• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN SELEKSI TITIK LOKASI

Pelaksanaan Metode SELOTIF Lokasi 1

PELAKSANAAN SELEKSI TITIK LOKASI

KEGIATAN DAK SUB BIDANG SANITASI KELURAHAN/DESA... KECAMATAN ... KABUPATEN/KOTA ………

Pada hari ... tanggal .... bulan ... tahun ... bertempat di ………... Kelurahan/Desa ... Kecamatan ... Kabupaten/Kota ………….. yang beralamat di jalan ……… telah dilaksanakan Seleksi Lokasi Partisipatif (SELETIF) dalam rangka implementasi Program DAK Sub Bidang Sanitasi. Seleksi tersebut telah dilaksanakan berdasarkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan metode SELOTIF. Seluruh proses seleksi telah dilaksanakan secara fair, transparan dan demokratis oleh masyarakat sendiri.

Seleksi Titik Lokasi tersebut telah diikuti oleh ... kampung/RT/RW/Dusun dll, yaitu:

1 Kampung/RT/RW/Dusun ... skor ... 2 Kampung/RT/RW/Dusun ... skor ... 3 Kampung/RT/RW/Dusun ……....…… skor ……... 4 ...dst

Sesuai dengan hasil skor yang dikumpulkan oleh masing‐masing kampung/RT/RW/Dusun, maka telah disepakati bersama bahwa kampung/RT/RW/Dusun yang paling siap untuk pelaksanaan Program DAK Sub Bidang Sanitasi adalah :

Kampung/RT/RW/Dusun ………

Demikian berita acara ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

……….……...20... Berita acara ini ditandatangani oleh :

1. Lurah/Kades ... 2. Ketua RT ... 3. Ketua RW ... 4. Ketua Dusun ... 5. lainnya ... 6. Wakil Masyarakat ... Noot :

1. Memberi tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan sebagainya kepada pemenang ke-1;

2. Bila pemenang ke-1 bermasalah, beri kesempatan kepada pemenang berikutnya.

DAK SUB BIDANG SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SUB BIDANG SANITASI 2016

Bagian 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

DAK Sub Bidang Sanitasi merupakan program pembangunan

infrastruktur dan pengembangan masyarakat yang

mengedepankan pada pengembangan dan pemanfaatan sumber daya lokal. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap infrastruktur, peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat. Kegiatan Sanitasi ini memberikan peran yang besar kepada

masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan serta

memanfaatkan dan memelihara sendiri.

Program DAK Sub Bidang Sanitasi ini digunakan untuk membangun infrastruktur sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang telah direncanakan dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Pemanfaatan DAK Sub Bidang Sanitasi tersebut perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana DAK Sub Bidang Sanitasi yang dibelanjakan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa, diperlukan proses Pengadaan Barang/Jasa yang efesien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel dengan melibatkan masyarakat secara luas. Sehingga diperoleh barang/jasa yang termurah dan berkualitas serta dapat dipertanggung-jawabkan secara baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi masyarakat.

1.2 TUJUAN

Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa di tingkat masyarakat bertujuan untuk menyediakan panduan bagi seluruh pelaku Sanitasi dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan kegiatan

DAK SUB BIDANG SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SUB BIDANG SANITASI 2016

pengadaan barang/jasa terutama Tim Pengadaan Barang dan Jasa di KSM, agar pemantauannya sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang ditetapkan dan memberikan nilai-nilai edukasi bagi masyarakat sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

1.3 PENGERTIAN

Beberapa definisi dasar yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1.

Pengadaan adalah: proses untuk memperoleh barang dan jasa

berupa pengalihan dari pihak ketiga atau dari pihak yang mengadakan. Proses pengalihan ini melalui proses yang diatur sedemikian rupa sehingga barang dan jasa tersebut diperoleh dengan kualitas yang tepat dan harga yang termurah.

2.

Penyedia Barang/Jasa adalah: badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/jasa.

3.

Tata cara pengadaan di tingkat masyarakat adalah: tata cara

pengadaan barang/jasa dengan sederhana berbasis

masyarakat, berbasis potensi alam setempat dan prinsip prinsip pemberdayaan.

4.

Swakelola adalah: Pengadaan Barang/Jasa dimana

pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri dan dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan.

5.

Penunjukan Langsung adalah: metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung ke 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

6.

Pengadaan Langsung adalah: Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan Sederhana/ Seleksi/Penunjukan Langsung.

7.

Pengadaan Barang/Jasa dengan Pelelangan Sederhana adalah: Pengadaan Barang/Jasa yang jumlah pesertanya paling sedikit 3 (tiga) toko/pemasok/penyedia jasa untuk menjamin adanya kompetisi yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan;

DAK SUB BIDANG SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SUB BIDANG SANITASI 2016 1.4 PRINSIP DASAR PENGADAAN

Pelaksanaan kegiatan DAK Sub Bidang Sanitasi merupakan kegiatan swakelola oleh masyarakat, dimana KSM dipilih selaku pelaksana dan penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat. Oleh karena itu, pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat dalam DAK Sub Bidang Sanitasi berpendekatan pada prinsip-prinsip penyelenggaraan program dan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa yang ditetapkan.

Pengadaan barang/jasa pada DAK Sub Bidang Sanitasi diselenggarakan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan bagi pembangunan infrastruktur sanitasi, dimana lokasi kelurahan/desa sasaran DAK Sub Bidang Sanitasi ditetapkan melalui SK Kepala Daerah penerima program.

Pengadaan Barang/Jasa agar hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dari segi administrasi, teknis dan keuangan, maka perlu menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.

Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan

dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.

2.

Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan

kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

3.

Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai

pengadaan barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4.

Terbuka, berarti pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh

DAK SUB BIDANG SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SUB BIDANG SANITASI 2016

persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.

5.

Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus dilakukan

melalui persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan Barang/Jasa.

6.

Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang

sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

7.

Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan

yang terkait dengan pengadaan barang/jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

1.5 ETIKA PENGADAAN

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:

1.

Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;

2.

Bekerja secara mandiri dan menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

3.

Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

4.

Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang

ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;

5.

Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan

kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa;

DAK SUB BIDANG SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SUB BIDANG SANITASI 2016

6.

Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa;

7.

Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang

dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan

8.

Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

1.6 PENGGUNA PETUNJUK TEKNIS

Secara khusus petunjuk teknis ini diperuntukkan bagi KSM, Tim Pengadaan ditingkat masyarakat, Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan pelaku lainnya. Secara umum pengguna dan manfaat masing-masing dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

PENGGUNA MANFAAT

Masyarakat (KSM)

 Memahami arti penting pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

 Acuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memantau kegiatan pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

 Memfasilitasi masyarakat untuk menyusun rencana kerja pelaksanaan kegiatan khususnya pelaksanaan pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

 Panduan kerja pendampingan masyarakat dan para pemangku kepentingan di desa/kelurahan terkait pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

DAK SUB BIDANG SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SUB BIDANG SANITASI 2016

Unsur Pemerintah Daerah / SKPD Kabupaten/ Kota

 Memahami secara menyeluruh konsep dan

mekanisme Pengadaan Barang/Jasa di Tingkat masyarakat

 Merencanakan pengelolaan program dengan

memastikan kebijakan pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

 Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

 Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

 Memantau dan evaluasi kemajuan program terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat

Bagian 2

Dokumen terkait