• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Peran Tagana pada Pra Bencana

5.2.1.2 Pelaksanaan Peran Tagana Pada Kegiatan Tanggap Darurat

5.2.1.2 Pelaksanaan Peran Tagana Pada Kegiatan Tanggap Darurat

Bencana baik alam maupun sosial dapat terjadi setiap saat. Ketika bencana itu datang seringkali muncul kepanikan dan kesimpangsiuran informasi yang berujung pada ketidakjelasan penanganan. Bencana alam dapat terjadi karena faktor alam atau faktor buatan manusia, sulit memprediksi waktu kejadiannya. Demikian juga dengan bencana sosial yang terjadi sebagai hasil interaksi ancaman dan kerentanan sosial (fisik maupun psikologis) dalam komunitas mayarakat.

Keadaan darurat adalah situasi/kondisi darurat dimana kehidupan atau kesejahteraan indivudu manusia atau kesejahteraan individu manusia atau masyarakat akan terancam, bila tidak dilakukan tindakan yang tepat dan segera, keadaan darurat ini menuntut tanggapan dan cara penanganan yang luar biasa (diluar prosedur rutin/standar). Adapun tujuan penanggulangan kedaruratan sebagai berikut:

a. Mengurangi jumlah korban b. Meringankan penderitaan

c. Stabilitas kondisi korban/pengungsi d. Mengamankan aset

e. Memulihkan fasilitas kunci f. Mencegah kerusakan lebih jauh

g. Menyediakan pelayanan dasar dalam penangan pasca darurat, dan h. Meringankan beban masyarakat setempat.

Semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial disebut dengan perlindungan sosial. Tagana dalam melakukan perlindungan sosial saat tanggap darurat meliputi kegiatan yang diarahkan pada terpenuhinya social Assistance berupa pemenuhan kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, dan papan melalui penyiapan dapur umum lapangan, pengerahan personil untuk melakukan pendampingan sosial dan psikososial bantuan kebutuhan dasar korban dan advokasi sosial.

Kegiatan tanggap darurat yang dilakukan oleh Tagana Kota Bengkulu sudah cukup terlaksana, walaupun belum termanajemen dengan baik. Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian ini anggota Tagana selalu di bekali dengan pemantapan dan pelatihan tanggap darurat seperti pemantapan pelatihan shelter, logistik, pendamping sosial dan pendamping psikososial korban bencana alam. Kegiatan-kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya untuk peningkatan kapasitas. Idealnya dengan mengikuti pembekalan tersebut anggota Tagana sudah cukup siap menghadapi situasi terjadi bencana. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan yang cukup menjadi faktor kunci keberhasilan suatu kegiatan. Pemahaman yang cukup tentang tupoksi Tagana pada saat terjadi bencana, faktor motivasi membantu sesama, menjadi landasan anggota Tagana untuk terjun ke lapangan membantu korban bencana.

Hal tersebut sesuai dengan aspek penting dari peran menurut Scott et al. dalam Kanfer (1987:176) menjelaskan bahwa peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama. Dengan melalui kegiatan pelatihan dan pemantapan kedaruratan bencana alam, baik yang dilaksanakan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu maupun Kementrian Sosial RI, maka anggota Tagana dapat memahami peran mereka saat tanggap darurat bersedia membantu measyarakat ketika bencana itu terjadi.

Dan hasil penelitian juga menunjukan bahwa Peran Tagana Kota Bengkulu pada kegiatan Tanggap Darurat yaitu:

a. Kaji cepat dan melaporkan hasil identifikasi serta rekomendasi kepada posko atau dinas/ instansi sosial, serta berkordinasi dengan tim rekasi cepat bidang perlindungan dan jaminan sosial

Pada saat tangggap darurat anggota Tagana Kota Bengkulu, ada yang langsung menuju daerah yang terkena bencana dan mengidenfikasinya dan segera memberitahukan dengan rekan anggota Tagana yang lain serta Dinas Sosial dan Tim TRC untuk melaporkan hasil idenfitikasi tempat kejadian perkara (bencana itu terjadi).

b. Identifikasi/ pendataan korban bencana

Karena kegiatan pelatihan penanggulangan bencana bidang tanggap darurat selalu dilaksanakan oleh Dinas Kesejahtraan Sosial Provinsi Bengkulu kegiatan pendataan korban bencana bisa dilakukan oleh anggota Tagana Kota Bengkulu, karena disetiap pelatihan selalu di ingatkan bahwa anggota Tagana dalam kehidupan sehari-hari harus membawa buku dan pulpen sebagai alat untuk mencatat jumlah korban bencana dan hal-hal yang terjadi di lokasi bencana tersebut.

c. Operasi tanggap darurat pada bidang penyelamatan korban dari situasi tidak aman ke tempat yang lebih aman

Operasi tanggap darurat pada bidang penyelamatan dari situasi yang tidak aman ke tempat yang lebih aman, sebenarnya merupakan tugas dari Tim SAR (Searc and Rescue) Tagana hanya membantu sebisanya saja karena memeng tugas ini bukan

d. Operasi tanggap darurat pada bidang penampungan sementara

Penampungan sementara (shelter) merupakan bidang yang dikuasai oleh anggota Tagana dimanapun ia berada. Tagana Kota Bengkulu siap dalam mendirikan Shelter atau Mengajak pengungsi untuk tinggal sementara ditempat penampungan sementara bila rumah mereka (pengungsi) tidak biasa di huni/dinyatakan belum aman untuk di huni. Shelter tidak mesti berupa tenda-tenda pengungsian, bisa juga dugunakan gedung permanen yang aman misannya gedung sekolah, Masjid dan lain sebagainya.

e. Operasi tanggap darurat pada bidang dapur umum

Operasi tanggap darurat pada bidang dapur umum dikuasai oleh beberapa anggota Tagana Kota Bengkulu, karena Pelatihan dapur umum diadakan di pusat (Kemensos) sedangkan di daerah belum pernah dilakukan pelatihan dapur umum, padahal kegiatan pelatihan ini sangat dibutuhkan sebab butuh tenaga-tenaga yang terampil dalam bidang dapur umum saat tanggap darurat terjadi.

f. Operasi tanggap darurat pada bidang logistik

Operasi tanggap darurat pada bidang Logistik juga dikuasai oleh beberapa anggota Tagana Kota Bengkulu, karena setelah pelatihan jarang terjadi kegiatan-pelatihan ulang bagi anggota Tagana untuk meninkatkan daya ingat dan daya fikir. Pelatihan hanya terjadi satu kali selama satu tahun, itupun yang mengikuti beberapa orang Tagana sisanya adalah pegawai Dinas Sosial dan Dinas Kesejahtraan Sosial Provinsi Bengkulu.

g. Operasi tanggap darurat pada bidang psikososial

Operasi tanggap darurat pada bidang Psikososial, secara umum dapat dipahami oleh anggota Tagana Kota Bengkulu, untuk penanganan sementara. Bila korban bencana mengalami trauma yang akut maka Tagana menjadi pasilitator dengan psikolog ataupun rumah sakit jiwa terdekat untuk mengurangi dampak trauma akibat bencana. Selain itu juga petugas psikososial dari Tagana juga dibekali cara menghibur anak-anak yang menjadi korban bencana dengan berbagai metode.

h. Mobilisasi dan menggerakan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko

Dalam hal ini peran Tagana sebagai penggerak masyarakat dalam upaya perlindungan sosial untuk pengurangan risiko dan risiko lanjutan dampak akibat terjadinya bencana.

i. Upaya tanggap darurat lainnya

Dalam upaya tanggap darurat lainnya anggota Tagana Kota Bengkulu melaksanakan tupoksinya untukk korban bencana alam agar korban tidak merasa sendiri dan sedih sendiri.

Sejauh ini anggota Tagana kota Bengkulu telah melakukan hak dan kewajibannya dalam situasi tanggap darurat membantu korban bencana alam. Hal tersebut sesuai dengan pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002:243), sebagai berikut peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suautu peranan.

Dokumen terkait