BAB II LANDASAN TEORI
3. Pemahaman Konsep Matematis
Pemahaman konsep matematis merupakan hal terpenting dalam pembelajaran matematika.25
Hal ini sesuai dengan tujuan umum pembelajaran matematika yang disusun oleh pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang tertuang dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, yaitu :
25 Ramadhani Dewi Purwanti, Dona Dinda Pratiwi, dan Achi Rinaldi, ―Pengaruh Pembelajaran Berbatuan Geogebra terhadap Pemahaman Konsep Matematis ditinjau dari Gaya Kognitif,‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 7, no. 1 (2016): 115–22.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematik.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.26
Kemampuan untuk memahami konsep-konsep dalam matematika merupakan hal yang diperlukan dalam belajar matematika. Memahami dalam pembelajaran matematika umumnya melibatkan tindakan untuk mengetahui konsep dan prinsip prinsip yang berkaitan dengan prosedur dan berhubungan atau menciptakan hubungan yang bermakna antar konsep yang ada dengan konsep yang baru dipelajari.27
Kata ―pemahaman‖ berasal dari kata kerja ―paham‖, yang berarti
mengerti benar atau tahu yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.28
Pemahaman merupakan tingkatan lanjut dari ranah kognitif berupa kemampuan dalam memahami atau mengerti tentang isi suatu
26
Nanang Supriadi, ―Pembelajaran Geometri Berbasis Geogebra Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs),‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6, no. 2 (2015): 99–110.
27
Dona Dinda Pratiwi, ―Pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan Geogebra terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis,‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 7, no. 2 (2016): 191–202.
28
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
pembelajaran yang hendak dipelajari tanpa mempertimbangkan atau menghubungkan dengan isi pelajaran lain.
Umumnya kemampuan ini memerlukakan penekanan dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik diharuskan dapat memahami atau mengerti apa yang akan diajarkan, mengetahui apa yang sedang dibicarakan serta dapat memggunakan isinya tanpa harus menghubungkan dengan hal-hal yang lain.29 Pengetahuan hendaknya dipelajari dengan pemahaman dan akan memberikan pengetahuan dasar dalam membentuk pengetahuan baru sehingga bisa digunakan dalam memecahkan masalah-masalah baru, setelah terbentuknya pemahaman dari sebuah konsep, peserta didik dapat memberikan pendapat, menjelaskan suatu konsep.30 Kemampuan ini diukur menggunakan penyebaran berupa soal pilihan ganda maupun uraian.
Pemahaman konsep matematis pada penelitian ini fokus pada ranah kognitif yang merujuk pada ranah kognitif menurut taksonomi Bloom yang teridiri dari enam jenis perilaku siswa sebagai berikut:
a. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam mengingat, atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
29
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012).
30 Farida Farida, ―Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristic Vee Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas VIII MTS Guppiibabatan Lampung Selatan Tahun Pelajaran,‖ Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6, no. 2 (2015): 111–20.
b. Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu tentang pengetahuan yang pernah diterima dengan caranya sendiri.
c. Penerapan merupakan kemampuan dalam memanfaatkan pengetahun guna memecahkan bebagai masalah yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d. Analisis merupakan kemampuan dalam merinci serta membandingkan data yang dianggap rumit dan mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kategori yang bertujuan supaya dapat dihubungkan dengan data-data yang.
e. Sintesis adalah merupakan kemampuan dalam menghubungkan dan menyatukan beberapa bagian dari unsur pengetahuan yang ada sehingga dapat membentuk pola yang baru dan lebih menyeluruh.
f. Evaluasi merupakan kemampuan dalam membentuk suatu perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan dari kriteria pengetahuan yang dimiliki.31
Dari beberapa uraian ranah kognitif di atas, peneliti fokus pada aspek pemahaman karena dalam aspek ini siswa akan dituntut untuk mengerti atau memahami apa yang diajarkan. Pemahaman merupakan kemampuan yang mendapatkan penekanan dalam proses belajar mengajar. Hal ini berhubungan
31
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, ke-8 (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
dengan firman Allah yang berbunyi:
َنوُمَنۡعَي لَ َنيَِ لَّٱَو َنوُمَنۡعَي َنيَِ لَّٱ يِوَت ۡسَي َ ۡلَه ۡلُق
ِبَٰ َبۡمَ ۡلۡٱ ْاوُلْوُأ ُرَكَذَتَي اَمَنِإ
٩
Artinya :
“(Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran” (Q.S Az-Zumar : 9)"32
Firman Allah di atas menjelaskan bahwa orang yang berilmu dan berakal pasti dapat mengetahui dan memahami sesuatu yang dapat menjadikan ia lebih baik selagi ia memiliki kemauan dari dalam dirinya sendiri. Begitu juga sebaliknya, orang yang tidak tahu tidak akan memiliki kemampuan jika mereka tidak berusaha mencari tahu.
Memperhitungkan memperkirakan, menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan adalah merupakan kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan.33 Sehingga berdasarkan uraian di atas diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan peserta didik untuk menjelaskan ulang menggunakan bahasa sendiri tentang materi yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh guru.
32
Agus Hidayatullah, et. Al., h.459.
33
Hamzah B. Uno berpendapat bahwa konsep merupakan symbol berpikir yang diperoleh dari hasil yang memuat tafsiran terhadap fakta atau realita serta hubungan antara berbagai faktor. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman. Gagne berpendapat bahwa konsep adalah suatu ide abstrak yang memunginkan untuk mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan contoh.34
Berdasarkan uraian diatas, konsep merupakan suatu pemikiran seseorang atau kelompok yang dinyatakan dalam suatu definisi sehingga melahirkan suatu pengetahuan dan teori. Konsep bisa diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, serta melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Pemahaman konsep adalah merupakan kemampuan seseorang atau kelompok dalam berpikir untuk mengetahui hal tertentu yang dinyatakan dalam suatu definisi dan dilihat dari berbagai segi sehingga produk dari pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori terbentuk menjadi suatu symbol berpikir.
Berdasakan beberapa uraian di atas, disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis adalah merupakan kemampuan seserorang dalam menguasai suatu ide abstrak dari suatu objek yang terbentuk dengan melihat sifat-sifat yang sama dari sekumpulan objek.
Untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika, menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006, indikator yang menunjukkan pemahaman konsep yaitu :
34
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).
c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.35
Pendapat diatas sejalan dengan peraturan Dirjen Dikdesmen Depdiknas Nomor 506/Kep/2004 tanggal 11 November 2004 diuraikan bahwa indikator pemahaman konsep matematika adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.
c. Member contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk refresentasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.36
Menurut NCTM berikut adalah indikator yang menunjukkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep. f. Menngunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu. g. Mengklasifikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.37
35
Mona Zevika, ―Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Padang Panjang Melalui Pembelajaran Komperatif Tipe Think Pair Share disertai Peta Pikiran,‖ Jurnal Pendidikan Matematika 1, no. 1 (2012).
36
Muhlianto, Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Berdasarkan Analogi Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Means-End Analysis (MEA) Peserta Didik Kelas VIII MTs N 3 Lampung Utara Tahun Ajaran 2016/2017 (Lampung: Skripsi IAIN Raden Intan Lampung, 2014).
Dari beberapa teori tentang indikator pemahaman konsep diatas, penulis menggunakan indikator menurut NCTM terbaru yang mencakup 7 indikator pemahaman konsep.