• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Pelaksanaan Siklus II sama seperti pelaksanaan Siklus I namun ada modifikasi yang dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran selama Siklus I. 3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan peneliti selama Siklus II sama seperti pada pengamatan Siklus I untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak yaitu dengan mencatat hasil perkembangan anak

34

dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat dan mendokumentasikan perkembangan anak.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi Siklus II, peneliti melakukan perbandingan untuk mengetahui peningkatan dan keberhasilan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Jika belum mencapai keberhasilan maka penelitian dilanjutkan dan jika penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan maka penelitian dihentikan.

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Wina Sanjaya, 2010: 86). Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Sarwiji Suwandi, 2010: 38). Observasi merupakan pengamatan peristiwa yang sedang berlangsung dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk memudahkan dalam pengambilan data. Yang diamati dalam penelitian ini adalah perkembangan kemampuan mengenal lambang bilangan dari menunjuk lambang bilangan 1-10, meniru lambang bilangan 10, dan memasangkan lambang bilangan dengan banyaknya benda 1-10.

35 2. Dokumentasi

Hasil observasi akan lebih nyata apabila didukung dengan adanya foto. Dokumentasi dapat digunakan apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap dan tidak berubah (Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto ketika anak melakukan pembelajaran mengenal lambang bilangan.

F. Instrumen Penelitian

Wina Sanjaya (2010: 84) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pengumpulan data. Data yang diambil dalam penelitian ini menggunakan checklist. Checklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi (Wina Sanjaya, 2010: 93).

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009 kemampuan mengenal lambang bilangan anak meliputi indikator yaitu sebagai berikut:

1. Menunjuk lambang bilangan 1-10 2. Meniru lambang bilangan 1-10

36

Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen kemampuan mengenal lambang bilangan dan rubrik kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A menggunakan media papan raba.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan pada Anak Kelompok A

Variabel Sub Variabel Indikator Skor 1 2 3 Kemampuan mengenal lambang bilangan Anak mampu mengenal lambang bilangan 1-10

a. Menunjukkan lambang bilangan 1-10

b. Meniru lambang bilangan 1-10

c. Menghubungkan lambang bilangan

dengan benda sampai 10

Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Indikator Skor Kriteria Penilaian Deskripsi

Kemampuan anak menunjuk lambang

bilangan 1-10

1 Kurang

Jika anak tidak dapat

menunjukkan lambang

bilangan.

2 Cukup

Jika anak belum tepat

menunjukkan lambang

bilangan.

3 Baik

Jika anak sudah mampu

menunjukkan lambang bilangan dengan tepat.

Kemampuan anak meniru lambang bilangan 1-10

1 Kurang

Jika anak tidak dapat meniru lambang bilangan dari jumlah benda.

2 Cukup

Jika anak belum tepat meniru lambang bilangan dari jumlah benda.

3 Baik

Jika anak sudah mampu meniru lambang bilangan dari jumlah benda.

Kemampuan anak menghubungkan lambang

bilangan dengan benda sampai 10

1 Kurang

Jika anak tidak dapat

menghubungkan lambang

bilangan dengan benda-benda.

2 Cukup

Jika anak belum tepat

menghubungkan lambang

bilangan dengan benda.

3 Baik

Jika anak sudah mampu

menghubungkan lambang

bilangan dengan benda-benda dengan tepat.

37 G. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa, analisis diarahkan untuk mencari dan menemukan peningkatan tersebut. Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Wina Sanjaya, 2010: 106). Menurut Imam dalam Sarwiji Suwandi (2010: 41) analisis data merupakan refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan. Analisis data digunakan untuk melihat peningkatan dalam suatu penelitian.

Analisis data dapat berupa analisis data deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Wina Sanjaya, 2010: 106). Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Yang dianalisis menggunakan kualitatif, dan dinilai dengan kuantitatif. Data yang dianalisis adalah lembar hasil observasi saat penelitian berlangsung dan peneliti mendeskripsikan secara sederhana peningkatan yang terjadi.

38 H. Indikator Keberhasilan

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), keberhasilan dapat dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran mengenal lambang bilangan menggunakan media papan raba mencapai minimal 80% dari jumlah seluruh anak kelompok A. Hasil yang diperoleh akan terlihat dari pengamatan pada tahap Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. Apabila belum mencapai indikator keberhasilan maka akan dilanjutkan siklus selanjutnya hingga kemampuan mengenal lambang bilangan anak mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan

Menurut Ngalim Purwanto (2006: 102) rumus penilaiannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Suharsimi Arikunto (2010: 44) mengemukakan bahwa keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya kriteria presentasi kesesuaian yaitu;

1. Kesesuaian kriteria (%): 0-20 = Kurang sekali 2. Kesesuaian kriteria (%): 21-40 = Kurang 3. Kesesuaian kriteria (%): 41-60 = Cukup 4. Kesesuaian kriteria (%): 61-80 = Baik

5. Kesesuaian kriteria (%): 81-100 = Baik sekali NP= R

39

Berdasarkan dengan pengelompokan kriteria presentase tersebut, peneliti mengelompokkan tinggi rendahnya hasil kemampuan mengenal lambang bilangan anak ke dalam 5 kategori yaitu sebagai berikut:

1. Kesesuaian kriteria (%): 0-20 = Kurang sekali 2. Kesesuaian kriteria (%): 21-40 = Kurang 3. Kesesuaian kriteria (%): 41-60 = Cukup 4. Kesesuaian kriteria (%): 61-80 = Baik

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Kelompok Kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa Sedyo Rukun atau TK KKLKMD Sedyo Rukun yang berada di Sirat Sidomulyo Bambanglipuro Bantul Yogyakarta. TK KKLKMD Sedyo Rukun memiliki 2 ruang kelas untuk kelompok B, 1 ruang kelas kelompok A, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan perpustakaan, serta 1 kamar mandi. Lokasi TK KKLKMD Sedyo Rukun berada di dekat sawah dan jauh dari jalan raya. Sarana prasarana permainan terdiri dari permainan outdoor dan permainan indoor. Bermacam-macam permainan outdoor berada di teras dan halaman sekolah yang cukup luas seperti bola dunia, jungkat-jungkit, ayunan, perosotan, kereta ayun, dan sebagainya. Permainan indoor tertata rapi di dalam kelas seperti puzzle, balok, miniatur benda untuk mengenalkan macam-macam profesi, dan sebagainya. Huruf abjad, huruf hijaiyah, dan lambang bilangan tertempel pada dinding-dinding kelas.

2. Kemampuan Awal mengenal Lambang Bilangan a. Penelitian Pra Tindakan

Penelitian pra tindakan dilakukan hari Senin, 28 Mei 2014 pada pukul 07.30-10.00 WIB. Peneliti mengamati kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak. Pembelajaran tentang mengenal lambang bilangan kelompok A TK KKLKMD Sedyo Rukun adalah mengerjakan Lembar Kerja Anak (LKA). Anak

41

diminta menirukan lambang bilangan dan menghubungkan lambang bilangan dengan gambar yang ada dalam LKA. Biasanya anak diminta menebalkan titik-titik lambang bilangan dan menarik garis lambang bilangan di sisi kiri dan gambar di sisi kanan. Sebelum pulang guru meminta anak menyebutkan lambang bilangan yang tertempel di dinding kelas.

Peneliti mengamati bahwa saat kegiatan anak mengalami kebosanan. Hal ini dapat dilihat saat anak tidak bersemangat mengerjakan, ada yang tiduran di meja, ada yang mengganggu teman, dan berbicara dengan teman. Kebosanan tersebut terjadi karena anak saat di kelas selalu mengerjakan LKA dan guru kurang menggunakan media-media lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak khususnya kemampuan mengenal lambang bilangan.

Dari hasil penelitian tersebut perlu adanya upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A TK KKLKMD Sedyo Rukun. Upaya yang dilakukan adalah mengenalkan lambang bilangan menggunakan media papan raba.

b. Kemampuan mengenal Lambang Bilangan Pra Tindakan

Penelitian Pra Tindakan dilakukan dengan teknik pengumpulan data observasi dengan indikator menunjuk lambang bilangan 1-10, meniru lambang bilangan 1-10, dan menghubungkan lambang bilangan dengan benda 1 sampai 10. Persentase rata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan kelompok A yaitu sebesar 58,82% dan berada pada kesesuaian kriteria cukup. Pada persentase rata-rata tersebut, kemampuan setiap anak dalam mengenal lambang bilangan pada Pra Tindakan bervariasi. Anak yang berada pada kriteria sangat baik sebanyak 2 anak

42

yaitu Izdn dan Srly. Anak yang berada pada kriteria baik sebanyak 5 anak yaitu Andr, Byu, Chy, Int, dan Sfa. Anak yang berada pada kriteria cukup sebanyak 7 anak yaitu Alpn, Anss, Dck, Dka, Rka, Rks, dan Syr. Anak yang berada pada kriteria kurang sebanyak 3 anak yaitu Gry, Rza, dan Wld. Di bawah ini merupakan data observasi kemampuan mengenal lambang bilangan selama Pra Tindakan agar terlihat lebih jelas (tabel dapat dilihat pada lampiran lembar penilaian halaman 102).

Gambar 2. Data Kumulatif Observasi Kemampuan mengenal Lambang Bilangan Pra Tindakan

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa persentase rata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan pada Pra Tindakan adalah 58,82%. Persentase tersebut didapat dari kemampuan mengenal lambang bilangan seluruh anak. Agar lebih jelas, di bawah ini penulis menggambarkan persentase rata-rata hasil observasi kemampuan mengenal lambang bilangan setiap anak pada Pra Tindakan. 58,82% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Pra Tindakan

43

Gambar 3. Data Kumulatif Observasi Kemampuan mengenal Lambang Bilangan Setiap Anak Selama Pra Tindakan

Berdasarkan data di atas terlihat grafik yang beragam dalam kemampuan mengenal lambang bilangan pada kelompok A. Anak yang mendapat jumlah persentase 80% - 100% ada 2 anak yaitu Izdn dan Srly, sedangkan anak yang mendapat skor terendah atau persentase di bawah 40% sebanyak 3 anak yaitu Gry, Rza, dan Wld. Selain itu terdapat 12 anak yang berada pada persentase 40% - 80% yaitu Andr, Alpn, Anss, Byu, Chy, Dck, Dka, Int, Rka, Rks, Sfa, dan Syr.

Pada Pra Tindakan ini anak yang mendapat nilai baik dalam indikator menunjuk lambang bilangan 1-10 ada 3 anak atau 17,7%, anak yang mendapat nilai cukup sebanyak 7 anak atau 41,2%, dan anak yang mendapat nilai kurang terdapat 7 anak atau 41,2%. Pada indikator meniru lambang bilangan 1-10 siswa yang mendapat nilai baik ada 1 anak atau 5,9%, anak yang mendapat nilai cukup sebanyak 7 anak atau 41,2%, dan anak yang mendapat nilai kurang sebanyak 9 anak atau 52,9%. Pada indikator ketiga yaitu menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10 anak yang mendapat nilai baik sebanyak 2 anak atau

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% Pra Tindakan

44

11,8%, anak yang mendapat nilai cukup sebanyak 10 anak atau 58,8%, dan anak yang mendapat nilai kurang sebanyak 5 anak atau 29,4%. Pada pengamatan Pra Tindakan ini indikator yang paling banyak anak mendapat nilai baik adalah menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10, sedangkan indikator paling sedikit anak yang mendapat nilai baik adalah indikator meniru lambang bilangan 1-10 (tabel dapat dilihat pada lampiran halaman 102).

Dari observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada Pra Tindakan ini kemampuan mengenal lambang bilangan anak kelompok A mendapatkan persentase 58,82% dan belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 80%. Peneliti dan guru perlu melakukan perbaikan dalam pembelajaran agar prestasi belajar anak dalam kemampuan mengenal lambang bilangan dapat meningkat. Media papan raba digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK KKLKMD Sedyo Rukun.

B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I a. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi Pra Tindakan, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada kelompok A TK KKLKMD Sedyo Rukun. Peneliti dan guru melakukan merencanakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak melalui papan raba. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan selama tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014, pertemuan

45

kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 02 Mei 2014, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014. Pembelajaran dilakukan mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 10.00 WIB. Dalam tahap perencanaan ini peneliti dan guru menentukan tema, sub tema, dan indikator untuk membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH). Peneliti juga menyiapkan media papan raba yang akan digunakan untuk pembelajaran, menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan, serta menyiapkan lembar observasi untuk mencatat kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama tiga pertemuan dengan tema “Tanah Airku”. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 dengan sub tema Negaraku, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 02 Mei 2014 dengan sub tema Negaraku, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa 06 Mei 2014 dengan sub tema Pesisir dan Pegunungan. Pembelajaran dilakukan pada pukul 07.30-10.00 WIB. Media yang digunakan dalam pembelajaran Siklus I ini adalah papan raba, bendera, bintang, dan ikan.

Sebelum pembelajaran guru melakukan apersepsi tentang tema yang sedang berlangsung. Kegiatan inti diawali dengan kegiatan guru dan anak bersama-sama membilang benda 1-10. Guru memegang satu benda kemudian mengambil papan raba yang terdapat gambar satu benda. Guru membalik papan tersebut dan terlihat lambang bilangan “1”. Anak dikenalkan lambang dari jumlah benda tersebut adalah seperti pada papan raba yaitu 1. Guru memegang dua benda kemudian mengambil papan raba yang terdapat dua gambar benda. Anak membilang bersama-sama gambar tersebut kemudian guru membalik papan dan

46

mengenalkan lambang bilangan 2. Kegiatan ini diteruskan sampai sepuluh benda. Kemudian guru mencontohkan anak meraba lambang bilangan pada papan raba kemudian menuliskan pada papan tulis dari lambang bilangan 1-10. Anak satu per satu diminta maju ke depan untuk membilang benda kemudian menunjukkan gambar yang sama jumlahnya. Anak membalik papan raba kemudian meraba lambang bilangan. Lambang bilangan yang diraba anak kemudian ditulis kembali pada papan tulis. Setelah itu anak menghubungkan lambang bilangan tersebut pada benda yang sudah dihitung anak sebelumnya.

Pada saat bel istirahat anak diberi waktu 30 menit untuk bermain bebas dan makan bekal yang dibawa anak. Setelah itu pembelajaran dilakukan dengan mengevaluasi hasil pembelajaran dengan tanya jawab dan diskusi oleh guru dan anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakan pada hari itu. Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan. Kegiatan diakhiri dengan berdoa setelah belajar dan salam dari guru. c. Pengamatan

Peneliti melakukan observasi saat pembelajaran menggunakan papan raba. Dalam kegiatan mengenal lambang bilangan yang diamati oleh peneliti adalah anak menghubungkan lambang bilangan dengan benda 1-10, menunjuk lambang bilangan 1-10, dan meniru lambang bilangan 1-10. Peneliti mengamati saat pembelajaran mengenal lambang bilangan pada siklus I pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga yaitu tanggal 29 April 2014, 02 Mei 2014, dan 06 Mei 2014. Di bawah ini merupakan data kumulatif observasi kemampuan mengenal lambang bilangan selama Siklus I.

47

Gambar 4. Data Kumulatif Observasi Kemampuan mengenal Lambang Bilangan Siklus I

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Siklus I dari Pra Tindakan. Kemampuan mengenal lambang bilangan pada Pra Tindakan sebesar 58,82%meningkat sebesar 15,25% pada Siklus I menjadi 74,07%. Dari pelaksanaan Siklus I, terdapat 6 anak yang berada pada kriteria sangat baik yaitu Byu, Chy, Int, Izdn, Sfa, dan Srly. Anak yang berada pada kriteria baik sebanyak 8 anak yaitu Andr, Alpn, Anss, Dck, Dka, Rka, Rks, dan Syr. Anak yang berada pada kriteria cukup sebanyak 3 anak yaitu Gry, Rza, dan Wld. Agar lebih jelas terlihat peningkatan setiap anak, maka disajikan gambar sebagai berikut:

58,82% 74,07% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%

48

Gambar 5. Data Kumulatif Observasi Kemampuan mengenal Lambang Bilangan Setiap Anak Selama Siklus I

Menurut gambar di atas terdapat 1 anak yang mendapat persentase antara 80% sampai 100% sebanyak 6 anak yaitu Byu, Chy, Int, Izdn, Sfa, dan Srly. Terdapat 3 anak yang berada pada persentase di bawah 60% yaitu Gry, Rza, dan Wld. Anak yang berada pada persentase 60% sampai 80% sebanyak 8 anak yaitu Andr, Alpn, Anss, Dck, Dka, Rka, Rks, dan Syr. Dilihat dari gambar kemampuan Andr juga belum mengalami peningkatan dari Pra Tindakan, namun pada kenyataannya Andr sudah bisa mengenal lambang bilangan antar 6-10 daripada sebelumnya yang baru dapat mengenal lambang bilangan 1-5 walaupun terkadang masih belum tepat dan membutuhkan bimbingan guru. Anak yang mendapat persentase terendah adalah Gry dan belum mengalami peningkatan dari Pra Tindakan. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaan Siklus I Gry belum mau masuk kelas dan hanya melihat pembelajaran dari depan pintu. Pada Siklus I pertemuan kedua Gry mau masuk ke dalam kelas karena tertarik dengan media papan raba

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

49

namun belum mau ikut melakukan pembelajaran. Pada Siklus I ini Izdn berada pada hasil maksimal karena dapat mengenal lambang bilangan dengan baik.

Dilihat dari kemampuan mengenal lambang bilangan setiap anak, Andr belum mengalami peningkatan dari Pra Tindakan yaitu masih pada kriteria baik. Alpn meningkat dari kriteria cukup pada Pra Tindakan menjadi kriteria baik pada Siklus I. Anss juga mengalami peningkatan dari Pra Tindakan berada pada kriteria cukup menjadi baik di Siklus I. Pada Pra Tindakan Byu berada pada kriteria baik kemudian meningkat pada Siklus I menjadi kriteria sangat baik. Chy meningkat dari kriteria baik pada Pra Tindakan menjadi kriteria sangat baik pada Siklus I. Dck mengalami peningkatan dari Pra Tindakan berada di kriteria cukup menjadi kriteria baik pada Siklus I. Pada Pra Tindakan Dka berada di kriteria cukup kemudian meningkat pada Siklus I menjadi kriteria baik. Pada Siklus I Gry belum mengalami peningkatan dari Pra Tindakan yaitu berada pada kriteria kurang. Int meningkat dari Pra Tindakan berada di kriteria baik menjadi sangat baik pada Siklus I. Izdn dapat mempertahankan kemampuan mengenal lambang bilangannya sehingga pada Siklus I tidak menurun dari Pra Tindakan dan tetap berada pada kriteria sangat baik. Rka meningkat dari Pra Tindakan di kriteria cukup menjadi baik pada Siklus I. Rks juga mengalami peningkatan yang sama dari Pra Tindakan di kriteria cukup menjadi baik pada Siklus I. Pada Pra Tindakan Rza berada pada kriteria kurang kemudian meningkat pada Siklus I menjadi cukup. Sfa meningkat dari kriteria baik pada Pra Tindakan menjadi sangat baik pada Siklus I. Srly mampu mempertahankan kemampuan mengenal lambang bilangan dari Pra Tindakan sehingga pada Siklus I tidak menurun dan tetap berada di kriteria sangat baik. Syr meningkat dari Pra Tindakan berada pada kriteria

50

cukup menjadi baik pada Siklus I. Pada Siklus I Wld belum mengalami peningkatan dari Pra Tindakan yaitu masih berada pada kriteria kurang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran data perbandingan Pra Tindakan dan Siklus I halaman 108.

Pada pertemuan terakhir Siklus I dalam indikator menunjuk lambang bilangan 1-10, siswa yang mendapat nilai baik ada 9 anak atau sebesar 52,9%, siswa yang mendapat nilai cukup ada 7 anak atau sebesar 41,2%, dan siswa yang mendapat nilai kurang ada 1 anak atau sebesar 5,9%. Pada indikator meniru lambang bilangan 1-10 siswa yang mendapat nilai baik ada 6 anak atau sebesar 35,3%, siswa yang mendapat nilai cukup ada 8 anak atau sebesar 47%, dan siswa yang mendapat nilai kurang ada 3 anak atau sebesar 17,7%. Pada indikator menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10 siswa yang mendapat nilai baik ada 9 anak atau 52,9%, siswa yang mendapat nilai cukup ada 7 anak atau sebesar 41,2%, dan siswa yang mendapat nilai kurang ada 1 anak atau sebesar 5,9%. Dari hasil penelitian tersebut indikator yang paling banyak bisa dilakukan anak adalah menunjuk lambang bilangan 1-10 dan menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10 yaitu sebanyak 9 anak. Indikator yang belum bisa dilakukan anak adalah meniru lambang bilangan 1-10 dengan 3 anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran hasil observasi Siklus I pertemuan ketiga halaman 105.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti dan guru membandingkan Pra Tindakan dan Siklus I untuk mengetahui peningkatan yang terjadi, serta mencari kendala-kendala yang menghambat peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan

51

anak kelompok A TK KKLKMD Sedyo Rukun. Dari Siklus I yang terlaksana selama tiga kali pertemuan, dapat dilihat bahwa hasil pelaksanaan Siklus I sebesar meningkat 15,25% dari Pra Tindakan menjadi 74,07%. Siklus I mengalami peningkatan dari Pra Tindakan yaitu anak yang berada pada kriteria sangat baik sebanyak 2 anak (Izdn dan Srly) meningkat pada Siklus I menjadi 6 anak (Byu, Chy, Int, Izdn, Sfa, dan Srly). Anak yang berada pada kriteria baik pada Pra Tindakan sebanyak 5 anak (Andr, Byu, Chy, Int, dan Sfa) meningkat pada Siklus I menjadi 8 anak (Alpn, Anss, Dck, Dka, Rka, Rks, dan Syr). Anak yang mendapat nilai cukup pada Pra Tindakan sebanyak 7 anak (Alpn, Anss, Dck, Dka, Rka, Rks, dan Syr) menurun pada Siklus I menjadi 1 anak yaitu Rza. Anak yang mendapat nilai kurang pada Pra Tindakan sebanyak 3 anak (Gry, Rza, dan Wld)

Dokumen terkait