• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Tinjauan Pustaka

E.3 Pemahaman Sinetron

Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita

19

video melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun televisi. Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan (amareta-pawilia.blogspot.com).

Sedangkan dalam tulisan Iwan Awaludiddin Yusuf selaku dosen program studi ilmu komunikasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, pengertian sinetron sendiri, jika ditilik dari konsep yang sederhana bisa didefinisikan sebagai sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Di Indonesia istilah ini pertama kali dicetuskan oleh pengarang dan penulis skenario Arswendo Atmiloto. Jadi, penyebutan “sinetron” sesungguhnya khasm istilah Imdonesia karena dalam bahasa inggrtis sinetron disebut opera sabun (soap opera) sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela (bincangmedia.wordpress.com).

Sinetron adalah sebuah sinema eletronik tentang sebuah cerita yang ada di dalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari (Kuswandi, 2008: 120). Sedangkan definisi lainnya tentang sinetron yaitu, sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir certita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open ended). Cerita dibuat

berpanjang-20

panjang selama masih ada audien yang menyukainya. Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam bebgerapa episode. Sinetron yg memiliki episode terbatas disebut dengan miniseri. Episode dalam suatu miniseri merupakan bagian dari cerita keseluruhan (Morrisan, 2009: 213-214).

Dalam buku Onong Uchana Effendy (2003:193), sinetron atau sinema elektronik tampil sebagai tandingan terhadap film teatrikal yang diputar di gedung-gedung bioskop dan menjadi primadina hiburan masyarakat sejak kondisi perfilman nasional mengalami keterpurukan pada dekade 1990-an. Seiring booming industri pertelevisian dan menjamurnya era selebriti instan bentukan televisi, sinetron merajai program layar kaca. Sinetron pada umunya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari manusia yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron doawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Beberapa karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.

Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakteristik masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.

21

Di negara lain sinetron disebut dengan opera sabun (soap opera

atau daytime serial). Dikatakan demikian karena pada faktanya program sinetron pertama kali disiarkan di radio pada siang hari dan digemari banyak ibu rumah tangga. Saat program ini berlangsung, iklan yang banyak dipasang adalah produk atau barang yang terkait dengan kebersihan seperti deterjen dan sabun mandi. Saat ini, istilah sinetron tidak lagi merupakan akronim, melainkan sudah menjadi genre acara tersendiri di layar kaca. Sinetron pada prime-time saat ini cenderung dimaknai program sinetron unggulan. Istilah unggulan disini dikaitkan untuk menunjukkan bahwa sinetron ini diandalkan oleh stasiun televisi untuk meraih rating dan ditempatkan pada prime-time.

Menurut Muh Labib (2003:85) di dalam sinetron ada dua kategori besar atas dasar tema ceritanya, yaitu:

1. Sinetron drama. Merupakan komposisi cerita atau kisah, syair lagu-lagu yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang melibatkan konflik atau emosi yang dikemas secara khusus untuk ditayangkan di televisi. Sinetron drama ini pun dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Drama keluarga. Mengangkat persoalan-persoalan keluarga dengan pemeran seluruh anggota keluarga (anak-anak, remaja, ayah dan ibu).

b. Drama komedi situasi. Drama yang berisi kelucuan-kelucuan dan menciptakan serta mengajak pemirsa tertawa.

22

c. Drama misteri. Mengangkat masalah misteri atau menciptakan situasi yang mencekam.

2. Sinetron laga. Merupakan sinetron yang banyak menceritakan dan mengisahkan perkelahian sebagia menu utamanya. Sinetron laga ini pun dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Laga drama. Merupakan drama yang mengangkat pertatungan-pertarungan dengan setting masa kini.

b. Laga misteri kolosal. Mengangkat pertarungan-pertarungan dengan tema misteri dengan pemeran dalam jumlah besar.

Ada empat kategori jenis sinetronmenurut Muh Labib (2003:83), yaitu:

1. Sinetron seri. Adalah sinetron yang memiliki banyak episode, tetapi masing-masing episode tidak memiliki hubungan sebab akibat.

2. Sinetron serial. Adalah sinetron yang memiliki banyak episode dan masing-masing episode memiliki hubungan sebab akibat. 3. Sinetron mini seri. Adalah sinetron yang hanya memiliki tiga

sampai enam episode saja.

4. Sinetron lepas. Adalah sinetron yang hanya satu eposide, sehingga ceritanya langsung selesai.

Dalam penelitian ini sinetron yang akan dianalisa termasuk kedalam tema sinetron drama karena menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang melibatkan konflik

23

atau emosi yang dikemas secara khusus untuk ditayangkan di televisi, dan termasuk pula dalam tema sinetron remaja karena para pemeran dan ide cerita yang disampaikan sebagian besar mengenai kehidupan remaja sehari-sehari. Sedangkan untuk kategori jenis sinetron termasuk kedalam kategori serial karena dalam setiap episodenya menampilkan sebab akibat dari masing-masing episodenya.

Sendjaya dalam Kuswandi (2008:121), menyebutkan sebuah sinetron seyogyanya memiliki karakteristik, yaitu:

Pertama, mempunyai gaya atau style terdiri dari aspek artistiknya, orisinalitas, penggunaan bahasa film dan simbol-simbol yang tepat, penataan artistik seperti cahaya, screen-directing, dan art-directing, fotografi yang bagus, penyampaian sajian dramatik, yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser.

Kedua, memiliki isi cerita termasuk didsalamnya hubungan logis dalam alur ceita, irama dramatik, visi dan orientasi, karakteristik tokoh, permasalahan/tema yang aktual dan kontekstual.

Ketiga, memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinannya, manajemen produksi. Untuk mencapai itu, sebuah sinetron diusahakan agar memenuhi kualitas standar lebih dulu, yaitu basic instinct human-being.

Dokumen terkait