• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Hasil Penelitian Jenis Keanekaragaman Burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie sebagai

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitan

4. Pemanfaatan Hasil Penelitian Jenis Keanekaragaman Burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie sebagai

Referensi Pendukung Materi Ekologi Hewan

Hasil penelitian ini disajikan dalam sebuah karya berbentuk buku saku yang nantinya akan dimanfaatkan oleh mahasiswa ekologi hewan yang digunakan untuk mendukung pembelajaran dan membantu mereka dalam proses identifikasi jenis keanekaragaman burung saat praktikum lapangan. Buku saku: buku saku yang dibuat mulai dari : a) Kata Pengantar, b) Daftar isi, c) Bab I, Latar belakang yang telah memuat tentang tinjauan, d) Bab II, Tinjauan umum tentang objek dan lokasi penelitian, e) Bab III, deskripsi dan klasifikasi objek penelitian, f) Bab V, penutup, g) daftar pustaka.

Buku saku yang dihasilkan berjudul “Keanekaragaman jenis burung di hutan

penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di kawasan Pidie sebagai referensi pendukung materi ekologi hewan” dalamnya terdapat pengetahuan atau informasi

tentang burung. Buku ini dapat digunakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi sendiri untuk proses belajar dan identifikasi burung.

Karya dari hasil penelitian ini juga diberikan kepada pihak pengelola Taman Hutan Raya Pocuet Meurah Intan sebagai koleksi data terbaru, dan referensi yang membantu saat dilakukannya proses observasi, pelatihan, dan berbagai penelitian lainnya dalam upanya mempublikasi serta menjaga keanekaragaman hayati yang terdapat di Tamana Hutan Raya Pocuet Meurah Intan.

97 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Keanekaragaman Jenis Burung di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie sebagai referensi pendukung materi ekologi hewan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 30 spesies burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie, 30 spesies burung tersebut terdiri dari 19 famili yang berbeda-beda yaitu: Passeridae, Silviidae, Laniidae,

Chlorosedae, Halcyonidae, Dicruridae, Bucerotidae, Cuculidae, Artamidae, Pycnonotidae, Nectarinidae, Megalainidae, Columbidae, Sturnidae, Accitripidae, Aeghithinidae, Hirundinae, dan Oriolidae.

2. Indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat pada hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie tergolong tinggi berdasarkan formulasi Shannon Winner, mencapai indeks keanekargaman yang tinggi dengan nilai Ĥ= 3,1306

3. Terdapat 31 jenis dari 23 Famili tumbuhan di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie.

97 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Keanekaragaman Jenis Burung di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie sebagai referensi pendukung materi ekologi hewan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 30 spesies burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie, 30 spesies burung tersebut terdiri dari 19 famili yang berbeda-beda yaitu: Passeridae, Silviidae, Laniidae,

Chlorosedae, Halcyonidae, Dicruridae, Bucerotidae, Cuculidae, Artamidae, Pycnonotidae, Nectarinidae, Megalainidae, Columbidae, Sturnidae, Accitripidae, Aeghithinidae, Hirundinae, dan Oriolidae.

2. Indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat pada hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie tergolong tinggi berdasarkan formulasi Shannon Winner, mencapai indeks keanekargaman yang tinggi dengan nilai Ĥ= 3,1306

3. Terdapat 31 jenis dari 23 Famili tumbuhan di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie.

97 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Keanekaragaman Jenis Burung di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie sebagai referensi pendukung materi ekologi hewan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 30 spesies burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie, 30 spesies burung tersebut terdiri dari 19 famili yang berbeda-beda yaitu: Passeridae, Silviidae, Laniidae,

Chlorosedae, Halcyonidae, Dicruridae, Bucerotidae, Cuculidae, Artamidae, Pycnonotidae, Nectarinidae, Megalainidae, Columbidae, Sturnidae, Accitripidae, Aeghithinidae, Hirundinae, dan Oriolidae.

2. Indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat pada hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie tergolong tinggi berdasarkan formulasi Shannon Winner, mencapai indeks keanekargaman yang tinggi dengan nilai Ĥ= 3,1306

3. Terdapat 31 jenis dari 23 Famili tumbuhan di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie.

97 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Keanekaragaman Jenis Burung di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie sebagai referensi pendukung materi ekologi hewan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 30 spesies burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie, 30 spesies burung tersebut terdiri dari 19 famili yang berbeda-beda yaitu: Passeridae, Silviidae, Laniidae,

Chlorosedae, Halcyonidae, Dicruridae, Bucerotidae, Cuculidae, Artamidae, Pycnonotidae, Nectarinidae, Megalainidae, Columbidae, Sturnidae, Accitripidae, Aeghithinidae, Hirundinae, dan Oriolidae.

2. Indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat pada hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie tergolong tinggi berdasarkan formulasi Shannon Winner, mencapai indeks keanekargaman yang tinggi dengan nilai Ĥ= 3,1306

3. Terdapat 31 jenis dari 23 Famili tumbuhan di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie.

97 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Keanekaragaman Jenis Burung di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie sebagai referensi pendukung materi ekologi hewan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 30 spesies burung di Hutan Penyangga Kawasan Ekosistem Tahura di Kabupaten Pidie, 30 spesies burung tersebut terdiri dari 19 famili yang berbeda-beda yaitu: Passeridae, Silviidae, Laniidae,

Chlorosedae, Halcyonidae, Dicruridae, Bucerotidae, Cuculidae, Artamidae, Pycnonotidae, Nectarinidae, Megalainidae, Columbidae, Sturnidae, Accitripidae, Aeghithinidae, Hirundinae, dan Oriolidae.

2. Indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat pada hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie tergolong tinggi berdasarkan formulasi Shannon Winner, mencapai indeks keanekargaman yang tinggi dengan nilai Ĥ= 3,1306

3. Terdapat 31 jenis dari 23 Famili tumbuhan di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie.

4. Hasil penelitian tentang Keanekaragaman Jenis Burung yang dilakukan pada hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie akan dimanfaatkan sebagai referensi pendukung untuk pembelajaran matakuliah ekologi hewan, dan menghasil sebuah buku saku.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang dapat penulis kemukakan terkait dengan penelitiam ini sebagai berikut:

1. Perlu adanya penelitian lanjutan yang dilakukan pada kawasan BPKH 1 yang terdapat disamping hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie, untuk melihat korelasi jenis keanekaragaman burung yang terdapat di dua kawasan tersebut

2. Indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie perlu di publikasi kestakeholder untuk menambah pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap kekayaan hayati yang terdapat di kawasan tersebut.

3. Perlu adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga hutan lindung negara tepatnya di hutan penyangga kawasan ekosistem tahura di kabupaten Pidie, Supaya terjaganya vegetasi hutan yang baik dan terjaganya indeks keanekaragaman jenis burung dan vegetasi hutan di lokasi tersebut.

4. Produk dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, khususnya pada materi pembelajaran ekologi pada Program Studi Pendidikan Biologi.

5. Perlu adanya penegasan yang baik dari pemerintah terhadap perambahan hutan lindung negara yang dijadikan perkebunan monokultur oleh masyarakat.

100

Dokumen terkait