• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magelang Jawa Tengah 4.2.1 Pendahuluan

1) Penguatan Kelembagaan dan Sumber Daya Komunitas sekolah.

4.2.4. Pelaksanaan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi (SMSBBE) Merap

Efektivitas pelaksanaan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi (SMSBBE) Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 membutuhkan dukungan para pelaksana dan penerima manfaat dari strategi manajemen ini. Oleh sebab itu penting mengidentifikasi peran-peran ideal yang dibutuhkan dari komunitas sekolah untuk mendapatkan kinerja capaian Strategi- Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi (SMSBB) Merapi secara optimal.

4.2.4.1. Peran Stakeholder dalam Pelaksanaan Strategi.

a. Peran Kepala Sekolah

Peran menonjol Kepala sekolah dalam pelaksanan strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi adalah sebagai Manager dan sebagai motor penghubung antara sekolah dan masyarakat. Sebagai manager, kepala sekolah berperan dalam planning, organizing, directing, coordinating, controlling dan evalution sekolah. Sebagai seorang penghubung antara sekolah dan masyarakat, kepala

sekolah berperan membangun sinergi antara sekolah dan masyarakat desa dalam Pelaksanaan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana erupsi Merapi. b. Peran guru

Guru berperan memberikan masukan konsep, metode, strategi dalam siklus manajemen program sekolah kepada Kepala Sekolah. Pada sisi lain, guru merupakan juga menjadi leader dalam menggagas rumusan tertentu. Peran guru paling sering adalah sebagai garda terdepan didalam implementasi kebijakan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi. Sebagai garda tedepan dalam implementasi, guru melayani siswa, orang tua dan masyarakat. Peran guru sebagai pendidik, pemberi contoh menjadi penting untuk budaya aman di sekolah. c. Peran Murid

Murid sebagai penerima manfaat utama pelaksanaan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi berperan penting dalam penerapan konsep strategi. Peran murid adalah mempelajari dan menerapkan strategi manajemen dalam kehidupan sehari-hari.

d. Peran Orang Tua Murid

Orang tua murid merupakan penerima manfaat tidak langsung. Perannya adalah memastikan praktek dan prosedur manajemen sekolah berbasis bencana dipraktekan oleh anak di sekolah dan luar sekolah (rumah). Pemahaman dan contoh orang tua akan prosedur dan standar respon bencana erupsi Merapi akan mempengaruhi anak-anak dan memudahkan sekolah untuk membangun budaya sadar bencana.

e. Peran Komite Sekolah

Komite sekolah menonjol dalam peran memberikan masukan kebutuhan pengembangan, mengkomunikasikan program dan gagasan sekolah kepada pihak luar.

f. Peran Desa

Desa merupakan tumpuan berjalannya sistem Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi. Tumpuan utama karena peran Desa adalah memastikan tersedianya sumber daya (baik fisik maupun financial) bagi sekolah. Sinergi sekolah dan desa berpengaruh signifikan bagi mengurangi dampak bahaya, pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas komunitas sekolah.

4.2.4.2. Kekuatan dan Kelemahan Strategi

Kekuatan dan kelemahan pelaksanaan strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi dapat jelaskan sebagai berikut:pertama, kekuatan paling menonjol dari konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri 1 dan 2 adalah konsep ini di susun oleh nararumber /partisipan yang merupakan pelaku dan penerima manfaat langsung strategi yang dirumuskan. Oleh sebab itu artikulasi mereka sangat jelas dan di dukung oleh ingatan kolektif yang kuat. Hampir tidak ada batasan lagi antara kepentingan sekolah dan kepentingan desa. Integrasi gagasan sudah bisa berjalan sejak penelitian dijalankan. Letusan Merapi tahun 2010 adalah kejadian penting dalam hidup mereka sehingga partisipan/narasumber sangat antusias menceritakan ulang. Termasuk memberikan masukan bagaimana gagasan perbaikan ke depan. Oleh sebab itu produk

SMSBBE Merapi operasionalisasinya dekat dengan kebutuhan sekolah dengan karakter seperti Desa Keningar. Kedua, rumusan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 merupakan konsep operasional pertama yang disusun sekolah di wilayah KRB III kawasan Merapi. Oleh sebab itu konsep SMSBBE Merapi merupakan percontohan awal dan mengcover kebutuhan manajemen sekolah untuk menyelesaikan problem dasar. Yaitu keselamatan, keamanan, kesehatan dan kepastian hidup.

Kelemahannya adalah pertama, konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 belum teruji pada bencana erupsi Merapi yang nyata. Butuh waktu apakah strategi berjalan dengan baik untuk menyempurnakan aplikasi strategi ini. Kedua, strategi pengurangan risiko bencana erupsi Merapi pada tingkat desa belum jelas prosedur dan mekanisme. Padahal konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 bersandar pada kebijakan strategi tingkat desa.

4.2.2.3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Strategi

a. Monitoring

Monitoring merupakan upaya untuk mengendalikan proses pelaksanaan program agar program berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah di tetapikan. Pengendalian yang baik akan mampu meningkatkan performance capaian program dengan dampak yang optimal. Pemantauan dilakukan pada saat program berjalan. Tujuan utama monitoring adalah mendapatkan informasi tentang perkembangan program yang diterapkan terutama untuk memastikan kegiatan-

kegiatan berjalan efektif. Dalam kontek monitoring SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 pertanyaan utama dalam monitoring adalah:

1) Apakah kegiatan yang direncanakan telah berjalan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan?

2) Bagaimana perkembangan masing-masing kegiatan tersebut?

3) Sejauh manakah kesesuaian antara rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2?

4) Apa saja hambatan yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2?

5) Bagaimana kinerja pelaksana kegiatan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2?

b. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi penerapan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 dilaksanakan untuk menilai capaian tujuan program pada akhir periode tertentu. Evaluasi ditujukan untuk mendapat informasi apakah tujuan strategi SMSBBE yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi juga untuk mendapatkan dampak pelaksanaan dari program terhadap sekolah dalam jangka waktu tertentu.

Pendekatan yang digunakan di dalam proses evaluasi adalah pendekatan partisipatif. Prinsip pendekatan ini adalah proses evaluasi tidak untuk menilai salah benar secara top down. Tetapi lebih dinamis, produktif dan mengarah pada kesetaraan peran semua partisipan evaluasi untuk memperbaiki SMSBBE.

Indikator capaian evaluasi penerapan SMSBBE Merapi jangka panjang adalah (1). Menurunnya jumlah korban dampak erupsi Merapi bagi komunitas Sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2. (2). Meningkatnya derajat kesehatan komunitas sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 (3). Meningkatnya kepercayaan diri dan rasa aman komunitas sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 terkait ancaman bahaya erupsi Merapi. Ruang lingkup capaian evaluasi jangka pendek adalah:

1) Berkembangnya upadate peta risiko bencana di SD Negeri Keningar 1 dan 2 selama kurun waktu tertentu. 2) Berjalannya integrasi pendidikan kebencaanaan dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan intra, ektrakurikuler dan kondisi darurat tentang budaya siaga bencana di SD Negeri Keningar 1 dan 2.

3) Peningkatan sumber daya guru dan siswa bagi pengurangan risiko bencana di SDN Keningar 1 dan 2. 4) Berkembangnya kelembagaan-kelembagaan Sekolah yang memperkuat upaya mencapai tujuan program SMSBBE Merapi di SD Negeri Kenigar 1 dan 2.

5) Berkembangnya fasilitas, alat-alat dan kebijakan sekolah yang langsung mengarah pada pencapaian tujuan SMSBBE Merapi di SDN Keningar 1 dan 2. 6) Kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap

pelaksanaan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 oleh Kepala Sekolah.

7) Relevansi perangkat-perangkat program sekolah dengan SMSBBE Merapi di SDN Keningar 1 dan 2. 8) Konsep-konsep perbaikan terhadap pelaksanaan

Dokumen terkait