• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat empat buah tahapan, yaitu pengumpulan data, penentuan wilayah penelitian, analisis dan pembahasan serta penarikan hasil kesimpulan.

4.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan semua informasi yang terkait dengan penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian sedangkan data sekunder dapat diperoleh sebelum maupun saat penelitian berlangsung. Data-data ini nantinya diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga tujuan penelitian bisa terjawab dari hasil analisis data. Metode analisis data dijelaskan pada subbab berikutnya.

C

Analisis Data dan Pembahasan

Analisis Data 1. Aspek Teknis

Analisis timbulan, sistem pengumpulan, dan optimasi sistem pengumpulan sampah perumahan dan rumah susun di Kecamatan Rungkut, Surabaya 2. Aspek Partisipasi Masyarakat

Analisis ketersediaan masyarakat untuk ikut mengelola sampah yang dihasilkan di kawasan permukiman tempat mereka tinggal

29

4.2.1.1 Data Primer

Data primer didapatkan dari pengamatan langsung ke lapangan. Pengamatan dilakukan dengan pengukuran langsung timbulan sampah dan sistem pengumpulan sampah. Pada bagian analisis aspek partisipasi masyarakat, data primer diperoleh dengan wawancara dan penyebaran kuesioner. Berikut adalah penjelasan metode pengumpulan data primer, yaitu:

A. Pengukuran Timbulan, Komposisi, dan Densitas Sampah Pengukuran timbulan sampah dilakukan dengan metode load count analysis. Metode ini merupakan metode pengukuran timbulan dengan mengukur jumlah (berat atau volume) sampah yang masuk ke TPS. Sampah yang diukur yaitu diukur dari alat pengumpul yang masuk ke TPS. Sebagai contoh, satu gerobak sampah ditimbang seluruh berat sampah dalam satu gerobak, kemudian dibagi dengan jumlah penduduk yang dilayani oleh petugas gerobak tersebut. Maka timbulan sampah per orang per hari bisa didapatkan. Timbulan sampah per TPS juga dicari dengan cara mengukur sampah pada gerobak yang masuk pada setiap unit TPS yang dipilih menjadi titik sampling, melalui kegiatan mapping atau pemetaan TPS. Kegiatan ini meliputi pencatatan tiap petugas pengumpul sampah yang masuk ke TPS, volume alat pengumpul yang masuk, volume sampah yang masuk, area pelayanan sampah, dan sampah yang dipilah oleh petugas pengumpul.

TPS yang dijadikan titik sampling pengambilan data timbulan dan komposisi sampah dipilih yang wilayah pelayanannya meliputi rumah susun, perumahan, dan perkampungan. Kedua TPS ini adalah TPS Penjaringan Sari dan TPS Wonorejo. Pemilihan sumber sebagai lokasi sampling komposisi diharapkan dapat mewakili komposisi sampah pemukiman Kecamatan Rungkut.

30

Pada TPS Penjaringan Sari dan Wonorejo, dilakukan pengambilan data sebagai berikut. Sampah yang berasal dari perumahan, rumah susun, dan rumah biasa ditimbang sebanyak 100 kg, dilakukan 8 hari berturut-turut. Hal ini mengacu pada Pengukuran komposisi mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi sampah perkotaan.

Selanjutnya dilakukan pengambilan data komposisi dan densitas sampah rumah tangga. Data komposisi dilakukan dengan memilah sampah sebanyak 100 kg dan dibagi dalam jenis-jenis sampah. Jenis-jenis tersebut meliputi plastik (HDPE plastik, HDPE botol, HDPE alumunium, LDPE, PET warna, PET transparan, PS Styrofoam, PP bag, dan lain-lain), sampah dapat dikomposkan (sisa makanan dan sampah kebun), kertas (koran, kertas HVS, duplek, tetra pack, karton, tissue, dan lain-lain), logam (besi, kaleng, kaleng cans, dan kabel/tembaga), kaca (botol kaca dan kaca lain), kain, kayu, karet, diapers (popok dan pembalut), B3, dan residu.

Pengukuran densitas atau massa jenis merupakan pengukuran yang penting untuk mengetahui berat sampah dari data volume sampah yang ada, maupun sebaliknya. Pengambilan data densitas sampah dilakukan menggunakan metode load count analysis, yaitu dengan menimbang berat sampah satu gerobak kemudian dibandingkan dengan volume sampah yang dibawa menggunakan gerobak tersebut. Pengukuran dengan metode ini terdapat dalam SNI 19-3964-1995.

B. Survei Pengumpulan Sampah

Metode survei lapangan ini dilakukan untuk memperoleh data jarak, waktu, rute pengangkutan sampah, tipe alat pengumpul, kecepatan rata-rata alat pengumpul, jenis dan jumlah konsumsi bahan bakar alat pengumpulan. Apabila diperoleh rute yang berbeda pada setiap kali pengukuran rute, maka perlu dilakukan

31 pengukuran rute kembali sebanyak 1 kali pada lokasi yang sama. Data yang perlu diambil pada saat survei antara lain waktu pengumpulan, jarak antar lokasi, koordinat lokasi, rute pengumpulan, kecepatan rata-rata, spesifikasi alat pengumpul, dan data pendukung lainnya. Metode ini dilakukan dengan mengisi sheet pengumpulan saat pengukuran rute.

Pengambilan data sistem pengumpulan sampah dari sumber ke TPS adalah sebagai berikut. Alat angkut yang akan diikuti untuk dianalisis sistem pengumpulan sampahnya adalah gerobak, gerobak ditarik motor, dan motor roda 3. Setiap alat pengumpul diambil data pengumpulannya, sebanyak minimal 2 kali atau 2 hari. Apabila data dalam 2 hari tersebut tipikal, maka tidak perlu dilakukan lagi hari selanjutnya. Apabila data dalam 2 hari tersebut berbeda jauh, maka perlu dilakukan lagi hari ke-3. Apabila ada data error misalnya petugas pengumpul libur, maka perlu dilakukan lagi di hari ke-4 untuk mengganti data yang error. C. Survei Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah didapatkan dari penyebaran kuesioner. Pembuatan kuesioner bertujuan untuk mengetahui perilaku, pendapat, dan kesediaan masyarakat melakukan kegiatan pengelolaan sampah. Kuesioner ini ditujukan kepada dua sektor, yaitu masyarakat umum dan masyarakat khusus yang meliputi ketua RT, ketua RW, dan penjaga TPS. Teknik pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara dan pengisian langsung. Kuesioner TPS ditujukan pada petugas atau pengelola TPS di Kecamatan Rungkut. Kuesioner masyarakat umum ditujukan kepada penduduk di rusun, perumahan, dan rumah biasa (kampung) di Kecamatan Rungkut.

4.2.1.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sampah yang berlaku di Kota Surabaya yang

32

diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, BPS Kota Surabaya, dan Kantor Kecamatan Rungkut. Data sekunder meliputi:

a. Data kependudukan Kecamatan Rungkut, Surabaya b. Peta wilayah studi

c. Jumlah perumahan dan rumah susun di Kecamatan Rungkut

d. Jumlah dan lokasi TPS di Kecamatan Rungkut e. Jumlah orang pengumpul sampah

f. Jumlah KK di tiap perumahan dan rumah susun, serta jumlah RT, RW di perumahan di Kecamatan Rungkut g. Retribusi sampah di kawasan rumah susun dan

perumahan di Kecamatan Rungkut setiap bulannya h. Penghasilan penarik gerobak sampah (pengumpul) dan

tukang truk sampah setiap bulan

i. Biaya investasi, operasional, dan pemeliharaan alat pengumpul sampah

j. Kerangka metode pengambilan data primer dan sekunder dapat dilihat pada Gambar 4.2.

33

Keterangan:

Data Sekunder Data Primer

Gambar 4.2 Metode Pengambilan Data

Dokumen terkait