• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Tindakan Kelas Membaca Cepat dengan metode Quantum Reader dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa

A. Hasil Penelitian

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Membaca Cepat dengan metode Quantum Reader dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Quantum Reader yang telah diterapkan dalam dua siklus memfokuskan pada bentuk kegiatan membaca cepat.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, guru dituntut untuk selalu memperhatikan seluruh siswa dalam praktik membaca cepat dengan metode Quantum Reader. Mulai dari kegiatan pemberian motivasi, latihan, mengukur KEM, latihan konsentrasi.

Rendahnya kecepatan efektif membaca siswa kelas siswa kelas X SMA Muhammadiyah 6 Makassar akhirnya diketahui ada beberapa hambatan yang dijumpai.

Pada siswa tertentu di dalam membaca sering menemui hambatan sehingga siswa tersebut tidak bisa membaca secara cepat dan efisien. Hambatan-hambatan ini banyak berkaitan dengan kebiasaan membaca yang dipraktikkan sejak masa awal belajar

membaca dan terbawa-bawa sampai jenjang berikutnya. Beberapa hambatan tersebut di antaranya sebagai berikut.

a) Membaca dengan melafalkan kata yang dibaca

Ada siswa yang membaca dengan melafalkan kata demi kata yang dibaca. Bisa saja siswa tersebut kurang puas jika kata-kata yang dibaca itu tidak diucapkan. Cara membaca seperti ini selain akan mengganggu siswa lain, juga akan memperlambat pembacaan. Lambat karena kata demi kata dibaca atau satu demi satu. Di samping itu, pembaca akan mudah lelah karena mengucapkan kata demi kata yang dibaca itu mengeluarkan banyak energi. Untuk mengatasi ini dapat dilakukan dua cara. Pertama dengan merapatkan bibir ketika membaca dan kedua, dengan menguyah permen karet.

Namun, karena latar yang berada di sekolah, sebaiknya saat pembelajaran membaca cepat, cara yang pertama yang digunakan.

b) Membaca dengan menggerakkan bibir

Ada juga beberapa siswa yang membaca dengan menggerakkan bibir. Bibirnya komat-kamit mengikuti bunyi huruf di dalam teks bacaan. Cara membaca seperti ini selain kurang enak di pandang mata (karena bibir terus komat-kamit) juga kurang cepat dan efisien karena si pembaca pada dasarnya membaca kata demi kata (bahkan huruf demi huruf) yang ada di dalam teks bacaan. Cara membaca dengan komat-kamit juga bisa membuat bibir cepat lelah, rahang atas dan bawah pegal, dan pada akhirnya mempengaruhi daya tahan baca. Untuk mengatasi hambatan ini bisa dilakukan dua cara yang dikemukakan di atas.

c) Membaca dengan menunjuk

Sebagian lagi ada siswa yang membaca dengan menunjuk-nunjuk teks yang sedang dibacanya dengan jari atau alat tulis. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan efesien karena pembaca tersebut melakukan pembacaan kata demi kata. Di samping itu, cara membaca dengan menunjuk-nunjuk ini juga bisa membuat tangan cepat lelah dan pada akhimya bisa mempengaruhi daya tahan baca. Untuk mengatasi hambatan ini bisa dilakukan dengan memasukan tangan yang suka menunjuk-nunjuk itu ditugaskan memegang buku yang sedang dibaca (sekaligus jari telunjuk dan jempol ditugaskan untuk menyiapkan dan membuka halaman berikutnya yang akan dibaca).

d) Membaca dengan menggerakkan kepala

Sebagian siswa lagi memiliki kebiasaan membaca dengan menggerakkan kepala (dari arah ke kiri ke kanan, dan sebaliknya) mengikuti kata-kata yang sedang dibaca.

Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan eflsien karena pembaca tersebut pada dasarnya mengikuti pembacaan kata demi kata. Di samping itu, cara membaca dengan menggerakkan kepala bisa juga mengakibatkan kepala cepat lelah dan bahkan pusing. Untuk mengatasi kepala yang bergerak-gerak ini maka pembaca bisa memegang dagunya. Jadi, ketika membaca, maka salah satu tangan memegang teks bacaan dan tangan yang lain memegang dagu. Jika cara mengatasi hambatan yang disebut di atas dilakukan berulang-ulang, maka kebiasaan buruk dalam membaca itu lama-lama akan hilang.

Setelah mengetahui hambatan dalam membaca cepat, maka membaca pada hakikatnya adalah memahami teks bacaan. Hal ini berarti, kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan otak. Mata berfungsi memotret teks,

kemudian menyalurkanya ke dalam otak untuk diolah. Cepat dan banyaknya otak mengolah suatu pesan bergantung erat dari cepat dan banyaknya pesan yang dipotret oleh mata.

Setelah dikenalkan metode Quantum Reader, maka siswa dapat dengan mudah memahami tentang materi yang dimaksud.

Berdasarkan hasil tes dari pratindakan, siklus I, dan siklus II, terjadi peningkatan skor rata-rata kecepatan membaca siswa. Skor rata-rata kecepatan membaca siswa pada pratindakan sebesar 176,42 atau 58,41%, kpm dan skor rata-rata kecepatan membaca siswa pada siklus I sebesar 202,33 kpm atau 66,99%. Oleh karena itu, terjadi peningkatan dari pratindakan ke siklus I yaitu sebesar 26 kpm atau 8,61%.

Setelah diadakan siklus II, kecepatan membaca siswa meningkat menjadi 224,45 kpm atau 74,32%. Dari pratindakan sampai siklus II terjadi peningkatan kecepatan membaca sebesar 48,03 kpm atau 15,90%.

Berkaitan dengan skor rata-rata kemampuan pemahaman, skor rata-rata pemahaman membaca siswa pada pratindakan sebesar 63,45% siklus I sebesar 77,93%, dan skor rata-rata pemahaman membaca siswa pada siklus II sebesar 81,37%. Oleh karena itu, besar peningkatan dari pratindakan ke siklus II yaitu sebesar 17,92%. Jika berkaitan dengan skor rata-rata KEM, skor rata-rata KEM pratindakan sebesar 113,93 kpm atau 50,18%, siklus I sebesar 158,62 kpm atau 69,88%, dan siklus II sebesar 190,27 kpm atau 83,82% Jadi, peningkatan KEM siswa dalam praktik membaca cepat dari pratindakan ke siklus II sebesar 76,34 kpm atau 33,63%.

Dari pengamatan peneliti, guru menyampaikan materi dengan pelan dan jelas sehingga siswa dapat memahaminya. Siswa pun terlihat antusias dalam mengikuti

pelajaran yang disampaikan guru pengajar krn lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru. Perubahan juga semakin tampak pada siswa. Terbukti dari sebagian besar siswa mengatakan mulai terbiasa dan senang dengan membaca cepat. Guru lebih mampu menciptakan suasana pembelajaran membaca yang cukup kondusif.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat dikemukakan bahwa, hipotesis tindakan yang diajukan melalui penelitian tindakan kelas ini diterima atau terbukti.

Menurut bukti tes dan pengamatan, dalam penelitian ini terjadi peningkatan KEM dan perubahan tingkah laku siswa kelas X SMA Muhammadiyah 6 Makassar dalam pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan menggunakan metode Quantum Reader. Persentase skor rata-rata KEM pada pertemuan terakhir, yaitu siklus II sebesar 83,82% telah membuktikan bahwa indikator keberhasilan produk telah tercapai karena berada di atas 70%.

84 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data tes, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Quantum Reader dalam pembelajaran membaca cepat dapat meningkatkan KEM siswa. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata KEM siswa pada pratindakan dan akhir siklus II. Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa hasil skor rata-rata KEM siswa pratindakan sebesar 113,93 kpm (50,18%) dan masuk kategori sedang. Pada siklus I, skor rata-rata hasil KEM siswa menjadi 158,62 kpm (69,88%) atau berkategori sedang dan siklus II menjadi 190,27 kpm (83,82%) atau berkategori sangat cepat. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan skor rata-rata KEM siswa dari pratindakan sampai siklus I sebanyak 26,14 kpm (11,51%), sedangkan peningkatan skor rata-rata KEM siklus I ke siklus II sebesar 23,40 kpm (10,31%). Jika diakumulasikan, peningkatan skor rata-rata KEM dari pratindakan sampai siklus II sebesar 76,34 kpm (33,63%). Peningkatan skor ini menunjukkan bahwa implementasi tindakan pada siklus I dan siklus II mampu meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam meningkatkan kecepatan efektif membaca siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Guru bahasa Indonesia disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran membaca cepat agar siswa menjadi

lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan metode Quantum Reader dalam pembelajaran membaca cepat. Metode tersebut telah terbukti dapat meningkatkan KEM siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca cepat.

2. Bagi siswa, kemampuan membaca cepat yang sudah baik yang telah dicapai harus tetap dipertahankan dan dikembangkan. Siswa diharapkan lebih sering berlatih teknik membaca cepat dan menghilangkan kebiasaan buruk saat membaca agar hasilnya optimal.

3. Bagi sekolah, ada program pelatihan membaca yang difokuskan pada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa.

4. Bagi peneliti di bidang pendidikan dan bahasa dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran membaca cepat.