• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

A. Kegiatan Pelayanan Bimbingan

5. Pelayanan bimbingan keterampilan

Pelayanan bimbingan keterampilan dilaksanakan pada hari Senin hingga hari Kamis, pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, dengan waktu istirahat hanya 15 menit dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 10.15 WIB. Bimbingan keterampilan ini dilaksanakan di dalam 4 bangunan khusus keterampilan, yaitu keterampilan bordir, salon kecantikan, elektro, dan otomotif roda dua. Setiap kegiatan keterampilan tersebut dilakukan di ruangan keterampilan masing-masing yang diikuti siswa.

Berikut adalah deskripsi dari setiap bimbingan keterampilan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara.

a. Keterampilan bordir

Keterampilan bordir dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Keterampilan ini dilaksanakan di sebuah bangunan khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan bordir. Di dalam ruangan keterampilan ini terdiri dari 26 orang siswa yang seluruhnya adalah perempuan. Suasana saat berlangsungnya aktivitas dapat dilihat pada gambar 1.7. Instruktur yang membimbing siswa untuk membordir di sini adalah instruktur yang memang memiliki keahlian untuk membordir dan setiap siswa diajarkan setiap teknik-teknik yang harus dipahami untuk membuat hasil bordiran yang baik dan benar. Di dalam bangunan tempat praktek membordir telah

tersedia peralatan untuk membordir, yaitu mesin jahit berjumlah 42 buah, beserta perlengkapan menjahit lainnya, seperti benang, gunting, ram, dan bahan atau kain sebagai wadah dari pola atau motif yang akan dibordir oleh siswa.

Adapun proses berlangsungnya keterampilan membordir adalah: 1) Instruktur memberikan pengarahan mengenai tugas-tugas membor-

dir yang akan dikerjakan oleh setiap siswa.

2) Menyiapkan pola bordiran dengan menggambar ataupun menjiplak dengan menggunakan kertas karbon terhadap pola yang telah

disiapkan oleh instruktur ke bahan atau kain yang hendak dibordir. 3) Siswa membordir kain atau bahan sesuai pola yang sudah digambar.

Setiap siswa mengerjakannya secara individual, namun tetap dapat meminta petunjuk dari siswa lain maupun instruktur, yaitu seperti pada gambar 1.8.

4) Instruktur mengawasi kegiatan siswa dan menjelaskan hal-hal yang mungkin ditanyakan oleh siswa sputar kegiatan keterampilan bordir tersebut.

Kain yang dibordir ini kemudian akan dijahit oleh siswa untuk dijadikan taplak meja, sarung bantal, telekung, mukenah, seprai, selendang, dan lain-lain. Pada gambar 1.9 menunjukkan siswa sedang menjahit hasil bordiran menjadi sarung bantal. Pada tahapan awal siswa mempelajari teknik membordir, terlebih dahulu setiap siswa diajarkan berbagai bentuk pola atau motif sebagai dasar pengembangan kreatifitas siswa untuk menggambar motif yang akan dibordir. Siswa dapat juga menggambar

ulang motif yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan karbon. Hal ini ditunjukkan seperti pada gambar 2.1.

Adapun motif yang dipelajari oleh siswa adalah: 1) Motif dasar garis patah

2) Motif dasar bulat, oval, dan 4 tetes air 3) Motif dasar garis lengkung dan gelombang 4) Motif dasar gabungan

5) Daun, bunga, buah, dan galur. Contoh motif ini ditunjukkan pada gambar 2.2.

6) Pola bebas, yaitu bentuk air, pola serak, jalan semprot, dan jalan sasag 7) Stik dan bentuk karang, yaitu sarang lebah, kerawang solder,

kerrawang laba-laba, kerrawang tepas, kerrawang melati, dan sisik ikan.

8) Motif gabungan dari rangkaian motif yang tersebut di atas. Motif gabungan ini ditunjukkan pada gambar 2.3.

Evaluasi terhadap hasil pekerjaan siswa dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan ketentuan yang disampaikan oleh instruktur. Kriteria penilaian instruktur dinilai dari teori dasar, teori menggambar, dan teori pengetahuan bahan dan alat.

b. Keterampilan salon kecantikan

Keterampilan salon kecantikan dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Keterampilan ini dilaksanakan di sebuah bangunan tersendiri, khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan salon kecantikan. Keterampilan ini

diikuti oleh 40 orang siswa dan keseluruhannya adalah perempuan. Di dalam bangunan ini telah tersedia peralatan-peralatan salon, seperti sisir (sisir embi dan sisir rajor), gunting (guntung biasa dan gunting zigzag), alat pengeriting rambut, penjepit rambut, hair drier, baby list, rol untuk blow rambut, kliper, kertas rotto, rotto, serta perlengkapan salon seperti kaca, rak peralatan salon, steamer cup, wastafel tempat untuk mencuci rambut, lemari yang berisi barbagai obat untuk keperluan rambut, dan etalase tempat penyimpanan konde hasil kreasi siswa, yaitu seperti ditunjukkan pada gambar 2.4.

Adapun jenis-jenis kegiatan yang dipelajari pada keterampilan salon kecantikan ini adalah:

1. Teknik memotong rambut yang benar dan harus sesuai dengan pola rambut untuk membuat potongan solid (pangkas lurus atau horizontal), graduasi (pangkas 0° hingga 60°), atau layer (pangkas 90° hingga 180°).

2. Cara creambath yang benar, memijat, dan mencuci rambut. 3. Teknik melakukan pelurusan rambut dengan menggunakan alat

baby list.

4. Teknik pelurusan rambut dengan menggunakan obat atau cream pelurus rambut (rebonding atau ion).

5. Teknik pengeritingan rambut dengan menggunakan alat pengeriting untuk pengeritingan yang bertahan untuk sementara, yaitu seperti pada gambar 2.5, hingga memperoleh hasil yang diharapkan, seperti dinjukkan pada gambar 2.6.

6. Teknik pengeritingan rambut dengan menggunakan obat agar Pengeritingan yang sifatnya permanen, dengan berbagai model pengeritingan, misalnya keriting stik, keriting dasar, keriting batu bata, keriting sosis, keriting antenna, dan keriting spiral.

7. Cara memblow rambut dengan menggunakan rol, yaitu seperti pada gambar 2.7.

8. Cara pengeringan rambut yang benar dengan menggunakan hair drier, misalnya arah dan jarak hair drier terhadap rambut yang dikeringkan. Penggunaan hair drier ditunjukkan pada gambar 2.8.

9. Teknik menyanggul maupun membuat konde atau sanggul, yaitu sanggul dewi yang terbagi atas sanggul dewi malang, dewi polos, dan dewi polos angka delapan.

Keterampilan salon kecantikan ini biasanya dilakukan secara berkelompok atau setidaknya 2 orang siswa saling bekerja sama secara bergantian, seperti pada gambar 2.9. Hal ini terjadi karena masing-masing siswa juga menjadi model praktek salon bagi kegiatan keterampilan salon kecantikan tersebut. Jadi apabila seorang siswa telah melakukan prakteknya, maka harus bergantian kembali untuk menjadi model prakteknya. Setiap 1 caturwulan, siswa pada keterampilan salon kecantikan ini juga harus menghadapi evaluasi , baik teori maupun praktek. Kriteria penilaian adalah berdasarkan teori dasar, teori menggambar, dan teori pengetahuan bahan dan alat.

c. Keterampilan elektronik

hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Keterampilan ini diadakan di dalam sebuah bangunan tersendiri, khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan elektronik. Keterampilan ini diikuti oleh 10 orang siswa dan keseluruhannya adalah laki-laki. Di dalam bangunan ini telah tersedia peralatan-peralatan yang digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap barang elektronik, yaitu solder, timah sebagai bahan perekat pada saat menyolder, kabel, obeng positif dan negatif, multitester, sedotan timah, tang, yaitu ditunjukkan pada gambar 3.1, dan peralatan lain yang mendukung kegiatan perbaikan barang-barang elektronik. Selain itu, sebagai bahan untuk membuat rangkaian telah disediakan resistor, dioda, Intergrate Circuit (IC), dan kondensator, yang terdiri dari elco, mika, milar, dan kramik. Semuanya disimpan di dalam lemari peralatan, yaitu seperti pada gambar 3.2. Sebagai bahan praktek atau objek yang diperbaiki oleh siswa maka disediakanlah sejumlah barang-barang elektronik, seperti televisi, radio, dan tape. Apabila ada pihak-pihak tertentu, misalnya pegawai yang memberikan barang lainnya sebagai objek praktek, maka siswa-siswa tersebut akan memperbaikinya juga. Pada keterampilan elektronik ini siswa juga dibantu oleh seorang instruktur yang benar-benar memahami teknik-teknik dalam memperbaiki barang-barang elektronik, hal ini ditunjukkan seperti pada gambar 3.3. Dalam melakukan kegiatannya, siswa dapat memperbaiki barang-barang elektronik tersebut secara individual karena pekerjaan mereka sangat memerlukan ketelitian, hal ini ditunjukkan seperti pada gambar 3.4. Bagaimanapun juga pengetahuan individual terhadap seluk beluk

mengenai pengetahuan elektronika memang harus benar - benar sudah dipahami, misalnya mengenai kelistrikan, rangkaian elektronika, cara mensolder (seperti pada gambar 3.5), dan lain-lain.

Adapun barang-barang elektronika yang telah diperbaiki oleh siswa, yaitu loudspeaker, amplifier, radio, televisi, remote, rice cooker, kipas angin, MP3, charger, seterika, dan jam.

Selain memperbaiki barang-barang elektronik, siswa juga dapat membuat rakitan seperti pada gambar 3.6. Kegiatan perakitan yang telah dilakukan oleh siswa, meliput i:

1. Membuat adaptor untuk amplifier. 2. Membuat penghemat listrik. 3. Membuat charger.

4. Membuat bara api dari listrik.

Adapun teori pengantar yang telah dipelajari oleh siswa, meliputi: 1. Pengenalan terhadap arus listrik.

2. Pengenalan terhadap peralatan elektronika. 3. Cara membuat rangkaian elektronika.

4. Tahapan dalam memperbaiki peralatan elektronika.

Setiap 1 caturwulan, siswa pada keterampilan elektronika ini juga harus menghadapi evaluasi , baik teori maupun praktek. Kriteria penilaian adalah berdasarkan teori dasar, teori menggambar, dan teori

pengetahuan bahan dan alat. c. Keterampilan otomotif roda dua

dengan hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB. Keterampilan ini diadakan di sebuah bangunan tersendiri, khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan otomotif roda dua, yaitu seperti pada gambar 3.7. Keterampilan ini diikuti oleh 20 orang siswa dan keseluruhannya diikuti oleh laki-laki. Di dalam bangunan ini telah tersedia peralatan-peralatan untuk melakukan kegiatan perbengkelan, seperti tang, obeng positif dan negatif, mesin pompa angina ke dalam ban (kompresor) yang ditunjukkan pada gambar 3.8, 1 set kunci pas, kunci ring, kunci soc, kunci letter T dan L, kunci inggris, kunci kelep, obeng ketok, alat untuk mengasah dan memotong besi (grenda), dan peralatan perbengkelan lainnya. Sebagai bahan praktek atau objek latihan perbaikan otomotif roda dua ini, telah disediakan sepeda motor berjumlah 7 buah, yang ditunjukkan pada gambar 3.9. Siswa yang mengikuti program ini melatih kemampuan dan pengetahuannya terhadap otomotif roda dua, yaitu dengan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang mungkin dialami oleh sebuah sepeda motor terutama pada bagian mesin-mesin, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1.

Adapun kegiatan-kegiatan perbaikan sepeda motor yang dipelajari siswa, meliputi:

1. Menyetel rem sepeda motor yang blong atau kurang kuat dalam memberhentikan sepeda motor.

2. Menyetel kelep. 3. Mengganti rantai. 4. Mengga nti gigi tarik.

5. Memperbaiki maupun mengganti lampu sepeda motor yang rusak. 6. Bongkar pansang mesin, seperti pada gambar 4.2 dan 4.3.

7. Bongkar pasang transmisi.

8. Menyetel atau memperbaiki bagian pembakaran atau pengapian.

Siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut di atas secara individual, berkelompok, maupun dengan bantuan instruktur.

Dokumen terkait