• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Penatagunaan Tanah, Air dan Udara Paragraf Satu

Pola penatagunaan tanah di kawasan Lindung Pasal 70

Kawasan Perlindungan Setempat terbagi atas:

a. Kawasan Lindung Pantai yaitu sempadan pantai pada pesisir Kota diprioritaskan di sekitar pesisir kawasan Kecamatan Balikpapan Timur, Kecamatan Balikpapan Barat.

b. Kawasan rawa pasang surut meliputi kegiatan perlindungan seluruh kawasan rawa yang tergenang akibat pangaruh pasang surut air laut diprioritaskan pada rawa pasang surut, badan sungai di DAS sekitar Teluk Balikpapan.

c. Kawasan sempadan sungai meliputi kawasan yang diperuntukan untuk perlindungan ekosistem sungai dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di kiri-kanan sungai bertanggul, sedangkan sungai di kawasan pemukiman sekurang-kurangnya 10 m di kiri-kanan sungai tidak bertanggul meliputi seluruh kawasan di daerah aliran sungai.

Paragraf dua

Pola penatagunaan tanah di kawasan budidaya Pasal 71

a. Kawasan Pertanian.

Pengembangan kawasan pertanian diarahkan pada peningkatan hasil produksi pertanian pada kawasan pertanian yang telah ada dengan tidak menambah lahan pertanian di Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara;

b. Kawasan Perkebunan.

Pengembangan kawasan perkebunan dilakukan pada kawasan perkebunan yang ada dan kawasan perkebunan di Kawasan Teritip serta pengembangan kawasan industri agrobisnis/KIBUN sebagai pengolahan hasil perkebunan di Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur;

c. Kawasan Perikanan Tangkap; d. Kawasan Perindustrian; e. Kawasan Pariwisata; f. Kawasan Pemukiman; g. Kawasan Penangkaran; h. Kawasan Agrowisata; i. Kawasan Peternakan.

(2) Kawasan Pertanian sebagaimana tercantum ayat 1 huruf a terdiri dari :

a. Kawasan pertanian pangan lahan basah terletak di Kecamatan Balikpapan Timur; b. Kawasan tanaman pangan lahan kering terletak di Kecamatan Balikpapan Timur dan

Kecamatan Balikpapan Utara; dan

c. Kawasan tanaman perkebunan / tahunan terletak di Kecamatan Balikpapan Timur dan Kecamatan Balikpapan Utara.

(3) Kawasan Perindustrian sebagaimana tercantum pada ayat 1 huruf d berupa Zona Industri yang terdiri dari :

a. Zona Industri Pertanian (Agro Industri) terletak di Kecamatan Timur. b. Zona Industri Perikanan dan Aneka Industri terletak di Kecamatan Timur (4) Kawasan Pariwisata sebagaimana tercantum pada ayat 1 huruf e terdiri dari:

a. Kawasan Wisata Pantai terletak di Manggar merupakan satu paket wisata dengan lima obyek wisata. Kawasan Wisata Manggar terdiri dari beberapa obyek wisata, yaitu antara lain Kawasan Wisata Pantai Manggar, Kawasan Wisata Pantai Lamaru, Kawasan Wisata Pantai Teritip, Makam Jepang dan Wisata Penangkaran Buaya. Pengembangan Kawasan Wisata. Pantai Manggar merupakan kawasan ekowisata dengan klasifikasi intensif;

b. Kawasan Ekowisata terletak di Kelurahan Kariangau Pengembangan Kawasan Ekowisata: Pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove dapat dikembangkan di kawasan hutan mangrove di. sekitar Sungai Wain dan kawasan hutan mangrove bagian barat kawasan Hutan Lindung Sungai Wain;

c. Kawasan Kebun Raya terletak di Kelurahan Kariangau Pengembangan Kawasan: Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, arahan pengembangan kegiatan wisata di kawasan hutan lindung Sungai Wain adalah sebagai kawasan ekowisata dengan aktivitas wisata dan fasilitas yang terbatas;

d. Kawasan lainnya sebagaimana tercantum pada pasal 70 huruf f berupa Kawasan Penangkaran Buaya yang terletak di Kelurahan Teritip.

(5) Kawasan Pemukiman sebagaimana tercantum pada ayat 1 huruf f terdiri dari :

a. Kawasan Pemukiman perkotaan terletak di Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Tengah;

b. Kawasan Permukiman pedesaan terletak di Kecamatan Balikpapan Timur dan Kecamatan Balikpapan Utara.

(6) Kawasan Pengembangan Khusus: a. KIK;

b. Kawasan Agropolitan Teritip; c. Kota Ekologis Karangjoang; d. Kota Perdesaan Teritip; e. Pusat Kota II Balikpapan;

f. Kawasan Zona I : Penataan Pantai Balikpapan dari Pelabuhan Semayang – Bandara Sepinggan;

g. Pusat Niaga Perikanan Terpadu,

Paragraf Tiga Pola Penatagunaan Air

Pasal 72

(1) Pengaturan daerah tangkapan air, embung, waduk, danau, kawasan sempadan sungai, pantai, laut, alur pelayaran dan kawasan pelabuhan;

(2) Kawasan Perikanan Tangkap diatur sesuai dengan ketentuan zonasi pemanfaatan kawasan dengan jarak 0 sampai dengan 4 mil laut dari garis pantai terdiri dari :

a. Alat tangkap gillnet (kurang 200 m);

b. Alat tangkap jaring aktif (dogol dan lampara dasar) dan kapal dibawah 5 GT;

Paragraf Empat Pola penatagunaan udara

Pasal 73

(3) Dalam hal penatagunaan udara, Pemerintah Kota menetapkan Kawasan Keselamatan serta ketinggian bangunan untuk Bandara Sepinggan Balikpapan dan Penggunaan frekwensi radio.

(4) Untuk penentuan kawasan operasional penerbangan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

Bagian Kedua Program Pembangunan

Pasal 74

(1) Untuk menyusun program-program pembangunan kota sesuai dengan arahan rencana, maka diperlukan suatu indikasi program pembangunan yang diturunkan dari berbagai komponen RTRW Kota. Di dalamnya tercakup program-program pembangunan yang bersifat indikatif, tahapan pelaksanaan, sumber dana serta institusi pelaksanaanya.

(2) Dalam perumusan indikasi program pembangunan Kota ini dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya komponen-komponen RTRW Kota Balikpapan yang perwujudannya membutuhkan implementasi secara langsung dalan bentuk program-program pembangunan fisik ( rencana pemanfaatan ruang, rencana pengembangan sarana prasarana, dan rencana pengembangan kawasan prioritas );

b. Adanya kebutuhan untuk melakukan prioritasisasi dala pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tahapan pembangunan kota;

c. Adanya kebutuhan pembiayaan atau sumber dana yang berbeda serta perlunya dukungan kelembagaan untuk melaksanakan program pembangunan.

Pembiayaan pembangunan Pasal 75

Penjabaran Rencana Tata Ruang Kota kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah dan rencana kerja tahunan pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dilakukan oleh Bappeda Kota Balikpapan.

Bagian Ketiga Insentif dan Disinsentif

Pasal 76

(1) Kebijakan insentif pemanfaatan ruang bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang berada di kawasan pengembangan tertentu di Kota.

(2) Kebijakan disinsentif pemanfaatan ruang bertujuan untuk menegakkan kebijakan tata ruang, pemerataan dan keseimbangan kawasan budidaya dan non budidaya, struktur ruang dan garis – garis sempadan.

(3) Dalam pelaksanaan kebijakan insentif dan disinsentif, tidak megurangi dan menghapuskan hak-hak penduduk sebagai warga negara dan tetap menghormati hak-hak masyarakat yang melekat pada ruang.

(4) Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, dikembangkan kebijakan insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

(5) Penyusunan pengaturan, persyaratan teknis dan kebijakan insentif dan disinsentif bagi pemanfaatan ruang dilakukan oleh Instansi Teknis yang berwenang dengan berkonsultasi kepada instansi terkait.

(6) Mekanisme / kompensasi nilai kerugian, Pajak Tambahan dan bentuk insentif dan disinsentif ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

BAB VII

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Dokumen terkait