• Tidak ada hasil yang ditemukan

51 Pelaksanaan penataan ruang di wilayah Kabupaten Sikka yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan tata ruang mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sikka Nomor 4 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sikka beserta materi teknisnya dengan jangka waktu perencanaan selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu dari Tahun 1997 – 2006.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menitikberatkan pada pemerintahan daerah Kabupaten/kota telah memberikan dampak terhadap penataan ruang wilayah kabupaten/kota, terutama adanya pemekaran wilayah. Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Sikka melakukan pemekaran kecamatan dari 12 kecamatan menjadi 21 kecamatan. Kecamatan-kecamatan baru hasil pemekaran, meliputi Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Kangae, Kecamatan Hewokloang, Kecamatan Doreng, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Waiblama. Kondisi ini berdampak pada perubahan penataan ruang sehingga diperlukan strategi dan arahan kebijakan yang menyangkut perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia pada masing-masing wilayah di Kabupaten Sikka.

Oleh karena itu penetapan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sikka sebagai wewenang pemerintah daerah yang melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, masyarakat dan dunia usaha guna terciptanya pembangunan wilayah Kabupaten Sikka yang besinergi, terpadu, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun) dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten karakteristik wilayah kabupaten, isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan. Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Huruf a Cukup jelas

52

Huruf b

Yang dimaksud dengan peningkatan kinerja dan jangkauan pelayanan prasarana utama meliputi pelayanan sistem jaringan prasarana transportasi darat, transportasi udara, transportasi laut dan penyeberangan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan peningkatan jangkauan pelayanan sistem prasarana lainnya meliputi telekomunikasi, energi, sumber daya air, persampahan, drainase dan sanitasi.

Huruf d

Meminimalkan resiko bencana disebut juga mitigasi bencana.

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Yang dimaksud dengan pengoptimalan pengembangan kawasan pionir adalah pengembangan kawasan yang diprioritaskan untuk berkembang. Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf e

sanitary landfill adalah penimbunan sampah yang dilakukan di dalam tanah. Sampah dimasukkan kedalam lubang kemudian dipadatkan yang selanjutnya ditimbun dengan tanah.

“3R” (reduce, reuse, recycle) adalah; Reduce adalah upaya yang lebih menitikberatkan pada pengurangan pola hidup konsumtif serta senantiasa menggunakan bahan "tidak sekali pakai" yang ramah lingkungan. Reuse adalah upaya memanfaatkan bahan sampah melalui penggunaan yang berulang agar tidak langsung menjadi sampah. Recycle adalah setelah sampah harus keluar dari lingkungan rumah, perlu dilakukan pemilahan dan pemanfaatan/pengolahan secara setempat.

Ayat (4)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Yang dimaksud dengan kawasan lindung di bawahnya adalah kawasan resapan air.

53

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Yang dimaksud dengan pengembangan terbatas yang bersifat ekowisata adalah pengembangan wisata konservasi.

Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Ayat (5) Huruf H

mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik secara struktur atau fisik melalui pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Ayat (6) Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9

Sistem Jaringan transportasi darat sebagaimana tercantum pada peta Rencana Pengembangan Transportasi darat Kabupaten Sikka

Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas

54

Ayat (2)

Huruf a

Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan, terdiri atas:

1. kawasan ancaman pendaratan dan lepas landas, yang merupakan kawasan perpanjangan kedua ujung landasan di bawah lintasan pesawat udara setelah lepas landas atau akan mendarat, yang dibatasi oleh ukuran panjang dan lebar tertentu;

2. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan. yang merupakan sebagian dari kawasan pendekatan yang berbatasan langsung dengan ujung-ujung landasan dan mempunyai ukuran tertentu, yang dapat menimbulkan kemungkinan terjadi kecelakaan;

3. kawasan di bawah permukaan transisi. yang merupakan bidang dengan kemiringan tertentu sejajar dengan dan berjarak tertentu dari poros landasan, pada bagian bawah dibatasi oleh titik perpotongan dengan garis-garis datar yang ditarik tegak lurus pada poros landasan dan pada bagian atas dibatasi oleh garis perpotongan dengan permukaan horizontal dalam;

4. kawasan di bawah permukaan horizontal-dalam, yang merupakan bidang datar di atas dan sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan pesawat udara melakukan terbang rendah pada waktu akan mendarat atau setelah lepas landas; dan

5. kawasan di bawah permukaan kerucut, yang merupakan bidang dari suatu kerucut yang bagian bawahnya dibatasi oleh garis perpotongan dengan permukan horizontal luar, masing-masing dengan radius dan ketinggian tertentu dihitung dan titik referensi yang ditentukan.

6. kawasan di bawah permukaan horizontal-luar, yang merupakan bidang datar di sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan keselamatan dan efisiensi operasi penerbangan antara lain pada waktu pesawat melakukan pendekatan untuk mendarat dan gerakan setelah tinggal landas atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam pendaratan.

Huruf b

55

Huruf c Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Huruf d

Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman, serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya. Sarana dan Prasarana Pengolahan Air Limbah adalah semua peralatan dan bangunan penunjangnya yang berfungsi dalam pengelolaan air limbah mulai dari sumber timbulan air limbah sampai pengolahan akhir. Sistem Setempat (On-Site) merupakan sistem pengolahan dimana fasilitas instalasi pengolahan berada di dalam persil atau batas tanah yang dimiliki). Sistem pengelolaan air limbah terpusat adalah suatu sistem pengolahan air limbah dengan menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat untuk selanjutnya diolah)

Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Huruf a

Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman, serta air

56

Dokumen terkait