• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelatihan

Pelatihan adalah suatu kegiatan mempelajari kemampuan dan pengetahuan

dalam bidang tertentu yang dengan sengaja diberikan melalui prosedur sistematis dan terorganisir untuk mencapai kerja yang efektif. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan pada praktek daripada teori yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan pendekatan pelatihan untuk orang dewasa dan bertujuan meningkatkan dalam satu atau berbagai jenis keterampilan (SK Menpan No. 01/Kep/M.Pan/2001), sementara Edwin B Flippo menyatakan bahwa pelatihan adalah proses membantu pegawai memperoleh efektivitas dalam pekerjaan sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, fikiran, dan tindakan, kecelakaan, pengetahuan dan sikap (Suwaji, 2008).

Mangkuprawira (2004) menyatakan bahwa pelatihan merupakan sebuah proses yang mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja (vocational) yang dapat digunakan dengan segera. Menurut Gomes dalam Sukarto (2011) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.

Tujuan Penelitian :

1. Untuk meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.

2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.

3. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten. 4. Untuk membantu masalah operasional.

5. Memberi wawasan kepada para karyawan untuk lebih mengenal organisasinya.

6. Meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang.

7. Kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain.

8. Meningkatkan kemampuan menginterprestasikan data dan daya nalar para karyawan.

9. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para karyawan dalam menganalisis suatu permasalahan serta pengambilan keputusan.

Pelatihan merupakan sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan organisasional. Pelatihan memberikan pengetahuan, keterampilan serta mengubah sikap yang spesifik dan dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka dalam organisasi (Jackson, 2006). Dengan adanya pengetahuan dan keterampilan diharapkan agar seseorang dapat melakukan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan

menggunakan sumber daya yang maksimal untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai waktu yang ditentukan dalam organisasi.

Program pelatihan harus mencakup sebuah pengalaman belajar dan merupakan kegiatan organisasional yang dirancang dan dirumuskan sebagai rancangan organisasi yang efektif terdiri dari 3 faktor utama, yaitu tahap identifikasi kebutuhan pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi pelatihan. Latihan adalah proses membantu para pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka baik yang sekarang ataupun yang akan datang, melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan pikiran dan tindakan, pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat disebut latihan, yaitu :

1. Latihan harus membatu pegawai menambah kemampuannya.

2. Latihan harus menimbulkan perubahan kebiasaan-kebiasaan bekerja dari pegawai, termasuk sikapnya terhadap pekerjaan dalam menerapkan informasi dan pengetahuan terhadap pekerjaan sehari-hari.

3. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode pelatihan dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pelatihan. Banyak sekali metode yang dapat dipilih

dalam suatu kegiatan pelatihan. Metode-metode tersebut dapat dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti efektivitas biaya, isi program pelatihan yang diinginkan, prinsip-prinsip belajar, kemampuan dan preference peserta pelatihan serta kemampuan dan preference trainer (Soebagio dan Atmowirio, 2002). Berikut adalah beberapa metode pelatihan yaitu :

1. Metode Seminar

Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu sidang yang berusaha membahas/mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu dalam rangka mencari jalan pemecehannya atau mencari pedoman pelaksanaannya.

Kelebihan metode seminar

a. Peserta pelatihan mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang diseminarkan.

b. Peserta pelatihan mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya.

c. Peserta pelatihan dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah. Kelemahan metode seminar

a. Memerlukan waktu yang lama

b. Peserta pelatihan menjadi kurang aktif c. Membutuhkan penataan ruang tersendiri

2. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelatihan dengan menuruh peserta pelatihan (serta dikelompok-kelompokkan) guna mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pelatihan. Mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melasksanakan tugas. Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa peserta pelatihan dalam satu sesi pelatihan dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).

Kelompok bisa dibuat berdasarkan :

a. Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar.

b. Perbedaan minar belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas peserta pelatihan yang punya minat yang sama.

c. Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.

d. Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal, yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja.

e. Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain. f. Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok

Kelebihan metode kerja kelompok

a. Para peserta pelatihan lebih aktif tergabung dalam pelatihan mereka

b. Memungkinkan trainer untuk lebih memperhatikan kemampuan para peserta pelatihan.

c. Dapat memberikan kesempatan pada para peserta pelatihan untuk lebih menggunakan keterampilan bertanya dalam membahas suatu masalah.

d. Mengembangkan bakat kepemimpinan para peserta pelatihan serta mengerjakan ketrampilan berdiskusi.

Kelemahan metode kerja kelompok

a. Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para peserta pelatihan yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.

b. Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan peserta pelatihan memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri-sendiri.

c. Kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan daya guna mengajar yang berbeda pula.

3. Metode Kerja Lapangan

Metode kerja lapangan merupakan metode pelatihan dengan mengajak peserta pelatihan ke dalam suatu tempat diluar pelatihan yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar peserta pelatihan dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Metode kerja lapangan juga merupakan ajang

untuk mengaitkan teori dengan praktek, mempraktekkan keterampilan yang didapat, melakukan pengamatan dan refleksi.

Kelebihan metode kerja lapangan

a. Peserta pelatihan mendapat kesempatan untuk langsung aktif mempraktekkan hasil pelatihan di lapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung. b. Peserta pelatihan menemukan pengertian pemahaman dari hasil pelatihan itu

mengenai kelemahan-kelemahannya maupun kelebihannya. Kelemahan metode kerja lapangan

a. Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan penguasaan pengetahuan yang terbatas.

b. Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari pelatihan sehingga trainer perlu meninjau dan mempersiapkan terlebih dahulu.

4. Metode Sumbang Saran / Curah Pendapat

Sumbang saran merupakan suatu cara dalam pelatihan dengan mengutarakan suatu masalah ke peserta pelatihan oleh trainer kemudian peserta pelatihan menjawab mengemukakan pendapat / jawaban dan komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru (Roestiyah, 1991). Metode sumbang saran/curah pendapat juga merupakan metode untuk mengumpulkan ide-ide, pengalaman- pengalaman, dan memancing berpikir kreatif/inovatif perserta pelatihan.

a. Suasana disiplin dan demokratis dapat tumbuh

b. Peserta pelatihan aktif untuk menyatakan pendapatnya

c. Melatih peserta pelatihan untuk berfikir dengan cepat dan tersusun logis Kelemahan metode sumbang saran :

a. Trainer kurang memberi waktu kepada peserta pelatihan untuk berfikir yang baik.

b. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh peserta pelatihan tertentu.

c. Trainer hanya menampung pendapat-pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.

5. Metode Presentasi

Metode presentasi merupakan penyampaian informasi dan pengetahuan dari seorang trainer dengan menggunakan komunikasi satu arah. Dalam metode presentasi, trainer penting memiliki keahlian/kemampuan yang spesifik etrkait dengan bahan/materi pelatihan yang disampaikan/dipresentasikan kepada peserta pelatihan. Metode ini akan tepat jika dilengkapi dengan alat bantu yang dapat menambah daya tarik atau nilai tambahy dari bahan/materi yang akan dipresentasikan. Begitupun sebaliknya jika dilakukan dengan biasa-biasa saja maka akan mengakibatkan hal yang membosankan dan monoton bagi peserta pelatihan. Kelebihan metode presentasi :

a. Dapat mentransfer pengetahuan kepada peserta pelatihan dengan jumlah peserta pelatihan yang banyak.

b. Jika ditampilkan dengan menarik akan menambah motivasi peserta pelatihan untuk menyimaknya.

Kelemahan metode presentasi :

a. Sangat bergantung kepada media pendukung

b. Sulit menelaah kefokusan peserta pelatihan, karena komunikasi yang terjadi hanya satu arah.

6. Metode Penemuan (Discovery)

Metode penemuan merupakan proses mental dimana peserta pelatihan mampu mengasimilasikan/mencampurkan suatu proses atau prinsip-prinsip. (Yamin, 2003). Kelebihan metode penemuan :

a. Dapat mengakibatkan kegairahan belajar pada diri peserta pelatihan.

b. Metode ini mampu memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing.

c. Peserta pelatihan memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa peserta pelatihan tersebut.

Kelemahan metode penemuan :

a. Para peserta pelatihan harus ada kesiapan dan kematangan mental.

b. Bila kondisi pelatihan terlalu besar penggunaan metode ini kurang berhasil. 7. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan salah satu cara dalam pelatihan dimana seorang peserta pelatihan diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dalam pelatihan dan dievaluasi oleh trainer (Roestiyah, 1991).

Kelebihan metode eksperimen :

a. Peserta pelatihan terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah.

b. Peserta pelatihan lebih aktif berfikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.

c. Peserta pelatihan dalam melaksanakan eksperimen selain memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan menggunakan alat-alat percobaan.

Kelemahan merode eksperimen :

a. Seorang trainer harus benar-benar menguasi materi yang diamati dan harus mampu mengelola peserta pelatihannya.

b. Memerlukan waktu dan biaya yang sedikit lebih dibandingkan metode yang lain.

8. Metode Bermain Peran

Role playing dilakukan dengan meminta peserta pelatihan untuk melakukan suatu peranan. Metode ini tentu menjamin keterlibatan peserta pelatihan dan juga mendayagunakan efek kinestetik/gerakan. Role playing biasanya digunakan untuk mengembangkan kemampuan inter-personal atau kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Role playing dilakukan dengan terlebih dahulu merancang suatu kondisi yang harus dihadapi.

Kelebihan metode bermain peran :

a. Karena mereka bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah- masalah yang dihadapi.

b. Bagi peserta pelatihan dengan bermain peran sebagai orang lain, maka ia dapat menempatkan diri seperti watak orang lain itu.

c. Dapat merasakan perasaan orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian.

Kelemahan metode bermain peran :

a. Bila trainer tidak menguasi penggunaan metode ini untuk sesuatu sesi pelatihan, maka bermain peran tidak akan berhasil.

b. Bila trainer tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, maka akan mengacaukan berlangsungnya sesi pelatigan.

9. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode pelatihan dimana trainer membagi tugas meneliti sutau masalah kepada peserta pelatihan. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan yang etrsusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir (Roestiyah, 1991). Metode pelatihan inquiry menekankan kepada aktivitas peserta pelatrihan secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya metode ini menempatkan peserta pelatihan sebagai subjek belajar. Dalam proses pelatihan,

peserta pelatihan tidak hanya berperan sebagai penerima materi melalui penjelasan trainer pelatihan secara verbal, tetapi peserta pelatihan berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelatihan. Dengan demikian, metode pelatihan inquiry menempatkan trainer bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagi fasilitator dan motivator. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara trainer peserta pelatihan. Tujuan dari penggunaan metode inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam metode inquiry peserta pelatihan tak hanya dituntut untuk menguasi materi pelatihan, akan tetapi bagaimana menggunakan potensi yang dimilikinya. Kelebihan metode inquiry :

a. Mendorong peserta pelatihan untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur dan terbuka.

b. Siatusi proses pelatihan menjadi lebing merangsang peserta pelatihan untuk berfikir secara sistematis, kritis dan logis.

c. Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri peserta pelatihan.

d. Mendorong peserta pelatihan untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.

Kelemahan metode inquiry :

a. Peserta pelatihan perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir memperoleh pengertian tentang konsep.

b. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering trainer sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.

10. Metode Simulasi

Sebagai metode pelatihan, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pelatihan dengan asumsi tidak semua proses pelatihan dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Metode pelatihan ini mengharuskan peserta pelatihan melakukan peran tertentu diluar dirinya sendiri atau melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan dalam sebuah situasi baru. Melalui proses simulasi, peserta pelatihan akan memperoleh pengalaman pembelajaran mendekati situasi nyata.

Kelebihan metode simulasi :

a. Dapat menyenangkan peserta pelatihan

b. Mengajak trainer untuk mengembangkan kreatifitas peserta pelatihan c. Eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya. d. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi peserta pelatihan dalam

menghadapi simulasi yang sebenarnya. Kelemahan metode simulasi :

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan

b. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pelatihan menjadi terabaikan.

c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi peserta pelatihan dalam melakukan simulasi.

11. Metode Problem Solving

Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh peserta pelatihan. Seorang trainer harus pandai-pandai merangsang peserta pelatihannya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya (Roestiyah, 1991). Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode pelatihan tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Kelebihan metode problem solving :

a. Masing-masing peserta pelatihan diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para peserta pelatihan merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri.

b. Para peserta pelatihan diajak untuk lebih menghargai orang lain.

c. Untuk membantu peserta pelatihan dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat.

Kelemahan metode problem solving :

a. Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan materi sering diabaikan.

b. Metode ini sering kali menyulitkan mereka yang sungkan mengutarakan pendapat secara lisan.

12. Metode Karyawisata

Metode karyawisata merupakan pelatihan yang dilaksanakan dengan mengajak peserta pelatihan kesuatu tempat atau obyek tertentu untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu (Roestiyah, 1991). Karyawisata dalam arti metode pelatihan mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini berarti kunjungan ke luar dari ruang pelatihan dalam rangka belajar/pelatihan.

Kelebihan metode karya wisata :

a. Peserta pelatihan dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas obyek karya wisata itu serta mengalami dan menghayati langsung.

b. Peserta pelatihan dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan menghayatinya secara langsung.

c. Peserta pelatihan dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala macam persoalan yang dihadapi.

a. Karena dilakukan di luar ruang pelatihan dan jarak yang cukup jauh maka memerlukan transport yang mahal dan biaya yang mahal.

b. Menggunakan waktu yang lebih panjang dari pada jam pelatihan. 13. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara lisan menyajikan bahan untuk mencapai tujuan pelatihan (Suwaji, 2008). Metode tanya jawab adalah metode pelatihan yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi tanya jawab antara trainer dengan peserta pelatihan. Kelebihan metode tanya jawab :

a. Trainer dapat mengetahui penguasaan peserta pelatihan terhadap bahan/materi pelatihan yang telah disajikan.

b. Memberi kesempatan pada peserta pelatihan untuk mengajukan pertanyaan terhadap persoalan yang belum dipahami.

Kelemahan metode tanya jawab yaitu trainer hanya memberikan giliran untuk bertanya pada peserta pelatihan tertentu saja.

14. Metode Quantum

Memandang pelaksanaan pelatihan seperti permainan musik orkestra-simfoni. Trainer harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha peserta pelatihan diberi reward (penghargaan). Strategi quantum tumbuhkan minat dengan alami dengan dunia realitas peserta pelatihan, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi

dengan tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum- tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.

Kelebihan metode Quantum :

a. Suasana yang diciptakan kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai.

b. Setiap pendapat peserta pelatihan sangat dihargai. c. Proses belajarnya berjalan sangat komunikatif. Kelemahan metode Quantum :

a. Tidak semua trainer dapat menciptakan suasa kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai.

b. Berlebihan memberi reward pada peserta pelatihan. 15. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara pelatihan dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Diskusi untuk melakukan suatu tugas atau menggali ide-ide baru. Metode ini akan merangsang peserta pelatihan untuk mereproduksi, memikirkan berulang-ulang secara intensif apa yang terkandung dalam materi pelatihan. Metoda ini mempunyai dua daya serap yang tinggi, selama trainer dapat menjaga keterlibatan dari semua peserta pelatihan. Metode diskusi merupakan metode platihan yang menghadapkan peserta pelatihan pada suatu permasalahan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu

argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

Kelebihan metode diskusi :

a. Peserta pelatihan dapat saling bertukar ide dan pengalaman. b. Mengembangkan kekuatan pikiran

c. Membuat partisipasi peserta pelatihan menjadi optimal. d. Meningkatkan penghargaan terhadap pendapat orang lain. Kelemahan metode diskusi :

a. Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu

b. Tidak semua argument bisa dilayani atau diajukan untuk dijawab. c. Semua berisik, bila trainer tidak mengelola dengan baik.

d. Bisa menyinggung perasaan peserta pelatihan jika idenya dikritik. e. Bila ketua kelompok dominan, proses berbagi tidak terjadi. 16. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada peserta pelatihan. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode pelatihan dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta pelatihan yang pada umumnya mengikuti secara pasif dan penyampaian informasi yang dilakukan umumnya dengan cara komunikasi satu arah. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Metode ceramah merupakan penuturan bahan/materi pelatihan secara lisan yang biasanya diikuti oleh cukup banyak peserta

pelatihan. Metode ini senantiasai bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik dan didukung dengan alat serta media yang mumpuni.

Kelebihan metode ceramah :

a. Materi yang diberikan terurai dengan jelas.

b. Dapat menyampaikan informasi yang tidak tersedia dalam buku. c. Dapat mempresentasikan fakta-fakta secara singkat.

d. Dapat menghubungkan antara teori dan praktek atau pengalaman nyata. Kekurangan metode ceramah :

a. Peserta pelatihan menjadi pasif, tidak dilibatkan b. Kurang kesempatan untuk pemecahan masalah.

c. Sulit mengevaluasi kemajuan belajar peserta pelatihan.

d. Peserta pelatihan sukar memusatkan perhatian dalam jangka waktu lama. e. Hal-hal yang dapat diingat sangat sedikit.

17. Metode Praktek

Adalah aktifitas dimana peserta memperagakan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan di bawah pengawasan trainer.

Kelibahan metode praktek :

a. Peserta pelatihan dapat memperagakan pengetahuannya dalam kondisi yang sebenarnya.

b. Trainer bisa langsung memberikan masukan.

d. Trainer bisa mengidentifikasi informasi/keterampilan yang masih diperlukan peserta pelatihan.

Kelemahan metode praktek :

a. Ketersediaan alat peraga atau prasana yang mendukung b. Biasanya membutuhkan biaya yang mahal

c. Tujuan prkatikum tidak tercapai tanpa supervisi yang baik dari trainer. 18. Metode Permainan

Metode permainan adalah suatu metode pelatihan melalui cara-cara yang menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan menantang untuk menyampaikan pesan- pesan materi pelatihan. Jika, permainan itu merupakan sarana untuk menymapaikan pesan-pesan memberi materi pelatihan dengan lebih menarik untuk menghindari, kejenuhan peserta pelatihan. Pemilihan permainan yang tepat dapat menggairahkan, mengurangi kejenuhan, memicu dan memacu prestasi, saling menghibur, mempercepat pembauran peserta pelatihan dan memetik pelajaran yang terkandung dalam permainan tersebut. Pada sesi pelatihan yang berdurasi relatif panjang, atau dengan pendekatan yang monoton dan kurang melibatkan peserta pelatihan, kegairahan peserta pelatihan dalam mengikuti setiap materi menjadi harus diselingi dengan kegiatan “pemecah kebekuan” atau “Icebreakers” dan pembangkit daya dan dinamika atau “energiser”.

Kelebihan metode permainan :

a. Dapat mempercepat dan mempermudah peserta pelatihan untuk saling

Dokumen terkait