BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Teori
2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson (1993: 8-10) sistem informasi dalam dunia
bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga (3) tujuan, meliputi:
1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan. Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Laporan Keuangan Buku Pembantu Laporan Keuangan Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar File Transaksi Laporan Keuangan dan Laporan Lain yaitu Laporan Keuangan Fiskal
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
(stewardship).
Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan
eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal. Hampir
semua informasi yang diperlukan oleh dua (2) tujuan terakhir merupakan
daya transaksi yang diolah. Sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.
Informasi keuangan digunakan baik oleh para manajer maupun
pihak eksternal perusahaan. Informasi keuangan untuk pihak luar (eksternal)
disajikan dalam laporan keuangan pihak luar yang menggunakan laporan
umum. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Informasi tersebut jarang dibuat khusus untuk pemakaian tertentu. Informasi
yang disajikan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan prinsip
akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun
laporan akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk
menyusun laporan keuangan, laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan
suatu gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu organisasi.
Menurut Simamora (2000: 6-9) pihak-pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para
pemakai laporan keuangan dapat dibagi ke dalam dua (2) golongan antara
a. Pemakai Internal.
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis.
Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan
sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap
sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala
dibutuhkan.
b. Pemakai Eksternal.
Pemilik perusahaan, para pemilik (owners) telah menanamkan dana mereka yang berharga kedalam sebuah organisasi bisnis.
Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di
masa lalu. Kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang
dan prospek arus kas.
Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif finansial perubahan. Mereka guna menunjukan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga
berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan
pension, dan kesempatan kerja.
Investor, investor dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha, untuk memutuskan apakah membantu permodalan suatu
perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya
pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang, jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik
dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman.
Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah
perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu
dan terjadwal.
Badan pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan sosial dan statistik lainnya.
Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan.
Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan
berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.
Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, dan panti asuhan memakai informasi akuntansi untuk
merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu
pula penyusunan anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, memberi
peralatan yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
Masyarakat, masyarakat umum seringkali bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk
mengevaluasi tindakan-tindakan finansial dalam menilai keberadaan
ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.
2. 2.5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodic efektifitas
operasional suatu organisasi dan personilnya berdasarkan sasaran, standar
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
Sistem Informasi Akuntansi adlah tingkat efektifitas operasional sistem
untuk mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi
pemakai di dalam maupun di luar perusahaan. Sedangkan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi lebih berorientasi pada tingkat efektifitas sistem dalam
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada manajer
internal. Sehingga dapat diketahui bahwa perbedaan antara Sistem Informasi
Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen terletak pada pemakainya.
2. 2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2. 2.6.1 Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi.
Menurut Davis (1990: 179-180) menyatakan bahwa keterlibatan
adalah partisipasi mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok
yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi pada tujuan
kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Ada tiga (3) aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain:
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti melibatkan
emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik.
2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kreatif dan
membangun aspek yang sangat penting.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menurut pegawai untuk
Pemakaian adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam
penggunaan informasi. Tidak jarang pemakai secara teknis lebih tahu
mengenai kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai
dapat memberikan masukan yang berguna mengenai apa saja yang harus
direncanakan oleh sistem analisis.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan
atau partisipasi merupakan perilaku, pernyataan atau aktivitas yang
dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi,
Barki dan Hartwick dalam Purnamasari (2004: 120).
Keterlibatan digunakan untuk menunjukan campur tangan personal
yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap
perncanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.
Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak
berpartisipasi maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi.
Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam penggunaan
sistem informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui
apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak
berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan
mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.
2. 2.6.2 Dukungan Manajemen Puncak.
Menurut Supriyono (1987: 68) mengemukakan bahwa manajemen
puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi
perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dalam
Menurut Glueck dan Jauch (1987: 68) mengemukakan bahwa
manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak
perusahaan dan bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan
keberhasilan perusahaan.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen
puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada di puncak perusahaan dan yang bertanggung jawab
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Berdasarkan pendapat Choe dalam Purnamasari (2004), berpendapat
bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya
hubungan positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses
pengembangan dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dengan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Dukungan manajemen sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan. Bila
manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi maka akan memberikan kepuasan terhadap
pemakaian informasi tersebut.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan
meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang
ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut.
Partisipasi pemakai dalam pengembangan system akan meningkat
partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan sistem yang dikembangkan
akan lebih besar.
2. 2.6.3 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi.
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan
perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka
sendiri dari pada pengalaman orang lain, Pace dan Faules (1998: 439).
Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji
kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana
mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan
apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan penjelasan personal
atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara
berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.
Menurut Robbins (1998: 46), kemampuan adalah kapasitas individu
untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melaksanakan berbagai tugas
dalam pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki, karyawan diharapkan
akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung kegiatan badan
usaha, sehingga akan terasa wajar apabila badan memberi harapan agar
tujuan karyawan dalam bekerja dapat tercapai.
Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok
system digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi,
Soegiharto (2001), dikutip Komara (2005: 836).
Berdasarkan pendapatnya Komara (2005: 841) bahwa terdapat
pengaruh positif signifikan kemampuan teknik personal sistem informasi
Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah
kesanggupan individu atau personel dalam menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem informasi organisasi.
2. 2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam