapa harga sewa pohon mangga

tersebut. Disini pemilik pohon menawarkan harga yang cukup tinggi karena dia menginginkan hasil uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Penyewa tidak langsung menyetujui harganya melainkan menawar harga yang ditawarkan oleh pemilik pohon mangga tersebut. Ini semua berdasarkan wawancara pada bapak Samiran yaitu:

Kalau untuk penetapan harganya masyarakat Desa Ngendut Kecamatan Balong melihat dari besar kecilnya pohon mangga serta jumlah pohonnya dan akan dikalikan masa sewa yang telah ditentukan. Sebelum penyewa melakukan penawaran terhadap harga sewa terlebih dahulu pihak yang mempunyai pohon mangga akan menentukan harga sewa pohon mangga yang saya miliki. Tapi dalam hal ini penyewa tidak langsung menerima harga yang saya tawarkan melainkan menawarnya terlebih dahulu. Sehingga terjadilah proses tawar menawar antara saya dan pihak yang akan menyewa pohon mangga milik saya.16

Adapun sistem pembayaran sewa menyewa pohon mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo seperti pembayaran pada sebagian sewa menyewa yang pada umumnya yaitu pembayaran dengan sistem panjar atau uang muka dan pembayaran yang dilakukan setelah terjadinya akad dengan tidak tidak disertai bukti tertulis ataupun kuitansi. Yang menjadi dasar dari transaksi sewa menyewa pohon mangga ini yaitu rasa saling percaya antara satu dengan yang lainnya karena pemilik pohon dan pihak yang menyewa pohon sudah saling percaya. Seperti dalam wawancara dengan ibu Jumiyem sebagai berikut: “sistem pembayaran yang dilakukan dalam sewa menyewa pohon mangga di Desa Ngendut ini yaitu dilakukan dengan cara panjar yaitu membayar sebagian harga sewa pohon

mangga. Semua ini tanpa adanya bukti tertulis atau kuitansi karna saya dan pihak penyewa pohon mangga saya sudah saling percaya”.17

Setelah terjadinya kesepakatan dan dilakukan pembayaran uang panjar atau uang muka setelah terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak maka kini pohon mangga sudah menjadi hak pihak penyewa. Setelah itu pihak penyewa akan melalukan beerbagai macam cara agar pohon mangga berbuah seperti yang ia harapkan, yaitu seperti dengan cara penyemprotan, pemupukan serta pembersihan sekitar area pohon mangga. Setelah itu pihak menyewa akan menunggu saatnya pohon mangga berbuah dan siap untuk dipanen. Berkaitan dengan sisa pembayaran uang sewa pohon mangga diatas akan dilakukan setelah pohon mangga sudah berbuah dan siap untuk dipanen.

18

Selain itu juga berkaitan dengan sistem pembayaran yang dilakukan dengan cara panjar atau pembayaran sebagian di muka disini pihak yang menyewakan akan merasa terbantu karena mendapatkan aliran dana walaupun pohon mangga belum waktunya berbuah. Karena untuk menunggu pohon mangga ini berbuah harus menunggu waktu yang cukup lama, yaitu sekitar bulan September sampai dengan bulan Oktober.

Sebaliknya dengan pihak penyewa yang harus mengeluarkan modal terlebih dahulu untuk memberikan sebagian uang untuk panjar kepada pihak yang mempunyai pohon mangga. Dan penyewa juga harus harus

17 Jumiyem, Hasil Wawancara, 24 Oktober 2018.

mengeluarkan biaya untuk perawatan pohon mangga seperti membeli obat untuk menyemprot, pupuk dan untuk membayar tenaga orang yang melakukan kegiatan tersebut. Ini berdasarkan wawancara Ibu Mainem selaku pihak yang memiliki pohon mangga: “Setelah buah mangga siap untuk dipanen maka saya akan menerima sisa uang sewa pohon mangga yang belum dibayar. Ini semua sudah menjadi kesepakatan di awal antara saya dan pihak yang menyewa pohon mangga milik saya.”19

Berkaitan dengan sebagian pembayaran uang sewa pohon mangga yang dilakukan ketika buah mangga siap untuk dipanen datang pertanyaan bagaimana ketika pohon mangga belum berbuah pada musim ini? Yaitu dengan cara pembayaran akan dilakukan ketika pohonn mangga sudah berbuah pada musim berikutnya. Ini juga berlaku ketika pohon mangga berbuah, tetapi hasilnya masih sedikit atau belum sesuai dengan harapan pihak penyewa. Maka pengambilan manfaat pohon mangga akan dilakukan pada musim berikutnya. Jika pada berikutnya ini belum berbuah juga dan atau berbuah tetapi belum sesuai harapan maka pengambilan manfaat pohon mangga akan dilakukan pada musim berikutnya. Begitu juga dengan sisa pembayaran uang sewa pohon yang juga akan ditangguhkan sampai dengan pohon mangga menghasilkan buah seperti dengan apa yang diharapkan. Ini yang menjadi salah satu faktor yang menjadikan pemilik pohon mangga mengalami kerugian karena uang yang mereka harapkan akan segera didapatkan ketika pohon mangga sudah berbuah maka masih akan didapatkan

setelah musim buah berikutnya yaitu ketika pohon mangga sudah berbuah seperti yang telah diharapkan. Ini berdasarkan wawancara kepada Bapak Tukimon:

Saya selaku pihak yang mempunyai pohon mangga merasa dirugikan dalam hal pembayaran sebagian uang sewa pohon mangga yang dilakukan pada saat buah mangga siap panen dan saat itu pohon mangga tidak berbuah ataupun belum berbuah seperti apa yang diharapkan dan ini semua menjadikan pembayaran sisa uang sewa pohon mangga juga akan ditangguhkan pada musim berikutnya atau ketika pohon mangga sudah berbuah.20

3. Berakhirnya akad dalam sewa-menyewa pohon mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Berakhirnya akad dalam sewa-menyewa pohon mangga di Desa Ngendut Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yaitu pada saat akad sewa telah terjadi kesepakatan antara pihak penyewa dan yang menyewakan pohon mangga dimana masa sewa-menyewa pohon mangga yaitu dengan cara pihak yang memiliki pohon mangga atau yang akan menyewakan pohon mangga yang ia miliki akan mendatangi pihak penyewa pohon mangga setelah itu pihak penyewa akan melihat secara langsung pohon mangga yang ingin disewakan. Setelah itu terjadilah tawar menawar antara kedua belah pihak, dimana pihak penyewa akan menentukan berapa harga sewa pohon mangga tersebut dan pihak yang menyewakan tidak begitu saja menerima harga sewa tersebut, melainkan akan melakukan tawar menawar terlebih dahulu. Proses tawar menawar ini akan mengahasilkan suatu kesepakatan harga sewa pohon mangga, dimana harga sewa tersebut diperoleh dari jumlah dan kondisi pohon

mangga serta masa sewa pohon mangga yang pada umumnya yaitu satu tahun ataau satu kali masa panen.21 Disini satu kali masa panen mencakup pengertian ketika pohon mangga dalam musim panen tahun ini belum berbuah atau berbuah tetapi belum seperti yang diharapkan maka pengambilan manfaat dalam sewa-menyewa pohon mangga akan ditangguhkan pada musim panen berikutnya.

Jika dalam musim panen tahun ini pohon mangga telah berbuah maka akad sewa-menyewa pohon mangga akan berakhir pada saat buah mangga tersebut telah selesai dipetik dan telah dibayarkan sisa pembayaran uang sewa pohon mangga tersebut oleh pihak penyewa. Begitupun ketika pohon mangga belum berbuah maka akad sewa-menyewa pohon mangga akan terus berlanjut pada musim berikutnya yaitu sampai pohon mangga akan berbuah dan siap untuk dipanen.22

Dalam hal penangguhan pengambilan manfaat tersebut sebenarnya pihak pemilik pohon mangga merasa dirugikan karena selain pembayaran sisa uang sewa pohon mangga ditangguhkan maka terjadilah ketidak jelasan sewa-menyewa pohon mangga tersebut akan berakhir.23

21 Samiran, Hasil Wawancara, 22 Oktober 2018.

22 Parwoto, Hasil Wawancara, 23 Oktober 2018.

58

BAB IV

ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA MENYEWA