• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN TAHUN 2013 (Halaman 28-33)

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

a. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1

Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan nifas. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah

minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Cakupan K-1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K-4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar serta paling sedikit 4 kali kunjungan dengan distribusi sekali pada trisemester pertama, sekali pada trisemester kedua, dan dua kali pada trisemester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk dapat melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.

Gambaran persentase cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Pidie pada tahun 2013 sebesar 8.269 atau 83,2%, sedangkan Cakupan K-4 adalah 6.966 atau 70,1%.

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan pesalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak mempunyai kompetensi kebidanan professional.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Kabupaten Pidie pada tahun 2013 sebesar 83,2%, angka ini masih dibawah dari target Standar Pelayanan Minimal Nasional (SPM 95%).

c. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya

tergolong kasus resiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.

Penempatan dokter spesialis kandungan di puskesmas rawat inap secara bergiliran merupakan salah satu jalan keluar untuk penanganan ibu hamil risti sesegera mungkin oleh tenaga spesialis yang berkompeten.

Jumlah bumil risti komplikasi Kabupaten Pidie tahun 2013 sebesar 1.902 orang, dengan risti ditangani sebanyak 1.902 (100%). Kejadian tertinggi terjadi di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Pidie yaitu 200 kasus, Kecamatan Tangse 118 kasus, Kecamatan Indrajaya 104 kasus dan Kecamatan Simpang Tiga 102 kasus. Jumlah ibu hamil resiko tinggi di Kabupaten Pidie masih sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk memeriksa kehamilan secara teratur dan pemenuhan gizi selama kehamilan masih kurang.

d. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Paska persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 (tiga) kali sejak persalinan. Pelayanan Ibu Nifas meliputi pemberian Vitamin A dosis tinggi ibu nifas yang kedua dan pemeriksaan kesehatan paska persalinan untuk mengetahui apakan terjadi perdarahan paska persalinan, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam lebih dari 2 (dua) hari, payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit dan lain-lain. Kunjungan terhadap ibu nifas yang dilakukan petugas kesehatan biasanya bersamaan dengan kunjungan neonatus.

Cakupan pelayanan pada ibu nifas di Kabupaten Pidie tahun 2013 yaitu 77,9% turun bila dibandingkan tahun 2012 (82,2%).

Cakupan Pelayanan Kesehatan

K1, K4, Persalinan Ditolong Nakes dan Ibu Nifas Kabupaten Pidie tahun 2009 s/d 2013

e. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Komplikasi kebidanan merupakan kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya Abortus, Hiperemesis Gravidarum, Perdarahan per vaginam, Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Kehamilan lewat waktu, dan ketuban pecah dini.

Komplikasi dalam persalinan diantaranya yaitu Kelainan letak/presentasi janin, Partus macet/distosia, Hipertensi dalam

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 2010 2011 2012 2013 8.685 9.089 8.640 8.269 7.225 6.848 6.778 6.966 7.079 7.334 7.418 7.890 5.990 7.345 7.293 7.394

Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (PN) Pelayanan Ibu Nifas (KF1)

Cakupan Pelayanan K1, K4, PN dan KF1

kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Perdarahan pasca persalinan, Infeksi berat/sepsis, Kontraksi dini/persalinan premature, dan Kehamilan ganda.

Komplikasi dalam nifas diantaranya Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Infeksi nifas, Perdarahan nifas. Jumlah komplikasi kebidanan Kabupaten Pidie tahun 2013 sebanyak 396 (19.9% dari jumlah perkiraan ibu hamil risti komplikasi).

f. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamill, ibu nifas, remaja putri, dan WUS (Wanita Usia Subur). Penanggulangan anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya.

Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Kabupaten Pidie pada tahun 2013 sebesar 6.892 (69,36%).

g. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi

Vitamin A merupakan zat gizi yang sangat diperlukan bagi bayi dan ibu nifas, karena zat gizi ini sangat penting agar proses fisiologis dalam tubuh berlangsung secara normal,termasuk pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi penglihatan, meningkatkan immunologis dan pertumbuhan badan. Vitamin A juga membantu mencegah perkembangan sel-sel kanker. Cakupan bayi mendapat kapsul Vitamin A adalah jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100 UA 1 kali per tahun disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A

yang rutin dilakukan setahun dua kali, yaitu pada bulan Februari dan bulan agustus. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi di kabupaten pidie ditahun 2013 adalah 4.334 ( 49,45%).

h. Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita

Cakupan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali per tahun di Kabupaten Pidie tahun 2013 adalah 28.842 (81,91%).

i. Cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Cakupan ibu nifas mendapat Vit. A adalah jumlah pemberian Vit.A 2 kali pada ibu bersalin saat priode nifas yaitu 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan.

Pemberian kapsul Vit.A ibu nifas ( melahirkan ) memiliki mamfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak. Dari cakupan pemberian vitamin a pada ibu nifas di kabupaten Pidie ditahun 2013 adalah 7.932 (83,60).

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN TAHUN 2013 (Halaman 28-33)

Dokumen terkait