• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Pelaksanaan Tata Kerja Pengolahan Buku

Untuk merawat buku-buku di perpustakaan, perlu di adakannya pelaksanaan tata kerja pengolahan buku di perpustakaan, antara lain:

1. Pemilihan Bahan Pustaka

Dalam pemilihan atau seleksi bahan pustaka perpustakaan harus berpedoman pada prinsip-prinsip seleksi. Prinsip seleksi merupakan salah satu acuan yang digunakan perpustakaan untuk mengisi koleksi perpustakaannya. Beberapa prinsip dasar dalam pemilihan koleksi perpustakaan sebagai berikut: a. semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan. Untuk perpustakaan sekolah, pada umumnya perbandingan jenis bahan pustaka adalah 60% koleksi penunjang kurikulum baik buku paket, buku wajib maupun buku penunjang, dan 40% adalah koleksi umum baik piksi maupun buku-buku tentang pengetahuan umum lainnya.

b. Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung. Pada dasarnya semua anggota perpustakaan berwewenang untuk mengusulkan atau memilih bahan pustaka. Untuk mendapatkan hasil pemilihan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lembaga, biasanya dilaksanakan oleh panitia pemilihan. Dilingkungan sekolah MAN Model Sekayu

panitia pemilihan bahan pustaka bisa terdiri dari para guru, pustakawan atau petugas perpustakaan.

2. Tata Laksana Pemilihan Bahan Pustaka

Tata laksana pemilihan bahan pustaka bertujuan mengatur mekanisme pemilihan bahan pustaka yang akan dibeli oleh perpustakaan agar diperoleh hasil yang sesuai.52

Tata laksana pemilihan juga merupakan prosedur yang menjadi pegangan pustakawan atau siapa saja yang terlibat dalam pemilihan bahan pustaka. Prosedur pemilihan bahan pustaka sebagai berikut:

a. Setiap pemakai (perorangan atau unit) dapat melakukan pemilihan, baikatas inisiatif sendiri atau atas permintaan pustakawan.

b. Pemakai membuat daftar usulan dengan mengisi formulir yang disediakan perpustakaan dengan data bibliografis secara lengkap.

c. Data untuk buku: pengarang, judul, edisi, tahun, penerbit, jumlah yang dipesan, harga satuan. Dalam formulir juga dicantumkan juga identitas pemesan ( pribadi atau lembaga), keperluannya, persetujuan atasannya. d. Data untuk majalah: judul, alamat penerbit, frekuensi terbit, kapan mulai

dilanggan, harga langganan, persetujuan atasan,dan sebagainya.

e. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pimpinan perpustakaan (apabila usul perorangan) atau dengan persetujuan atasan langsung

52

Darmono, Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT Grasindo, 2004), hlm.58-69

pengusul. Hal ini perlu agar jelas unit mana yang akan dibebani anggaran pengadaan yang akan diusulkan. Pemimpin perpustakaan meneruskannya kepada petugas pengadaan agar diproses lebih lanjut.

f. Selanjutnya diadakan kegiatan verifikasi terhadap setiap judul bahan pustaka yang telah dipilih. Seperti:

1) Memastikan identitas setiap bahan dengan mencocokkannya dengan alat bantu seleksi, agar data blibliografis tepat dan lengkap.

2) Mencocokkan daftar usulan yang sudah diverifikasi dengan koleksi perpustakaan melalui katalog perpustakaan yang ada (pengarang, judul, shelf list, majalah dan sebagainya.

3) Apabila tidak ada, perlu ditelitiapakan bahan sedang dipesan.

4) Apabila bahan itu sudah ada atau sedang dipesan, perlu ditetapkan apakah perlu ditambah dan berapa jumlahnya.

5) Apabila anggaran yang tersedia terbatas maka hanya sebagian yang dapat dipenuhi sedangkan sisanya ditunda (menanti anggaran tahun berikutnya). Petugas pengadaan menyusunnya dalam file desiderata. 6) Apapun keputusan yang diambil, hasilnya perlu dikomunikasikan

kepada pengusul oleh pimpinan perpustakaan.

3. Tata Laksana Pemesanan Bahan Pustaka, Penerimaan dan Inventarisasi

Untuk menghindari beberapa kesalahan dalam pembelian dan sekaligus untuk mencatat bahan pustaka yang baru dating baik pembelian maupun hadiah, langkah-langkah berikut iniperlu diperhatikan.

a. Persiapan dokumen.

Setelah diadakan verifikasi dan pengambilan keputusan maka petugas mempersiapkan kartu pesanan atau daftar pesanan, sesuai dengan kebiasaan masing-masing perpustkaan.

1. Kartu pesanan diibuat untuk tiap item yang dipesan ( minimal rangkap empat, dua dikirm kepada penerbit/ toko buku dan dua lagi untuk arsip). 2. Arsip kartu pesanan disusun dalam dua file, yang satu menurut abjad

pengarang sedangkan yang lain menurut penerbit toko buku.

3. Bagi yang memakai daftar pesanan, daftar diketik rangkap empat juga seperti pada butir 2.

b. Pemesanan.

1. Kartu pesanan (daftar pesanan) dikirimkan kepada penerbit atau took bukudan disertai petunjuk tentang bagaimana cara pembayarannya dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran administrasi. 2. Pembayaran dapat dilakukan bersamaan dengan pemesanan atau

sesudahnya.

3. Untuk pembayaran yang dilakukan kemudian, biasanya penerbit/ toko buku mengirimkan faktur sementara yang memperinci pesanan mana yang dapat dipenuhinya dan berapa jumlah uang yang harus dibayar. Atas dasar itu perpustakaan mengatur pembayarannya.

c. Penerimaan.

Setelah pesanan diterima maka petugas harus:

1. Meneliti apakah kiriman dalam kondisi baik dan dicocokkan dengan surat pengantar dan faktur penerimaan.

2. Mencocokkan barang yang diterima dengan arsip pemesanan untuk mengetahui apakah pengiriman sesuai dengan pemesanan.

3. Apabila ada yang tidak sesuai (tidak pesan, cacat fisik bukuatau rusak) maka barang tersebut disisihkan dan dikembalikan dengan permintaan untuk diganti.

4. Apabila pesanan dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesanan, petugas membuat tanda terima atau menandatangani invoice dan dikirimkan kepada penerbit/toko buku.

d. Inventarisasi.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan inventaris buku di perpustakaan.

1. Setiap bahan yang baru diterima harus diberi cap tanda milik perpustakaan pada halaman tertentu atau tempat lain yang sudah ditetapkan. Pada umumnya setiap perpustakaan memiliki kode penempatan stempel tanda kepemilikikan secara khusus. Semisalnya di setiap halaman 5 dan setiap setiap kelipatan 50, yaitu halaman 55, 105, 155, 205 dan seterusnya sesuai dengan ketebalan buku. Kode ini dapat

digunakan untuk mengecek buku tertentu milik perpustakaan atau bukan.

2. Setiap bahan didaftar dalam buku induk. Ada perpustakaan yang mempunyai buku induk khusus untuk pembelian dan hadiah, ada pula yang merasa cukup satu saja.

3. Untuk bahan bukan buku (majalah ) tidak mutlak harus disediakan buku induk tersendiri, tetapi langsung dicatatkan pada daftar majalah, setelah diberi cap tanda kepemilikan oleh perpustakaan.

4. Apabila ada koleksi khusus, seperti peta, tape, recordings, piringan hitam, dan sebagainya, sebainya dibuatkan buku induk khusus. Kolom pada buku induk untuk buku antara lain:

a) Nomor urut buku dimasukkan b) Tanggal pemasukan buku induk c) Nomor induk

d) Pengarang e) Judul

f) Edisi dan tahun g) Penerbit

h) Sumber ( hadiah atau tukar menukar) i) Harga (kalau beli)

j) Keterangan lain yang perlu (misalnya bahasa, bentuk kemasan seperti CD, kaset, video, film stri dan sebagainya).

4. Tata Laksana Tukar Menukar Bahan Pustaka

Salah satu cara peprustakaan dalam memperoleh bahan pustaka adalah melalui tukar menukar dengan instansi lain atau dengan perpustakaan lain. Agar dapat berjalan dengan baik, maka tukar menukar bahan pustaka perlu memperhatikan aspek-aspek berikut ini.

a. Apabila perpustakaan memiliki sejumlah buku yang tidak diperlukan lagi,atau jumlah eksemplar yang terlalu banyak maka perpustakaan dapat menawarkannya kepada perpustakaan lain untuk ditukarkan.

b. Sebelum ditawarkan, setiap baahn harus ditarik dari peredaran sesuai denganperaturan yang berlaku dan melalui prosedur yang telah ditetapkan dan dinyatakan dikeluarkan dari inventaris perpustakaan.

c. Perpustakaan menyusun daftar penawaran menurut abjad pengarang, dan judul ( untuk buku) dan untuk majalah adalah dari judul, tahun dan nomor terbitan.

d. Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada sejumlah perpustakaan lain yang diperkirakan mememrlukannya dan telah menjalin kerja sama untuk mengadakan tukar menukar bahanpustaka. Dalam penawaran biasanya disebutkan syarat-syarat penukaran, misalnya bahan apa yang diinginkan, ongkos, kirim dan sebagainya.

e. Perpustakaan penerima menyesuaikan daftar tawaran dengan keperluannya sendiri dan syarat-syarat yang diajukan serta kebijaksanaan perpustakaannya sendiri (peraturan perpustakaan).

f. Perpustakaaan penerima memilih bahan yangdiperlukannyadan menyusun daftar yang akan ditawarkan sebagai bahan penukar.

g. Apabila kedua perpustakaan sudah sepakat maka tukarmenukar dapat dilaksanakan.

h. Setelah kedua perpustakaan ini menerima bahan yang ditukarkan, maka masing-masing mengolahnya sesuai tata laksana inventarisasi.

5. Tata Laksana Permintaan dan Penerimaan Hadiah

Membeli dan tukar menukar bahan pustaka, pembinaan koleksi juga dilakukan dengan mengajukan permintaan hadiah kepada pihak lain ( lembaga pemerintah, lembaga ilmiah, perwakilan negaran sahabat) baik di dalam maupun di luar negeri. Meskipun perpustakaan ini tidak terlalu mengandalkan cara ini, ada baiknya juga untuk memanfaatkannya terutama untuk publikasi yang tidak dijual untuk umum.

a. Hadiah atas permintaan.

1) Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan kepada pihak lain.

2) Daftar dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai surat pengantar yang antara lain menjelaskan kegunaannya apakah perpustakaan bersedia membayar ongkos kirim, dan seterusnya.

3) Apabila pihak lain itu telah mengirimkannya, petugas perpustakaan harus mencocokkannya dengan surat pengantarnya.

4) Perpustakaan mengirim surat ucapan terima kasih dan memberitahukan apakah kiriman yang diterima sesuai dengan surat pengantarnya.

5) Selanjutnya bahan diproses seperti biasa. b. Hadiah tidak atas permintaan.

Ada kalanya perpustakaan menerima hadiah tanpa terlebih dahulu mengajukan permintaan. Biasanya pihak yang memberi hadiah adalah lembaga yang telah pernah dihubungi sebelumnya. Oleh karena itu, ada baiknya pada waktu permintaan pertama perpustakaan meminta untuk dicatat dalam mailing list lembaga yang bersangkutan.

1) Kiriman yang diterima dicocokkan dengan surat pengantar 2) Perpustakaan mengirim ucapan terima kasih

3) Bahan yang sesuai dengan keperluan dapat segera diproses seperti biasa 4) Bahan yang tidak diperlukan disisihkan dulu untuk ditukarkan atau

dihadiahkan kepada perpustakaan atau pihak lain dikemudian hari. 6. Statistik Penambahan Buku

Semua kegiatan dalam rangka pengadaan koleksi harus dicatat dengan teliti untuk kepentingan penyusunan laporan, perencanaan anggaran. Pada umumnya laporan tersebut berupa statistic pengadaan koleksi. Statistic bias dibagi dalam kelompok yang lebih spesifik seperti:

a. Statistik penambahan buku melalui pembelian ataupun melalui hadiah dan tukar menukar.

b. Statistik penambahan koleksi juga dapat dipisahkan menurut bahasa dokumen yang dimiliki.

c. Statistik menurut jenis koleksi ( buku, majalah, Koran).

Bentuk statistik dapat disesuaikan dengan selera, dapat berupa table-tabel dengan format yang baku atau dengan statistic histogram, poligon.

Tanggung Jawab Petugas Perpustakaan Dalam Kaitannya Dengan Tata Kerja

Sebelum menjelaskan pengertian petugas perpustakaan sekolah penulis ingin menjelaskan secara singkat pengertian “pustakawan” pada pembahasan ini diidentikkan dengan personil atau petugas perpustakaan. Sebenarnya personil berasal dari bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggrisnya adalah personnel, keduanya baik personil maupun personnel mempunyai pengertian yang sama pegawai. Sedangkan pegawai itu sendiri berarti merupakan orang yang diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu karena dianggap telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.53

Berdasarkan penjelasan di atas maka yang dimaksud dengan pustakawan adalah seseorang yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk menjabat atau melaksanakan tugas-tugas sehubungan dengan menyelenggarakan perpustakaan baik di lingkungan sekolah maupun di lembaga lainnya, karena dianggap memenuhi syarat-syarat tertentu. Tugas-tugas yang berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan banyak sekali baik yang berhubungan

53

dengan pembinaan maupun pengembangannya. Misalnya merencanakan pengadaan bahan-bahan pustaka, menentukan nomor kelas, mengkatalog buku-buku, melayani peminjaman dan pengembalian buku. Syarat-syarat yang dipenuhi untuk diangkat sebagai petugas perpustakaan sekolah harus sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Petugas perpustakaan sekolah tidak hanya dalam hal memproses buku tetapi lebih dari itu harus memiliki sifat-sifat khusus baik yang berhubungan dengan masalah perpustakaan sekolah maupun berhubungan dengan masalah pendidikan.

Menurut Bafadal, bahwa pada dasarnya siapa saja yang bertugas di perpustakaan khususnya di lingkungan perpustakaan sekolah harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut.54

1. Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki pengetahuan di bidang perpustakaan sekolah. Pengetahuan tersebut bisa didapat dari pendidikan formal bidang perpustakaan. Untuk perpustakaan sekolah mungkin cukup jenjang D-2 atau guru bidang studi tertentu ditambah dengan diklat perpustakaan.

2. Petugas perpustakaan sekolah harus memiliki pengetahuan di bidang pendidikan, karena pada dasarnya keberadaan perpustakaan baik di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat secara tidak langsung melakukan kegiatan pendidikan melalui penyediaan dan

54

peminjaman bahan pustaka, baik yang bersifat hiburan maupun yang berisi ilmu pengetahuan.

3. Petugas perpustakaan harus memiliki minat terhadap penyelenggaraan perpustakaan. Minat ini sangat penting, dengan adanya minat orang akan mencintai pekerjaannya. Tanpa ada minat rasanya sulit seseorang mencintai pekerjaan sebagai pustakawan.

4. Petugas perpustakaan sekolah harus suka bekerja, tekun, dan teliti, disiplin dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Tekun teliti dan disiplin memang penting untuk kegiatan di lingkungan perpustakaan, sebab tanpa kualifikasi seperti ini maka penyelenggaraan perpustakaan tidak akan dapat optimal. 5. Petugas perpustakaan sekolah harus terampil mengelola perpustakaan

sekolah, tanpa ada keterampilan dari petugas maka penyelenggaraan perpustakaan tidak bisa optimal.

6. Petugas perpustakaan harus memiliki sikap suka membantu orang lain. Pada dasarnya kegiatan di lingkungan perpustakaan adalah memberi jasa layanan khusunya dalam bidang bahan pustaka.

7. Petugas perpustakaan harus ramah dan jujur. Ramah dalam melayani semua permintaan dan kebutuhan pengguna perpustakaan. Jujur dalam arti selalu menjaga kerahasiaan setiap pengguna perpustakaan.

Tata Kerja Pada Unsur-Unsur Petugas Perpustakaan a. Kepala perpustakaan sekolah atau guru/pustakawan

Kepala perpustakaan sekolah adalah seseorang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola perpustakaan sekolah. Jabatan ini sebaiknya dipegang oleh salah seorang guru sehingga penyelenggaraan perpustakaan sekolah benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Kepala perpustakaan sekolah sering pula disebut pustakawan sekolah atau guru pustakawan. Guru yang ditunjuk menjadi kepala perpustakaan sekolah atau guru pustakawan harus memenuhi syarat-syarat tertentu baik pengetahuan, kecakapan, maupun dedikasinya atau tanggung jawabnya. Selain itu mereka juga harus faham dan memiliki pengetahuan di bidang pengolahan seperti penyusunan program, melakukan koordinasi, mengevaluasi semua kegiatan, serta juga harus mampu memimpin stafnya sehingga betul-betul akan berfungsi sebagai pemimpin yang fungsional di unit perpustakaan.

Tugas dan tanggung jawab kepala perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1) Membuat perencanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan sekolah yang biasanya dibuat pada setiap awal tahun ajaran baru, dan mendayagunakan semua sumber yang ada baik sumber manusia maupun sumber material.

2) Mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap semua kegiatan perpustakaan sekolah sehingga semuanya mengarah kepada tujuan

3) Apabila dalam melaksanakan tugasnya kepala perpustakaan sekolah dibantu oleh beberapa orang staf maka ia bertanggung jawab atas pembinaan semua orang stafnya

4) Membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan perpustakaan sekolah

5) Mengadakan hubungan kerja sama dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, semua wali kelas, dan guru-guru dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas

6) Mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak luar, khususnya dengan perpustakaan sekolah lainnya dalam beberapa hal seperti kerja sama dalam pengadaan bahan-bahan pustaka, memecahkan masalah-masalah pengelolaan, kerja sama menyelenggarakan pameran buku, dan sebagainya mengadakan penilaian terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

Jelas kiranya bahwa pada dasarnya tugas dan tanggung jawab kepala perpustakaan sekolah bersifat profesi bukan teknis. Tetapi walaupun demikian kepala perpustakaan sekolah harus mampu juga mengerjakan tugas-tugas yang yang bersifat teknis, misalnya seleksi bahan pustaka, menentukan nomor kelas, membuat katalog bahan pustaka, dan melakukan pemasaran dan promosi jasa perpustakaan. Bukan berarti bahwa nantinya kepala perpustakaan harus mengerjakan hal-hal teknis, akan tetapi pengetahuan tersebut merupakan bekal

untuk melakukan kontrol kualitas hasil pekerjaan secara keseluruhan dari kegiatan perpustakaan.

b. Bagian tata usaha

Tata usaha perpustakaan sekolah merupakan bagian yang berfungsi menunjang kelancaran administrasi perpustakaan sekolah. Untuk mendukung operasional perpustakaan sekolah maka bagian tata usaha menyiapkan dukungan yang meliputi pemeliharaan sarana dan prasarana, menjaga kebersihan melakukan kegiatan surat menyurat, melakukan pembukaan keuangan dan sebagainya. Semua kegiatan perpustakaan harus tertib dan teratur.

Tugas dan tanggung jawab petugas tata usaha perpustakaan sekolah antara lain sebagai berikut:55

1) Menyelesaikan urusan surat menyurat melalui pembuatannya, pengetikan sampai dengan pengirimannya

2) Menyelesaikan urusan keuangan, yang mencakup pencatatan pemasukan, pengeluaran dan pertanggung jawaban

3) Menyelesaikan urusan personalia perpustakaan

4) Mengelola perlengkapan perpustakaan, yang meliputi pengadaan, pemeliharaan, penyaluran, inventarisasi dan penghapusan

5) Memelihara bahan-bahan masukan

55

6) Menyediakan format/blangko penunjang kegiatan perpustakaan seperti blangko penagihan bahan pustaka, blangko isian permintaan pencarian/penelusuran informasi

7) Menyiapkan daftar buku yang akan dibeli/diadakan yang bahannya didapat dari pustakawan/guru pustakawan/pimpinan perpustakaan/kepala sekolah atau dari pengguna perpustakaan

8) Menyiapkan daftar buku yang belum terbeli pada tahun anggaran sebelumnya

9) Menyelesaikan administrasi langganan suratkabar/majalah 10) Melakukan pemeliharaan peralatan perpustakaan

11) Melakukan pemeliharaan kebersihan ruangan perpustakaan dan lingkungan sekitar

12) Membuat laporan secara periodik kegiatan ketatausahaan perpustakaan. c. Bagian layanan pembaca

bagian layanan pembaca di perpustakaan boleh dikatakan sebagai ujung tombak perpustakaan dalam memberikan layanan kepada pengguna. Pada bagian layanan pembaca terdapat beberapa layanan seperti layanan sirkulasi dan layanan referensi. Biasanya kegiatan di bidang layanan pembaca khususnya kegiatan sirkulasi dijadikan indikator keberhasilan layanan perpustakaan sekolah. Hal ini bisa dilihat dari statistik yang dibuat bagian ini, yang meliputi statistik buku yang dipinjam oleh siswa atau pengguna yang lainnya.

Tugas dan tanggung jawab petugas layanan pembaca perpustakaan sekolah antara lain sebagai berikut:

1) Memberikan layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka 2) Melakukan penagihan koleksi bahan pustaka yang terlambat dikembalikan 3) Mengembalikan koleksi bahan yang selesai dipinjam maupun yang selesai

dibaca di tempat kedalam rak

4) Memberikan besarnya sanksi denda bagi siswa yang terlambat mengembalikan buku berdasarkan aturan yang berlaku

5) Menentukan judul buku terhadap anggota yang menghilangkan buku dengan melakukan koordinasi dengan bagian tata usaha dan pengolahan 6) Membuat surat keterangan bebas pinjam bahan pustaka

7) Memberikan layanan keanggotaan perpustakaan

8) Menentukan judul buku yang akan diperbaiki untuk dibendal dan mengirimkan daftar tersebut ke bagian pembendalan dengan tembusan ke bagian tata usaha

9) Menerima dan mencetak bahan pustaka baru yang telah selesai diproses dan selesai diperbaiki untuk dimasukkan ke dalam jajaran rak

10) Menyiapkan dan menyusun statistik sirkulasi

11) Membantu pembaca melakukan penelusuran informasi 12) Melakukan layanan rujukan

13) Melakukan evaluasi tahunan kegiatan bagian layanan sirkulasi 14) Melakukan pemasaran dan promosi jasa perpustakaan.

d. Bagian layanan teknis

Bagian ini merupakan dapurnya perpustakaan, karena di bidang inilah semua bahan pustaka yang baru dibeli atau bahan pustaka hadiah, diolah untuk ditentukan nomor kelasnya, subyeknya serta dibuatkan kartu katalog sebagai alat penelusuran informasi di perpustakaan. Karena kegiatan yang dilakukan adalah mengolah bahan pustaka, maka bagian layanan teknis juga disebut dengan bagian pengolahan atau bagian prosesing.

Tugas dan tanggung jawab petugas layanan teknis perpustakaan sekolah antara lain sebagai berikut:

1) Menerima dan memeriksa bahan pustaka dari bagian tata usaha untuk diproses lebih lanjut

2) Memberikan identitas bahan pustaka sebagai milik perpustakaan 3) Melakukan iventarisasi bahan pustaka ke dalam buku induk 4) Melakukan pengklasifikasian bahan pustaka yang baru diterima 5) Menentukan subyek bahan pustaka

6) Melakukan pembuatan kartu katalog

7) Menyelesaikan tahap akhir pengolahan bahan perpustakaan yaitu memberi identitas bahan pustaka, seperti label, nomor panggil buku, lidah buku, dan kartu buku

8) Melakukan pengiriman bahan pustaka yang telah diproses ke bagian sirkulasi

9) Melakukan penyusunan (filling) kartu katalog yang dibuat meliputi katalog pengarang, judul dan subyek. Jika perpustakaan membuka kartu chek list dan self list maka jenis kartu ini juga harus disusun

10) Membuat daftar tambahan koleksi buku baru dan melakukan pameran (display) buku baru.

Dokumen terkait