• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Beberapa indikator yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan dasar yaitu sebagai berikut :

1. Cakupan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal (K1 dan K4) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan, kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang dititik beratkan pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ke

tiga umur kehamilan. (Juknis SPM, Kementerian Kesehatan 2008).

Gambaran cakupan K1 Provinsi Gorontalo tahun 2012 sudah mencapai target yang ditentukan nasional yaitu 95% ibu hamil mendapat pelayanan kesehatan. Sedangkan K4 peningkatan yang terjadi masih belum memenuhi target yang telah ditetapkan nasional. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar : 4.1

Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Provinsi Gorontalo Tahun 2008 – 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2008-2012

Dari gambar diatas terlihat bahwa persentase cakupan K1 dari tahun 2008 meningkat dari tahun ke tahun mencapai 105,6% ditahun 2011. Tetapi pada tahun 2012 menunjukkan penurunan menjadi 101,7%, sedangkan cakupan K4 juga seiring dengan capaian K1 yang selama kurun waktu 5 tahun sempat

mengalami penurunan ditahun 2009 yaitu 69,7% kemudian terus mengalami

peningkatan hingga tahun 2011 mencapai 92,6%. Tetapi seperti halnya K1 pada tahun 2012 capaian K4 menurun menjadi 88,8%, meskipun mengalami peningkatan dan penurunan fluktuatif capaian K4 Provinsi Gorontalo ini masih belum memenuhi target SPM secara nasional yang menargetkan 95% ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care.

Hal ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program kesehatan Ibu dimana peningkatan pengetahuan ibu terhadap masalah kehamilan sangat

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

penting melalui sosialisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan maupun kunjungan ibu hamil diPosyandu atau disarana kesehatan lainnya. Posyandu dalam hal ini sangat berperan karena secara rutin dilakukan guna memantau perkembangan kesehatan ibu hamil dari kunjungan 1 sampai memasuki masa persalinan. Begitu juga untuk mengetahui ibu hamil yang beresiko dan pemantauannya oleh petugas secara berkala hingga kunjungan ke rumah bumil yang beresiko.

Gambar : 4.2

Cakupan Kunjungan K1 dan K4 Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota Tahun 2012

2. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan

Penyebab kematian Ibu tertinggi tahun 2012 adalah perdarahan sebanyak 31,3%, disusul dengan penyebab lain antara lain adalah Hipertensi sebanyak 25%. Melihat fenomena ini pentingnya Persalinan oleh tenaga kesehatan memberikan gambaran yang sangat nyata bahwa semua persalinan yang dilakukan haruslah melalui tenaga kesehatan. Saat ini persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 90,5% yang artinya msih ada 9,5% yang masih memakai non kesehatan dalam melakukan persalinan. Data profil Kabupaten / Kota melaporkan kematian ibu dalam persalinan sejumlah 21 orang, hal ini akan lebih

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

meningkatkan kewaspadaan terhadap proses persalinan, saat ini sudah gencar dilakukan program kemitraan Bidan dan Dukun di setiap wilayah sehingga persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompetensi kebinanan atau dukun yang melakukan persalinan yang didampingi tenaga kesehatan meningkat di semua Kabupaten/kota. Berdasarkan survey SDKI yang dilakukan tahun 2012 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan nasional sudah mencapai 89,68%, angka ini sudah mencapai target nasional yang tertuang dalam renstra kementerian sebesar 88%.

Gambar : 4.3

Di Provinsi Gorontalo trend cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Provinsi Gorontalo yang bersumber dari profil kesehatan Kabupaten / Kota dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Gambar : 4.4

Trend Persalinan Nakes Provinsi Gorontalo Tahun 2008 – 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota Tahun 2008 - 2012

Peningkatan cakupan persalinan nakes menandakan bahwa kemampuan manajemen program KIA dalam menangani persalinan secara profesional yang diterapkan di Kabupaten / Kota mengalami peningkata optimal, begitu juga dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai persalinan yang aman. Upaya guna mencapai target nasional dengan cakupan 90% juga dengan melaksanakan program unggulan kesehatan ibu yakni kemitraan bidan dan dukun serta peningkatan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan melalui jaminan persalinan (JAMPERSAL).

3. Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif

Keluarga berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Hal ini mengandung arti bahwa perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Peserta KB yang akan dibahas dalam bab ini adalah peserta KB aktif dan peserta KB baru.

Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang salah satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. Jumlah peserta KB aktif di Provinsi Gorontalo mencapai 147.345

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

pasangan usia subur (PUS), capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011 dengan jumlah 154.847 PUS. Keluarga berencana terkadang masih menjadi masalah yang kontroversional menyangkut social budaya dan agama, tetapi program keluarga berencana nasional telah meletakkan dasar-dasar mengenai pentingnya perencanaan dalam keluarga, Yang intinya tentu saja untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang berkaitan dengan masalah dan beban keluarga jika kelak memiliki anak.

Gambar : 4.5

Diagram Presentase Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan oleh Peserta KB Aktif Provinsi Gorontalo Tahun 2011 - 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota Tahun 2011 - 2012

Dari diagram diatas rata – rata penggunaan kontrasepsi di Kabupaten/Kota tertinggi tahun 2011 adalah menggunakan Pil sebanyak 38,6% sedangkan tahun 2012 tertinggi menggunakan suntik sebanyak 39,8%. Jenis kontrasepsi terendah yang digunakan adalah metode operasi pria (MOP) sejumlah 0,4%. Target MDGs menyangkut penggunaan KB yaitu pada tahun 2011 jumlah kebutuhan keluarga berencana yang tidak terpenuhi (Unmet Need KB) bisa menurun hingga 4,9% dari kebutuhan ditahun 2010 yang masih mencapai 9,7% (Riskesdas 2010). Dewasa ini anjuran program berbasis gender bidang kesehatan yang mengikutsertakan pria dan wanita dalam program KB sangat diharapkan dan sudah disosialisasikan ditiap kesempatan, dilihat dari cakupan yang terendah adalah jenis kontrasepsi MOP. Hal ini berarti peran serta pria dalam ber-KB masih perlu ditingkatkan lagi mengingat peran serta ayah dan ibu dalam keluarga

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

memiliki tanggung jawab yang sama. Berikut capaian penggunaan KB aktif secara nasional dan provinsi, gorontalo pengguna KB aktif mencapai 57,3%.

Gambar : 4.6

4. Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI)

Suatu desa telah mencapai target Universal Child Imunization (UCI) apabila > 80% atau lebih bayi di desa tersebut mendapat imunisasi lengkap yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak sebelum berumur 1 tahun. Kementerian Kesehatan menargetkan pada

tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child

Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/ kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak. Berikut hasil survey SDKI terhadap capaian imunisasi dasar lengkap secara nasional, Provinsi Gorontalo mencapai 78,1% imunisasi dasar lengkap.

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Gambar : 4.7

Untuk capaian UCI Provinsi Gorontalo tahun 2012 berdasarkan laporan program Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo 77,9%, angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang mencapai 50,9%, capaian ini meningkat lagi di tahun 2011 yang mencapai 63,2%. Desa/Kelurahan yang mencapai UCI tahun 2012 tertinggi di laporkan oleh Kabupaten Gorontalo sebanyak 131 desa (100%) yang mencapai UCI dan terendah dilaporkan Kabupaten Gorontalo Utara dari 123 desa hanya 73 desa (59,3%) yang mencapai UCI. Data ini masih jauh di bawah target nasional yang harus mencapai 98% desa UCI. Selengkapnya dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar : 4.8

Persentase Dasa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2012

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

5. Cakupan Imunisasi Campak

Campak merupakan salah satu jenis penyakit menular penyebab berbagai komplikasi. Penyakit yang banyak terjadi di kalangan balita dan anak pra-sekolah ini berpotensi menyebabkan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta menyebabkan kematian, Campak adalah suatu penyakit infeksi virus akut, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit.

Cakupan imunisasi campak tahun 2012 sebanyak 98,8%, capaian ini menurun dibandingkan tahun 2011 sebanyak 103,9%. Capaian lebih dari 100% ini disebabkan karena estimasi balita yang ada melebihi angka ril atau sasaran yang ditentukan lebih tinggi, Imunisasi campak sesuai target nasional adalah sebesar 90% yang berarti capaian tahun 2012 ini sudah melebihi target nasional. Upaya petugas kesehatan dalam menemukan balita yang diimunisasi campak sangat intensif, dibuktikan dengan program rutin dari puskesmas bersama – sama kader masyarakat dalam kegiatan sweeping. Dalam hal ini lagi – lagi peran posyandu dalam pelayanan anak balita sangat penting dan akan menjadi pusat pelayanan guna mencapai target balita bebas campak.

Gambar : 4.9

Persentase imunisasi Campak Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Data yang bersumber dari profil Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo tahun 2012 menyebutkan capaian imunisasi campak Provinsi gorontalo adalah 98,8%. Capaian ini lebih tinggi dari hasil survey SDKI yang dilakukan tahun 2012 dan tertinggi dilakukan oleh Kabupaten Gorontalo sebanyak 112,2%, terendah di Kabupaten Pohuwato 89,1%. Keberhasilan imunisasi campak ini tidaklah sejalan dengan jumlah kasus campak yang diderita balita, ini dibuktikan dari data Kabupaten Gorontalo dengan capaian imunisasi campak 112,2% dan jumlah kasus campak yang paling tinggi yaitu dengan jumlah 131 penderita ditahun 2012. Hal ini sangat mempengaruhi berjalannya program imunisasi, sehingga harus dicari pokok permasalahan yang timbul dari penyebab kasus tersebut. Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini.

Dokumen terkait