• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

B. Pelaksanaan Program PPL

Dalam pelaksanaan program PPL atau Magang III ada dua kegiatan besar yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yaitu Penyusunan Desain Program dan Manajemen Diklat.

1. Penyusunan Desain Program

Penyusunan Desain Program adalah suatu kegiatan perancangan yang perlu dilakukan sebagai landasan atau pondasi yang kuat dalam pelaksanaan program tersebut.

a. Pengumpulan Data di Lapangan

Penyusunan data di lapangan adalah kegiatan untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu masyarakat. Hasil pengumpulan data di lapangan ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan desain program. Kegiatan penyusunan Desain program, terbagi menjadi 3 kelompok. Karena kegiatan ini dilaksanakan di 3 tempat yaitu di Desa Gamplong, Desa Prambanan dan Desa Srimartani. Istilah pengumpulan data di Lab. Peksos sering disebut dengan kegiatan Assesment dan Identifikasi Masalah. Penjelasan tentang pengumpulan data lapangan di Desa Prambanan sebagai berikut :

1) SDN Bokoharjo, Prambanan

Pada tanggal 18 Agustus 2015 dilakukan assesment dan identifikasi kebutuhan di SDN Bokoharjo, Desa Prambanan. Kami terdiri dari satu Widyaiswara yang bernama Ibu Siti Mulyani dan Ibu Sri Sugiyarti sebagai pegawai Peksos beserta 4 orang mahasiswa PPL UNY yaitu Gus Malik, Isnaeni, Novenda Prahastiyani, Friska Zana Mustika. Kegiatan dimulai dari pukul 09.02 WIB, begitu kami sampai kami memasuki ke ruang Kepala Sekolah. Kami bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah yaitu Bapak Yatino, S.Ag beserta 2 orang guru kelas. Pembukaan dilakukan oleh Ibu Siti Mulyani kemudian Ibu Sri Sugiarti selaku

koordinator need assesment di Prambanan, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami untuk melakukan need assesment. Need assesment ini sebagai langkah awal untuk selanjutnya dilakukan Bimtek atau sosialisasi tentang Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak-Hak Anak di sekolah tersebut. Kepala sekolah menerima dengan senang hati maksud kami, beliau menyampaikan bahwa sekolah bersedia membantu apabila diperlukan. Kami juga mengajukan beberapa pertanyaan yang mendasar seputar Sekolah yang nantinya digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan Bimtek atau sosialisasi yang akan dilaksanakan. Setelah dirasa cukup kami meminta kepada Kepala Sekolah bahwa ada kami dari pihak mahasiswa mau melakukan kegiatan wawancara kepada beberapa guru kelas. Kami melakukan wawancara kepada 2 guru dengan tempat yang terpisah. Wawancara secara persoanal ini dilakukan oleh mahasiswa sepenuhnya. Dalam kegiatan wawancara secara personal ini kami mewawancarai Guru kelas 6 dan juga Guru Bahasa Inggris yang merangkap menjadi pegawai perpustakaan. Dalam wawancara yang kami lakukan, kami menanyakan beberapa hal seperti bagaimana kondisi sekolah, lingkungan sekolah, karyawan sekolah, perilaku siswa siswi disekolah dan diluar sekolah, dan pengetahuan Guru sebagai pendidik tentang Undang Undang terbaru Perlindungan Anak, dan SNPA (Standar Nasional Perlindungan Anak). Instrumen yang digunakan dalam wawancara tersebut adalah daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya oleh mahasiswa bersama dengan Peksos. Setelah kegiatan selesai kami melakukan administrasi yaitu kami meminta data dari responden, setelah itu kami berpamitan untuk undur diri.

b. Analisis Data (Kesenjangan dan Solusi)

Analisis data masing masing kelompok dilaksanakan pada tanggal 18–20 Agustus 2015 di laboratorium pekerjaan sosial BBPPKS Yogyakarta. Dalam kegiatan ini dibagi dalam tiga tahapan, pada tahap pertama kami melakukan diskusi bersama pegawai laboratorium pekerjaan sosial BBPKS Yogyakarta mulai pukul 08.00 – 09.30 WIB. Selanjutnya dari hasil diskusi, kami menyusun laporan hasil assesment dan identifikasi masalah di SDN Bokoharjo, Desa Prambanan. Diskusi dilaksanakan berkaitan dengan pelaporan secara lisan dari kegiatan analisis kebutuhan dan masalah sehingga kami dapat menyusun program berdasar hasil observasi di lapangan yang telah dilaksanakan. Tahap kedua dilakukan pada tanggal 19 Agustus dimulai pukul 08.00 –10.00 WIB kami melakukan diskusi kelompok untuk merevisi

laporan hasil assesmen dan identifikasi masalah yang telah dibahas di tahap pertama. Revisi laporan dilakukan dengan menambahkan hal hal yang belum lengkap dan masukan. Selanjutnya kami mulai menyusun program untuk sesuai kebutuhan dan masalah di SDN Bokoharjo, Desa Prambanan. Penyusunan program dilakukan dengan mencari referensi di perpustakaan sebagai acuan menyusun pokok bahasan materi serta sub pokok materi pelatihan. Dari penyusunan program ini bertujuan sebagai acuan dalam menyelenggarakan program yang sesuai dengan kebutuhan pengurus di masing – masing kelompok. Kerangka analisis data yang telah disusun terlampir.

c. Penyusunan Desain Program

Penyusunan desain program dilakukan tanggal 18, 19, 20, dan 21 Agustus 2015. Penyusunan kurikulum Bimbingan Teknis mengenai pemenuhan hak-hak anak di SDN Bokoharjo Prambanan. Penyusunan desain program ini memanfaatkan waktu disela-sela menyiapkan diklat pemantapan pendamping KUBE di kantor Veteran. Langkah pertama dalam menyusun kurikulum dimulai dengan membuat mata diklat kemudian merumuskan kompetensi dasar serta indikator keberhasilan dari mata diklat yang telah disusun sehingga didapat pokok bahasan dari materi yang akan disampaikan pada program pelatihan nantinya. Kurikulum ini disusun bersama-sama di perpustakaan BBPPKS dengan pembagian tugas kerja yang diberikan pada masing-masing individu sehingga dapat efektif dan efisien dalam pengerjaannya.

2. Manajemen Diklat

Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) yang diadakan oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta beberapa diantaranya yaitu diklat bagi Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), diklat manajemen Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), diklat perlindungan anak, diklat pendampingan sosial bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan diklat kelompok Usaha Bersama (KUBE) pedesaaan dan perkotaan. Setiap diklat memiliki jumlah jam latihan yang berbeda, sehingga pelaksanaan diklat juga memiliki jangka waktu yang berbeda. Jumlah minimal jam latihan sebuah diklat adalah 60 jam latihan atau selama 5 hari.

Pada PPL ini mahasiswa PPL/ Magang III PLS UNY dilibatkan dalam pelaksanaan Diklat Pemantapan Pendamping Sosial KUBE Pedesaan untuk 5

angkatan yang dilaksanakan dalam dua kali pelatihan selama 2 minggu. Pada diklat minggu pertama dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 28 Agustus 2015. Diklat minggu pertama, kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk 2 angkatan, yaitu angkatan I dan angkatan II. Untuk diklat minggu kedua dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai dengan 4 September 2015, kami dibagi menjadi 3 kelompok untuk 3 angkatan, yaitu angkatan III, IV, dan V.

Kegiatan yang dilakukan pada diklat KUBE hari pertama adalah membantu pengecekan administrasi kelengkapan peserta diklat KUBE. Tahapan yang dilakukan dalam proses penerimaan peserta diklat yaitu pengisisan curriculum vitae pada laptop yang telah disediakan panitia. Peserta wajib melakukan registrasi dengan menyerahkan surat tugas, surat dokter, SPPD, foto, fotokopi ktp dan fotokopi tabungan. Setelah melengkapi registrasi, peserta diklat diberikan fasilitas diklat seperti kamar yang akan ditempati selama diklat berlangsung, tas, block note, dan jaket. Pengarahan diklat pemantapan pendampingan KUBE diberikan oleh Drs. Sudira, M.Si dan Dra. Ening Suryantini, pengarahan tersebut merupakan penyampaian tata tertib untuk peserta dan gambaran umum kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan diklat. Selain itu, dalam pengarahan diklat langsung diberikan pra tes kepada peserta diklat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta tentang KUBE.

Setelah peserta menerima pengarahan, kegiatan dilanjutkan dengan dinamika kelompok. Peserta dibagi menjadi dua kelas sesuai dengan angkatan masing-masing. Sehubungan dengan pelaksanaan diklat yang selalu melibatkan peserta baru dan belum mengenal satu sama lain. Untuk menghindari kebosanan peserta dalam kegiatan maka diadakan dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan kegiatan yang dilaksanakan di awal pelaksanaan diklat dengan tujuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, memiliki rasa kebersamaan serta kerjasama antar peserta.

Dinamika kelompok pada Diklat minggu pertama diawali dengan perkenalan fasilitator yang dipandu oleh Drs. Prih Wardoyo, MPA dan Suraji, S.Pd dan mahasiswa PPL PLS UNY. Sedangkan Diklat minggu kedua difasilitatori oleh Sangadi, A.Ks dan A.Wisnu Wardhana, SH. Materi Dinamika Kelompok ini diisi dengan ice breaking, permainan dan diakhiri dengan refleksi fasilitator, pembentukan pengurus kelas, pembuatan kontrak

belajar yang akan menjadi kesepakatan bersama untuk menguatkan tata tertib yang telah ditetapkan penyelenggara diklat, dan pembentukan kelompok yang nantinya setiap pagi akan melaksanakan review.

Dinamika kelompok merupakan kegiatan awal diklat sebelum memasuki proses belajar mengajar yang tujuannya dapat mengakrabkan peserta, memiliki rasa kebersamaan dan kerjasama, serta dapat membentuk komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas baik sebagai individu, anggota kelompok, lembaga maupun masyarakat. Dinamika kelompok yang diisi dengan permainan edukatif untuk menghilangkan kebosanan pada peserta dalam mengikuti kegiatan.

Pada hari ke-2 dilaksanakan pembukaan diklat yang bertempat di aula kampus veteran pada pukul 08.00 –08.45 WIB. Pembukaan diklat mencakup sambutan, pembacaan laporan penyelenggaraan diklat, dan penyematan tanda peserta. Diklat secara resmi dibuka oleh Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta. Setelah pembukaan diklat selesai dilaksanakan, pada pukul 08.45 – 12.45 WIB kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi oleh nara sumber dari kementerian sosial pusat yaitu Ibu Sarwad Wardania. Materi yang disampaikan oleh Ibu Sarwad yaitu mengenai kebijakan penanggulangan kemiskinan dari Kementerian Sosial RI. Materi kedua mengenai pengertian Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Pedoman pelaksanaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Pada Diklat minggu kedua, materi ini diisi oleh Bapak Cecep. Pemberian materi pada hari kedua dilaksanakan selama 9 jam pelatihan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan pemberian materi diklat hari kedua yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Diklat hari kedua berakhir pada pukul 16.30 WIB.

Pendidikan dan pelatihan peserta KUBE DESA di Balai Diklat Veteran pada hari ke-3 yaitu Rabu 26 Agustus 2015 dimulai pada pukul 07.15 dengan materi review. Materi ini dibimbing oleh pendamping kelas lalu review disampaikan oleh peserta diklat. Setelah review selesai dilanjutkan dengan materi pendampingan KUBE. Materi diklat minggu pertama diisi oleh Widyaiswara yaitu Ibu Siti Mulyani dan Bapak Bambang Tjahyono sedangkan pada diklat minggu kedua, diisi oleh Bapak Suminto, Ibu Dinah Pangestuti dan Bapak Bambang Tjahyono secara bergantian, serta mahasiswa diminta membantu mendampingi di dalam kelas. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk membantu role play. Pada materi ini fasilitator menjelaskan

mengenai pendampingan kube. Metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi. Pada metode ceramah fasilitator menggunakan laptop, layar LCD, dan seperangkat pengeras suara. Pada metode diskusi fasilitator memanfaatkan kertas plano, spidol, dan perlengkapan seperti yang digunakan pada metode ceramah. Pembelajaran berjalan dengan kondusif, peserta berpartispasi aktif dalam pembelajaran dan metode yang digunakan fasilitator sangat tepat untuk pembelajaran orang dewasa.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan pemberian materi diklat antara lain :

a. Curah pendapat(brainstorming)

Metode untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan serta pengalaman peserta berkaitan dengan pokok bahasan materi pelatihan b. Ceramah dan Tanya jawab

Fasilitator memberikan uraian tentang substansi-substansi pokok yang terkandung dalam setiap materi pelatihan.Peserta mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya tentang topik. Fasilitator memberikan jawaban atau penjelasan atas pertanyaan atau tanggapan peserta

c. Permainan peran

Metode peragaan perilaku oleh fasilitator maupun peserta atas konsep, sikap maupun keterampilan tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah permainan peran fasilitator bersama peserta memberikan tanggapan dan evaluasi atas pelatihan peran tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas maupun lapangan

d. Diskusi kelompok dan pleno

Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok mendiskusikan suatu materi atau kasus sesuai dengan pedoman diskusi atau lembar kerja yang telah dipersiapkan. Fasilitator atau pelatih terlibat mendampingi peserta selama proses diskusi. Hasil diskusi dirumuskan dalam suatu laporan yang akan disampaikan masing-masing kelompok dalam diskusi pleno. Pada diskusi pleno tiap kelompok memberikan tanggapannya terhadap hasil diskusi kelompok lain. Fasilitator memberikan tanggapan atas materi dan jalannya diskusi.

e. Studi kasus (case study)

Peserta mendiskusikan suatu kasus.Kasus dapat diambil dari pengalaman peserta atau telah dipersiapkan sebelumnya oleh fasilitator.Studi kasus merupakan metode untuk memberikan kesempatan

kepada peserta untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah empirik dalam tugas kehidupannya. f. Penugasan/uji coba

Peserta baik secara perorangan atau kelompok diberikan tugas-tugas yang harus dilakukan atau diselesaikan.Penugasan untuk melatih keterampilan peserta untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah disampaikan sebelumnya.Setelah penugasan fasilitator dan peserta membahas bersama-sama hasil dan pengalaman dalam melaksanakan tugas tersebut.

Diklat Pendampingan KUBE pada hari keempat dilaksanakan pada Kamis, 27 Agustus 2015. Pada hari keempat dilakukan review materi oleh Erma Kusumawardani sebagai pendamping kelas yang memberikan kesempatan beberapa dari peserta untuk mampu menjelaskan dan memahami materi yang telah disampaikan oleh Widyaiswara. Setelah review diberikan dilanjutkan dengan materi Pencatatan dan Pelaporan KUBE. Dalam materi ini, Bapak Buchory yang menjadi widyaiswara membagi peserta menjadi satu kelompok dengan menggunakan laptop, sehingga dalam menyampaikan materi tersebut peserta dapat mempraktekkan cara menggunakan web dalam Pencatatan dan Pelaporan pada saat pendampingan KUBE di masyarakat.

Materi Pencatatan dan Pelaporan tersebut diberikan khusus di hari keempat mulai jam 08.00-15.00. Penyampaian materi tersebut juga didampingi oleh dua widyaiswara yang membantu dalam proses berlangsungnya pembelajaran tersebut yaitu Bapak Bambang Tjahyono serta Ibu Siti Mulyani yang membimbing pada personal atau kelompok yang telah dibentuk. Pencatatan dan Pelaporan ini diberikan oleh peserta diklat agar peserta dapat mendaftarkan KUBE yang telah didampingi serta mempertanggung jawabkan bantuan yang telah diberikan kementerian sosial sebagai pencatatan hasil dari yang diberikan. Selanjutnya adalah materi Monitoring dan Evaluasi dengan didampingi oleh widyaiswara yang sama.

Setelah materi selesai dilanjutkan dengan pengarahan PBL oleh Panitia yaitu Bapak Sudiro serta Ibu Ening, tentang peraturan dan pelaksanaan diselenggarakannya PBL adalah Praktek Belajar Lapangan dimana peserta mampu mempraktekkan atau mengajarkan kepada masyarakat bagaimana pembentukan KUBE serta pendampingannya. Kegiatan PBL minggu pertama dilaksanakan di Desa Ambar Ketawang, Gamping, Sleman. Sedangkan PBL minggu kedua dilaksanakan di Desa Kaliagung, Sentolo,

Kulonprogo dengan pembagian kelompok yang masing-masing berjumlah 13 orang dengan lokasi desa yang berbeda. Selanjutnya adalah purna tes bagi peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang telah diberikan selama diklat berlangsung. Purna Tes tersebut diberikan oleh Sie Evaluasi. Pada Diklat kedua, kegiatan purna tes ini diisi oleh Bapak Joko Sumarno.

Pada hari kelima dilaksanakan kegiatan PBL (Praktek Belajar Lapangan) yang diadakan pada hari Jumat 28 Agustus 2015 yang bertempat di Dusun Mejing Lor Ambarketawang yang dimulai pada pukul 08.30–11.30 WIB diikuti oleh 13 orang peserta dengan dibimbing oleh Ibu Siti Mulyani dan pendamping Bapak Budiarso serta dua orang mahasiswa PPL yang ikut mendampingi peserta diklat dari angkatan I di lokasi PBL. Sedangkan pada Diklat minggu kedua hari kelima, tanggal 4 September 2015 kegiatan PBL dilaksanakan di Dusun Tegowanu, Desa Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo diikuti oleh 13 peserta diklat dari angkatan V dengan dibimbing oleh Bapak Bambang Tjahyono dan pendamping yaitu Bapak Wisnu Wardhana, serta mahasiswa PPL yang juga ikut membantu mendampingi.

Kegiatan PBL diawali dengan perkenalan diri anggota kelompok serta pendamping kepada warga anggota Kube yang ada, setelah itu dilanjutkan juga perkenalan oleh anggota Kube tersebut. Dirasa cukup perkenalan yang ada dilanjutkan maksud dan tujuan kedatangan tim, yaitu bahwa tim akan melakukan sosialisasi dimana isi sosialisasi yang ada telah disesuaikan dengan tata cara dan materi yang telah diterima oleh peserta Diklat.

Penyampaian materi dilakukan secara perorangan dimana sebelum melakukan PBL peserta Diklat membagi tugas masing – masing. Dalam penyampaiaannya peserta diklat dibantu oleh beberapa alat penunjang seperti kertas flano sebagai media dalam menyampaikan materi. Selama kegiatan PBL anggota Kelompok Kube juga ikut andil dalam proses kegiatan. Materi yang disampaikan secara garis besar berisi pengertian Kube, hak dan kewajiban anggota Kube, tugas-tugas pengurus Kube, serta beberapa materi lainnya. Diberitahukan juga pentinya mencatat semua kegiatan termasuk masalah dana yang ada.

Kegiatan diakhiri dengan beberapa masukan dari pembimbing PBL dan juga pengenalan dari pendamping kecamatan, sebagai pendamping yang nanti untuk kedepannya akan mendampingi kegiatan Kelompok tersebut.

Setelah itu kami undur diri dan mengucapkan terimakasih. Begitu kami undur diri kami langsung kembali ke BBPPKS di jalan Veteran.

Kegiatan diklat setelah PBL yaitu post test dan evaluasi. Post test

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan peserta setelah mengikuti diklat, sedangkan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan, kritik, dan saran dari peserta untuk diklat yang telah dilaksanakan maupun untuk panitia penyelenggara, sarana prasarana, serta Widyaiswara.

Kegiatan diklat setelah post test dan evaluasi adalah penutupan. Dalam penutupan dilaporkan hasil pelaksanaan diklat, pelepasan tanda peserta, dan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada peserta yang memiliki nilai tertinggi dari hasilpost test.Penutupan secara resmi dilakukan oleh kepala BBPPKS Yogyakarta beserta jajarannya.

Tugas Tenaga Kediklatan antara lain : a. Fasilitator/Widyaiswara

Fasilitator Diklat Dasar-dasar Pekerjaan Sosial bertugas memfasilitasi substansi pembelajaran sosial dengan kurikulum yang telah ditetapkan, baik pembelajaran klasikal maupun non klasikal (PBL dan Out Bound), Fasilitator diklat tersebut antara lain:

1) Widyaiswara dari BBPPKS Yogyakarta. 2) Praktisi / Pakar dari Departemen Sosial RI. 3) Pakar dari Daerah

b. Kompetensi Widyaiswara

1) Memahami dan mampu membimbing peserta agar memiliki komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab profesi.

2) Memahami dan membimbing peserta untuk menegakkan disiplin dan memiliki etos kerja.

3) Memahami dan mampu menjelaskan tentang masalah sosial, pelayanan sosial, serta kebijakan kesejahteraan sosial.

4) Memahami dan mampu menjelaskan tentang pembangunan sosial, kesejahteraan sosial, dan pekerjaan sosial.

5) Memahami dan mampu menjelaskan tentang manajemen pelayanan sosial.

6) Memahami dan mampu menjelaskan tentang analisis masalah sosial/kebutuhan yang dihadapi individu, keluarga atau masyarakat.

7) Memahami dan mampu menganalisis sumber-sumber pemenuhan kebutuhan/pemecahan masalah.

8) Memahami dan mampu memberikan bimbinngan dan kerjasama peserta dalam kelompok.

c. Tugas Widyaiswara

1) Melaporkan perkembangan proses belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu dan pada setiap akhir agenda pembelajaran.

2) Memberikan masukan diminta atau tidak diminta kepada penyelenggara program berkenaan dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan pada program berikutnya.

d. Panitia

Panitia bertugas memfasilitasi operasional/pelaksanaan diklat yang meliputi penjadwalan, administrasi, sarana dan prasarana, bahan, perlengkapan, akomodasi, dan konsumsi

1) Penanggung Jawab 2) Koordinator

3) Wakil Ketua Bidang Akademis 4) Wakil Ketua Bidang Administrasi 5) Sekretariat

6) Pendamping

3. Kegiatan Penunjang Lainnya

Kegiatan penunjang lainnya yaitu kegiatan tambahan yang dilakukan selama magang untuk mengisi waktu luang dan menambah jam kerja atau jam magang mahasiswa. Kegiatan penunjang lainnya yang dilakukan selama magang yaitu diskusi. Diskusi yang dilakukan antara lain tentang program setting masyarakat, Training Need Assesment (TNA), Hasil TNA, Pengembangan Setting Masyarakat, dinamika kelompok, cara menarik perhatian, andragogy, Praktek Belajar Lapangan (PBL), dan laporan akhir PPL.

a. Diskusi Penjelasan tentang Program Setting Masyarakat

Diskusi ini dilaksanakan pada Rabu,12 Agustus 2015 pada pukul 13.00-15.00 bersama pegawai lab. Peksos. Diskusi bertempat di Lab. Peksos dengan narasumber Bapak Suradji, Bapak Wisnu, dan Ibu Sugiyarti. Beliau menyampaikan gambaran

lokasi untuk program setting masyarakat. Bapak Suradji menggambarkan tentang kondisi di Desa Gamplong, Ibu Sugiyarti menjelaskan tentang gambaran Desa Prambanan, dan Bapak Wisnu mengambarkan tentang kondisi di Desa Srimartani. Bapak Suradji menyampaikan bahwa di Desa Gamplong merupakan Desa Produktif yang tahun lalu merupakan desa binaan dari Lab. Peksos sehingga pada tahun ini Lab. Peksos akan mengadakan Bimbingan Teknis untuk mengembangkan Desa Produktif tersebut. Selanjutnya Bapak Wisnu menjelaskan bahwa terdapat karang taruna berprestasi di Desa Srimartani yang sebelumnya telah menjadi binaan Lab. Peksos dan program selanjutnya adalah untuk mengembangkan UKS (Usaha Kesejahteraan Sosial) melalui karang taruna. Selain itu, Ibu Sugiyarti memberikan tentang kondisi Desa Prambanan yang masih menjadi awal dalam program setting masyarakat. Dari penjelasan setting masyarakat tersebut kita dapat mengetahui bahwa program tersebut merupakan salah satu ranah pemberdayaan masyarakat di Pendidikan Luar Sekolah.

b. Diskusi KegiatanTraining Need Assesment(TNA)

Diskusi dilaksanakan pada Kamis, 13 Agustus 2015 pada pukul 08.30-10.00 WIB di ruang Laboratorium Pekerja Sosial (Peksos) BBPPKS Yogyakarta. Diskusi ini diikuti oleh 6 pegawai Laboratorium Peksos dan 13 mahasiswa tim PPL PLS UNY. Diskusi dipimpin oleh pembimbing PPL di BBPPKS yaitu bapak Prih Wardoyo untuk memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam kegiatan TNA. Training Need Assesment (TNA) merupakan kegiatan identifikasi kebutuhan di lapangan, sehingga mendapatkan sebuah kesenjangan. Alat yang digunakan untuk melakukan TNA ini adalah pedoman wawancara sebagai pedoman di lapangan.Dalam menyusun pedoman wawancara kami diberikan gambaran tentang aspek – aspek nya yaitu Method, Money, Man, Market, dan Material (5M).

c. Diskusi HasilTraining Need Assesment(TNA)

Diskusi hasil TNA di lakukan diruang Peksos BBPPKS pada hari Selasa, 18 Agustus 2015, jam 08-00 – 11.00 WIB. Disini kami tiap kelompok melaporkan hasil dari analisis kebutuhan dan identifikasi masalah kami di Prambanan, Gamplong dan

Srimartani. Setiap kelompok yang selesai melaporkan hasil TNA nya diadakan sesi tanya jawab dan memberi saran. Selain itu Bapak Prih Wardoyo melakukan revisi terhadap format laporan penyusunan hasil TNA dan tentang langkah – langkah menganalisis data yang telah diperoleh dari lapangan. Agar

Dokumen terkait