• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ikan Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan dengan peningkatan produksi ditempuh melalui usaha penangkapan di laut maupun

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

2) Ikan Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan dengan peningkatan produksi ditempuh melalui usaha penangkapan di laut maupun

perairan umum, serta budidaya air payau (tambak) dan kolam. Potensi sumberdaya perikanan Kabupaten Kotabaru cukup besar dengan potensi lestari perairan laut 57.600 ton per tahun dengan luas perairan 38.490 km2, perairan umu 23.181 ton per tahun dengan luas areal 168.050 ha, Budidaya air payau (tambak) 22.450 ton per tahun dengan luas areal yang memungkinkan untuk dijadikan

tambak 52.900 ha, budidaya air tawar (kolam) sebesar 22,5 ton per tahun dengan luas areal 46 ha (Renstra 2006-2010 Dinas Perikanan dan Kelautan, 2005).

Produksi dari perikanan laut tahun 2004 sebesar 49.011, tahun 2005 sebanyak 44.899, dan sasaran produksi tahun 2006 sebesar 47.870, rata-rata pertumbuhannya negatif (-0,01) hal ini disebabkan penangkapan ikan di laut dibeberapa zona penangkapan terjadi over fishing, disamping itu armada-armada penangkapan yang digunakan nelayan masih terbatas sebagian besar ukuran kapal kurang dari 5 GT (Gross Tons) . Produksi budidaya tambak rata-rata pertumbuhannya meningkat (0,06%), sedangkan budidaya kolam rata-rata mengalami penurunan (-0,01%). Data produksi perikanan Kabupaten Kotabaru tahun 2004-2006 seperti pada Tabel 22.

Tabel 22. Produksi perikanan Kabupaten Kotabaru tahun 2004-2006 Produksi (ton) Jenis perikanan 2004 2005 2006*) Pertumbuhan Rata-rata (%) Perikanan laut 49.011 44.899 47.870 -0,01 Perikanan darat :

a). Perairan umum 794 434 859 -0,17

b). Budidaya

- Tambak 2.152 3.166 2.649 0,06

- Kolam 18 21 18 -0,01

- Lainnya 127 206 153 0,02

Jumlah 51.957 48.499 51.378 -0,01

Sumber: Kabupaten Kotabaru dalam Angka, BPS (2004-2005)

*) angka sasaran produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotabaru, Renstra 2006-2010

Produksi perkebunan. Bahan pangan yang bersumber dari produksi komoditas perkebunan di Kabupaten Kotabaru terdiri dari sagu, kelapa sawit, kelapa hibrida, kelapa dalam, kopi, kakao, lada, cengkeh, kemiri, aren, fanili, dan kayu manis. Berdasarkan luas penggunaan tanah di Kabupaten Kotabaru seluas 942.246 ha, pemanfaatan untuk tanaman perkebunan seluas 165,228 ha (17,54%). Produksi komoditas perkebunan yang terbesar adalah kelapa sawit tahun 2003 produksi CPO sebesar 278.091 ton, tahun 2004 sebesar 808.024 ton, dan tahun 2005 sebesar 532,263 ton. Produksi komoditas perkebunan tahun 2003-2005 seperti pada Tabel 23.

Tabel 23. Produksi perkebunan Kabupaten Kotabaru tahun 2003-2005 Produksi (ton) Komoditas 2003 2004 2005 Sagu 175 175 - Kelapa sawit 278.091 808.024 532.263 Kelapa Hibrida 480 480 351 Kelapa dalam 2.180 2.180 2.000 Kopi 878 908 812 Kakao 14 14 58 Lada 221 221 116 Cengkeh 12 11 11 Kemiri 27 26 13 Aren 94 94 264 Fanili 2 2 1 Kayu manis 24 24 21

Sumber: Kabupaten Kotabaru dalam Angka, BPS (2003-2005)

Perkembangan Impor dan Ekspor Pangan

Untuk memenuhi ketersediaan pangan penduduk Kabupaten Kotabaru ada beberapa jenis pangan yang dikonsumsi namun ketersediaan yang berasal dari produksi daerah sendiri tidak ada atau kurang, maka jenis pangan tersebut harus di datangkan dari daerah lain (impor). Selain itu ada beberapa jenis pangan yang diproduksi dari Kabupaten Kotabaru dapat memenuhi ketersediaan pangan

penduduk dan bahkan lebih, maka jenis pangan tersebut dapat di ekspor ke daerah lain.

Impor pangan. Jenis pangan yang didatangkan dari daerah lain (impor) untuk tahun 2003-2005 pasokannya ada yang meningkat dan ada juga berkurang. Untuk jenis pangan yang di impor meningkat disebabkan oleh kebutuhan akibat pertambahan penduduk, sedangkan impor jenis pangan berkurang hal ini disebabkan beberapa jenis pangan dapat dipenuhi dari produksi sendiri. Untuk jenis pangan tertentu yang kurang baik atau kurang cocok dikembangkan di daerah ini, kebutuhannya selalu meningkat setiap tahun.

Pada tahun 2003 jenis pangan yang di impor seperti beras sebanyak 3.618 ton, tepung terigu sebanyak 798 ton, gula pasir 1,009 ton, kacang tanah 161 ton, minyak goreng 1,122 ton; buah-buahan: rambutan sebanyak 79 ton, jeruk 735 ton, mangga 112 ton, sayuran: kubis sebanyak 85 ton, kentang 230 ton, wortel 133 ton,

106, tomat sebanyak 106 ton, cabe 186 ton, bawang merah sebanyak 226 ton, bawang putih 180 ton, bawang daun sebanyak 48 ton; telur: ayam buras sebanyak 54 ton, ayam ras sebanyak 436, dan telur itik sebanyak 255 ton; daging sapi sebanyak 1.950 ton; susu sebanyak 496 ton.

Untuk tahun 2004 jenis pangan yang paling banyak diimpor berupa beras, daging, gula pasir, dan minyak goreng. Tahun 2005 perkembangan impor beberapa jenis pangan seperti daging, gula pasir, dan minyak goreng mengalami peningkatan dibanding tahun 2004 dan 2004, lebih jelasnya untuk impor pangan tahun 2003, 2004, dan 2005 (Tabel 24).

Tabel 24. Jenis pangan yang diimpor Kabupaten Kotabaru tahun 2003-2005 Didatangkan dari daerah lain /Impor (ton) Jenis Pangan

2003 2004 2005

Beras 3.618 6.753 4.943

Tepung terigu 798 555 1.102

Tepung ubi kayu - 16 35

Gula pasir 1.009 1.241 1.473 Kacang tanah 161 165 401 Kacang kedelai - 199 437 Kacang hijau - 150 702 Minyak goreng 1.122 1.149 1.650 Rambutan 79 75 87 Jeruk 735 1.057 442 Apel - 245 115 Kelengkeng - 54 55 Anggur - 45 39 Mangga 112 190 42 Kubis/kol 85 250 352 Kentang 230 130 344 Wortel 133 95 179 Buncis - 38 107 Tomat 106 67 109 Cabe 186 118 266 Bawang merah 226 158 438 Bawang putih 180 85 286 Bawang daun 48 36 84

Telur ayam buras 54 96 16

Telur ayam ras 436 115 784

Telur itik 255 226 301

Daging 1.950 1.977 2.006

Susu 496 496 523

Garam 952 952 670

Ekspor pangan. Jenis pangan yang di ekspor sebagian besar dari hasil produksi perikanan, perkebunan, dan buah-buahan karena jenis pangan ini merupakan andalan ekspor komoditas pertanian Kabupaten Kotabaru. Tahun 2003 ekspor perikanan seperti pisang sebesar 2.100 ton, ikan sebanyak 19.382 ton, udang sebanyak 2.191 ton, dan kepiting sebanyak 2.215 ton. Tahun 2004 ekspor pisang menurun menjadi 950 ton, ikan dan kepiting meningkat masing-masing menjadi 19.415 ton dan 2.351 ton sedangkan tahun 2005 ekspor ikan dan kepitung terjadi penurunan, hanya pisang dan udang meningkat dengan volume ekspor pisang sebanyak 1.500 ton, dan udang 3.659 ton (Tabel 25).

Tabel 25. Ekspor komoditas pangan Kabupaten Kotabaru tahun 2003-2005 Ekspor (ton) Jenis Pangan 2003 2004 2005 Buah-buahan *) Pisang 2.100 950 1.500 Perikanan Ikan 19.382 19.415 12.539 Udang 2.191 1.998 3.659 kepiting 2.125 2.351 772 Perkebunan Sawit (CPO) 278.091 808.024 532.263

Sumber: Kabupaten Kotabaru dalam Angka, BPS (2003-2005)

*) Bagian Ekonomi dan Ketahanan Pangan, laporan tahunan (2005)

Stok dan Penyaluran Pangan

Stok dan penyaluran pangan di Kabupaten Kotabaru hanya berupa jenis pangan beras yang dikelola oleh Kantor Divisi Dolog Kotabaru. Pada tahun 2004- 2005 terjadi penurunan, dengan stok awal untuk tahun 2004 sebanyak 3.482,82 ton, dan turun menjadi 920,54 ton tahun 2005, sedangkan tahun 2006 terjadi peningkatan stok awal sebanyak 1.357,26 ton. Sebagian besar disalurkan untuk kebutuhan raskin, kehakiman, bencana alam, dan operasi pasar dengan jumlah penyaluran tahun 2004 sebanyak 3.557,28 ton, tahun 2005 sebanyak 2.749,81 ton, dan tahun 2006 sebesar 2.103,32. Stok akhir tahun 2004 sebanyak 920,54 ton, tahun 2005 sebanyak 1.357,26, dan tahun 2006 sebanyak 895,71 ton (Tabel 25).

Tabel 26. Stok dan penyaluran beras Kabupaten Kotabaru Tahun (ton) No Uraian 2004 2005 2006 Keterangan 1. Stok awal 3.482,82 920,54 1.357,26 2. Pemasukan 995,00 3.186,54 1.641,76 4.477,82 4.107,08 2.999,02

Pasokan dari Jawa Timur, Ujung Pandang, dan Jakarta. 3. Penyaluran Karyawan - 6,85 7,08 Raskin 3.527,28 2.705,96 1.985,00 Kehakiman 30,00 37,00 27,74 Bencana alam - - 54,00 Operasi pasar - - 29,50 Jumlah penyaluran 3.557,28 2.749,81 2.103,32 4. Stok akhir 920,54 1.357,26 895,71 Sumber: Kantor Divisi Dolog Kotabaru (2007)

Situasi Ketersediaan Pangan Kabupaten Kotabaru

Ketersediaan Pangan Aktual berdasarkan Neraca Bahan Makanan

Untuk mengetahui ketersediaan pangan aktual diperoleh dari neraca bahan makanan (NBM) yang memberikan informasi tentang situasi pengadaan/ penyediaan pangan, baik yang berasal dari produksi, impor-ekspor dan stok serta penggunaan bibit, penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil koreksi NBM Kabupaten Kotabaru tahun 2003-2005, dapat diporeh gambaran ketersediaan energi dan protein, serta ketersediaan pangan per kelompok pangan.

Ketersediaan energi dan protein. Berdasarkan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1998) ketersediaan energi 2500 kkal/kapita/hari dan protein 50 gram/kapita/hari. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) ketersediaan energi normatif yang direkomendasikan adalah 2.200 kkal/kapita/hari dan ketersediaan protein sebesar 57 gram/kapita/hari. Dibandingkan dengan rekomendasi tersebut, perkembangan ketersediaan pangan selama periode 2003- 2005 secara umum telah melebihi kebutuhan akan ketersediaan energi maupun protein yang direkomendasikan, meskipun berfluktuasi tiap tahunnya.

Pada tahun 2003 bahan pangan yang tersedia mampu menyediakan energi sebesar 2.523 kkal/kap/hari sekitar 0,92% lebih tinggi dari ketersediaan energi yang direkomendasikan (2500 kka/kap/hari). Demikian halnya ketersediaan energi pada tahun 2004-2005 umumnya 28,63%-35,45% diatas AKE pada tingkat ketersediaan yang dianjurkan (2200 kkal/kap/hari). Untuk ketersediaan protein pada tahun 2003 dengan bahan pangan yang tersedia telah melebihi rekomendasi (55,58 gram/kap/hari) yaitu sekitar 111,16%, begitu juga tahun 2004-2005 dengan bahan pangan yang tersedia mampu menyediakan protein dengan kisaran 93,57%-

93,80% diatas kebutuhan pada tingkat ketersediaan yang direkomendasikan (57 gram/kapita/hari), seperti pada Tabel 27.

Tabel 27. Ketersediaan energi dan protein Kabupaten Kotabaru tahun 2003-2005 Ketersediaan Tahun Energi (kkal/kap/hari) % AKE Protein (g/kap/hari) % AKP 2003 2.523 100,92 105,58 211,16 2004 2.830 128,63 110,34 193,57 2005 2.980 135,45 110,47 193,80 Laju/th(%) 7,94 7,94 2,22 2,22 Sumber : Diolah/koreksi NBM Kabupaten Kotabaru (2003-2005)

Sebagian besar protein yang tersedia bersumber dari bahan pangan nabati dan hewani persentase ketersediaannya berimbang untuk tahun 2003-2005, ketersediaan protein hewani sebagian besar berasal dari bahan pangan ikan yang tersedia di wilayah ini. Pada tahun 2003 ketersediaan protein hewani mencapai 52,12%, namun menurun pada tahun 2004 (48,31%), dan tahun 2005 (49,40%). Untuk protein nabati tahun 2003 mencapai 47,88% meningkat menjadi 51,69% pada tahun 2004, kemudian menurun menjadi 50,60% tahun 2005 (Tabel 28). Tabel 28. Komposisi ketersediaan protein Kabupaten Kotabaru tahun 2003-2005

Uraian 2003 2004 2005

Ketersediaan protein (gram/kapita/hari 105,58 110,34 110,47

Persentase protein nabati 47,88 51,69 50,60

Persentase protein hewani 52,12 48,31 49,40

Sumber : Diolah/koreksi NBM Kabupaten Kotabaru (2003-2005)

Ketersediaan untuk konsumsi energi dan protein per kapita per hari Kabupaten Kotabaru berdasarkan NBM 2003, 2004, 2005 per kelompok pangan (Lampiran 3). Keragaan ketersediaan energi yang dikelompokkan menjadi 9 kelompok pangan seperti pada Tabel 29.

Tabel 29. Ketersediaan energi untuk konsumsi per kelompok pangan tahun 2003-2005

Ketersediaan Energi untuk Konsumsi (kkal/kap/hari) Kelompok Pangan

2003 2004 2005 Rata-rata

1. Padi-padian 1.042 1.416 1.531 1.330

2. Umbi-umbian 511 520 443 491

3. Pangan Hewani 354 349 385 363

4. Minyak dan Lemak 134 120 160 138

5. Buah/Biji Berminyak 9 8 5 7

6. Kacang-kacangan 190 178 140 169

7. Gula 44 51 66 54

8. Sayur dan Buah 239 188 249 225

9. Lain-lain 0 0 0 0

Total 2.523 2.830 2.980 2.778

Sumber : Diolah/koreksi NBM Kabupaten Kotabaru (2003-2005)

Keragaan ketersediaan protein yang dikelompokkan menjadi 9 kelompok pangan seperti pada Tabel 30.

Tabel 30. Ketersediaan pangan untuk konsumsi per kelompok pangan tahun 2003-2005

Ketersediaan Protein untuk Konsumsi (gram/kap/hari) Kelompok Pangan

2003 2004 2005 Rata-rata

1. Padi-padian 25,80 34,97 37,98 32,92

2. Umbi-umbian 3,47 3,52 3,02 3,34

3. Pangan Hewani 55,02 53,29 51,85 53,39

4. Minyak dan Lemak 0,03 0,01 0,01 0,02

5. Buah/Biji Berminyak 0,09 0,07 0,05 0,07

6. Kacang-kacangan 16,95 15.47 10,68 14,37

7. Gula 0,01 0,01 0,03 0,02

8. Sayur dan Buah 4,21 3.05 4,14 3,80

9. Lain-lain 0 0 0 0,00

Total 105,58 110,34 110,47 108,80

Sumber : Diolah/koreksi NBM Kabupaten Kotabaru (2003-2005)

Ketersediaan pangan per kelompok bahan pangan. Ketersedian pangan di Kabupaten Kotabaru per kelompok pangan berdasarkan neraca bahan makanan (NBM) tahun 2003, 2004, dan 2005 yang dikelompokkan menjadi 9 kelompok pangan secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Kelompok padi-padian.

Ketersediaan pangan kelompok padi-padian tahun 2003 sebesar 1.042 Kalori/kapita/hari (41,31% dari total energi), protein 25,8 gr/kapita/hari (24,44% dari total protein) dan lemak 4,86 gram/kapita/hari (10.76% dari total lemak). Jumlah tersebut didominasi oleh beras mencapai 891,42 Kalori/kapita/hari

(89,63 kg/kapita/tahun) yang berasal dari produksi domestik (Kabupaten Kotabaru) sebesar 26.193 ton dan impor sebesar 3.618 ton, jagung sebesar 121,85 Kalori/kapita/tahun (13,92 kg/kapita/tahun) dengan produksi sebesar 5.132 ton, sedangkan kontribusi gandum sebesar 28,95 Kalori/kapita/hari (3,17 kg/kapita/tahun) yang berasal dari impor.

Tahun 2004 suplai energi per kapita/hari dari padi-padian meningkat menjadi 1.416 Kalori/kapita/hari (50,03% dari total energi), sedangkan protein 34,97 gram/kapita/tahun dan lemak 6,48 gram/kapita/tahun. Zat gizi tersebut berasal dari kontribusi beras sebesar 1.251 Kalori/kapita/hari (125,76 kg/kapita/tahun) yang berasal dari produksi sebesar 36.077 ton dan impor sebesar 6.753 ton, dan jagung sebesar 145,65 Kalori/kapita/hari (16,64 kg/kapita/tahun), sedangkan ketersediaan gandum yang berasal dari impor kontribusinya menurun 19,67 Kalori/kapita/tahun (2,16 kg/kapita/tahun).

Tahun 2005 kontribusi kelompok padi-padian dibandingkan tahun 2004 meningkat menjadi 1.531 Kalori/kapita/hari (51,38% dari total energi), protein dan lemak masing-masing sebesar 37,98 gram/kapita/hari (34,38% dari total protein) dan 7,61 gram/kapita/hari (15,42% dari total lemak). Kontribusi beras masih mendominasi sebesar 1.249 Kalori/kapita/tahun (125,54 kg/kapita/tahun), jagung sebesar 244,10 Kalori/kapita/tahun (27,89 kg/kapita/tahun), dan gandum meningkat menjadi 38,47 Kalori/kapita/hari (4,22 kg/kapita/tahun) dibanding tahun 2004.

2. Kelompok umbi-umbian

Dari data NBM 2003 kelompok makanan berpati mensuplai sebanyak 510,84 Kalori/kapita/hari (20,24% dari total energi), protein sebanyak 3,47 gram/kapita/hari, dan lemak sebanyak 1,05 gram/kapita tahun. Kelompok ini penyumbang kalori terbesar berasal dari ubi kayu 456 Kalori/kapita/hari (127,29 kg/kapita/tahun) dengan produksi sebanyak 36.090 ton, ubi jalar sebesar 54,15 Kalori/kapita/hari (15,80 kg/kapita/tahun) berasal dari produksi 4.528 ton, dan sagu menyumbang sebesar 0,18 Kalori/kapita/hari (0,03 kg/kapita/tahun) dari produksi sebesar 10 ton.

Tahun 2004 kelompok makanan berpati mensuplai 519,14 Kalori/kapita/hari (18,34% dari total energi), protein sebesar 3,52 gram/kapita/hari, dan lemak

sebesar 1,06 gram/kapita tahun. Ubi kayu meningkat dibanding tahun 2003 dengan kontribusi 462 Kalori/kapita/hari (128,71 kg/kapita/tahun) dengan produksi sebanyak 37.369 ton, ubi jalar sebesar 55,76 Kalori/kapita/hari (16,27 kg/kapita/tahun) berasal dari produksi sebanyak 4.774 ton, sagu 1,27 Kalori/kapita/hari (0,22 kg/kapita/tahun) berasal dari produksi sebanyak 70 ton , dan impor tepung tapioka sebanyak 16 ton dengan kontribusi energi sebesar 0,50 Kalori/kapita/hari.

Kondisi ketersediaan kelompok makanan berpati tahun 2005 menurun dibandingkan tahun 2004 disebabkan penurunan produksi dengan kontribusi 441,53 Kalori/kapita/hari (14,82%), protein sebesar 3,02 gram/kapita/hari (2,73% dari total protein), dan lemak sebesar 0,91 gram/kapita/hari. Pada kelompok ini masih didominasi oleh ubi kayu walaupun produksinya terjadi penurunan dengan produksi sebanyak 31.705 ton, ubi jalar kontribusinya 54,51 Kalori/kapita/hari, dan tapioka di impor sebanyak 35 ton dengan menyumbang energi sebesar 1,09 Kalori/kapita/hari.

3. Kelompok pangan hewani a). Daging.

Pasokan energi pada tahun 2003 yang bersumber dari daging sebesar 79 Kalori/kapita/hari (3,13% dari total energi), protein sebesar 6,45 gram/kapita/hari (6,10% dari total protein) dan lemak 5,71 gram/kapita/hari. Pasokan daging yang terbanyak adalah daging ayam ras dengan produksi 1.327 ton, daging sapi produksi 108 ton dan impor 1.950 ton.

Tahun 2004 ketersediaan untuk komsumsi berasal dari daging dengan suplai energi sebesar 83,93 kalori/kapita/hari (2,96% dari total energi), protein 6,77 gram/kapita/hari (6,13% dari total protein), dan lemak 6,10 gram/kapita/hari (13,77% dari total lemak). Daging sapi, dan daging ayam ras masih mensuplai terbesar dengan kontribusi 7,67 kg/kapita/tahun, dan 3,48 kg/kapita/tahun. Daging sapi dipasok dari produksi sebanyak 91 ton, dan di impor 1.977 ton, sedang daging ayam ras produksinya sebanyak 938 ton.

Untuk ketersediaan daging tahun 2005 meningkat dengan kontribusi energi sebesar 90 Kalori/kapita/hari (3,02%), protein 7,17 gram/kapita/hari

(6,49%), dan lemak 6,6 gr/kapita/hari (13,37%). Daging sapi sebesar 7,79 kg/kapita/tahun berasal produksi sebanyak 126 ton dan impor 2.006 ton, daging ayam ras 4,02 kg/kapita/tahun berasal dari produksi 1.101 ton, begitu juga daging disuplai dari daging kerbau dan ayam buras.

b). Telur

Pangan hewani yang dominan dan banyak dikonsumsi masyarakat, suplai energi dari kelompok telur pada tahun 2003 sebesar 24,34 Kalori/kapita/hari (0,96% dari total energi), protein sebesar 1,74 gram/kapita/hari, dan lemak sebesar 1,81 gram/kapita/hari. Sumbangan kelompok telur berasal dari impor ayam ras sebanyak 436 ton, telur itik produksi sebanyak 558 ton dan impor sebanyak 255 ton, serta telur ayam buras produksi sebanyak 351 ton dan impor 54 ton.

Ketersediaan menurun sedikit pada tahun 2004 dengan suplai energi 23,52 Kalori/kapita/hari (0,83% dari total energi), protein 1,64 gram/kapita/hari, lemak 1,77 gram/kapita/hari. Untuk tahun 2005 terjadi peningkatan suplai energi yang berasal dari telur sebesar 37,95 Kalori/kapita/hari (1,27% dari total energi), protein 2,73 gram/kapita/hari, dan lemak 1,77 gr/kapita perhari. Ketersediaan untuk konsumsi dari telur itik sebesar 4,18 kg/kapita/tahun, ayam ras sebesar 2,95 kg/kapita/tahun, dan telur ayam buras sebesar 1,56 kg/kapita/tahun.

c). Susu

Pasokan susu sebagian besar berasal dari impor, yang ditunjukkan dari total ketersediaan untuk konsumsi pada tahun 2003 sebesar 515 ton. Total ketersediaan susu per kapita sebesar 2,06 kg/tahun dengan kontribusi terhadap zat gizi energi sebesar 3,44 Kalori/kapita/hari, protein 0,18 gram/kapita/hari, dan lemak 0,20 gram/kapita/hari. Ketersediaan energi, protein, dan lemak dari susu tahun 2004, 2005 relatif sama dengan kondisi tahun 2003.

d). ikan

Pangsa produk ikan cukup besar, karena Kabupaten Kotabaru merupakan penghasil ikan terbesar di Kalimantan Selatan. Pada tahun 2003 produk ini

mensuplai zat gizi sebesar 247,62 Kalori/kapita/hari (9,70% dari total energi), 46,65 gram/kapita/hari protein, dan 3,54 gram/kapita/hari lemak. Ketersediaan tersebut rata-rata meningkat setiap tahun, hanya terjadi sedikit penurunan pada tahun 2004. Total volume ketersediaan perikanan tahun 2003 mencapai 98,41 kg/kapita/tahun, tahun 2004 mencapai 93,94 kg/kapita/tahun, dan tahun 2005 mencapai 103,65 kg/kapita/hari.

4. Kelompok minyak dan lemak

Kelompok minyak dan lemak (hewani dan nabati) tahun 2003 memberikan kontribusi cukup besar terhadap ketersediaan energi yaitu 133,87 Kalori/kapita/hari (5,30% dari total energi), protein sebesar 0,03 gram/kapita/hari, lemak 14,89 gram/kapita/hari. Minyak nabati mendominasi ketersediaan sebesar 5.42 kg/kapita/tahun dan sebagian besar berasal dari minyak sawit. Total ketersediaan tahun 2004 kontribusi energi untuk kelompok minyak/lemak nabati sebesar 119,14 Kalori/kapita/tahun, dan minyak/lemak hewani sebesar 0,76 Kalori/kapita/hari.

Pada tahun 2005 ketersediaan minyak/lemak trennya meningkat dibanding tahun 2003 dan 2004, yaitu kontribusi total energi sebesar 160,1 Kalori/kapita/tahun, protein sebesar 0,01 gram/kapita/hari, dan lemak sebesar 17,76 gram/kapita/hari. Penyumbang energi terbesar dari kelompok minyak/lemak adalah jenis pangan minyak sawit tahun 2003 dan 2004 sebesar 107,58 Kalori/kapita/hari, tahun 2005 sebesar 152,24 Kalori/kapita/hari.

5. Kelompok buah/biji berminyak

Kelompok buah/biji berminyak tahun 2003 menyediakan energi sebesar 9,06 Kalori/kapita/hari (0,36% dari total energi), protein sebesar 0,09 gram/kapita/hari (0,09% dari total protein), dan lemak sebesar 0,88 gram/kapita/hari (1,95% dari total lemak). Tahun 2004 energi sebesar 7,84 Kalori/kapita/hari (0,28% dari total energi), protein sebesar 0,07 gram/kapita/tahun (0,06% dari total protein), dan lemak (1,72% dari total lemak) . Tahun 2005 sebesar 4,81 Kalori/kapita/hari (0,16% dari total energi), protein 0,05 gram/kapita/tahun (0,04% dari total protein) dan lemak 0,76 gram/kapita/tahun (1,72% dari total lemak). Pada kelompok ini

hanya berasal dari kelapa daging produksi tahun 2003 sebesar 1.022 ton. Tahun 2004 sebesar 906 ton, dan tahun 2005 produksi 564 ton.

6. Kelompok kacang-kacangan

Kontribusi dari kacang-kacangan tahun 2003 sebesar 140,27 Kalori/kapita/hari (7,43% dari total energi). Komoditas yang menyediakan energi per kapita terbesar kedelai sebesar 125 Kalori/kapita/hari (12,01 kg/kapita/tahun), yang berasal dari produksi 3.290 ton. Komoditas kacang tanah menyumbang 49 kkal/kapita/hari (3,96 kg/kapita/tahun), kacang hijau produksi sebanyak 442 ton dengan kontribusi energi sebesar 15,16 Kalori/kapita/hari (1,64 kg/kapita/tahun) dengan Ketersediaan protein dan lemak per kapita per hari masing-masing 17,04 gram dan 11,09 gram.

Kondisi ketersediaan kacang-kacangan pada tahun 2004 meningkat dibandingkan tahun 2003, dengan menyumbang energi sebesar 186 Kalori/kapita/tahun (6,30% dari total energi), protein 15,47 gram/kapita/tahun, dan lemak 9,59 gram/kapita/tahun dengan kontribusi 9,77% dari total protein dan 23,37% dari total lemak. Kedelai masih penyumbang energi yang dominan, walaupun menurun dibanding dengan tahun 2003 hanya sebesar 106 Kalori/kapita/hari (10,19 kg/kapita/tahun) dari produksi 2.659 ton, kacang tanah 50,83 Kalori/kapita/tahun (4,10 kg/kapita/tahun) dengan produksi sebanyak 1.113 ton per dan impor sebanyak 165 ton, kacang hijau produksi sebanyak 483 ton dan impor sebanyak 150 ton menyumbang energi 21,21 Kalori/kapita/hari (2,3 kg/kapita/tahun).

Tahun 2005 kontribusi komoditas kacang kedelai walaupun terjadi penurunan namun masih mendominasi pada kelompok buah/biji berminyak, dengan suplai energi sebesar 145 Kalori/kapita/hari (4,87 kg/kapita/tahun dari total energi), protein sebesar 10,73 gram/kapita/hari, lemak sebesar 6,96 gram/kapita/hari.

7. Kelompok gula

Ketersediaan energi kelompok gula sebesar 43,58 Kalori/kapita/hari (1,72% dari total kalori), protein sebesar 0,01 gram/kapita/hari (0,01% dari total protein), dan lemak sebesar 0,04 gram/kapita/hari (0,08% dari total lemak) pada tahun

2003. Gula pasir hampir seluruhnya impor dan menyuplai energi sebesar 39,77 Kalori/kapita/hari (3,99 kg/kapita/tahun), gula merah sebesar 3,80 Kalori/ kapita/hari (0,38 kg/kapita/tahun) dengan produksi sebanyak 94 ton.

Tahun 2004, kontribusi kelompok gula meningkat 51,48 Kalori/kapita/hari (1,81 dari total energi), yang berasal dari impor sebanyak 1.241 ton dan produksi gula merah sebanyak 94 ton. Sedangkan tahun 2005 kondisi ketersediaan energi terjadi peningkatan dengan suplai sebesar 66,15 Kalori/kapita/hari (2,22% dari total energi) yang berasal dari pasokan impor gula pasir sebanyal 1.473 ton dengan energi 55,87 Kalori/kapita/hari, dan produksi gula merah sebanyak 264 ton menyumbang energi sebesar 10,28 Kalori/kapita/hari. Ketersediaan protein dan lemak untuk tahun 2005 masing-masing sebanyak 0,03 gram/kapita/hari dan 0,10 gram/kapita/hari.

8. Kelompok sayur dan buah a). Sayur

Tahun 2003, proporsi energi dari sayuran sebesar 0,84% dari total ketersediaan (21.34 Kalori/kapita/hari), yang didominasi oleh kacang panjang sebanyak 776 ton dengan energi (2,27 Kalori/kapita/hari) atau 3 kg/kapita/tahun. Kondisi pada tahun 2004 dengan pangsa pasar ketersediaan energi dari sayuran sebesar 0,52% (14,83 Kalori/kapita/tahun), dengan suplai terbesar sebesar berasal dari cabe 5,6 Kalori/kapita/hari (2,34 kg/kapita/tahun), kacang panjang 2,3 Kalori/kapita/hari (3,05 kg/kapita/tahun).

Sedangkan ketersediaan sayuran tahun 2005 dengan kontribusi energi 0,79% dari total energi (23,6 Kalori/kapita/tahun), protein 1,19% dari total protein (1,32 gram/kapita/hari, dan lemak 0,83% dari total lemak (0,41 gram/kapita/hari). Sayuran yang mendominasi diantaranya kacang panjang dengan pasokan dari produksi sebanyak 952 ton, kangkung sebanyak 663 ton, dan bayam sebanyak 647 ton, terung sebanyak 632 ton.

b). Buah

Kontribusi buah-buah tahun 2003 dalam penyediaan energi sebesar 218 Kalori/kapita/tahun (8,58% dari total energi), protein sebesar 2,75 gram/kapita/hari (2,60% dari total protein), lemak sebesar 1,54

gram/kapita/hari (3,34% dari total lemak). Suplai energi terbesar berasal dari pisang sebesar 76,19 Kalori/kapita/hari (38,75 kg/kapita/tahun).

Pangsa pasar buah-buahan tahun 2004, proporsi energi dari buah-buahan menurun menjadi 173 Kalori/kapita/hari (6,08% dari total energi), pisang, durian, dan mangga merupakan penyedia energi terbesar dengan kontribusi masing-masing 61 Kalori/kapita/hari (31,08 kg/kapita/tahun), 25 Kalori/ kapita/hari (31,55 kg/kapita/tahun), dan 22 Kalori/kapita/hari (22,23 kg/kapita/tahun).

Untuk tahun 2005 ketersediaan energi naik menjadi 227 Kalori/kapita/hari (7,61% dari total energi), protein naik dibanding tahun 2004 menjadi 2,82 gram/kapita/hari (2,55% dari total protein), dan lemak naik menjadi 1,71 gram/kapita/hari (3,46% dari total lemak). Buah-buahan durian, mangga, dan pisang masih mendominasi terhadap ketersediaan energi, protein, dan lemak dengan sumbangan energi masing-masing sebesar 27,90 Kalori/kapita/hari, 22,64 Kalori/kapita/hari, dan 57,14 Kalori/kapita/hari, sumbangan protein masing-masing sebesar 0,52 gram/kapita/hari, 0,24 gram/kapita/hari, 0,62 gram/kapita/hari, sumbangan lemak masing-masing 0,62 gram/kapita/hari, 0,08 gram/kapita/hari, dan 0,19 gram/kapita/hari.

Ketersediaan Pangan Ideal berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH)

Pola pangan harapan merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, dan pola pangan harapan dapat digunakan sebagai keseimbangan dan keanekaragaman pangan. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan sesuai PPH, secara inplisit kebutuhan zat gizi juga terpenuhi kecuali untuk zat gizi yang sangat defisit dalam suatu kelompok pangan (Hardinsyah et al, 2001).

Pola pangan harapan dapat diterapkan sebagai pedoman untuk mengukur keberhasilan diversifikasi pangan, dan untuk tujuan perencanaan dan evaluasi penyediaan pangan bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk maka PPH dapat diterapkan sebagai parameter penyediaan pangan. Dengan demikian melalui pendekatan kebutuhan secara normatif pada konsep PPH tersebut dapat direncanakan jenis dan berapa banyak pangan yang harus disediakan berasal dari

produksi sesuai potensi sumberdaya yang ada, dan berapa banyak pangan yang diimpor atau di ekspor.

Dari hasil koreksi NBM Kabupaten Kotabaru tahun 2003 total ketersediaan