• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 2) Pelaksanaan Pemantauan Kualitas Air

Dalam dokumen spm 2013 spm 2013 (Halaman 31-35)

PROGRAM DAN KEGIATAN

III- 3 2) Pelaksanaan Pemantauan Kualitas Air

Lokasi pemantauan adalah lokasi yang ditetapkan terutama yang banyak aktivitas penduduknya yaitu lokasi yang mewakili pemukiman, perkantoran, tranportasi dan pusat perbelanjaan. Dengan parameter-parameter(SO2, CO, NO2, dan O3) sesuai standar yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambient Nasional.

3) Pengendalian Sumber Pencemar

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat pendukung sekaligus sebagai materi pendukung dalam melaksanakan evaluasi hasil pemantauan baku mutu udara secara umum. Pengendalian sumber pencemar dilaksanakan terkait dengan pelaksanaan pemantauan kualitas udara, baik yang bersifat teknis maupun administratif.

4) Evaluasi dan Analisa Data

Dalam mengevaluasi dan menganalisis data untuk mengetahui bakumutuudara, Bidang Lingkungan Hidup bekerjasama dengan laboratorium-laboratorium yang sudah terakreditasi yang direkomendasikan dari Kementrian Lingkungan Hidup, agar diperoleh analisis evaluasi dan interpretasi data pemantauan baku mutu udara.

3. PELAYANAN INFORMASI STATUS LIMBAH CAIR

Pada dasarnya penetapan baku mutu limbah cair juga adalah bentuk kegiatan lanjutan yang bersifat evaluasi dari hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan baku mutu limbah cair. Di Provinsi Gorontalo pemantauan baku mutu limbah cair dimulai sejak Tahun 2008/2009. Adapunsecara detail dalam rangka penetapan baku mutu limbah cair melalui program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dilaksanakan beberapa kegiatan yang harus dikerjakan mencakup:

1) Pembentukan Tim Pemantau

Sejak tahun 2008 di Provinsi Gorontalo, pelaksanaan pemantauan baku mutu limbah cair sudah dilaksanakan. Sebagaimana halnya tahun-tahun sebelumnya, pada Tahun 2011 Kepala Bidang Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo selalu menetapkan Tim Pelaksana Pemantauan baku mutu limbah cair. Tim Pemantau baku mutu limbah cair dibentuk berdasarkan kebutuhan saat melaksanakan kegiatan di lapangan maupun saat penyusunan laporan.

2) Pelaksanaan Pemantauan Baku MutuLimbahCair

Lokasi pemantauan adalah lokasi yang ditetapkan terutama yang banyak aktivitas penduduknya yaitu lokasi yang mewakili rumahsakit, industry dan hotel. Dengan parameter-parameter (BOD, COD, TSS dan PH) sesuai standar

III-4

yang diatur dalam peraturan-peraturan yang terkait dengan kegiatan pemantauan tersebut misalnya Permen LH Nomor 03 Tahun 2010 tentang Baku Mutu air Limbah bagi Kawasan industri.

3) Pengendalian Sumber Pencemar

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat pendukung sekaligus sebagai materi pendukung dalam melaksanakan evaluasi hasil pemantauan baku mutu limbah cair secara umum. Pengendalian sumber pencemar dilaksanakan terkait dengan pelaksanaan pemantauan baku mutu limbah cair, baik yang bersifat teknis maupun administratif.

4) Evaluasi dan Analisa Data

Dalam mengevaluasi dan menganalisis data untuk mengetahui baku mutu limbah cair, Bidang Lingkungan Hidup bekerjasama dengan laboratorium-laboratorium yang sudah terakreditasi yang direkomendasikan dari Kementrian Lingkungan Hidup, agar diperoleh analisis evaluasi dan interpretasi data pemantauan baku mutu limbah cair.

4. PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN

Berbagai kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan selalu muncul setiap saat. Hal ini sebagai dampak dari kegiatan/ aktitifitas manusia termasuk di dalamnya kegiatan industri, pelayanan kesehatan dan jasa pariwisata. Di sisi lain sekarang masyarakat sangat sensitif terhadap berbagai permasalahan hukum dan berkecenderungan berbuat menurut caranya sendiri dengan mengerahkan masa mendatangi kegiatan usaha yang mereka anggap sebagai penyebab pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.

Bertolak dari itu dirasakan betapa pentingnya peran pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator, mediator untuk menjadi penengah dalam menyelesaikan berbagai kasus permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Untuk itu Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam hal ini Gubernur Gorontalo bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat untuk meningkatkan peran koordinasi dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui suatu wadah yaitu Kaukus Lingkungan pada tahun 2007 sedangkan di Bidang Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo Juga melalui wadah berupa pos pengaduan SMS link yang dibentuk pada tahun 2008 dimana hal-hal yang diadukan langsung ditanggapi. Adapun dasar pelaksanaannya dengan:

III-5

a. SK GubernurTahun 2007 tentang Kaukus Lingkungan.

b. SK Kepala Badan Lingkungan Hidup Riset dan Teknologi Informasi Tahun 2008 tentang Pos Pengaduan.

Dengan keputusan dimaksud, maka akan dapat menyelesaikans engketa lingkungan hidup secara cepat, terarah dan terpadu dengan mengedepankan pada musyawarah, diantara pihak bersengketa dan koordinasi antar instansi terkait. Hal ini dengan tujuan agar dapat:

a. Terselesaikannya permasalahan lingkungan hidup diluar pengadilan dengan prinsip win-win solution tanpa mengorbankan kepentingan lingkungan. b. Terselesaikannya permasalahan lingkungan hidup melalui pengadilan sesuai

dengan prosedur hukum yang berlaku.

Program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan dan pencapaian SPM Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan LH adalah: Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup berupa pos pengaduan, yaitu penyelesaian sengketa lingkungan hidup baik melalui pengadilan maupun di luar pengadilan. Dengan methode Chek langsung ke lapangan untuk mengetahui posisi kasus secara nyata dengan disertai pengambilan sample untuk memastikan kebenaran kasus pencemaran baik dari sumber maupun yang terkena dampak dilanjutkan dengan mengundang para pihak yang bersengketa untuk duduk bersama dengan Tim Balihristi (sebagai mediator) untuk menyelesaikan kasus dengan tujuan akhir adalah kesepakatan para pihak dengan prinsip win-win solution.

IV-1

BAB IV

P E N U T U P

Pencapaian penerapan standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup

yang dilaksanakan oleh Provinsi lebih ditekankan pada penyampaian informasi

sebagaimana diatur dalam pasal 62 Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No 19 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan

Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, pelaksanaan program dan

kegiatan Provinsi diprioritaskan telah mencapai 100 % walaupun untuk cakupan

pemantauan kualitas yang seharusnya dilakukan 2 kali dalam setahun , namun

untuk Provinsi Gorontalo masih dilaksanakan 1 kali. Adapun cakupan layanan

sebagai berikut:

1. Pelayanan informasi status mutu air

2. Pelayanan informasi status mutu udara ambien; dan

3. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

1-

LampiranTeknis

LAMPIRAN TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Dalam dokumen spm 2013 spm 2013 (Halaman 31-35)

Dokumen terkait