• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG Total Peluang

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 39-52)

ANCAMAN Total Ancaman TOTAL EFAS

Tahap-tahap faktor strategi eksternal sebagai berikut:

1. Tentukan faktor-faktor yang jadi peluang dan ancaman perusahaan dalam 1 kolom.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor). Berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi dari nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan pesaing utama. Sedangkan variabel bersifat negatif adalah kebalikannya.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam skor 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai 1,0 (Poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain dalam kelompok sejenis.

kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS kedalam sel yang sesuai dalam matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut lalu dibuatkan 4 set kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2006:35):

1. Strategi SO: strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST: strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO: strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT: strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.2.4.4 Diagram Analisis SWOT

Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing-masing IFAS dan EFAS, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot skor tersebut ke dalam diagram analisis SWOT berikut ini:

• Kuadran 1: merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).

• Kuadran 2: meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diverifikasi (produk atau pasar).

• Kuadran 3: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik (turn around). • Kuadran 4: merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan.

Perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal (Strategi Defensif).

1. Fokus pada proses tertentu dan menempatkan judul diagram Anda di atas.

2. Menghitung orang yang terlibat dalam proses ini dan menetapkan mereka untuk baris, biasanya dimulai dengan pelanggan di baris atas.

3. Buat diagram alur proses, proses menggambar dan keputusan yang dibuat, serta panah yang menunjukkan aliran proses.

4. Jika diagram terlalu rumit, memecahnya menjadi komponen-komponennya. 5. Jika memungkinkan, mengindikasikan kali untuk setiap node di bagian bawah

diagram. Hitung total-akumulasi total waktu berlalu-dalam setiap tingkatan.

2.2.6 Business Process Diagram

Menurut Bernard (2012:292), Business Process Diagram terdiri dari:

1. Input: Suatu hal yang memulai / memicu aktivitas dan diubah, dikonsumsi atau menjadi bagian.

2. Control: Memandu atau mengatur aktivitas, biasanya mengindikasikan kapan/bagaimana akan dilakukan.

3. Output: Hasil yang diproduksi oleh aktivitas, alasan mengapa proses dilaksanakan.

4. Mekanisme: sistem, orang dan peralatan yang digunakan untuk melakukan aktivitas.

Gambar 2.23 Hubungan Aktivitas dengan Input, Control, Output (Bernard, 2012:292)

Berdasarkan metode Enterprise Architecture: EA3 Cube Framework karangan Bernard (2012:292) maka dapat disimpulkan bahwa, langkah-langkah yang dapat diikuti untuk membuat Business Process Diagram yaitu:

1. Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk menciptakan model bisnis proses. Ini akan membantu merancang sebuah model proses terorganisir untuk aliran yang lebih baik dan pemahaman.

2. Uraikan proses yang diperlukan dalam urutan yang perlu dilakukan untuk merancang model proses. Urutan operasi adalah kunci untuk berhasil mencapai tugas bisnis untuk model proses yang dibuat.

3. Diskusikan dan mendokumentasikan proses bisnis untuk model proses yang dibuat. Ini akan memungkinkan untuk memiliki pemahaman penuh dari setiap langkah yang terlibat dalam tugas untuk membangun model bisnis proses.

4. Buat langkah-langkah flow chart yang diperlukan untuk mencapai proses model. Flow chart terdiri dari simbol banyak mulai proses bisnis, mewakili keputusan yang perlu dibuat dan menunjukkan hasil akhir dari proses bisnis.

5. Mulailah proses dengan menulis langkah pertama dalam bentuk oval.

6. Tuliskan langkah berikutnya sebagai kegiatan yang dilakukan dalam proses menggunakan bentuk persegi panjang. Gunakan panah untuk menunjukkan pemirsa dalam aliran arah yang benar dari proses tugas itu.

7. Penulisan pertanyaan dalam bentuk berlian untuk langkah-langkah yang memerlukan keputusan. Dalam langkah ini harus memiliki 2 anak panah keluar

mengetahui proses serta karyawan yang belum pernah melakukan proses untuk memastikan itu adalah akurasi lengkap dan berhasil.

Gambar 2.24 Contoh Business Process Diagram (Bernard, 2012:292)

2.2.7 Use Case Narrative and Diagram

Hampir semua pendekatan baru untuk pengembangan sistem memulai proses persyaratan pemodelan dengan konsep use case (kasus penggunaan). Satzinger, Jackson dan Burd (2005:214) menyatakan Use Case merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sistem untuk menanggapi permintaan oleh user (pengguna).

Gambar 2.25 A simple use case with an actor (Satzinger, Jackson, Burd, 2005:215)

Use Case Narrative adalah deskripsi yang berisi daftar rincian pengolahan untuk kasus penggunaan. Aktor dalam UML diagram adalah seseorang yang menggunakan sistem.

Gambar 2.26 Contoh Use Case Narrative (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:221)

2.2.8 Object State Transition Diagram

Diagram Object State Transition menggunakan notasi dari UML untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek spesifik. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link dan perilaku dari objek “On-Line Order” yang merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam suatu keadaan (Bernard, 2012:298). Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:214), statechart diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan kehidupan objek di states dan transitions.

2.2.9 Logical Data Model (Class Diagram)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:184), Domain Model Class diagram adalah menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan user: problem domain classes, their associations dan their attributes. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat Class Diagram:

1. Identifikasi Kelas

Ini merupakan abstrak atau fisik "sesuatu" dalam sistem kami yang kami ingin menjelaskan. Temukan semua kata benda dan frase kata benda dalam deskripsi domain yang telah diperoleh melalui analisis. Pertimbangkan kandidat kelas. 2. Cari Asosiasi

Sekarang menemukan kata kerja yang bergabung dengan kata benda, misalnya, Profesor (kata benda) mengajarkan (kata kerja) siswa (kata benda). Kata kerja dalam kasus ini, mendefinisikan hubungan antara dua kata benda. Identifikasi jenis asosiasi. Gunakan matriks untuk menentukan hubungan antara kelas.

3. Menggambar rancangan Class Diagram

Masukkan kelas dalam persegi panjang dan menarik asosiasi yang menghubungkan kelas.

4. Isi Multiplisitas

Tentukan jumlah kejadian satu kelas untuk kejadian tunggal dari kelas terkait. 5. Mengidentifikasi Atribut

Nama rincian informasi (field) yang relevan dengan domain aplikasi untuk masing-masing kelas.

6. Identifikasi Perilaku

Tentukan operasi yang diperlukan untuk masing-masing kelas. (Asumsikan pengambil dan metode setter untuk setiap atribut.)

7. Meninjau Diagram

Carilah ketidakkonsistenan dan kesalahan. Perbaiki ketidakkonsistenan dan kesalahan yang ada. Pastikan telah menangkap segala sesuatu yang diperlukan dari domain.

Gambar 2.28 An expended domain model class diagram showing attributes (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2005:187)

2.2.10 Activity/Entity Matrix (CRUD)

Aktivitas bisnis dalam perusahaan dapat ditunjukkan melalui Activity Matrix. Dalam pengertiannya menurut Bernard (2012:302), sebuah Activity Matrix dikembangkan dengan memetakan entitas data yang dipengaruhi oleh garis keterkaitan dari aktivitas bisnis. Sering disebut sebuah ‘CRUD’ Matrix karena mengidentifikasi tipe dasar dari transformasi yang dilakukan pada data (Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis.

2.2.11 Systems Data Flow Diagram

Dalam sebuah perusahaan, DFD membantu proses bagaimana data ditunjukkan dalam suatu sistem yang menunjukkan aliran detail dalam suatu proses bisnis. Dalam sudut pandang Bernard (2012:153), System Data Flow Diagram atau lebih dikenal dengan Data Flow Diagram dimaksudkan untuk menunjukkan proses dalam suatu sistem yang terjadi pertukaran data dan bagaimana pertukaran tersebut terjadi. Artifact SA-4 compliment B-4 Diagram proses bisnis dan dapat diurai untuk menunjukkan detail tambahan. Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004:326) Data Flow Diagram adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Hanya ada tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD:

1. Persegi panjang bersudut tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan.

2. Persegi empat menyatakan agen eksternal atau batasan sistem tersebut.

3. Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut file atau database.

2.2.12 Customer Relationship Management (CRM)

Rainer dan Turban (2009:239) menjelaskan bahwa CRM adalah strategi bisnis untuk memilih dan mengelola pelanggan agar dapat mengoptimalkan nilai jangka panjang. CRM berfokus pada hubungan pelanggan jangka panjang dan berkelanjutan. Pearlson dan Saunders (2010:60) lebih rinci menerangkan CRM yaitu meliputi kegiatan pengelolaan yang dilakukan untuk mendapatkan, meningkatkan hubungan dan mempertahankan pelanggan. CRM adalah seperangkat terkoordinasi kegiatan yang dirancang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kebutuhan pelanggan dan perilaku untuk mengembangkan hubungan yang lebih kuat dan meningkatkan rantai nilai pelanggan. CRM terdiri dari komponen teknologi, serta proses yang menyatukan potongan informasi tentang pelanggan, penjualan, pemasaran dan pangsa pasar. Berikut ini adalah komponen-komponen kunci dalam CRM, yaitu (Turban dan Volonino, 2011:307):

1. Customer 2. Call Center

3. Marketing Department 4. Sales Department 5. Customer Support

CRM juga dapat didefinisikan sebagai bisnis dan disiplin teknologi yang menggunakan sistem informasi untuk mengkoordinasikan semua proses bisnis di sekitar interaksi perusahaan dengan pelanggan dalam penjualan, pemasaran dan pelayanan (Laudon dan Laudon, 2012:349).

Gambar 2.29 Customer Relationship Management (Laudon dan Laudon, 2012:349)

2.2.13 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan untuk pelaporan yang berorientasi manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004:10). Lebih jelas Rainer dan Turban (2009:416) mengemukakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah sistem yang berhubungan dengan perencanaan, pengembangan, manajemen, dengan menggunakan alat-alat teknologi informasi untuk membantu orang melakukan tugas yang berhubungan dengan pengolahan informasi dan manajemen. Sistem Informasi Manajemen mengacu pada sistem pelaporan dasar yang mengubah data mentah menjadi informasi yang lebih bermakna digunakan oleh manajer dan karyawan (Turban dan Volonino, 2011:31).

Jadi dapat disimpulkan Sistem Informasi Manajemen adalah menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam pelbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.

2.2.14 Decision Support System (DSS)

Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah memerlukan data dan model untuk analisis, hal itu didukung oleh Decision Support System. Decision Support System adalah sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi kesempatan pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004:10). Lebih jelas Rainer dan Turban (2009:416) mengemukakan bahwa Decision Support System menggabungkan model

dan data dalam upaya untuk memecahkan masalah semi-terstruktur dan tidak terstruktur dengan keterlibatan pengguna yang ekstensif. Sistem informasi di tingkat manajemen organisasi yang menggabungkan data dan model analisis canggih atau alat analisis data untuk mendukung pengambilan keputusan semi terstruktur dan tidak terstruktur (Laudon dan Laudon, 2012:40).

Jadi dapat disimpulkan Decision Support Systems (DSS) atau sistem pendukung keputusan adalah serangkaian kelas tertentu dari sistem informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu sistem berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap komputer, basis data atau manusia penggunanya.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 39-52)

Dokumen terkait