C. Seksi Pengawas Obat Hewan
3. Pelatihan Petugas Peternakan Di Bidang Kesehatan Hewan
Saat ini disadari bahwa petugas yang melakukan pelayanan kesehatan hewan sangat terbatas (Dokter Hewan, Mantri hewan). Sedangkan disisi lain tenaga Inseminator yang berada di lapangan cukup banyak dengan tugas pokoknya Inseminasi Buatan pada ternak sapi dan kerbau dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan hewan untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga.
Tenaga Insminator tersebut sebagian besar belum mempunyai pengalaman dan pengetahuan kesehatan hewan, karena latar belakang pendidikan yang tidak mendukung.
Menyikapi akan berkembangnya jasa pelayanan kesehatan hewan di Propinsi Sumatera Barat, maka perlu dilaksanakan Pelatihan Petugas
Peternakan di Bidang Kesehatan Hewan bagi Inseminator yang berlatar belakang pendidikan Non Snakma.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan petugas (Inseminator non Snakma) dalam pelayanan kesehatan hewan.
a. Tujuan
Mengantisipasi kekurangan tenaga Paramedis (Mantri Hewan) untuk pelayanan kesehatan hewan.
Meningkatkan dan mempercepat dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan hewan.
Mengoptimalkan peran petugas lapangan yang telah ada. b. Sasaran
Untuk mempersiapkan tenaga Paramedis (Pelayan Kesehatan Hewan) yang bermutu dan berkualitas.
Untuk menyamakan persepsi mengenai standar pelayanan kesehatan hewan yang harus dimiliki oleh tenaga Paramedis dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang tugas dan hak, kewenangan dan tanggung jawab tenaga Paramedis.
c. Waktu dan Tempat
Waktu Pelatihan Petugas Peternakan di Bidang Kesehatan Hewan (Inseminator non Snakma) dilaksanakan selama 20 hari, mulai dari tanggal 2 – 25 Juni 2003.
Tempat pelatihan di BPPV Wil. II Bukittinggi dan BPTU Sapi Potong Padang Mengatas.
d. Peserta pelatihan adalah tenaga Inseminator yang berlatar belakang pendidikan non Snakma sebanyak 15 orang, dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Tenaga Inseminator non Snakma
2. Berstatus PNS dan bertugas di Dinas Kabupaten/Kota yang menangani bidang peternakan .
.
e. Instruktur Pelatihan Petugas Peternakan di Bidang Kesehatan Hewan (Inseminator non Snakma) berasal dari beberapa instansi antara lain : 1. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat
2. BPPV Regional II Bukittinggi 3. BLPP Bandar Buat
4. BIB Mini Tuah Sakoto
f. Materi pelatihan terdiri dari dua aspek yakni materi penunjang dan kelompok inti, dengan setiap jam pelajaran selama 45 menit. Adapun materi yang disampaikan sebagai berikut :
Materi Penunjang :
1. Kebijakan Pembangunan Pertanian Propinsi Sumatera Barat 2. Kebijakan Pembangunan Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 3. Situasi Umum Kesehatan Hewan di Propinsi Sumatera Barat. 4. Dinamika Kelompok
5. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat 6. Perlindungan Konsumen
7. Kode Etik Ikatan Paramedis Veteriner Indonesia 8. Pembinaan Kelompok
Kelompok Inti
1. Peraturan Perundang-undangan Kesehatan Hewan. 2. Epidemiologi
3. Penyakit Hewan Virusi 4. Penyakit Hewan Bakteriawi 5. Pola Pelayanan Kesehatan Hewan. 6. Vaksinasi.
7. Diagnosa Klinik dan Terapi. 8. Penyakit Metabolisme 9. Penyakit Individual
10. Penyakit Parasit
11. Penyakit Gangguan Reproduksi 12. Penyakit Unggas
13. Penanganan Anak Batilan
14. Pengambilan dan penanganan Spesimen 15. Pathologi
16. Penyakit Zoonosis
17. Laboratorium Diagnostika 18. Penyuluhan/Clien Education
19. Praktek Laboratorium/Problem Solving Keswan 20. Farmokologi dan Pengobatan
21. Teknik Handling Hewan 22. Teknik Sanitasi
23. Management Ternak g. Metoda Pelatihan
1. Diskusi.
Instruktur memberikan materi pelatihan dengan cara diskusi kepada peserta. Untuk memudahkan proses penerimaan materi oleh peserta pelatihan, maka instruktur menggunakan peragaan dan sebagainya 2. Praktek Lapangan.
Melalui praktek lapangan, peserta melihat secara nyata materi yang disajikan. Pengalaman ini sangat bermanfaat dan berharga bagi peserta, karena mereka dapat melihat dan mempraktekannya secara langsung.
h. Hasil yang Dicapai
Pelatihan Petugas Peternakan di Bidang Kesehatan hewan yang pesertanya terdiri dari tenaga Inseminator di tiap Kabupaten dan Kota se Sumatera Barat, telah dapat menerima materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan antusias, dimana dari jumlah peserta sebanyak 15 orang yang dapat mengikuti pelajaran sampai selesai adalah sebanyak 14 orang dan satu
orang sakit. Sesuai dengan materi pelajaran yang direncanakan yaitu Materi Penunjang sebanyak 8 materi dan Kelompok Inti sebanyak 23 materi, baik teori maupun praktek dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 200 jam. Peserta telah dapat melakukan pelayanan kesehatan hewan dengan baik sebagai paramedis veteriner.
4. Kegiatan BLM Pos keswan
Bantuan modal bergulir dimaksudkan untuk menumbuhkan kelompok-kelompok tani ternak yang mandiri dalam bidang pelayanan kesehatan hewan dan persoalan reproduksi yang akan menunjang produktifitas usaha petani peternak. Besarnya bantuan Rp.20 juta perkelompok ( 2 Pos Keswan seperti terlihat pada lampiran ).
Bantuan modal bergulir ini akan meangsang tumbuhnya perekonomian di nagari menjadikan kelompok dapat mengatasi permasaalahannya dibidang pelayanan kesehatan hewan. Untuk tahun 2003 ini ditetapkan 2 kelompok/unit pelayanan kesehatan hewan sebagai penerima bantuan bergulir.
a. Maksud :
Meningkatkan tumbuhnya perekonomian dinagari lokasi Pos Keswan. b. Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam subsektor Peternakan khususnya pelayanan kesehatan hewan.
c. Sasaran :
Kelompok tani ternak mandiri dalam pelayanan kesehatan hewan sehingga terwujud Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu yang dibiayai oleh masyarakat setempat.
d. Sistim pelaksanaan pekerjaan.
Dana bantuan Rp. 20 juta setiap Pos Keswan diserahkan dari Proyek (Pemerintah) kepada BPR atau Bank dengan perjanjian tertentu (lamakredit,suku bunga dan sistim cicilan)
Ketua kelompok tani bersama penanggung jawab pos keswan (Dokter Hewan) membuat rencana kebutuhan seperti obat-obatan hewan, alat-alat peternakan dan lain-lain.
Ketua/kelompok tani mengajukan kebutuhan dana ke BPR/Bank bersama Dokter hewan penanggung jawab
Ketua/kelompok tani membuat kesepakatan sistim pembayaran pelayanan operasional/bahan.
BPR/Bank menerima pengembalian cicilan pokok tambah bunga.
e. Sistim pelaporan
- Proyek/Dinas memonititor kelancaran kredit (pokok + bunga) ke BPR/Bank
- Ketua kelompok membuat laporan realisasi penyaluran dana dan cicilan setiap bulan ke Proyek.
Kegiatan BLM berjalan sampai 2005.
5. Melaksanakan Pelatihan Tekhnis Laboratorium untuk Pos Keswan di BPPV Regional II Bukittingi
a. Maksud
Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan petugas Pos Keswan dalam pelaksanaan pemeriksaan laboratorium.
b. Tujuan
Tujuan dari Pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosa penyakit,mengendalikan penyakit hewan dan pemetaan penyakit.
c. Sasaran
Untuk menyamakan persepsi mengenai standar persyaratan yang harus dimiliki oleh Laboratorium Kesehatan Hewan tipe C dan menyiapkan institusi atau sarana laboratorium dalam rangka meningkatkan
pengetahuan tentang tugas dan hak, kewenangan dan tanggung jawab laborotarium tipe C.
d. Waktu dan Tempat Pelatihan
Pelatihan Tekhnis Laboratorium untuk Pos Keswan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari mulai tanggal 4 – 14 Agustus 2003 bertempat di BPPV Regional II Bukittinggi.
e. Materi Pelatihan terdiri dari 1. Kelompok Dasar :
- Kebijaksanaan Pembangunan Peternakan 2. Kelompok Inti : a. Peran Laboratorium b. Klinik Spesimen/Handling c. Epidemiologi d. Parasitologi e. Patologi f. Bakteriologi g. Virologi h. Serologi i. Kesmavet j. Penyakit Reproduksi 3. Kelompok Penunjang : a. UU Veteriner b. Karantina f. Peserta
Peserta Pelatihan adalah:
1. Dokter Hewan (Petugas Pos Keswan yang berlatar belakang Pendidikan Snakma)
2. Bertugas di Pos Keswan
3. Status PNS dan atau Tenaga Honor
5.Membawa Jas Lab (baju Lab)
6. Peserta yang akan mengikuti pelatihan berasal dari Pos Keswan yang berasal dari :
Limbanang (Kab. 50 Kota)
Pakan Sabtu (Kab. 50 Kota)
Koto Hilalang (Kab. Agam)
Batusangkar (Kab. Tanah Datar)
Sungai Sarik (Kab. Padang Pariaman)
Inderapura (Kab. Pesisir Selatan)
Padang Laban (Kab. Pesisir Selatan)
Sutra (Kab. Pesisir Selatan)
Tarusan (Kab. Pesisir Selatan)
Kolok (Kota Sawahlunto Sijunjung)
Kota Solok (Kota Solok)
Muara Labuh (Kab. Solok)
Muaro Sijunjung (Kab. Sawahlunto Sijunjung)
Sialang Gaung (Kab. Sawahlunto Sijunjung)
Kota Padang Panjang (Kota Padang Panjang)
Kota Pariaman (Kota Padang Pariaman)
Rao Mapat Tunggul (Kab. Pasaman)
Kota Payakumbuh (Kota Payakumbuh)
g. Instruktur
Instruktur atau pelatih dalam melaksanakan kegiatan pelatihan berasal dari : 1. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.
2. BPPV Regional II Bukittinggi.
h. Hasil yang dicapai :
Pelatihan Petugas Peternakan di Bidang Kesehatan hewan yang pesertanya terdiri dari tenaga Inseminator di tiap Kabupaten dan Kota se Sumatera
Barat, telah dapat menerima materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan antusias, dimana dari jumlah peserta sebanyak 15 orang yang dapat mengikuti pelajaran sampai selesai adalah sebanyak 14 orang dan satu orang sakit. Sesuai dengan materi pelajaran yang direncanakan yaitu Materi Penunjang sebanyak 8 materi dan Kelompok Inti sebanyak 23 materi, baik teori maupun praktek dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 200 jam. Peserta telah dapat melakukan pelayanan kesehatan hewan dengan baik sebagai paramedis veteriner.