• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

E. Pelaksanaan Penyitaan Terhadap Barang-Barang Sitaan

Penyitaan terhadap uang tunai termasuk mata uang asing dapat dilaksanakandengan menghitung terlebih dahulu uang tunai yang disita dan membuat rinciannyadalam suatu daftar yang merupakan laporan berita acara pelaksanaan sita danmenyimpan uang tunai yang disita dalam tempat penyimpan yang selanjutnyaditempati dengan segel sita dan kemudian kepada penanggung pajak ataumenitipkannya kepada bank.

Lain halnya penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak yang disimpandi bank berupa deposito jangka panjang, tabungan saldo rekening koran, giro, ataubentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dilaksanakan, dengan cara pejabatmenunjukan permintaan pemblokiran kepada bank disertai dengan penyimpanansalinan surat paksa dan surat penyitaan.

Perintah melaksanakan penyitaan, bank wajib memblokir seketika, setelahmenerimapemblokiran dari pejabat dan membuat berita acara pemblokiran sertamenyampaikan salinan kepada pejabat dan menanggung pajak juru sita pajak

setelahmenerima berita acara pemblokiran dari bank, memerintah penanggung pajak untukmemerintahkan bank agar memberitahukan saldo kekayaan yang tersimpan pada banktersebut kepada juru sita pajak. Dalam hal penanggung pajak tidak memberikan kuasakepada bank. Pejabat meminta kepada gubernur bank Indonesia melalui menterikeuangan untuk memerintahkan bank, memberitahukan saldo kekayaan penanggungpajak yang tersimpan pada bank dimaksud kepada pejabat. Setelah saldo kekayaanyang tersimpan pada bank diketahui, juru sita pajak melaksanakan penyitaan danmembuat berita acara pelaksanaan sita kepada penanggung pajak dari bank yangbersangkutan.

Pejabat dapat mengajukan pencabutan pemblokiran kepada bank setelahpenanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak terhadapkekayaan penanggung pajak setelah dikurangi dengan jumlah yang disita apabilautang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi oleh penanggung pajaksekalipun telah dilakukan pemblokiran dalam hal jumlah yang memblokir lebih besardari jumlah yang disita maka atas sisa lebih besar tersebut diajukan permintaanpencabutan pemblokiran oleh pejabat kepada bank.

Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak penyitaanpenanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan, pejabat segerameminta kepada pemimpin bank untuk memindahkan bukuan harta kekayaanpenanggung pajak yang tersimpan pada bank ke kas Negara atas kas daerah sejumlahyang tercantum dalam berita acara pelaksanaan sita.Sebelum jangka waktu 14 harisebagaimana dimaksud dalam uraian diatas, penanggung pajak dapat mengajukanpermohonan kepada pejabat untuk menggunakan barang sitaan yang

dimaksud untukmelunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak. Pencabutan sita dilaksanakan olehjuru sita pajak berdasarkan surat pencabutan sita yang diterbitkan oleh pejabat dantembusannya disampaikan kepada pimpinan bank yang bersangkutan. Sedangkan penyitaan terhadap surat berharga berupa obligasi saham, dansejenisnya yang diperdagangkan dibursa efek dapat dilaksanakan dalam memblokirrekening efek dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Direktorat Jendral Pajakatas pejabat yang ditunjukan oleh ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)dengan menyebutkan nama pemegang rekening atau nomor pemegang rekeningsebagai penaggung pajak, sebab dan alas an perlunya pemblokiran tersebut dilakukan.

Berdasarkan permintaan Direktorat Jendral Pajak atau pejabat yangditunjuknya sebagaimana dimaksud, ketua badan pengawas pasar modal (ka.BAPEPAM) dapat menyampaikan perintah tertulis kepada custodian untukmelakukan pemblokiran terhadap rekening efek penanggung pajak.Dalam halpermintaan pemblokiran rekening tersebut disertai dengan permintaan keterangantentang rekening efek pada custodian, maka permintaan tertulis dari direktorat jendralpajak dan salinannya disampaikan kepada ketua badan pengawas pasar modal danpemegang rekening sebagai penanggung pajak, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerjasetelah pemblokiran dan keterangan tersebut dilakukan. Juru sita pajak dapatmelaksanakan penyitaan atas efek dan atau dana dalam rekening efek pada custodiansegera setelah menerima berita acara pemblokiran dan berita acara pemberianketerangan. Juru sita pajak dalam melakukan penyitaan harus membuat berita acarapelaksanaan sita yang ditanda tangani oleh juru sita penanggung pajak dan saksi-saksi.

Apabila penanggung pajak tidak hadir, berita acara pelaksanaan sita bisaditanda tangani oleh saksi-saksi kemudian berita acara pelaksanaan sita disampaikankepada penanggung pajak dan salinannya disampaikan ketua badan pengawas pasarmodal dan custodian. Pejabat dapat mengajukan permintaan pencabutan pemblokiranterhadap rekening efek penanggung pajak kepada custodian, setelah penanggungpajak melunasi utang pajak, dan biaya penagihan pajak setelah dikurangi denganjumlah yang disita, apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi olehpenanggung pajak sekalipun telah dilakukan pemblokiran efek dapat yangdiperdagangkan dibursa yang telah disita, dijual di bursa melalui perantara pedangangefek anggota bursa atas permintaan pejabat.

Penyitaan terhadap surat berharga obligasi, saham, dan sejenisnya yangtidak diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan dengan cara melakukan infentarisasidan membuat rincian tentang jenis, jumlah dan nilai minimal atau perkiraan nilailainya dari surat berharga yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiranpelaksanaan sita yang sebelumnya telah membuat berita acara pelaksanaan sita yangkemudian membuat berita acara pengalihan hak surat berharga atas nama penanggungpajak pada pejabat.

Penyitaan terhadap barang yang telah disita oleh kejaksaan atau kepolisiansebagai barang bukti dalam kasus pidana, baru dapat dilaksanakan setelah barangbukti tersebut dikembalikan penanggung pajak.Penyitaan terhadap barang milikpenanggung pajak dilaksanakan dengan jumlah nilai barang yang diperkirakan cukupuntuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak.Penyitaan tambahan dapatdilakukan apabila nilai barang yang dimaksud nilainya tidak cukup untuk

melunasibiaya penagihan pajak dan utang pajak, hasil lelang barang telah disita tidak cukupuntuk melunasi biaya utang penagihan dan utang pajak sebagai mana yang telahdiuraikan sebelumnya.

a. Pelaksanaan Penyegelan

Atas barang yang disita dapat ditempeli atau diberi segel sita.Penempelansegel sita dilaksanakan dengan memperhatikan jenis, sifat dan bentuk barang sitaan.Segel sita sekurang-kurangnya memuat “disita”.NOMOR dan TANGGAL BERITAACARA PELAKSANAAN SITA.Larangan untuk memindah tangankan,memindahkan hak, meminjamkan, merusak barang yang disita.

Penanggung pajak dapat melunasi utang pajak biaya yang timbul dalamrangka penagihan pajak selama barang yang telah disita belum dijual, digunakan, ataudipindah bukukan.

Apabila utang pajak dan atau biaya penanggung pajak tidak dilunasi setelahpenyitaan pajak.Pejabat berwenang melakukan penjualan secara lelang maupunmenggunakan atau memindah bukukan barang yang telah disita untuk pelunasanutang pajak dan atau biaya penagihan pajak dimaksud. Penjualan secara lelangmelalui kantor lelang dan dilaksanakan paling cepat sesudah jangka waktu 14 hariterhitung sejak penyitaan. Apabila hasil lelang telah mencapai jumlah yang cukupuntuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, maka pelaksanaan lelangdihentikan dan sisa barang dan kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabatkepada penanggung pajak paling lambat 3 (tiga) hari setelah dilaksanakannya lelang.Besarnya biaya penagihan pajak adalah Rp.50.000,00 untuk setiap pelaksanaanperintah melaksanakan penyitaan.

b. Pencabutan Sita

Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasipajak penagihan pajak dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atauberdasarkan badan peradilan pajak atau ditetapkan lain oleh menteri keuangan ataukepala daerah tingkat I dan kepala daerah tingkat II.

Surat pencabutan sita sekaligus berfungsi sebagai pencabutan berita acarapelaksanaan sita disampaikan oleh juru sita pajak kepada penanggung pajak daninstansi yang terkait, diikuti dengan pengembalian penguasaan barang yang disitakepada penanggung pajak.

Pencabutan sita dapat dilakukan terhadap :

a. Deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau yangdisamakan dengan itu dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutansita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada bankyang bersangkutan. b. Surat berharga berupa, obligasi, saham atau sejenisnya baik yangdiperdagangkan maupun yang tidak diperdagangkan dibursa efekdilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepadapenanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak terkait yangsekaligus berfungsi sebagai pembatalan berita acara pengalihan hak atas suratberharga tersebut.

c. Piutang dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepadapenanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak yang

berutangsekaligus berfungsi sebagai pembatalan berita acara persetujuan pengalihanhak atas menagih piutang.

d. Penyertaan modal pada perusahaan lain dilaksanakan dengan menyampaikansurat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikankepada pihak terkait serta membuat akte pembatalan penagihan hak.

c. Pelaksanaan Penyanderaan

Dalam hal penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajakselain dari pada barang-barang milik penanggung pajak yang tidak melunasi utangpajak setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksadiberitahukan kepada penanggung pajak. Penyanderaan hanya dapat dilakukanterhadap penangung pajak yang :

a. Mempunyai hutang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,00 yangmeliputi seluruh jenis pajak dan tahun pajak. Jumlah tersebut merupakansyarat kuantitatif dan sekaligus menunjukan bahwa penyandraan tidakditujukan kepada penanggung pajak yang berpenghasilan kecil.

b. Diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Selain syaratkuantitatif seperti yang diatur, juga ditentukan syarat kualitatif yaitupenanggung pajak diragukan itikad baiknya untuk melunasi utang pajaknya,misalnya penanggung pajak diduga menyembunyikan harta kekayaannyasehingga tidak ada atau tidak cukup barang yang disita untuk jaminanpelunasan utang pajak, atau terdapat dugaan yang kuat bahwa penanggungpajak akan melarikan diri.

Penyanderaan terhadap penanggung pajak sebagimana dimaksud dalamuraian diatas dilaksanakan berdasarkan surat perintah yang diterbitkan oleh pejabatsetelah memperoleh izin tertulis dari menteri keuangan untuk penagihan pajak pusatatau dari gubernur untuk penagihan pajak daerah. Permohonan izin penyanderaandiajukan oleh pejabat atau atasan pejabat kepada menteri keuangan untuk penagihanpajak pusat atau kepada gubernur untuk penagihan pajak daerah.Namun dalam halpejabat berhalangan dan penggantian pejabat tersebut belum ditunjukan maka atasanpejabat dapat mengajukan permohonan izin penyanderaan. Permohonanizinpenyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak yang akandisandera, jumlah utang pajak yang belum dilunasi, tindakan penagihan pajak yangtelah dilaksanakan dan uraian tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajakdiragukan itikad baik dalam pelunasan utang pajak.

Surat perintah penyanderaan diterbitkan oleh pejabat seketika setelahditerimanya izin tertulis dari menteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau darigubernur untuk penagihan pajak daerah.Surat perintah penyanderaan memuatsekurang-kurangnya identitas penanggung pajak, alasan penyaderaan, izinpenyanderaan, lama penyanderaan, dan tempat penyanderaan.

Penanggung pajak yang disandera ditempatkan ditempat tertentu sebagaitempat penyanderaan, jika melakukan penyaderaan terhadap penanggung pajakdengan syarat-syarat sebagai berikut : tertutup dan terasing dari masyarakat,mempunyai fasilitas terbatas dan mempunyai sistem pengamatan dan pengawasanyang memadai. Sebelum tempat penyanderaan sebagaimana dimaksud dibentuk,penanggung pajak yang disandera dititipkan dirumah tahanan Negara dan

terpisahdari tahanan lain kemudian lebih lanjut penyanderaan penanggung pajak sebagaimanayang dimaksud ditetapkan oleh menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hakazasi manusia. Ketentuan yang akan ditetapkan dalam keputusan bersama menterikeuangan dan menteri kehakiman dan hak azasi manusia, antara lain mengenai :

a. Prosedur penitipan penanggung pajak yang disandera dirumah tahananNegara. b. Tanggung jawab atas penanggung pajak yang disandera selama

dalampenyanderaan.

c. Izin kunjungan dari keluarga, pengacara dan sahabat. d. Kriteria pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.

e. Tata tertib yang dilakukan terhadapa penanggung pajak yang disandera.

Jangka waktu penyaderaan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitungsejak penanggung pajak ditetapkan dalam tempat penyanderaan dan dapatdiperpanjang untuk paling lama 6 bulan izin perpanjangan jangka waktupenyanderaan dapat sekaligus diberikan oleh yang berwenang pada waktumemberikan izin penyaderaan. Dalam izin perpanjangan penyanderaan sekaligusdiberikan maka tidak diperlukan suatu izin baru.Ketentuan jangka waktu maksimumpenyanderaan tidak berlaku dalam hal penyanderaan melarikan diri penentuanlamanya penyaderaan didasarkan pada perhitungan besarnya utang pajak, besarnyajumlah harta yang disembunyikan dan dihubungkandengan itikad tidak baik denganpenanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya.

Juru sita pajak harus menyampaikan surat sita penyaderaan langsung kepadapenanggung pajak dan salinannya disampaikan kepada kepala

setempatpenyanderaan. Dalam hal penanggung pajak yang akan disandera tidak dapatditemukan juru sita pejabat atasan dapat meminta bantuan kepada kepolisian ataukejaksaan untuk menghadirkan penanggung pajak yang tidak dapat ditemui tersebut,termasuk dalam pengertian menghadirkan penanggung pajak untuk mencari,menangkap dan membawa penanggung pajak ketempat pejabat untuk selanjutnyadiserahkan kepada kepada tempat penyanderaan.

Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat surat perintah penyanderaanditerima penanggung pajak yang bersangkutan. Penyanderaan tidak bolehdilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang beribadah, sedang mengikuti sidingresmi, atau sedang mengikuti pemilihan umum.Penyanderaan dilaksanakan oleh jurusita pajak yang disaksikan oleh dua orang penduduk Indonesia yang telah dewasa,dikenal oleh juru sita pajak dapat meminta kepolisian atau kepada jaksa.Dalam haljuru sita menemui kesulitan ataupun karena alasan keamanan dan keselamatan jurusita pajak dan saksi-saksi maka juru sita pajak dapat meminta kepada kepolisianuntuk melaksanakan penyanderaan.Juru sita pajak ditempat ditempat penyanderaan,berita acara penyanderaan ditandatangani oleh juru sita pajak, kepala tempatpenyanderaan dan saksi-saksi. Berita acara penyanderaan merupakan syarat utamasahnya penyanderaan yang berfungsi sebagai berita acara penyanderaan paling sedikitmemuat nomor dan tanggal surat perintah penyanderaan. Izin tertulis menterikeuangan atau kepala daerah tingkat I (gubernur) identitas jurusita pajak yangdisandera, tempat penyanderaan, lamanya penyanderaan, identitas penyanderaan,salinan berita acara penyanderaan disampaikan kepada kepala tempat penyanderaan.Penanggung pajak dan kepada daerah tingkat II (bupati).

Biaya penyanderaan dibebankan kepada penanggung pajak yang disanderadan diperhitungkan sebagai biaya penanggung pajak. Termasuk dalam biayapenyanderaan antara lain, biaya hidup selama dalam penyanderaan dalam rumahtahanan Negara. Biaya penyanderaan merupakan salah satu biaya penagihan yangharus ditanggung oleh penanggung pajak yang disandera.Selama dalampenyanderaan penanggung pajak berhak untuk melakukan ibadah ditempatpenyanderaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.Memperoleh pelayanan kesehatan yang layak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,mendapat makanan yang layak, termasuk kiriman dari keluarga.Menyampaikankeluhan tentang perlakuan petugas, memperoleh bahan bacaan dan informasi lainnyaatas biaya penanggung pajak yang di sandera, serta menerima kunjungan darikeluarga, pengacara, sahabat, dokter pribadi atas biaya sendiri, rohaniawan.

d. Pencabutan Penyanderaan

Penanggung pajak yang disandera dilepas jika telah memenuhi persyaratan,apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak talah dibayar lunas, jangka waktuyang ditetapkan dalam surat perintah penyanderaan telah dipenuhi, berdasarkanputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau berdasarkanpertimbangan tertentu dan menteri keuangan atau gubernur pertimbangan menterikeuangan atau gubernur dimaksud adalah antara lain penanggung pajak mengatakanakan melunasi utang pajaknya, tetapi berdasarkan buku yang disampaikan, tidakmelaksanakan pelunasan utang pajak tersebut tanpa meninggalkan tempatpenyanderaan, atau dalam hal penanggung pajak menderita sakit berat sehinggamemerlukan perawatan dalam jangka waktu yang lama diluar tempat

penyanderaan.Serta memberitahukan secara tertulis kepada kepala daerah ditempat wilayahpenyanderaan dilakukan dan sebaliknya kepala daerah wilayah dilaksanakannyapenyanderaan segera memberitahukan secara tertulis kepada pejabat apabilapenanggung pajak telah dilepas dari penyanderaan.

Penanggung pajak yang melarikan diri dari tempat penyanderaan dalammasa penyanderaan, disandera kembali berdasarkan surat perintah penyanderaandahulu diterbitkan terhadapnya masa penyanderaan kembali adalah sama denganmasa penyanderaan menurut surat perintah penyanderaan dahulu diterbitkanterhadapnya dengan memperhitungkan masa penyanderaan yang telah dijalanisebelumnya penanggung pajak melarikan diri. Penyanderaan tetap dapat dilaksanakanpenanggung pajak yang telah dilakukan pencegahan penyanderaan.

Penanggung pajak yang telah disandera dapat melakukan gugatan terhadappelaksanaan penyanderaan hanya kepada pengadilan negeri. Gugatan penanggungpajak tidak dapat diajukan setelah masa penyanderaan berakhir.

Dalam pelaksanaan rehabilitasi nama baik penanggung pajak pemberianganti rugi atas pelaksanaan penyanderaan atas penanggung pajak, hanya dapatdilakukan dalam hal gugatan penangung pajak dikabulkan oleh pengadilan danputusan pengadilan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Permohonanrehabilitasi, nama baik dan ganti rugi terhadap penanggung pajak, dapat diajukankepada pejabat yang menerbitkan surat perintah penyanderaan. Rehabilitasi namabaik dilaksanakan oleh pejabat dalam bentuk satu kali pengumuman pada media cetakharian yang berskala nasional dengan ukuran yang memadai, yang dilaksanakanpaling lambat 30 hari sejak diterimanya permohonan penanggung pajak.

Besarnyaganti rugi yang diberikan kepada pejabat kepada penanggung pajak adalahRp.100.000,00 setiap hari selama masa penyanderaan yang telah dijalaninya. Gantirugi diberikan paling lambat 30 hari sejak diterimanya permohonanan penanggungpajak.

e. Ketentuan Pidana Lainnya Penanggung pajak dilarang :

a. Memindahkan, meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, ataumerusak barang yang disita.

b. Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggunganuntuk pelunasan utang tertentu.

c. Membebani barang bergerak yang telah disita atau digunakan untuk pelunasanutang tertentu.

d. Merusak, mencabut atau menghilangkan segel sita atau salinan berita acarapelaksanaan sita dan ditempel pada barang sitaan.

Ketentuan pidana yang dapat diberikan sanksi, apabila penanggung pajakyang memindahkan hak, menyembunyikan, menghilangkan atau merusak barangyang telah disita dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam bulan danpaling lama empat tahun dan denda paling sedikit Rp.150.000,00 dan paling banyakRp.12.000.000,00 (dua belas juta rupiah), dan apabila pihak-pihak yang diberi

tugasuntuk mengalihkan atau menjual barang sitaan (sesuai undang-undang PPSP pasal 25ayat 3 huruf (b,c,d,e) tidak melaksanakan kewajibannya dipidana dengan pidanapenjara paling singkat satu minggu dan paling lama empat bulan dua minggu dan

denda paling sedikit Rp.500.000,00 (lima ratus ribu) dan paling banyakRp.10.000.000,00 (sepuluh juta).

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaanyang dilakukan menurut undang-undang atau dengan sengaja mencegah,menghalang-halangi, atau mengagalkan tindakan dalam melaksanakan ketentuanundang-undang yang dilakukan oleh jurusita pajak, dengan pidana penjara palingsingkat satu minggu dan paling lama empat bulan 2 minggu dan denda paling sedikitRp.500.000,00 (lima ratus ribu) dan paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta).

Dokumen terkait