• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Peningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)Siswa Kelas IV A SD Kanisius Sengkan Tahun Ajaran 2009 -2010 ” dilaksanakan pada bulan Februari – Juli -2010. Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran Matematika kelas IV A sebagai kolaboratornya. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010.

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti sempat mengalami kendala dalam menjalin komunikasi dengan kolaboratornya yaitu guru mata pelajaran Matematika kelas IV A. Menurut kesepakatan yang telah dilakukan, rencana pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Maret 2010. Namun karena adanya kurang komunikasi antara peneliti dengan kolaborator maka penelitian yang sebelumnya direncanakan mengalami perubahan waktu pelaksanaan. Penelitian yang semula akan dilaksanakan dalam bulan Maret 2010 tersebut diubah pelaksanaannya menjadi bulan April 2010. Perubahan waktu penelitian ini tentu membawa pengaruh dalam rancangan penelitian dimana semula dirancang untuk dilaksanakan pada kelas regular diubah menjadi penelitian pada kelas remedial.

Perubahan kelas regular menjadi kelas remedial ini disebabkan guru mata pelajaran Matematika kelas IV A sudah mengajarkan materi operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan sebelum dilakukan penelitian dilakukan dengan alasan “mengejar materi” dalam rangka persiapan menghadapi ujian tengah semester pada pertengahan bulan Maret 2010. Walaupun mengalami kendala namun akhirnya penelitian dapat dilaksanakan pada bulan April 2010.

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa penelitian yang dilakukan merupakan penelitian remedial maka jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan dalam kompetensi dasar penjumlahan dan pengurangan pecahan yaitu sebesar 60. Berdasarkan hasil belajar pada kelas reguler yang telah diikuti sebelumnya maka jumlah siswa yang dinyatakan harus mengulang (remidi) dan mengikuti penelitian ini berjumlah 15 siswa.

Agar tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran pada kelas regular maka pengambilan data dalam penelitian remedial ini dilakukan setelah jam sekolah selesai sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara pihak sekolah (guru dan peneliti) dengan pihak siswa (siswa dan orangtua siswa). Berdasarkan kesepakatan bersama maka diputuskan bahwa pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada hari Jumat pukul 11.00 WIB – 12.20 WIB dan hari Sabtu pukul 10.00 WIB – 11.20 WIB.

Banyaknya siklus yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 1 siklus, hal ini dikarenakan hasil belajar siswa di setiap kemampuan

yang akan ditingkatkan dalam siklus I sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan dalam siklus I sebesar 65% siswa mendapat nilai di atas KKM atau tuntas KKM yaitu 60.

Data dalam penelitian ini diambil dari hasil Pre Test, evaluasi setiap pertemuan dalam 3 kemampuan yang akan ditingkatkan, Post Test serta pengamatan terhadap proses penelitian yang dilakukan dalam satu siklus dimana setiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pemahaman Konsep Pecahan 1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Media Pembelajaran, Lembar Observasi. Materi dalam pertemuan ini adalah tentang pemahaman konsep pecahan.

b. Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Matematika kelas IV selaku kolaborator penelitian sehubungan dengan pelaksanaan penelitian.

Pada upaya peningkatan pemahaman konsep pecahan terdiri dari 1 kali pertemuan dengan pokok bahasan yang dipelajari adalah tentang konsep pecahan. Penyusunan setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) menggunakan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaitu 80 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Alokasi Waktu dalam RPP

No Jenis Kegiatan Waktu Persentase (%)

1 2 3 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 5 menit 60 menit 15 menit 6,25 75,00 18,75 TOTAL 80 menit 100 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2010. Pada pertemuan ini yang dibahas adalah konsep pecahan. Proses pembelajaran diawali dengan berdoa, pemberian salam dan penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan baik persiapan fisik maupun non-fisik. Beberapa menit kemudian saat siswa sudah siap mengikuti pembelajaran guru melakukan apersepsi menanyakan kembali tentang arti pecahan dan bentuk pecahan yang telah diketahui siswa. Setelah melakukan apersepsi guru memberikan soal pre test.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Siswa dikatakan terampil apabila mengerjakan suatu soal dengan waktu yang cepat dan menghasilkan jawaban tepat.

b. Kegiatan Inti

Sesuai dengan komponen-komponen yang harus ada dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu kostruktivisme, menemukan, bertanya, kelompok belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian otentik maka peneliti merancang kegiatan yang dilakukan siswa dalam diskusi kelompok. Setiap kelompok mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk diselesaikan bersama anggota kelompoknya dan alat peraga pita pecahan sebagai alat bantu pemahaman konsep pecahan bagi siswa.

Dalam pertemuan ini jumlah kelompok dalam kelas ini adalah sebanyak 5 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang. Melalui kegiatan dalam LKS diharapkan siswa dapat menyajikan nilai pecahan menggunakan berbagai gambar, membandingkan dua pecahan dengan penyebut yang sama dan membandingkan dan pecahan dengan penyebut berbeda.

Setiap kelompok mendapatkan LKS, 8 potongan kertas lipat beda warna dengan ukuran 16 cm x 2 cm, gunting dan lem. Melalui alat dan bahan tersebut siswa membuat alat peraga pita pecahan dan ditempel pada lembar menempel pita pecahan sesuai dengan langkah kegiatan dalam LKS. Setelah siswa selesai membuat alat peraga tersebut, setiap anggota kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan soal dalam LKS serta membuat kesimpulan bersama.

Masing-masing kelompok bekerja menyelesaikan tugas yang diberikan, namun ada salah satu kelompok yang tidak serius mengerjakan tugasnya dan akibatnya mereka tidak dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Selain itu kelompok tersebut juga mengganggu kelompok lainnya dengan menyembunyikan beberapa potongan kertas milik kelompok lain sehingga kelompok lain menjadi terhambat dalam mengerjakan tugasnya dan terjadi kegaduhan di kelas selama pembelajaran berlangsung. Melihat hal seperti itu guru langsung menegur kelompok yang tidak tertib itu dan menyuruh mereka mengembalikan potongan kertas lipat kelompok lain. Setelah itu guru mengkondisikan siswa kembali agar pembelajaran dapat dilanjutkan. Selama pembelajaran dengan pendekatan CTL berlangsung guru berkeliling memberi bimbingan dan motivasi pada setiap kelompok.

c. Kegiatan Akhir

Pada akhir kegiatan guru memberikan pertanyaan sebagai acuan mereka menemukan kesimpulan atas materi pelajaran. Setelah membuat kesimpulan bersama maka pembelajaranpun diakhiri dengan memberikan soal evaluasi dan harus dikerjakan secara individual dan dengan waktu maksimal 5 menit

3. Pengamatan/Observasi

Selama pembelajaran berlangsung peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru mapun siswa. Hal yang diamati antara lain apakah peran guru masih dominan selama pembelajaran berlangsung, bagaimana siswa melakukan penggalian pengetahuannya serta mengamati ketepatan siswa dalam menggunakan alat peraga. Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP. Dari 15 siswa dalam satu kelas hanya sebanyak 3 siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan serius sedangkan 12 siswa yang lainnya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan menggunakan alat peraga pita pecahan dengan tepat.

Untuk lebih jelasnya, hasil observasi yang dilakukan terhadap guru, dapat dilihat pada Rubrik Penilaian Observasi Guru Siklus I (terlampir). Sedangkan untuk hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa, dapat dilihat pada Rubrik Penilaian Observasi Siswa (terlampir).

4. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan pengalaman dari kolaborator sendiri maka dilakukan kegiatan refleksi. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya perbaikan pada pembelajaran yang telah berlangsung di pertemuan ini untuk menentukan apakah siklus tersebut dihentikan atau harus diulang kembali.

Pada pertemuan ini ditemukan bahwa ada 1 kelompok yang tidak serius mengerjakan tugas yang diberikan sehingga tugas tersebut tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Selain itu kelompok tersebut berusaha mengganggu temannya dengan menyembunyikan beberapa lembar kertas lipat milik kelompok lainnya. Akibatnya tugas kelompok lainnya menjadi terhambat untuk cepat selesai dan suasana kelaspun menjadi gaduh. Hal lain yang dapat dijadikan refleksi adalah ada beberapa siswa yang hanya mengandalkan anggota dalam kelompoknya sehingga dirinya kurang dapat berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Dalam mengerjakan tugas dan soal evaluasi hal yang diamati oleh observer adalah berkaitan dengan waktu yang diperlukan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Pada pre test alokasi waktu yang disediakan adalah 40 menit untuk mengerjakan soal pre test dan 5 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Dari pengamatan yang dilakukan tidak ada siswa yang melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan, bahkan terkesan mereka mengerjakan soal tersebut dengan terburu-buru dan tidak teliti sehingga hasilnya pre test kurang memuaskan. Demikian juga terjadi saat siswa mengerjakan soal evaluasi, tidak ada siswa yang melebihi alokasi waktu yang disediakan yaitu 5 menit.

Walaupun demikian dari refleksi pembelajaran melalui pendekatan CTL ini dapat dilihat adanya peningkatan pemahaman siswa atas konsep pecahan sebesar 20% siswa tuntas KKM dibandingkan dengan kondisi awal. Persentase jumlah siswa yang tuntas pada pemahaman konsep

pecahan sebesar 80% melebihi persentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 65%. Oleh karena hasil belajar siswa dalam memahami konsep pecahan ini dianggap cukup maka dapat dilanjutkan dengan materi peningkatan pemahaman operasi penjumlahan pada pecahan.

Hal yang menjadi perbaikan pada pertemuan selanjutnya adalah guru harus memperhatikan pembagian kelompok dengan mempertimbangkan karakteristik tiap siswa agar setiap kelompok dapat seimbang satu sama lain. Selain itu guru harus memberikan motivasi, pengertian kepada siswa agar siswa merasa bertanggungjawab dan mau terlibat aktif dalam kelompoknya sehingga tidak hanya mengandalkan anggota kelompok lainnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Guru juga memberikan nasehat kepada siswa agar mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh, tidak terburu-buru selesai mengerjakan soal dan jawaban tersebut diteliti kembali apakah sudah tepat atau belum.

2. Pemahaman Operasi Penjumlahan Pecahan 1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa

(LKS), Media Pembelajaran, Lembar Observasi. Materi dalam pertemuan ini adalah tentang operasi penjumlahan pada pecahan. b. Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Matematika kelas

IV selaku kolaborator penelitian sehubungan dengan pelaksanaan penelitian.

Pada upaya pemahaman operasi penjumlahan pada pecahan terdiri dari 1 kali pertemuan dengan pokok bahasan yang dipelajari adalah tentang operasi penjumlahan pada pecahan. Penyusunan setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaitu 80 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut :

Tabel 4.2 Alokasi Waktu dalam RPP

No Jenis Kegiatan Waktu Persentase (%)

1 2 3 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 5 menit 60 menit 15 menit 6,25 75,00 18,75 TOTAL 80 menit 100 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan pertemuan ini pada tanggal 30 April 2010. Pada pertemuan ini yang dibahas adalah operasi penjumlahan pada pecahan. Proses pembelajaran diawali dengan berdoa, pemberian salam dan penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan baik persiapan fisik maupun non-fisik. Beberapa menit kemudian saat siswa sudah siap mengikuti pembelajaran guru

melakukan apersepsi mengulang kembali apa yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Lalu dengan bantuan berbagai gambar yang memuat nilai pecahan tertentu siswa menjawab nilai pecahan yang pada gambar yang ditunjukkan oleh guru.

b. Kegiatan Inti

Sesuai dengan komponen-komponen yang harus ada dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu kostruktivisme, menemukan, bertanya, kelompok belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian otentik maka peneliti merancang kegiatan yang dilakukan siswa dalam diskusi kelompok. Setiap kelompok mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk diselesaikan bersama anggota kelompoknya, 1 ampop alat peraga kertas transparansi bernilai

2 1 (2 buah). 3 1 . 5 1 , 5 2

, 1 dan 1 ampop alat peraga kertas transparansi

yang bernilai 1 (6 buah), 2 1 (2 buah), 4 1 . 8 1 , 6 4

sebagai alat bantu siswa

dalam melakukan operasi penjumlahan pada pecahan.

Dalam pertemuan ini jumlah kelompok dalam kelas ini adalah sebanyak 5 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang. Melalui kegiatan dalam LKS diharapkan siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan pada pecahan dengan penyebut berbeda.

Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi menyelesaikan soal penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa dan pecahan biasa dengan pecahan campuran yang terdapat dalam LKS serta menjelaskan bagaimana cara mereka menunjukkannya dengan bantuan alat peraga pecahan dari kertas transparansi. Kemudian siswa bersama guru membuat kesimpulan. Pada kegiatan ini siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga meminta bantuan guru untuk membantunya, namun karena guru juga kurang menguasai penggunaan alat peraga maka peneliti yang saat itu bertugas sebagai observer bersama dengan guru ikut membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

c. Kegiatan Akhir

Pada akhir kegiatan guru memberikan pertanyaan sebagai acuan mereka menemukan kesimpulan atas materi pelajaran. Setelah membuat kesimpulan bersama maka pembelajaranpun diakhiri dengan memberikan soal evaluasi dan harus dikerjakan secara individual dan dengan waktu maksimal 5 menit

3. Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru mapun siswa. Hal yang diamati antara lain apakah peran guru masih dominan selama

pembelajaran berlangsung, bagaimana siswa melakukan penggalian pengetahuannya serta mengamati ketepatan siswa dalam menggunakan alat peraga. Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP. Namun dalam diskusi kelompok yang telah dilakukan, masih mendapat bimbingan dari guru, terutama dalam penggunaan alat peraga. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan alat peraga kertas transparansi.

Dalam mengerjakan tugas dan soal evaluasi hal yang diamati oleh observer adalah berkaitan dengan waktu yang diperlukan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Pada soal evaluasi alokasi waktunya adalah 5 menit. Dari pengamatan yang dilakukan tidak ada siswa yang melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan, dan mereka mulai tidak terburu-buru selesai dan meneliti ulang jawabannya sehingga hasilnya evaluasi menjadi memuaskan.

Untuk lebih jelasnya, hasil observasi yang dilakukan terhadap guru, dapat dilihat pada Rubrik Penilaian Observasi Guru (terlampir). Sedangkan untuk hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa, dapat dilihat pada Rubrik Penilaian Observasi Siswa (terlampir).

4. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan pengalaman dari kolaborator sendiri maka dilakukan kegiatan refleksi. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya perbaikan pada

pembelajaran yang telah berlangsung untuk menentukan apakah siklus tersebut dapat dihentikan atau harus diulang kembali.

Pada pertemuan ini ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga sehingga membutuhkan bantuan guru serta observer dalam pembelajaran. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa saat, setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa siswa pasti dapat menyelesaikan semua tugas yang diberikan jika bekerjasama dan tidak putus asa dalam melakukan kegiatan dengan alat peraga. Selain itu di setiap kelompok terdapat anggota kelompok yang hanya mengandalkan anggota lainnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan sehingga siswa tersebut kurang aktif selama pembelajaran berlangsung.

Persentase jumlah siswa yang mampu memahami operasi penjumlahan pada pecahan sebesar 66,7% melebihi persentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 65%. Oleh karena hasil sudah dianggap cukup maka dapat dilanjutkan pada peningkatan kemampuan yang berikutnya dengan materi operasi pengurangan pada pecahan.

Hal yang menjadi perbaikan adalah guru harus menguasai alat peraga yang akan digunakan pada siklus selanjutnya agar dapat membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga dan tidak meminta bantuan observer dalam penggunaan alat peraga. Selain itu guru harus memperhatikan pembagian kelompok dengan mempertimbangkan karakteristik tiap siswa agar setiap kelompok dapat

seimbang satu sama lain. Gurupun harus memberikan motivasi, pengertian kepada siswa agar siswa merasa bertanggungjawab dan mau terlibat aktif dalam kelompoknya sehingga tidak hanya mengandalkan anggota kelompok lainnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu guru juga memberikan nasehat kepada siswa agar mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh, tidak terburu-buru selesai mengerjakan soal dan jawaban tersebut diteliti kembali apakah sudah tepat atau belum.

3. Pemahaman Operasi Pengurangan Pecahan 1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Media Pembelajaran, Lembar Observasi. Materi dalam siklus adalah tentang operasi pengurangan pada pecahan.

b. Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Matematika kelas IV selaku kolaborator penelitian sehubungan dengan pelaksanaan penelitian.

Pada upaya peningkatan kemampuan melakukan operasi pengurangan pada pecahan terdiri dari 2 kali pertemuan. Penyusunan setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan alokasi

waktu 2 jam pelajaran yaitu 80 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut :

Tabel 4.3 Alokasi Waktu dalam RPP

No Jenis Kegiatan Waktu Persentase (%)

1 2 3 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 5 menit 60 menit 15 menit 6,25 75,00 18,75 TOTAL 80 menit 100 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal

Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 30 April 2010 dan 1 Mei 2010. Materinya adalah operasi pengurangan pada pecahan. Pada pertemuan pertama guru melakukan pembelajaran dengan pendekatan CTLkedua guru hanya melakukan post test. Proses pembelajaran diawali dengan berdoa, pemberian salam dan penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan baik persiapan fisik maupun non-fisik. Beberapa menit kemudian saat siswa sudah siap mengikuti pembelajaran guru melakukan apersepsi mengulang kembali apa yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Lalu dengan bantuan berbagai gambar yang memuat nilai pecahan tertentu siswa menjawab nilai pecahan yang pada gambar yang ditunjukkan oleh guru.

b. Kegiatan Inti

Sesuai dengan komponen-komponen yang harus ada dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu kostruktivisme, menemukan, bertanya, kelompok belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian otentik maka peneliti merancang kegiatan yang dilakukan siswa dalam diskusi kelompok. Setiap kelompok mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk diselesaikan bersama anggota kelompoknya, 1 ampop alat peraga kertas transparansi bernilai

2 1 (3 buah), 3 1 , 5 3 , 8 3

, 1 dan 3 buah persegi panjang yang terbuat dari

kertas biasa menunjukkan pecahan bernilai 2 1 , 3 1 , 8 3 , 1 serta 1 ampop

alat peraga kertas transparansi yang bernilai 1 (4 buah), 2 1 (2 buah), 4 1 , 5 2

dan persegi panjang yang menunjukkan pecahan bernilai 1, 2 1 ,

5 2

sebagai alat bantu siswa dalam melakukan operasi penjumlahan pada pecahan.

Dalam pertemuan ini jumlah kelompok dalam kelas ini adalah sebanyak 5 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang. Melalui kegiatan dalam LKS diharapkan siswa dapat melakukan operasi hitung pengurangan pada pecahan dengan penyebut berbeda.

Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi menyelesaikan soal pengurangan pecahan biasa dengan pecahan biasa dan pecahan biasa dengan pecahan campuran yang terdapat dalam LKS serta menjelaskan bagaimana cara mereka menunjukkannya dengan bantuan alat peraga pecahan dari kertas transparansi. Kemudian siswa bersama guru membuat kesimpulan. Pada kegiatan ini siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga meminta bantuan guru untuk membantunya.

c. Kegiatan Akhir

Pada akhir kegiatan guru memberikan pertanyaan sebagai acuan mereka menemukan kesimpulan atas materi pelajaran. Setelah membuat kesimpulan bersama maka pembelajaranpun diakhiri dengan memberikan soal evaluasi dan harus dikerjakan secara individual dan dengan waktu maksimal 5 menit.

3. Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru mapun siswa. Hal yang diamati antara lain apakah peran guru masih dominan selama pembelajaran berlangsung, bagaimana siswa melakukan penggalian pengetahuannya serta mengamati ketepatan siswa dalam menggunakan alat peraga. Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung sesuai dengan

rencana yang telah disusun dalam RPP. Dalam diskusi kelompok yang dilakukan, siswa sudah bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan mandiri dan bimbingan dari gurupun sudah tidak sebesar bimbingan yang diberikan pada pertemuan sebelumnya terutama dalam penggunaan alat peraga. Hal ini dikarenakan siswa mulai terbiasa menggunakan alat peraga kertas transparansi.

Dalam mengerjakan soal evaluasi dan post test hal yang diamati oleh observer adalah berkaitan dengan waktu yang diperlukan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Pada post test alokasi waktu yang disediakan adalah 40 menit untuk mengerjakan soal pre test dan 5 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Dari pengamatan yang dilakukan tidak ada siswa yang melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan, mereka mengerjakan soal tersebut dengan cepat namun hasilnya evaluasi dan post test memuaskan.

Untuk lebih jelasnya, hasil observasi yang dilakukan terhadap guru, dapat dilihat pada Rubrik Penilaian Observasi Guru (terlampir). Sedangkan untuk hasil onservasi yang dilakukan terhadap siswa, dapat dilihat pada Rubrik Penilaian Observasi Siswa (terlampir).

Pada pertemuan 2, guru hanya memberikan soal post test. Sehingga yang dilakukan siswa hanya mengerjakan soal-soal post test yang telah disediakan oleh peneliti.

4. Refleksi

Bila dibandingkan dengan kondisi awal, kemampuan siswa meningkat pada setiap kemampuan yang akan ditingkatkan. Siswa nampak

Dokumen terkait