• Tidak ada hasil yang ditemukan

et al., 2002) Hal ini berarti walaupun pelaporan keuangan berbasis interenet sudah banyak dilakukan oleh perusahaan, pelaporan keuangan berbasis kertas akan tetap digunakan untuk mendukung keakuratan

Dalam dokumen KINERJA Jurnal Bisnis dan Ekonomi. (Halaman 93-96)

informasi yang didistribusikan melalui internet.

2.2. Intensitas Pelaporan keuangan dalam keputusan Investasi

Intensitas pelaporan keuangan yang dimaksud adalah perolehan informasi (information acquisition) dari pelaporan keuangan dalam membuat keputusan investasi, keakuratan keputusan (decision accuracy) dalam investasi yang mana informasi bersumber pada pelaporan keuangan, dan waktu dalam pembuatan keputusan investasi (decision time).

Pembuatan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia (Levin dan Mark, 2006). Setiap proses pembuatan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan inal. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap suatu pilihan. Pembuatan keputusan investasi sudah pasti membutuhkan pertimbangan, perhitungan, dan analisis yang baik agar dapat menjamin keamanan dana yang diinvestasikan

serta tercapainya keuntungan yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu, para investor perlu mempelajari dan menganalisis informasi yang diperoleh. Persyaratan untuk membuat keputusan dengan teknik ilmiah adalah tersedianya informasi sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan (Purnomo, 2009). Selain pertimbangan berdasarkan pendidikan dan pengalaman, para investor juga membutuhkan informasi.

Informasi dapat disajikan dalam bentuk hyperlinks. Secara umum hyperlinks berarti melompat ke dokumen lain atau serangkaian teks ataupun citra yang dapat membawa ke posisi lain dalam suatu dokumen atau ke bagian

lain dalam sebuah website. Sumber informasi tersebut tidak hanya berupa teks, dapat juga berupa graiks, citra,

audio dan video, yang sering disebut hypermedia. Penggunaan hyperlinks dirancang sebagai sarana temu kembali berbasis teknologi informasi. Dengan hyperlinks, pengguna cukup menggunakan satu kata kunci, yang akan dihubungkan dengan segala yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.

Secara umum, ada tiga tipe hyperlinks (Noruzi, 2005) yaitu: () link ke halaman lain akan tetapi masih dalam situs yang sama yang menghubungkan halaman-halaman dengan situs, biasa disebut link navigasi. Ini merupakan syarat dasar untuk memudahkan pengguna menelusuri, (2) link dari situs lain, biasa disebut backlinks

atau inlinks. Search engine (mesin pencari) menggunakan backlinks untuk memutuskan sumber informasi yang

akan ditambahkan pada koleksi dan bagaimana menyusun peringkat sumber informasi yang tepat untuk menjadi

sebuah kueri bagi pengguna. Backlinks dianggap lebih penting dibandingkan dengan link navigasi, dan (3) link ke alamat e-mail.

Dalam pelaporan keuangan berbasis internet, hyperlinks sering digunakan oleh perusahaan sebagai alat navigasi pencarian dalam website mereka. Kelton dan Yang (2005) menyatakan sekitar 98% perusahaan yang menjadi sampel penelitian mereka menyediakan hyperlinks sebagai alat navigasi dalam website perusahaan mereka. Hyperlink mempromosikan strategi arah pencarian, sedangkan informasi berbasis kertas mempromosikan strategi pencarian sekuensial (Dull et al., 2001). Namun, leksibilitas yang disediakan oleh hyperlinks memiliki efek kognitif termasuk cognitive overload yang dapat merugikan pemakai informasi. Pemakai harus melakukan banyak tugas secara bersamaan ketika browsing dengan hyperlinks, termasuk menavigasi melalui sistem, membaca, memahami, menganalisis informasi, dan mengingat informasi yang telah dilihat sebelumnya (Conklin 987; Boechler 2001). Kinerja simultan dari tugas-tugas ini menempatkan beban kognitif yang tinggi pada pengguna sistem informasi (Conklin 987 dan Boechler 200).

Peningkatan beban kognitif (cognitive overload) dapat disebabkan oleh desain tugas dan pengolahan tugas (Rose dan Wolfe 2000; Rose 2002; Rose et al., 2004). Tingginya beban kognitif berhubungan dengan efek negatif, seperti disorientasi navigasi (Conklin 1987), penurunan pembelajaran (Rose dan Wolfe, 2000), dan kesalahan dalam pemecahan masalah (Sweller et al., 990).

Hogarth (1980) dalam Kelton (2006) menjelaskan model tiga tahap dalam pemrosesan informasi manusia: perolehan informasi, pengolahan informasi, dan hasil keputusan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa berbagai tugas dan karakteristik pengguna mempengaruhi cara dimana informasi diproses. Informasi yang diperoleh selama penilaian dan pengambilan keputusan disimpan dan diproses dalam memori kerja. Kapasitas memori kerja terbatas, dan keterbatasan ini mempengaruhi bagaimana individu memproses informasi dalam pengambilan keputusan ( Libby dan Trotman 993).

Penelitian yang dilakukan Hodge (2001) dengan judul Hyperlinking Unaudited Information to Audited Financial Statements: Effects on Investor Judgments menemukan bahwa investor yang menggunakan hyperlinks untuk melihat informasi keuangan cenderung memperoleh informasi lebih sedikit dan sering melakukan kesalahan dalam pengklasiikasian informasi antara yang tidak diaudit dan yang telah diaudit daripada investor yang melihat informasi berbasis kertas. Selain itu, investor yang menggunakan hyperlinks membuat keputusan lebih akurat dan memberikan penilaian kredibilitas informasi keuangan yang lebih tinggi daripada para investor yang melihat informasi berbasis kertas.

Penelitian Dull et al., (2003) dengan judul Web-Based Financial Statements: Hypertext Links to Footnotes and Their Effects on Decisions memberikan bukti tambahan tentang efek hyperlinks pada keputusan. Dalam eksperimennya, peserta melihat laporan keuangan secara elektronik untuk dua jenis perusahaan, baik yang berskala

besar maupun yang berskala kecil, dan yang menggunakan hyperlinks maupun tanpa hyperlinks. Hasilnya, untuk perusahaan dengan skala besar menunjukkan bahwa penggunaan hyperlinks tidak mempengaruhi keakuratan keputusan investasi. Untuk perusahaan kecil, penggunaan hyperlinks meningkatkan waktu pengambilan keputusan, meningkatkan jumlah informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan mempengaruhi penilaian masa depan perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kelton (2006) dengan judul Internet Financial Reporting: The Effects of Hyperlinks and Irrelevant Information on Investor Judgments menunjukkan bahwa format presentasi

mempengaruhi ketepatan waktu penilaian dan pengambilan keputusan. Peserta yang melihat informasi dalam format hard-copy akan menghabiskan banyak waktu dan membuat penilaian paling akurat atas informasi kondisi keuangan perusahaan yang dilihatnya. Sedangkan peserta yang menggunakan hyperlink tidak menghabiskan waktu yang lama, namun penilaian mereka terhadap kondisi keuangan perusahaan kurang akurat jika dibandingkan dengan peserta yang melihat informasi dalam format hard-copy.

Zulfa Devina Rahman (2009) menguji The Impact of Internet Financial Reporting on Stock Prices Moderated by Corporate Governance: Evidence from Indonesia Capital Market. Hasil pengujiannya menyimpulkan tidak ada

perbedaan antara abnormal return saham perusahaan yang melakukan praktek IFR dengan abnormal return saham perusahaan yang tidak melakukan praktek IFR.

Berdasarkan pengembangan teori di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H : Ada perbedaan perolehan informasi antara investor yang menggunakan pelaporan keuangan berbasis internet dengan investor yang menggunakan pelaporan keuangan berbasis kertas.

H2 : Ada perbedaan keakuratan keputusan antara investor yang menggunakan pelaporan keuangan berbasis internet dengan investor yang menggunakan pelaporan keuangan berbasis kertas.

H3 : Ada perbedaan waktu pembuatan keputusan antara investor yang menggunakan pelaporan keuangan ber- basis internet dengan investor yang menggunakan pelaporan keuangan berbasis kertas.

3. METODA PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan skema paradigma sebagai berikut:

) Paradigma kelompok Eksperimen

2) Paradigma Kelompok Kontrol

Gambar 1.

Skema Paradigma Penelitian

Dari skema diatas, untuk paradigma kelompok eksperimen, dapat dijelaskan bahwa kelompok eksperimen diberi perlakuan perlaporan keuangan berbasis internet (hyperliks) untuk intensitas pelaporan keuangan informasi yang diperoleh, keakuratan keputusan, dan waktu yang digunakan untuk membuat keputusan. Sedangkan kelompok kontrol mengunakan pelaporan keuangan berbasis kertas. Setelah kedua kelompok ini selesai membuat

keputusan, intensitas yang dihasilkan dibandingkan diantara kedua kelompok tersebut untuk mengetaui apakah terdapat perbedaan intensitas diantara kedua kelompok tersebut.

3.1. Deinisi Operasional dan Pengukuran

Eksperimen ini menggunakan tiga variabel untuk melihat perbedaan intensitas dalam pembuatan keputusan, yaitu perolehan informasi, keakuratan keputusan, dan waktu pengambilan keputusan. Perbedaan dalam keputusan investasi dapt diukur dari perolehan informasi, keakuratan keputusan, dan waktu pengambilan keputusan. Dasar pengukuran tersebut diadopsi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kelton (2006).

Dalam dokumen KINERJA Jurnal Bisnis dan Ekonomi. (Halaman 93-96)