• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaporan Pengelolaan Barang Milik Daerah pada UPTD

Tentang Barang Milik Daerah (BMD)

Paradigma baru pengelolaan barang milik negara/aset negara telah memunculkan optimisme baru dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan ke depannya. Pengelolaan aset negara yang profesional dan modern dengan mengedepankan good governance diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakat atau pemangku kepentingan lainnya.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam pasal 43 ayat 1 menyebutkan bahwa peraturan yang berkait dengan pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Akan tetapi, sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan tersebut, pemerintah pusat telah menetapkan peraturan mengenai pedoman pengelolaan barang Milik daerah yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, diperbaharui dengan PP Nomor 38 tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dan terakhir diperbaharui dengan PP No 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Perlu diingat bahwa pengelolaan BMD sebagai bagian dari pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan barang milik negara.

Berdasarkan peraturan tersebut di atas, Kementerian Dalam Negeri menerbit Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Berdasarkan peraturan pemerintah di atas dan juga Peraturan Menteri Dalam Negeri itulah, Gubernur/Bupati/

Walikota menyusun peraturan kepala daerah mengenai sistem dan prosedur pengelolaan barang milik daerah untuk provinsi/kabupaten/kota masing-masing.

Pengelola Barang Milik Negara/Daerah adalah pejabat yang berwenang dan

bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab tersebut antara lain:

• Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah

• Sekretaris Daerah adalah pengelola barang milik daerah

• Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah pengguna barang milik daerah.

• Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) merupakan kuasa pengguna barang milik daerah;

• Pengurus Barang dan Penyimpan Barang, jika dimungkinkan juga ada Pembantu Pengurus Barang dan Pembantu Penyimpan Barang.

UPTD sebagai unit layanan terdepan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat (khususnya Sekolah), memiliki peran dan tanggung jawab dalam pengelolaan BMD yang dikuasainya. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) selaku kuasa pengguna barang milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab:

1. Mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang dipimpinnya kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bersangkutan;

2. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

3. Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;

4. Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

5. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya;

6. Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada kepala Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan.

Penyimpan Barang dan Pengurus Barang

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengelola BMD pada UPTD-nya, maka Kepala UPTD dibantu oleh Penyimpan Barang dan Pengurus Barang. Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna barang milik daerah.

Sedangkan Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna.

Dalam Ketentuan Umum Permendagri Nomor 17 tahun 2007 Pasal 1 ayat disebutkan bahwa penyimpan barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang milik daerah.

Adapun pegawai yang ditunjuk sebagai penyimpan/pengurus barang diangkat oleh pengelola untuk masa 1 (satu) tahun anggaran dan bertanggung jawab kepada pengelola melalui atasan langsungnya. Penyimpan barang dapat diangkat kembali pada tahun anggaran berikutnya dengan memperhatikan ketentuan jabatan. Jabatan penyimpan barang tersebut dapat dirangkap dengan pengurus barang sepanjang beban tugas/volume kegiatan tidak terlalu besar.

G G

Gaaammmbbbaaarrr 555...222... Struktur organisasi pengelolaan BMD tingkat OPD-UPTD

Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor: 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Setiap tahun pengelola menunjuk/menetapkan kembali penyimpan barang dalam lingkungan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Diusulkan oleh Kepala OPD yang bersangkutan.

b. Serendah-rendahnya menduduki golongan II dan setinggi tingginya golongan III, mengacu kepada Undang-undang kepegawaian.

c. Minimal mempunyai pengalaman dalam pengurusan barang/telah mengikuti kursus penyimpan barang.

d. Mempunyai sifat dan akhlak yang baik, antara lain jujur, teliti, dan dapat dipercaya.

Keputusan penunjukkan

Keputusan penunjukkan/penetapan kembali penyimpan barang dilakukan oleh pengelola sekaligus ditunjuk atasan langsungnya yang antara lain berkewajiban memberikan persetujuan atas setiap pengeluaran barang dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya, serta ditetapkan pula jumlah atau besarnya insentif bagi penyimpan barang dimaksud.

Lebih lanjut dalam Pasal 5, disebutkan bahwa pegawai yang bertugas untuk menyimpan barang milik daerah disebut sebagai Penyimpan Barang Milik Daerah, yang selanjutnya memiliki tugas (Pasal 6 ayat 6) untuk menerima, menyimpan dan menyalurkan barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna.

Secara umum, tugas Penyimpan Barang adalah sebagai berikut:

a. Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah.

b. Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterima.

c. Meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan dokumen pengadaan.

d. Mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu barang.

e. Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan.

f. Membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stock/persediaan barang milik daerah kepada Kepala OPD.

SEKOLAHUPTD

Sedangkan tugas Pengurus Barang secara umum adalah:

a. Mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masingmasing OPD yang berasal dari APBD maupun perolehan lain yang sah kedalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BIl), sesuai kodefikasi dan penggolongan barang milik daerah.

b. Melakukan pencatatan barang milik daerah yang dipelihara/diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan.

c. Menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di OPD kepada pengelola.

d. Menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak atau tidak dipergunakan lagi.

Berdasarkan gambaran tugas diatas, maka fungsi dari Penyimpan dan Pengurus Barang adalah:

a. Menerima, menyimpan dan menyerahkan barang milik daerah ke unit pemakai.

b. Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang dan keadaan persediaan barang ke dalam buku/kartu barang menurut jenisnya yang terdiri dari:

• Buku barang inventaris;

• Buku barang pakai habis;

• Buku hasil pengadaan;

• Kartu barang;

• Kartu persediaan barang.

c. Menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan barang dan pengeluaran/

penyerahan secara tertib dan teratur sehingga memudahkan mencarinya apabila diperlukan sewaktu-waktu terutama dalam hubungan dengan pengawasan barang.

d. Membuat laporan mengenai barang yang diurusnya berdasarkan Kartu Persediaan Barang apabila diminta dengan sepengetahuan atasan langsungnya.

e. Membuat laporan, baik secara periodik maupun secara insidentil mengenai pengurusan barang yang menjadi tanggungjawabnya kepada pengelola melalui atasan langsungnya.

f. Membuat perhitungan/pertanggungjawaban atas barang yang diurusnya.

g. Bertanggungjawab kepada pengelola melalui atasan langsung mengenai barang-barang yang diurusnya dari kerugian, hilang, rusak atau dicuri dan sebab lainnya.

h. Melakukan perhitungan fisik barang (stock opname) sedikitnya setiap 6 (enam) bulan sekali, yang menyebutkan dengan jelas jenis jumlah dan keterangan lain yang diperlukan, untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara perhitungan barang yang ditandatangani oleh penyimpan barang.

i. Dalam hal penyimpan barang karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka untuk menjaga kelangsungan tugas/ pekerjaan penyimpan barang tersebut, dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

• Penyimpan barang yang tidak mampu melaksanakan tugasnya, ditunjuk seorang pegawai lainnya sebagai penyimpan barang pengganti.

Penunjukan pegawai lainnya dilakukan oleh Pengelola Barang atas usul Kepala OPD.Penyerahan tugas tersebut harus dibuat berita acara pemeriksaan gudang oleh atasan langsung dan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkan kepada Pengelola.

• Penyimpan/pengurus barang yang akan meninggalkan tugas sementara, dapat menunjuk seorang pegawai lainnya untuk melakukan tugas sementara penyimpan/pengurus barang.

Pengelolaan BMD pada UPTD

UPTD sebagai unit vertikal di bawah OPD, memiliki peran dalam pengelolaan Barang Milik Daerah. Dalam Permendagri 17 tahun 2007, Kepala UPTD atau pejabat lain dalam lingkup UPTD yang dikuasakan adalah sebagai Kuasa Pengguna Barang yang akan dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang/

Penyimpan Barang, memiliki kewenangan dalam pengelolaan barang di lingkup UPTD. Jabatan pembantu pengurus barang/penyimpan barang dimungkinkan jika OPD yang membawahi UPTD memiliki beban pengelolaan barang berlebih, sehingga Pengurus Barang dan Penyimpan Barang di OPD mendelegasikan tugas pengurusan, penerimaan, pencatatan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah di UPTD kepada Pembantu pengurus Barang.

UPTD Sekolah

Dinas Pendidikan selaku Pengguna Barang, dapat mendelegasikan kewenangan pengelolaan barang pada UPTD vertikal di bawahnya. UPTD Dinas Pendidikan dapat berupa UPTD Dinas Pendidikan di tiap kecamatan dan juga UPTD Sekolah.

Dalam modul ini kita mengasumsikan sekolah sebagai perpanjangan dari UPTD Dinas Pendidikan, atau sebagai Pembantu Kuasa Pengguna Barang.

Pada tingkatan Sekolah, Kepala Sekolah adalah sebagai pembantu kuasa pengguna barang. Atau didelegasikan kepada kepala tata usaha atau yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab atas barang milik sekolah. Selaku pembantu kuasa pengguna barang, Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:

a. Mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang dipimpinnya kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pendidikan;

b. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam sekolah;

Penyerahan tugas tersebut harus dibuat berita acara pemeriksaan gudang oleh atasan langsung dan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkan kepada Pengelola, apabila Penyimpan Barang yang bersangkutan kembali melakukan tugasnya, maka penunjukan pengganti sementara tersebut harus dicabut dan penyerahannya dibuat berita acara dan harus dilaporkan kepada Pengelola.

sewaktu-waktu terutama dalam hubungan dengan pengawasan barang;

b. Meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan Berita Acara Serah Terima (BAST).

c. Mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu barang.

d. Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan.

e. Membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stock/persediaan barang milik daerah kepada Kepala UPTD, yang nanti akan diteruskan laporannya ke Kepala OPD.

f. Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang dan keadaan persediaan barang ke dalam buku/kartu barang menurut jenisnya yang terdiri dari:

• Buku barang inventaris;

• Buku barang pakai habis;

• Buku hasil pengadaan;

• Kartu barang;

• Kartu persediaan barang.

g. Membuat laporan mengenai barang yang diurusnya berdasarkan Kartu Persediaan Barang apabila diminta dengan sepengetahuan atasan langsungnya;

c. Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;

d. Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

e. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya;

f. Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada kepala Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan.

Pembantu Pengurus Barang UPTD Sekolah memiliki tugas:

a. Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang sekolah dan menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan barang dan pengeluaran/penyerahan secara tertib dan teratur sehingga memudahkan mencarinya apabila diperlukan

Dalam penanganan barang milik sekolah, Kepala Sekolah dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang/Penyimpan Barang, yaitu petugas pada lingkup sekolah yang diserahi tugas membantu pengurus barang milik sekolah, menerima, mencatat, menyimpan, mendistribusikan dan mengurus barang dalam pemakaian.

h. Membuat laporan, baik secara periodik maupun secara insidentil mengenai pengurusan barang yang menjadi tanggungjawabnya kepada pengelola melalui atasan langsungnya;

i. Membuat perhitungan/pertanggung jawaban atas barang yang diurusnya;

j. Bertanggungjawab kepada pengelola melalui Kepala UPTD langsung mengenai barang-barang yang diurusnya dari kerugian, hilang, rusak atau dicuri dan sebab lainnya;

k. Melakukan perhitungan fisik barang (stock opname) sedikitnya setiap 6 (enam) bulan sekali, yang menyebutkan dengan jelas jenis jumlah dan keterangan lain yang diperlukan, untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara perhitungan barang yang ditandatangani oleh penyimpan barang;

l. Dalam hal penyimpan barang karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka untuk menjaga kelangsungan tugas/ pekerjaan penyimpan barang tersebut, dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

“Penyimpan barang yang tidak mampu melaksanakan tugasnya menunjuk seorang pegawai lainnya sebagai penyimpan barang pengganti. Penunjukan pegawai lainnya dilakukan oleh Pengelola Barang atas usul Kepala OPD.

Penyerahan tugas tersebut harus dibuat berita acara pemeriksaan gudang oleh atasan langsung dan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkan kepada Pengelola.”

Inventarisasi BMD pada UPTD

Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Selain itu, inventarisasi adalah kegiatan atau tindakan untuk melakukan penghitungan fisik barang daerah, meyakinkan kebenaran pemilikan, serta menilai kewajaran sesuai kondisi barang daerah.

Dari Hasil Inventarisasi, dapat diketahui aktiva tetap yang benar-benar dimiliki oleh Pemerintah Daerah, kemudian dilakukan penilaiannya sesuai dengan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah. Hasil penilaian aktiva tetap akan merupakan saldo awal kelompok aset tetap dalam neraca atau merupakan dukungan atas saldo aset tetap dalam neraca. Pelaksanaan kegiatan invetarisasi barang dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah c.q. Kepala Bagian Perlengkapan dimulai dari wilayah terkecil yaitu kelurahan, kecamatan dan dari Satuan Kerja/

Unit Kerja terkecil yaitu Sekolah Negeri, Cabang Dinas/UPT/Puskes, Satuan Kerja dan seluruhnya bermuara pada Bagian Perlengkapan untuk dikompilasi dan diolah.

Tujuan Inventarisasi Barang Milik/Kekayaan Daerah adalah untuk:

a. Meyakini keberadaan fisik barang yang ada pada dokumen inventaris dan ketepatan jumlahnya.

b. Mengetahui kondisi terkini barang (Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat) c. Melaksanakan tertib administrasi yaitu :

• membuat usulan penghapusan barang yang sudah rusak berat.

• mempertanggungjawabkan barang-barang yang tidak diketemukan/

hilang.

• mencatat/membukukan barang-barang yang belum dicatat dalam dokumen inventaris.

d. Mendata permasalahan yang ada atas inventaris, seperti sengketa tanah, kepemilikan yang tidak jelas, inventaris yang dikuasai pihak ketiga.

e. Menyediakan informasi nilai Aset Daerah sebagai dasar penyusunan neraca awal Daerah.

Sasaran invetarisasi atas Barang-barang Milik/ Kekayaan Daerah meliputi:

a. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan seluruhnya dari dana APBD b. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan sebagian dari dana APBD c. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dari dana di luar APBD, misalnya

barang hibah, hasil sitaan, dll.

d. Barang inventaris yang belum jelas pemiliknya tetapi dikuasai dan dikelola oleh instansi yang bersangkutan

Buku Inventaris

Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi, jenis/

merek, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan barang dan sebagainya. Keberadaan buku inventaris yang lengkap, teratur dan berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:

a. Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang;

b. Usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing; dan

c. Menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.

Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta didaftar dalam Buku Inventaris. Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai fungsi dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam:

a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

b. pengadaan.

c. penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;

d. penggunaan.

e. penatausahaan;

f. pemanfaatan.

g. pengamanan dan pemeliharaan;

h. penilaian;

i. penghapusan;

j. pemindahtanganan;

k. pembinaan, pengawasan dan Pengendalian l. pembiayaan; dan

m. tuntutan ganti rugi.

Dokumen Inventarisasi Barang Milik Daerah

Inventaris harus diadministrasikan dengan tepat dan lengkap untuk dapat menyajikan informasi yang valid dan relevan. Informasi tersebut merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kekayaan Daerah. Informasi yang berasal dari data yang tidak valid dan relevan akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah. Dalam perencanaan pengadaan barang, perencanaan pemeliharaan, dan proses penghapusan inventaris yang telah memenuhi persyaratan penghapusan tentu membutuhkan informasi dengan kualitas data yang memadai. Untuk kepentingan penyajian informasi yang berkualitas diperlukan berbagai bentuk formulir atau dokumen inventaris. Macam-macam dokumen inventaris yang digolongkan menurut jenis kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pencatatan

Dokumen yang digunakan dalam kegiatan pencatatan adalah sebagai berikut:

• Buku Induk Inventaris: kompilasi/gabungan Buku Inventaris.

• Buku Inventaris (BI): himpunan catatan data teknis dan administrasi yang diperoleh dari Kartu Inventaris Barang hasil inventarisasi.

• Kartu Inventaris Barang (KIB): kartu untuk mencatat barang inventaris secara tersendiri atau kumpulan/ kolektif yang diperlukan untuk inventarisasi atau tujuan lainnya selama barang tersebut belum dihapuskan. Contoh KIB yang harus diselenggarakan antara lain KIB Tanah, KIB Gedung, KIB Kendaraan, dan KIB Lainnya.

• Kartu Inventaris Ruangan (KIR): kartu untuk mencatat barang inventaris yang ada dalam ruangan kerja.

b. Kegiatan Pelaporan

Dokumen yang berkaitan dengan pelaporan adalah sebagai berikut:

Dalam Inventarisasi, pencatatan kondisi inventaris dibagi dalam 3 kategori yaitu Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat. Informasi kondisi barang diperlukan dalam proses penilaian inventaris dan berguna sebagai salah satu data dalam pengambilan keputusan mengenai inventaris oleh pihak pengelola, seperti penghapusan barang, perencanaan pengadaan, perencanaan pemeliharaan, dan lainnya.

• Daftar Rekapitulasi Inventaris: disusun oleh Kepala Daerah selaku Kuasa/Ordonator Barang dengan menggunakan bahan dari Rekapitulasi Inventaris Barang yang disusun oleh Pengurus Barang Satuan Kerja/ unit Kerja.

• Daftar Mutasi Barang: memuat data barang yang berkurang dan atau bertambah dalam suatau jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan (LMBT) atau setahun (LT1).

Hasil inventarisasi berupa jenis dan nilai aset Daerah akan digunakan seba- gai data utama dalam penyusunan neraca awal Daerah.

Pos yang akan menyajikan jenis dan nilai aset Daerah adalah:

1. Aset Tetap, yang terdiri dari rekening:

b. Tanah

c. Gedung dan Bangunan d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan e. Peralatan dan Mesin f. Kendaraan

g. Inventaris Kantor h. Aset Tetap Lainnya

i. Konstruksi dalam Pengerjaan 2. Aset Lainnya, yaitu pada rekening:

c. Built Operating Transfer (BOT), jika Pemda memiliki suatu bangunan yang dibangun dengan cara kemitraan dengan swasta berdasarkan perjanjian.

d. Lain-Lain Aset, yait aset yang tidak dapat digolongkan dala jenis aset lancar, invest permanen, dan aset tetap di atas. Untuk tumbuhan dan hewan ternak, pencatatannya dalam pos di neraca melihat konteks keberadaannya. Tumbuhan dan hewan ternak dapat dicatat dalam pos Persediaan, Aset Lainnya atau dicatat terpisah dalam buku tersendiri (ekstra comptabel).