HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.3 Hasil Pemahaman Konsep Siswa
4.1.3.1 Pemahaman Konsep siswa
Analisis data tahap akhir ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini adalah data nilai pretest dan posttest pemahaman konsep berupa tes multiple choice baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3. Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varian, uji rata-rata pemahaman konsep, analisis terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, uji ketuntasan klasikal, dan uji normalized gain.
Tabel 4.3 Nilai Pretest dan Posttest Pemahaman Konsep
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Pretes 28 32 60 64 46,62 47,33
Postes 68 68 92 96 77,52 84
4.1.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas tes Pemahaman Konsep
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretes Postes Pretes Postes
χ2 hitung 3,02 2,66 3,1 2,03 χ2 tabel 7,815 7,815 7,815 7,815 Keterangan Distribusi normal Distribusi normal Distribusi normal Distribusi normal
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh χ2
hitung untuk setiap data lebih kecil dari
χ2
tabel = 7,81 dengan dk = 3 dan α = 5%, maka dapat dikatakan bahwa data pretest dan postest dari masing-masing sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Uji normalitas pretest dan posttest pemahaman konsep selengkapnya dimuat pada Lampiran 16 dan Lampiran 20.
4.1.2.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan eksperimen mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Hasil pengujian data pretest dan postest pemahaman konsep terdapat dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Tes Pemahaman Konsep Uji Kesamaan
Varians
Varians (s2)
Fhitung Ftabel Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretes 61,89 54,03 1,15 2,12 Homogen Postes 30,9 34,76 1,24 2,11 Homogen
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa data pretest dan postest pemahaman konsep baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varians yang tidak berbeda pada taraf signifikansi 5% dimana untuk pretest Fhitung < Ftabel = 2,12 dan untuk posttest Fhitung < Ftabel = 2,11. Perhitungan uji kesamaan dua varians tes pemahaman konsep selengkapnya dimuat pada Lampiran 17 dan Lampiran 21.
4.1.2.1.3 Uji Rata-rata Pemahaman Konsep
Uji rata-rata yang digunakan adalah uji pihak kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hasil uji satu pihak kanan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Satu Pihak Kanan dari Pemahaman Konsep Siswa
ta thitung ttabel Kriteria
Pretes 1,50 2,00 H0 diterima
Postes 4,24 2,00 H0 ditolak
Perhitungan uji satu pihak kanan nilai pretest diperoleh thitung = 1,50 tidak lebih dari ttabel = 2,00 dengan dk = 57 dan α = 5%, maka H0 diterima. Hasil uji ini berarti rata-rata kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Sedangkan perhitungan uji satu pihak kanan nilai posttest diperoleh thitung = 4,24 lebih dari ttabel = 2,00, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang diberi pembelajaran dengan model IBL berbantuan modul lebih baik dari pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional. Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan selengkapnya dimuat pada Lampiran 18 dan Lampiran 22.
4.1.2.1.4 Analisis Pengaruh antar Variabel
Analisis pengaruh antar variabel digunakan rumus koefisian korelasi biserial (rb). Analisis ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh penerapan model IBL pada materi larutan penyangga (buffer) dan hidrolisis garam berbantuan modul terhadap pemahaman konsep siswa. Hasil analisis pengaruh antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Pengaruh antar Variabel
Data rb thitung ttabel Kriteria
Postes 0,692 7,239 2,003 H0 ditolak
Perhitungan analisis pengaruh antar variabel menghasilkan koefisien korelasi beserial hasil belajar kognitif siswa sebesar 0,692. Harga koefisien korelasi biserial yang diperoleh bertanda positif sehingga menunjukkan adanya pengaruh antara penerapan model IBL pada materi larutan penyangga (buffer) dan hidrolisis garam berbantuan modul terhadap pemahaman konsep siswa. Hasil analisis pengaruh antar variabel pemahaman konsep dinyatakan signifikan karena diperoleh thitung = 7,23 lebih dari ttabel = 2,003 dengan dk = 57 dan α = 5%. Perhitungan pengaruh antar variabel selengkapnya dimuat pada Lampiran 23. 4.1.2.1.5 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini yaitu penerapan model IBL pada materi larutan penyangga (buffer) dan hidrolisis garam berbantuan modul terhadap pemahaman konsep siswa. Perhitungan kontribusi pengaruh antar variabel dari pemahaman konsep siswa menghasilkan koefisien determinasi sebesar 47,90%. Hasil ini mengandung arti bahwa besarnya efektivitas penerapan model IBL pada materi larutan penyangga dan hidrolisis garam berbantuan modul terhadap pemahaman konsep siswa yaitu 47,90%. Penentuan koefisien determinasi selengkapnya dimuat pada Lampiran 24.
4.1.2.1.6 Uji Ketuntasan Klasikal
Hasil ketuntasan tes pemahaman konsep siswa secara klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Jumlah Siswa
Keseluruhan Jumlah Siswa yang Tuntas % Ketuntasan Klasikal Keterangan Eksperimen 30 29 97 Tuntas
Kontrol 29 24 83 Tidak tuntas
Hasil pengujian ketuntasan belajar klasikal ini menggunakan nilai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran kimia kelas XI semester genap di SMA Negeri 1 Ngawen BLORA yaitu 70. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk kelas eksperimen dan kontrol mencapai ketuntasan klasikal masing-masing 97% dan 83%, maka kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan hasil belajar kognitif sedangkan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan. Perhitungan uji ketuntasan pemahaman konsep terdapat pada Lampiran 25. Pemberian perlakuan pembelajaran yang berbeda membuat ketercapaian ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti penerapan model IBL berbantuan modul pada kelas eksperimen memberikan ketuntasan klasikal lebih tinggi dibandingkan model konvensional pada kelas kontrol.
4.1.2.1.6 Uji Normalized Gain
Uji ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peningkatan pemahaman konsep siswa yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama pada kategori sedang. Hasil uji Normalized Gain ini ditunjukkan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil uji Normalized Gain
Kelas Rata-rata pretes Rata-rata postes Gain g Kategori
Eksperimen 47,33 84 0,70 Sedang
Kontrol 46,62 77,52 0,58 Sedang
Keterangan: Perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 26.
Penerapan model IBL berbantuan modul pada materi larutan penyangga (buffer) dan hidrolisis garam dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya selisis rata-rata pretest dan posttest pemahaman konsep dan harga N-gain yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa