BAB II KAJIAN PUSTAKA
F. Pelatihan Bahasa Inggris bagi Pemandu Wisata
Dalam upaya pengemabangan sumber daya manusia, mereka menyelenggarakan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata. Tujuan pelatihan Bahasa Inggris bagi pemandu wisata adalah untuk memberikan pengetahuan praktis kepada pemandu wisata di Wirawisata agar dapat berkomunikasi dalam Bahasa
Inggris secara lisan maupun tulisan dengan lancar dan sesuai dengan konteks sosialnya serta meningkatkan profesionalitas bagi para pemandu karena keterampilan berbicara bagi pemandu merupakan yang paling dominan digunakan oleh pemandu. Berkomunikasi secara lisan dan tulisan menggunakan ragam bahasa dan akurat merupakan target pembelajaran bahasa Inggris pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata diharapkan memberikan kontribusi baik kepada pemandu wisata Goa Pindul yang ada di Wirawisata untuk berusaha menggunakan bahasa komunikasi yang baik dan benar, serta membuat mereka semakin antusias mempelajari Bahasa Inggris yang memang sangat dibutuhkan sesuai dengan tuntutan profesi mereka. Pelatihan bahasa Inggris ini juga memiliki manfaat tidak saja bagi kemajuan pariwisata di Goa Pindul sendiri, tetatpi bagi Wirawisata yang menyiapkan tenaga-tenaga muda profesional sebagai pemandu wisata lokal di Goa Pindul.
Berkaitan dengan pemandu, beberapa language function yang sering digunakan meliputi:
a. Menyapa
b. Menjelaskan aturan c. Menjelaskan keamanan d. Menjelaskan etiket e. Menjelaskan adat istiadat
f. Menunjukkan tempat-tempat menarik
g. Menjawab pertanyaan wisatawan. (Munir, 2008: 88)
Pelatihan Bahasa Inggris bagi pemandu wisata ini menggunakan pendekatan ESP (English for Specific Purposes). ESP (English for Specific
Purposes) atau bahasa Inggris untuk tujuan khusus adalah suatu pendekatan dalam pengajaran dan penggunaan bahasa Inggris untuk bidang dan kajian khusus yang sesuai dengan kebutuhan bidang ilmu dan profesi pengguna bahasa Inggris tersebut. Hal itu dikemukakan oleh Robinson (1991: 3), “It (here ESP) is generally used to refer to the teaching and learning of a foreign language for a clearly utilitarian purpose of which there is no doubt”.
Menurut Hutchinson dan Waters (1987: 19) menyatakan bahwa, “ESP is an approach to language teaching in which all decisions as to content and method are based on the learners reason for learning”. ESP adalah sebuah pendekatan pada pengajaran Bahasa Inggris yang mana semua keputusan yang menjadi isi dan metode berdasarkan alasan peserta didik untuk belajar.
ESP dibagi menjadi dua divisi yaitu EAP (English for Academic Purposes) dan EOP (English for Occupational Purposes) menurut bidang pembelajaran dan pekerjaan, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sumber: (Tony D. Evans & Maggie Jo, 1998: 6) Gambar 2.1
Klasifikasi ESP berdasarkan bidang pekerjaan
Dari pembagian divisi di atas, Pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata termasuk kedalam divisi English for Occupational Purposes yang mana dari EAP tersebut pelatihan bahasa Inggris masuk kedalam English for Vocational Purposes. English for Vocational dibagi menjadi dua sub-bagian; Pre-vocational dan Vocational English yang mana pelatihan bahasa Inggris ini termasuk Vocational English. Vocational English merupakan pelatihan bahasa Inggris yang berkaitan dengan pekerjaan, yang tujuan dari pelatihan tersebut untuk meningkatkan profesionalitas, keterampilan kerja dan peluang mereka.
Berdasarkan pendapat diatas mengenai ESP dapat disimpulkan bahwa definisi ESP (English of Specific Purposes) harus mencerminkan fakta tentang pengajaran ESP, khususnya terkait dengan pekerjaan dan disiplin tertentu, membuat penggunaan metode yang berbeda dari pengajaran Bahasa Inggris pada umumnya.
English for Specific Purposes
English for Academic
Purposes English for Science and Technolo gy English for Professional Purposes English for Medical Purposes English for Legal Purposes English for Manageme nt, Finance and Economics
English for Occupational
Purposes
English for Vocational Purposes
Terkait dengan pelatihan, peranan materi atau kurikulum sangat penting dalam setiap program pelatihan maupun program-program pembelajaran yang lain. Penentuan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta pelatihan. Dimana didalamnya memuat tujuan umum program, deskripsi materi, alokasi waktu, metode yang digunakan, sumber belajar serta evaluasi yang akan dilakukan. Kurikulum nantinya akan dijadikan pedoman bagi tutor dalam menyampaikan materi sehingga suatu program akan terarah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari program tersebut. Adapun Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) yang menyelenggarakan diklat untuk pemandu wisata mempunyai alokasi waktu pelatihan yang ditetapkan menggunakan standar minimal yaitu 120 jam, dengan rincian 50% teori dan 50% praktek. Materi pembelajaran yang disampiakan dalam proses pembelajaran meliputi materi umum, materi khusus, materi penunjang dan materi uji praktek. Untuk lebih jelasnya akan dicantumkan kurikulum diklat yang diselenggarakan HPI dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kurikulum Diklat Pemandu Wisata
(Sumber: Data Primer HPI, 2015)
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ESP (English for Specific Purposes) merupakan pendekatan pada pengajaran bahasa inggris dengan tujuan khusus sesuai dengan bidang ilmu dan pekerjaan yang ditekuni. ESP dibagi menjadi dua divisi dan dibagi lagi menjadi beberapa sub divisi. Pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata termasuk dalam sub-bagian Vocational English yang mana berfokus pada bidang pekerjaan tertentu
No Materi Teori Praktek Jumlah
1. Materi Umum
1.Sejarah Kebudayaan 10 2 12
2.Seni dan Kerajinan 4 4
3.Flora dan Fauna 4 4
4.Perhotelan 4 4 5.Cross Culture Understanding 4 4 2. Materi Khusus 1.Guiding Technique 6 8 14
2.Kepabean (Imigrasi, Bea cukai, Karantina & Kargo)
4 4
3.Travel Planning 4 4
4.Geografi Pariwisata Indonesia 4 4
5.Public Speaking 4 10 14
3. Materi Penunjang
1.Table Manner 8 8
2.Etika dan Protokol 4 2 6
3.P3K, SOP, dan
Kode Etik Pramuwisata
4 4
4.Teknik Penulisan dan Presentasi 4 4 4. Materi Praktek
1.Praktek Lapangan 30 30
dalam upaya meningkatkan profesioanalitas dan keterampilan terkait pekerjaan yang ditekuni yaitu menjadi pemandu wisata lokal yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris pada saat memandu wisatawan mancanegara.
Berkaitan dengan tabel di atas diketahui bahwa alokasi waktu yang digunakan dalam pelaksanaan diklat pemandu wisata pada umumnya untuk menjadi pemandu profesional yang diselenggarakan oleh Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) yaitu 120 jam. Dengan presentase 50% teori dan 50% praktek.