• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biji yang diperoleh dari populasi M3 masing-masing perlakuan yang

disebut biji M4, dilakukan seleksi secara visual untuk memperoleh benih M4.

Benih M4 tersebut, diuji kemampuan berkecambahnya dengan cara menanam

benih tiap-tiap perlakuan ke dalam masing-masing bak perkecambahan yang berisi kapas putih sebagai media tumbuh benih tersebut. Setiap satu bak perkecambahan hanya ditanami satu perlakuan yang berjumlah 30 butir. Sehingga jumlah bak perkecambahan yang dibutuhkan sebanyak 4 buah karena jumlah perlakuan yang diuji sebanyak 4 perlakuan (P0, P1, P2, P3). Dari 30 butir benih yang diuji, ternyata yang berkecambah adalah 21 untuk P0, berarti viabilitasnya 70 %. Dari 30 benih P1, ternyata yang berkecambah adalah 20, berarti viabilitasnya 69 %. Dari 30 butir benih yang diuji, ternyata yang berkecambah adalah 21 untuk P2, berarti viabilitasnya 70 %. Dari 30 benih P3, ternyata yang berkecambah adalah 28, berarti viabilitasnya 93 %.

Persiapan Lahan

Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Tanah diolah kemudian dibuat plot seluas 200 cm x 120 cm, dengan lebar parit 30 cm sebagai batas antar plot dan 50 cm sebagai jarak antar ulangan. Bagan penelitian terlampir pada Lampiran 4.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan melubangi tanah kedalaman 3 cm kemudian memasukkan 2 benih per lubang tanam dan ditutup dengan kompos. Jarak tanam dalam barisan 20 cm dan antar barisan 40 cm.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk kedelai yaitu 100 kg Urea/ha (0,2 g/lubang tanam), 200 kg TSP/ha (0,4 g/lubang tanam), dan 100 kg KCl/ha (0,2 g/lubang tanam). Pemupukan Urea dilakukan dalam 2 tahap yakni pada saat penanaman sebanyak setengah dosis anjuran dan setengah dosis lagi diberikan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (hst) sedangkan pupuk TSP dan KCL diberikan pada saat penanaman.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan sore atau pagi hari.

Penjarangan

Penjarangan tanaman dilakukan ketika tanaman berumur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) dan setiap lubang tanam ditinggalkan sebanyak 1 tanaman yang tumbuh baik.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila dalam satu lubang tanam tidak ada benih yang tumbuh atau pertumbuhannya abnormal. Penyulaman dilakukan paling lama 2 MST.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada di sekitar lahan penelitian. Penyiangan dilakukan untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan disesuaikan dengan kandisi di lapangan.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dengan cara membuat gundukan tanah di sekeliling tanaman. Pembumbunan dilakukan agar tanaman tidak mudah rebah sehingga dapat berdiri tegak dan kokoh.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC dengan dosis 0,5 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/liter air. Masing- masing disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan.

Panen

Panen dilakukan dengan cara dipetik satu persatu dengan mengggunakan tangan atau menggunakan pisau. Adapun kriteria panennya adalah ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan sebanyak 95 %.

Menghitung Kandungan Lemak dan Minyak

Penghitungan kandungan lemak dan minyak biji kedelai dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pengamatan Parameter Karakter Morfologi

Persentase Perkecambahan (%)

Persentase perkecambahan dihitung dengan membandingkan kecambah yang tumbuh dengan jumlah contoh benih yang diuji. Persentase perkecambahan dihitung setelah benih tampak berkecambah, untuk mengetahui daya kecambahnya dilakukan setelah 5 hari setelah tanam.

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan pada saat stadia vegetatif sampai stadia generatif awal (V1-R1).

Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang)

Jumlah cabang pada batang utama dihitung pada saat stadia generatif akhir (R8).

Jumlah Buku per Tanaman (buku)

Jumlah buku dihitung pada saat tanaman setelah dipanen dengan cara menghitung jumlah buku yang dihasilkan pada tiap tanaman mulai dari buku pertama hingga buku terakhir.

Umur Berbunga (hari)

Pengamatan umur berbunga dilakukan dengan menghitung umur tanaman pada saat tanaman memasuki stadia reproduktif R1 yaitu membukanya bunga pertama kali pada salah satu buku batang utama.

Umur Panen (hari)

Pengamatan umur panen dihitung ketika tanaman memasuki stadia R8 yaitu polong telah mencapai warna polong matang + 95% yang ditandai dengan warna kuning kecoklatan pada polong.

Jumlah Polong Berisi per Tanaman (polong)

Jumlah polong berisi dihitung pada setiap tanaman, yaitu polong yang menghasilkan biji. Perhitungan dilakukan pada saat tanaman telah dipanen.

Jumlah Polong Hampa per Tanaman (polong)

Dihitung jumlah polong hampa tiap tanaman, yaitu polong yang tidak berisi biji, pada saat tanaman telah matang penuh, dihitung setelah panen.

Jumlah Biji per Tanaman (biji)

Penghitungan dilakukan saat stadia R8(matang penuh / 95 % dari polong

telah mencapai warna polong matang) atau saat panen dilakukan. Untuk mengetahui jumlah biji pada tiap polong tanaman dilakukan dengan membuka/mengupas tiap polong, lalu dihitung semua biji yang ada pada polong tersebut.

Diambil seluruh biji dari masing-masing perlakuan pada tanaman sampel kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik.

Bobot 100 Biji (gram)

Diambil 100 biji dari masing-masing perlakuan pada tanaman sampel dengan menggunakan timbangan analitik.

Kandungan Lemak dan Minyak

1. Prosedur Analisis Kandungan Lemak

 Kedelai dihaluskan dengan cara diblender.

 Dikeringkan sampel selama 2 jam dengan suhu 105°C.

 Ditimbang sampel sebanyak 5 gram lalu dimasukkan ke dalam selongsong yang telah diketahui beratnya.

 Diletakkan selongsong dari kertas saring yang berisi sampel ke dalam soxhlet, kemudian dipasang alat kondensor di atasnya dan labu didih di bawahnya.

 Dituangkan heksan ke dalam labu didih sebanyak 2/3 bagian.  Dilakukan refluks selama 6 jam sampai pelarut yang turun

kembali ke labu didih.

 Dikeringkan selongsong pada suhu 105°C selama 2 jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

 Dihitung kadar lemak dengan Rumus:

% Lemak = Berat Lemak (gr) x 100 % Berat Sampel (gr)

2. Prosedur Analisis Kadar Minyak:

 Kedelai dihaluskan dengan cara diblender.

 Dikeringkan sampel selama 2 jam dengan suhu 105° Celcius.  Ditimbang sampel sebanyak 20 gram lalu dimasukkan ke

dalam selongsong yang telah diketahui beratnya.

 Diletakkan selongsong dari kertas saring yang berisi sampel tersebut ke dalam soxhlet.

 Dituangkan heksan ke dalam labu didih sebanyak 2/3 bagian.  Dilakukan refluks selama 10 jam sampai pelarut yang turun

kembali ke labu didih.

 Dituang heksan yang berada di labu didih ke dalam Erlenmeyer 600 ml.

 Dididihkan heksan yang telah bercampur minyak tadi sampai mengental.

% Minyak = Volume Lemak (ml) x 100 % Volume Sampel (ml)

Dokumen terkait