• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: SUPERVISI KEPALA MADRASAH DAN KOMPETENSI

3. Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Madrasah

Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala madrasah dan pengawas madrasah, tujuannya untuk membina guru dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru dan siswa-siswi untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu supervisi di pandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran di madrasah.

Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan, kegiatan supervisi tersebut perlu dilandasi oleh hal-hal berikut:

a. Kegiatan supervisi harus dilandasi atas filsafat pancasila, ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila. b. Pemecahan masalah supevisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah

yang dilakukan secara aktif antara lain berarti bahwa di dalam memecahkan masalah harus digunakan kaidah ilmiah seperti berpikir logis, objektif, berdasarkan data yang dapat diverifikasi, dan terbuka terhadap kritik.

c. Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauhmana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

d. Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program pengajaran. Jika supervisi dilaksanakan, maka hasilnya harus merupakan suatu peningkatan proses hasil belajar siswa.

e. Supervisi bertujuan untuk mengembangkan keadaan yang favorable untuk terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar

yang efektif dan efisien hanya akan terjadi jika lingkungan proses itu mendukungnya, oleh karena itu, perlu diupayakan agar lingkungan memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar lebih baik.14

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa untuk memperoleh hasil dari pelaksanaan supervisi yang maksimal, maka seorang supervisor hendaknya mengamalkan nilai-nilai pancasila yang gunanya untuk menuntun supervisor dalam melakukan supervisi terhadap perbaikan proses belajar mengajar.

Selain itu pelaksanaan supervisi juga harus menjamin perbaikan dan perubahan program pengajaran secara berkelanjutan, dan hasil dari pelaksanaan supervisi diharapkan dapat meningkatkan proses hasil belajar siswa.

Yusak Burhanudin mengemukakan ada beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan supervisi yaitu:

a) Supervisi hendaknya dilaksanakan dengan persiapan dan perencanaan sistematis.

b) Supervisor hendaknya memberitahukan kepada orang-orang yang bersangkutan tentang rencana supervisinya.

c) Agar memperoleh data yang lengkap, supervisor hendaknya jangan hanya menggunakan satu macam teknik, melainkan beberapa macam teknik, seperti wawancara, observasi sekolah, kunjungan kelas dan sebagainya. d) Laporan hasil supervisi hendaknya dibuat dua rangkap, satu lembar untuk

pejabat yang akan diberi laporan dan satu lembar lagi untuk sekolah yang di supervisi.

e) Penilaian dalam supervisi hendaknya dituangkan dalam format-format,

checklist atau rating sceale.

f) Penilaian masing-masing komponen kegiatan yang di titikberatkan dari beberapa aspeknya, agar dicari nilai rata-ratanya.

g) Berdasarkan nilai semua komponen, dibuat rekapitulasi dari seluruh hasil penilaian mengenai sekolah yang bersangkutan.15

Dari pendapat yang dikemukakan Yusak Burhanudin, dapat dipahami bahwa dalam melaksanakan supervisi seorang supervisor harus membuat perencanaan

14Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan…, h. 239.

terlebih dahulu serta memberitahukan orang-orang yang hendak di supervisi. Selain itu agar supervisor memperoleh data yang lebih lengkap maka hendaknya supervisor melakukan beberapa teknik dalam supervisi bukan hanya satu teknik saja. Hasil dari supervisi dibuat dua rangkap, satu lembar untuk pejabat yang meminta laporan supervisi dan satu lembar untuk madrasah yang bersangkutan.

Teknik-teknik supervisi yang dipandang bermanfaat oleh Sutisna yang dikutip oleh Syaiful Sagala yaitu:

a. Kunjungan kelas, kunjungan kelas sering disebut kunjungan supervisi yang dilakukan kepala madrasah (atau pengawas/ penilik) adalah yang paling efektif untuk mengamati guru bekerja, alat, metode, dan teknik mengajar tertentu yang dipakainya, dan untuk mempelajari situasi belajar secara keseluruhan dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan siswa/i.

b. Pembicaraan individual, pembicaraan indivual merupakan teknik supervisi yang sangat urgen karena kesempatan yang diciptakannya bagi kepala madrasah (pengawas/penilik) untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesional pribadinya.

c. Diskusi kelompok, dengan diskusi kelompok (atau sering pula disebut pertemuan kelompok) dimaksud suatu kegiatan dimana sekelompok orang berkumpul dalam situasi bertatap muka dan melalui interaksi untuk mencapai keputusan tentang masalah-masalah bersama.

d. Demonstrasi mengajar, rencana demonstrasi mengajar merupakan teknik berharga pula, karena telah di susun dengan teliti dan di cetak lebih dulu, dengan menekankan pada hal-hal yang di anggap penting pada nilai teknik mengajar tertentu.

e. Kunjungan kelas antar kelas, sejumlah studi telah mengungkapkan bahwa kunjungan kelas yang dilakukan guru-guru di antara mereka sendiri adalah efektif dan disukai.

f. Perpustakaan profesional, merupakan sumber informasi yang sangat membantu kepada pertumbuhan profesional personil mengajar madrasah.16

Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Sutisna terlihat jelas bahwa ada beragam teknik yang dapat digunakan dalam pelaksanaan supervisi di madrasah,

diantaranya yaitu kunjungan kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, kunjungan kelas antar kelas, dan perpustakaan profesional.

Adapun penjelasan mengenai teknik supervisi menurut pemahaman penulis adalah:

a) Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik yang efektif karena pengawas madrasah dapat mengamati secara langsung bagaimana guru bekerja di dalam kelas. Mulai dari metode, alat yang digunakan, serta penguasaan terhadap materi yang diberikan kepada peserta didik.

b) Pembicaraan individual adalah teknik dimana kepala madrasah memiliki kesempatan untuk membicarakan secara langsung permasalahan terkait supervisi dengan guru yang bersangkutan.

c) Diskusi kelompok adalah berkumpulnya sekumpulan orang untuk membahas masalah terkait supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah yang tujuannya untuk mencari solusi/ keputusan secara musyawarah.

d) Demonstrasi mengajar merupakan teknik dimana guru BK menyusun dan mencetak Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) terlebih dahulu yang nantinya akan digunakan pada saat demonstrasi mengajar.

e) Kunjungan kelas antar kelas merupakan teknik dimana guru-guru saling melakukan visitasi ke kelas pada saat guru lain sedang melakukan pemberian layanan.

f) Perpustakaan profesional merupakan sumber informasi bagi setiap guru dalam meningkatkan profesionalitas kinerja. Dengan mengunjungi perpustakaan, guru

akan memiliki wawasan lebih luas lagi sehingga akan maksimal dalam melakukan kinerjanya sebagai guru.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Supervisi Kepala Madrasah

Dokumen terkait