• Tidak ada hasil yang ditemukan

perusahaan jasa pengurusan transportasi sebagai operator dalam perjanjian pengangkutan barang di laut, akibat-akibat yang timbul dari perjanjian pengangkutan barang melalui kapal laut dan tanggungjawab perusahaan jasa pengurusan transportasi terhadap perjanjian pengangkutan barang.

Bab IV : Peranan dan tanggungjawab Perusahaan Jasa Pengurusan transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (CV. Camar Indah). Bab ini berisi tentang pelaksanaan angkutan barang oleh perusahaan jasa pengurusan transportasi oleh CV. Camar Indah, pertanggungjawaban pengangkutan dalam penyelenggaraan pengangkutan barang melalui laut oleh CV. Camar Indah, hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan atau kehilangan barang dalam pengangkutan laut dan pembayaran ganti rugi pihak pengangkutan terhadap kerusakan atau kehilangan barang dalam pengangkutan laut oleh CV. Camar Indah. Bab V : Kesimpulan dan Saran. Merupakan bab penutup dari seluruh

rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran.

menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat dan budaya suatu bangsa atau daerah.

Dalam hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barang/komoditi berguna menurut waktu dan tempat. Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke ketempat lain.

Tinggi rendahnya demand akan jasa-jasa angkutan tergantung pada pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa. Dengan perkembangan teknologi modern dalam bidang pengangkutan, banyak pengaruhnya pada perdagangan dalam negeri dan luar negeri, pembangunan ekonomi serta penyebaran penduduk ke seluruh wilayah di Indonesia.

Infrastruktur transportasi wilayah terdiri dari tiga kata, yaitu infrastruktur dan transportasi serta wilayah. Sedangkan transportasi wilayah merupakan keterangan. Infrastruktur dalam transportasi bermacam-macam yaitu jalan (dalam angkutan darat), dermaga pelabuhan laut (angkutan) dan landasan pacu/Bandar udara (angkutan udara). Sedangkan wilayah berarti suatu permukaan dengan batas-batasnya tertentu, dimana terjadi interaksi antar sumber daya (yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya pembangunan lainnya). Dalam suatu wilayah, masing-masing pusat memiliki wilayah pengaruh dan antara pusat dan wilayah pengaruh dihubungkan oleh jaringan transportasi. Jadi, terdapat tiga unsur utama dalam pengembangan wilayah yaitu (1) ada pusat pertumbuhan (2) memiliki wilayah pengaruh dan (3) dihubungkan oleh jaringan transportasi.10

Jaringan prasarana transportasi wilayah sudah di gunakan ke seluruh bagian wilayah yang tersebar. Seluruh bagian wilayah hampir semuanya telah terjangkau oleh pelayanan transportasi, berarti pembangunan daerah sudah merata ke seluruh bagian wilayah, interaksi pentingnya dimensi transportasi wilayah dalam pembangunan sosial dan perekonomian meningkat, serta mobilitas penduduk dan aksesibilitas transportasi lancar.11

10

Ibid, hlm 4

11

Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar (archipelago), perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya, sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Secara umum transportasi memegang peranan penting dalam dua hal yaitu pembangunan ekonomis dan pembangunan non ekonomis.12

Transportasi memberikan jasanya kepada masyarakat yang disebut jasa transportasi. Jasa transportasi akan habis dengan sendirinya, dipakai ataupun tidak dipakai. Jasa transportasi merupakan hasil atau keluaran (output) perusahaan transportasi yang memiliki jenis bermacam-macam sesuai banyaknya jenis alat transportasi (seperti jasa pelayaran, jasa kereta api, jasa penerbangan, jasa transportasi bus, dan lain-lain). Dan sebaliknya, jasa transportasi merupakan salah satu faktor masukkan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya. Peranan transportasi tidak hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas manusia. Transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara maksimal.13

1. Perusahaan-perusahaan Industri, perusahaan-perusahaan perdagangan dan lain sebagainya

Adapun golongan pemakai jasa angkutan tersebar dalam masyarakat terdiri dari :

2. Pemakai jasa dari pihak pemerintah

12

Sinta Baskoro, Pengantar Transportasi : Moda Transportasi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, Penerbit Universitas Brawijaya, Malang, 2010, hlm 2

13

3. Pemakai jasa angkutan dalam masyarakat umum.14

Dalam rangka pemanfaatan jasa-jasa angkutan agar diusahakan secara efisien dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat pengguna jasa transportasi.15

Kemajuan bidang pengangkutan terutama yang digerakkan secara mekanik akan menunjang pembangunan diberbagai sektor, salah satunya sektor perdagangan. Indonesia sebagai negara kepulauan dalam rangka mencapai tujuan

Memasuki era global seperti saat ini, dunia ekonomi dan perdagangan pada khususnya mengalami perubahan sistem yang signifikan. Pasar bebas berarti masuknya komoditi barang dan jasa bebas tanpa ada lagi perlakuan istimewa yang bersifat nasional maupun regional. Karena Indonesia negara kepulauan maka memerlukan sarana angkutan laut yang lebih dibandingkan dengan sarana yang lainnya. Hal ini diperlukan guna menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau yang lain, atau dengan negara lain, terutama yang belum terjangkau oleh sarana angkutan darat maupun sarana udara. Pengangkutan barang melalui laut skalanya lebih besar dibandingkan dengan pengangkutan barang melalui darat maupun udara. Dengan adanya hal tersebut berarti peluang terjadinya bahaya laut

(Sea Perils) akan ada. Namun bahaya laut ini hanya dapat dikurangi intensitasnya

atau diperkecil kemungkinannya, sebab bagaimanapun juga kemungkinan terjadinya kerugian karena adanya bahaya laut ini jauh lebih besar dari pada resiko akibat bahaya didarat dan diudara. Untuk keamanan, keselamatan dan kelancaran pengangkutan barang, baik eksportir maupun importir menggunakan sistem kontainer.

14

H. A. Abbas Salim, Manajemen Transportasi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm 10-11

15

cita-citanya seperti yang ditetapkan dalam konsep wawasan nusantara memerlukan sarana transportasi yang mantap. Salah satu sarana transportasi yang memegang peranan penting adalah angkutan laut.16

Kita telah mengetahui bahwa hukum dagang ialah hukum perjanjian yang timbul khusus dari lapangan perusahaan. Pengurusan perusahaan adalah segala sesuatu yang berwujud benda maupun yang bukan benda, yang termasuk dalam lingkungan perusahaan tertentu. Meskipun dari sudut ekonomis, perusahaan itu mutlak harus merupakan satu kesatuan yang bulat, tetapi dari sudut juridis, perusahaan itu belum tentu merupakan satu kesatuan, sebab segala sesuatu yang merupakan pengurusan perusahaan itu mempunyai peraturan sendiri.17

16

Perusahaan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) merupakan pemegang kuasa dari pengirim untuk mengirimkan barang yang diterimanya dari pengirim kepada penerima di tempat yang telah disepakati antara pengirim dan penerima.

Perusahaan freight forwarding akan mengatur apakah barang tersebut harus dikirim dengan menggunakan kapal laut terlebih dahulu atau harus dengan menggunakan pesawat udara, atau dengan menggunakan kereta api atau cukup dengan menggunakan truck sebelum menggunakan moda transportasi lain. Freight

forwarding dalam hal ini diberi kuasa penuh oleh pemilik/pengirim barang untuk

mengatur dapat diterima oleh penerima di pelabuhan yang dituju untuk itu.

Freight forwarding adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan

jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimoda transport baik melalui darat, laut dan udara.

Januari 2014

17

H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Cetakan Ketiga belas, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hlm 23

Disamping itu, freight forwarding juga melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah Negara ekspor, Negara transit dan Negara impor. Serta sesuai dengan ruang lingkup usahanya, freight forwarding juga melengkapi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan letter of credit/certificate of receipt/Bill of lading/Se Way/

Air Waybill/Hause Bill of Lading/Fiata Bill of Lading/Delivery Order dan

sebagainya.

Freight forwarding juga menyelesaikan biaya-biaya yang timbul sebagai

akibat dari kegiatan-kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhan/gudang, pengurusan dokumentasi, dan juga mencakup insurance liabilities yang umumnya diperlukan oleh pemilik barang.18

Menurut Koleangan pengertian Freight Forwading adalah orang atau badan usaha yang melakukan jasa pengurusan dokumen dan atau definisi baku yang diberlakukan secara international, pengapalan barang atas permintaan importir atau eksportir dengan menerima pembayaran sebagai kompensasi.19

Sedangkan menurut Suyono pengertian Freight Forwarding adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan diperlukan bagi terlaksananya pengiriman , pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut atau udara.20

Freight forwarder adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa

pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dagang dengan

18

Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkut laut, Angkutan Darat dan Angkutan Udara, Cetakan Pertama, Penerbit USU Pers, 2006, hlm 6-7

19

Koleangan, D. Sistem Peti Kemas (Container System), Jakarta, 2008, hlm 20

20

Suyono, R. P. Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi ke-3. PPM, Jakarta, 2003, hlm 155

menggunakan multimodal transport melalui darat, laut, dan/udara. Disamping itu,

freight forwarder juga melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas

dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah Negara export, Negara transit dan Negara import.21

Freight Forwarder bertindak sebagai prinsipal apabila :22

1. Freight Forwarder berlaku sebagai suatu kontraktor bebas (independent

contractor), bertanggung jawab atas namanya sendiri, tidak hanya kesalahnnya

sendiri tetapi terhadap seluruh pelaksanaan angkutan termasuk periode barang selama dalam pengawasan carrier dan semua penangung jawab multimoda lainnya yang digunakan atas pekerjaan yang diminta pelanggan.

2. Bertanggung jawab atas tindakan dan kesalahan carrier dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan pelaksanaan kontrak angkutan.

3. Melakukan konsolidasi, yaitu mengumpulkan muatan partai kecil dari beberapa shipper dan mengirim muatan tersebut dalam satu shipment kepada agent consolidation di pelabuhan tujuan dan menyerahkannya kepada consignee.

Apabila freight forwarder mengambil alih tugas angkutan darat, mengangkut sendiri barang yang menjadi tanggung jawabnya, melaksanakan konsolidasi dan multimodal transport, menerbitkan House Bill of Lading atau House

Airwaybill sendiri, maka dapat dikatakan freight forwarder tersebut berlaku

prinsipal.23

Dalam sistem hukum pengangkutan Indonesia usaha freight forwarding ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 dimana dalam pasal 43

21

Ibid

22

Hamdani, Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor, Penerbit Yayasan Bina Usaha Niaga Indonesia, Jakarta, 2003, hlm 405

diakses tanggal 19 Januari 2014

dari peraturan pemerintah tersebut disebutkan bahwa jasa usaha penunjang angkutan laut meliputi:

1. Usaha bongkar muat barang

2. Usaha jasa pengurusan transportasi 3. Usaha ekspedisi muatan kapal laut 4. Usaha angkutan perairan pelabuhan

5. Usaha penyewaan peralatan angkutan laut/peralatan angkutan laut 6. Usaha tally dan

7. Usaha depo dan petikemas

Usaha jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) adalah kegiatan/usaha yang ditujukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang dan/atau hewan melalui angkutan darat, laut dan/atau udara.24

Soal pengangkutan merupakan hal penting bagi pedagangan. Suatu perjanjian pengangkutan ialah suatu perjanjian di mana satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu tempat ke lain tempat. Sedangkan pihak yang lain menyanggupi akan membayar ongkosnya. Menurut undang-undang, seorang pengangkutan hanya menyanggupi untuk melaksanakan pengangkutan saja. Jadi tidak perlu ia sendiri mengusahakan sebuah alat pengangkutan, meskipun pada umumnya ia sendiri yang mengusahakannya. Selanjutnya menurut undang-undang, ada perbedaan antara seorang pengangkut dengan seorang expeditur, yang hanya memberikan jasa-jasanya dalam soal pengiriman barang saja. Pada hakikatnya mereka hanya merupakan perantara

24

antara orang yang hendak mengirimkan barang dengan orang yang akan mengangkutnya.25

Penjelasan pasal 2 ayat 4 memuat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda bahwa yang dimaksud dengan “pengurusan transportasi” adalah kegiatan Jasa Pengurusan Transportasi (JPT). Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwarding) adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2010 tentang Angkutan Perairan Pasal 1 menyebutkan bahwa “Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (freight

forwarding) adalah kegiatan usaha yang ditujukan untuk semua kegiatan yang

diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui angkutan darat, kereta api, laut, dan/atau udara.

Di dalam ketentuan hukum tentang pengangkutan laut diatur yakni Undang-undang Nomor 20 tahun 2010 tentang Angkutan Perairan dimana Angkutan laut Pasal 3 terdiri atas: angkutan laut dalam negeri, angkutan laut luar negeri, angkutan laut khusus; dan, angkutan laut pelayaran-rakyat.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang mengatur mengenai kegiatan angkutan laut, angkutan sungai dan danau, angkutan penyeberangan, angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil, kegiatan jasa terkait dengan angkutan di perairan, perizinan, penarifan, kewajiban dan tanggung jawab pengangkut, pengangkutan barang khusus dan barang berbahaya, pemberdayaan industri angkutan perairan, sistem informasi angkutan di perairan, dan sanksi administratif.

25

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Modul Hukum Dagang, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001, hlm 342

terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, perkeretaapian, laut, dan/atau udara yang dapat mencakup kegiatan pengiriman, penerimaan, bongkar muat, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, pemesanan ruangan pengangkut, pengelolaan pendistribusian, perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi atas pengiriman barang, penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan, dan penyediaan sistem informasi dan komunikasi, serta layanan logistik.

Hukum transportasi laut terdiri dari dua kata yakni hukum dan laut. Jadi hukum laut adalah hukum yang mengenai laut, baik bersifat publik, maupun bersifat ke perdataan . Hukum laut bersifat publik kalau menyangkut masalah umum, sebaliknya hukum laut bersifat perdata apabila menyangkut perseorangan. Khusus mengenai pengangkutan laut tidak di jumpai definisinya dalam KUHD. Namun dalam PP No. 17 tahun 1988 di jumpai mengenai pengangkutan laut. “Setiap kegiatan pelayaran yang menggunakan kapal laut untuk mengangkut penumpang, barang dan atau hewan untuk satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain antara beberapa pelabuhan”. (Pasal 1 angka 1 PP No. 17 tahun 1988). Berkaitan dengan pengaturan pengangkutan laut, pada awalnya hanya di atur dalam KUHD buku II, Bab V karena KUHD ini merupakan warisan dari Hindia Belanda, namun kemudian di ganti menjadi I dan di sempurnakan pada tanggal 17 september 1992 dengan UU No. 21 tahun 1992 tentang pelayaran sekarang disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.26

26

diakses 18 Januari 2014

Ketentuan yang bertentangan dengan jiwa UU No. 21 Tahun 1992 juga dapat ditemukan dalam PP No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Di Perairan. PP ini membenarkan usaha pelayaran dalam dan luar negeri melakukan usaha bongkar muat penumpang dan barang. Dengan kata lain PP ini telah memunculkan kembali sistem pengelolaan yang menghilangkan pembedaan antara fungsi usaha pokok dan fungsi usaha penunjang. Tidak adanya pembedaan antara fungsi usaha pokok dan usaha penunjang inilah yang justru ingin dieleminir oleh UU No. 21 Tahun 1992 karena telah melemahkan fungsi angkutan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan pelayaran ternyata lebih mengutamakan usaha bongkar muat barang karena sektor lebih menguntungkan secara finansial. Dalam jangka panjang kecenderungan ini akan melemahkan sistem pelayaran nasional. Selanjutnya UU Pelayaran Tahun 2008 masih berusaha menjalankan konsistensi pengaturan usaha bongkar muat seperti dalam UU No. 21 Tahun 1992. Walaupun undang-undang belum dapat diterapkan karena belum ada peraturan pelaksananya.27

B. Pengaturan tentang kapal sebagai alat angkut barang-barang di laut

Menurut teori kemampuan ini, kapal itu adalah semua alat yang mampu bergerak di atas permukaan air dan menurut teori ini pula bahwa apabila benda itu, sudah tidak mampu lagi bergerak diatas permukaan air, maka benda itu tidak dapat lagi disebut sebagai kapal.

Kemudian apabila kita hubungkan pengertian kapal yang disebut dalam pasal 309 ayat (1) KUHD itu dengan pasal 309 (2) KUHD maka yang disebut kapal itu bukan hanya kerangka/lunas (casco/hull)-nya saja, tetapi juga termasuk apa yang dinamakan dengan bagian dan perlengkapan kapal. Tegasnya bahwa

27

Hasnil Basri Siregar, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi Sebuah Studi Terhadap Jaminan Kepastian Hukum Dalam Usaha Bongkar Muat Pelabuhan Di Indonesia), Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Hukum Dagang Pada Fakultas Hukum, Diucapkan Di Hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara, Gelanggang Mahasiswa, Kampus Usu, 2008, hlm 14

semua benda atau alat yang menjadi satu dengan kapal yang digunakan secara tetap dan semua barang yang terpasang atau terikat padanya adalah termasuk pengertian kapal. Sedangkan terhadap benda-benda yang habis dipakai (verbruikbare goederen) walaupun berhubungan dengan kapal tidak termasuk di dalam pengertian kapal.28

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb). Sedang didalam Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.29

Kapal merupakan alat angkut umum baik yang bersifat Nasional maupun Internasional. Keadaan sanitasi kapal yang kurang memenuhi syarat dapat menjadi sumber penularan penyakit, dimana semua bagian atau ruangan yang ada dalam kapal mempunyai faktor resiko dalam menularkan penyakit. Kondisi alat angkut kapal yang tidak baik maka memungkinkan untuk timbulnya faktor penyakit di atas kapal seperti tikus, kecoa dan nyamuk. Hal ini tentu didasari atas kenyataan bahwa kapal adalah salah satu usaha bagi umum yang langsung dipergunakan oleh masyarakat, sehingga perlu pengawasan kesehatan terhadap alat angkut tersebut. Salah satu cara untuk mencegah penularan penyakit yaitu dengan upaya pengendalian faktor resiko di kapal, yaitu menjaga sanitasi kapal yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi kapal sangat dipengaruhi oleh manusianya disamping konstruksi dan kompartemen kapal itu sendiri, sehingga jika tidak ditangani dengan

28

Djohari Santosa, Pokok-Pokok Hukum Perkapalan, Cetakan pertama, Penerbit UII Press, Yogyakarta, 2004, hlm 4-5

29

tanggal 18 Januari 2014

baik maka kompartemen di dalam kapal itu akan menyebabkan resiko yang memungkinkan munculnya faktor di dalam kapal tersebut.

Salah satu jenis Sarana dalam pengangkutan laut yaitu Kapal. Kapal merupakan sarana yang terpenting dalam pengangkutan melalui laut. Karena tanpa ada kapal maka pengangkutan melalui laut tidak akan terjadi.

Kapal adalah semua perahu, dengan nama apapun, dan dari macam apapun juga. Kecuali apabila ditentukan atau diperjanjikan lain, maka kapal itu dianggap meliputi “segala” alat perlengkapannya.30

Dalam perancangan sebuah kapal, sistem penggerak merupakan hal yang terpenting dalam perancangan sebuah kapal, dimana penggerak kapal berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memberikan aksi pada kapal berupa tenaga mekanik untuk menjalankan kapal baik berupa gerakan maju mundur kapal maupun maneuvering yang lain dari kapal tersebut. Pada umumnya kapal menggunakan motor atau diesel sebagai mesin penggerak dari kapal yang dibantu dengan propeller sebagai komponen untuk menggerakan kapal serta rudder sebagai alat bantu maneuvering kapal.

Kata “segala” di atas menunjukkan bahwa apapun namanya dan apapun sifatnya sepanjang bisa menjalankan fungsi sebagai berlayar (bisa disebut sebagai alat berlayar) maka itu adalah kapal. Sedangkan menurur pasal 1 angka 36 UU No 17 tahun 2008 yang dimaksud dengan Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

30

Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alat pengangkut di air dari suatu tempat ketempat lain, baik pengangkutan barang, penumpang maupun hewan. Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja. Untuk pengujian sistem autopilot digunakan model kapal tanker, karena kapal tersebut hanya ke tempat satu ke tempat yang lain, berbeda dengan kapal penangkap ikan yang berhenti setiap waktu yang harus menggunakan pengemudi.

Betapa pentingnya keselamatan pelayaran bagi para pihak yang bersangkutan dengan pengangkutan di laut terutama bagi para pemakai jasa angkutan sudah tidak dapat disangkal lagi. Telah menjadi prinsip umum bahwa setiap orang yang mengirim barang atau penumpang kapal sebagaimana menghendaki terjaminnya keselamatan jiwa dan barang itu sejak saat pemberangkatannya sampai di tempat tujuan. Untuk maksud itulah maka kapal sebagai alat angkutan tersebut terjamin “layak laut’’nya (sea worhness), sehingga penyelenggaraan pengangkutan itu dapat terlaksana dengan tertib, aman dan

Dokumen terkait