• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3.4 “Pemetaan” Media

PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Bappeda - - Menyusun rancana program drainase lingkungan dlm rangka pencapaian total Bappeda - -Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian

target Bappeda -

-PENGADAAN SARANA

Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan DPU -

-PENGELOLAAN

Membersihkan saluran drainase lingkungan DPU -

-Memperbaiki saluran drainase lingkungan dengan yang rusak DPU -

-Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase

lingkungan) dalam pengurusan IMB DPU -

-PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Menyediakan advise planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk

penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Tim Perijinan - -Memastikan intregasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase

sekunder dan primer

- -

-Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase

lingkungan DPU -

-Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan - -

-MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota

BAPPEDA -

-Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan

drainase lingkungan DPU -

-Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan dranase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan

DPU -

-Berdasarkan tabel 3.29 di atas, fungsi perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Meskipun demikian, dalam hal perencanaan seperti menyusun target pengelolaan drainase lingkungan belum menggunakan perhitungan teknis yang baik yang memperhatikan berbagai aspek. Dari berbagai fungsi di atas, belum ada satu pun yang melibatkan peran swasta dan masyarakat terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan. Semuanya masih menjadi tanggung jawab pemerintah.

Tabel 3.30.

Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Wonosobo

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Keteran gan Ada

(sebutkan) Tidak ada

Efektif Dilaksan akan Belum Efektif Dilaksan akan Tidak Efektif Dilaksa nakan

Target capaian pelayanan pengelolaan drainase

lingkungan di Kabupaten ini ada

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintahan Kabupaten dalam menyediakan drainase lingkungan

Tidak ada Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah

Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan

Tidak ada Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau

pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder

Ada ( IMB ) √

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 32

BAB III - 32

Dari tabel 3.30, terkait peta peraturan drainase lingkungan di atas, hal yang perlu mendapat perhatian adalah adanya peraturan target capaian peayanan pengelolaan drainase di beberapa dokumen perencanaan memang telah ada, namun dalam pelaksanaannya belum efektif. Adapun peraturan yang belum ada adalah kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan drainase lingkungan, serta kewajiban dan sanksi bagi emerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan.

3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Sistem drainase di wilayah Kabupaten Wonosobo sebagian besar berupa saluran terbuka, meski ada sebagian pula yang menggunakan saluran tertutup. Hirarki saluran yang ada yaitu saluran lingkungan yang berukuran 40-60 cm kemudian ditampung/dialirkan ke saluran sekunder yang berukuran 80-100 cm dan dibuang langsung ke saluran primer (sungai). Sungai utama yang ada di Kabupaten Wonosobo berada pada 5 (lima) daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Serayu, DAS Bogowonto, DAS Wawar Medono, DAS Jali Cokroyasan, dan DAS Luk Ulo. Saluran drainase yang dikelola pemerintah lebih banyak mencakup lingkungan permukiman di perkotaan saja. Hal ini juga yang menjadikan tantangan ke depan bagi Pemerintah Kabupaten untuk memperluas layanan. Selama ini, untuk yang diluar wilayah perkotaan, saluran drainasenya banyak yang menjadi satu dengan salura irigasi, ataupun selokan alami yang kemudian teralirkan ke sungai besar.

Padatnya permukiman dan semakin banyaknya lahan yang tertutup bangunan maka menyebabkan koefisien aliran dan aliran permukaan (runoff) semakin besar. Ha itu perlu diwaspadai untuk mengatasi banyaknya genangan yang terjadi.

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 33

Peta 3.5.

Peta jaringan drainase Kota Wonosobo

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 34

BAB III - 34

Untuk sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan, dapat dilihat pada tabel 3.31. Tabel 3.31.

Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan

Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan /Daur Ulang Kode/Nama Aliran

Grey Water Pembuangan Kamar Mandi, Tempat Cuci Piring

Kolam Ikan Drainase Lingkungan Sungai Aliran 1

Pembuangan Kamar

Mandi, Tempat Cuci Piring

Drainase Lingkungan Sungai Aliran 2

Pembuangan Kamar Mandi, Tempat Cuci Piring Drainase Perkotaan/Saluran Irigasi Sungai Aliran 3 Pembuangan Kamar

Mandi, Tempat Cuci Piring

DrainasePerkotaan / Saluran Irigasi

Waduk/Telaga Aliran 4 Pembuangan Kamar

Mandi, Tempat Cuci Piring

Sumur resapan Drainase Lingkungan Sungai Aliran 5

Air hujan Atap genting Sumur resapan DrainasePerkotaan /

Saluran Irigasi Sungai Aliran 6

Air hujan jalanan DrainasePerkotaan /

Saluran Irigasi

Sungai Aliran 7 Air hujan Atap genting Sumur resapan DrainasePerkotaan /

Saluran Irigasi Waduk/telaga Aliran 8

Air hujan jalanan DrainasePerkotaan /

Saluran Irigasi Waduk/telaga Aliran 9

Berdasarkan tabel 3.31 di atas, kondisi eksisting pengelolaan drainase di Kabupaten Wonosobo dapat dibedakan menjadi 9 (sembilan)) tipe aliran, dengan dua input yaitu dari grey water dan air hujan. Tipe aliran yang menjadi masalah adalah semuanya karena tidak melalui pengolahan akhir. Tipe aliran 5,6,8 perlu mendapat apresiasi dan hendaknya diperbanyak di wilayah ini karena adanya sumur resapan sebagai penampungan awal yang dapat menyaring bahan-bahan cairan sehingga aman dibuang ke sungai.

Tabel 3.32.

Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten/Kota

Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jumlah Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data

User Interface Wastafel, tempat cuci piring

Kamar mandi

Penampungan Awal Tangki Septik

Kolam

Pengaliran Drainase Lingkungan

Drainase Perkotaan/Saluran

Irigasi

Pengolahan Akhir _______

Pembuangan / Daur

Ulang Tangki Septik

Sungai

Waduk / telaga

3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK

Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase masih tergolong rendah. Budaya gotong royong yang dahulu bisa digunakan untuk bersama-sama membersihkan got saluran drainase semakin luntur. Kebanyakan dibebankan kepada pemerintah daerah. Sementara anggaran dan tenaga yang disediakan terbatas, yaitu petugas “olor-olor”, yang jumlahnya pun terbatas. Masyarakat pun masih banyak yang menggunakan saluran drainase sebagai tempat sampah terpanjang. Hal itu menyebabkan banyak saluran drainase yang tersumbat akibat sampah. Di samping itu, tidak adanya pengolahan dulu dari limbah kamarmandi, tempat cuci, menjadikan saluran drainase mudah terhambat alirannya

Buku putih Sanitasi Kab. Wonosobo BAB III - 35

BAB III - 35

karena adanya cairan minyak, rambut, lindian sabun. Jika kapasitas atau daya tampung saluran drainase sudah terlampaui, maka dapat dipastikan pada musim hujan, saluran akan meluap/meluber ke jalanan. Pada kondisi normal, dengan bantuan tenaga “olor-olor”, menjadikan saluran drainase menjadi lancar. Hal itu juga ditunjukkan pada tabel 3.33 tentang kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan.

Tabel 3.33.

Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan

Kelurahan/Desa

Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase Pengelola Oleh Bangunan Di Atas Saluran RT RW Lancar Mampet Rutin

Tidak

Rutin Pemerintah Kab

Kelura han

Masyarakat

(RT/RW) Swasta Ada Tidak Ada

L P L P L P Wadaslintang 257 51 √ - √ - - - √ - - - √ Kepil 282 56 √ - - - - - - - - - √ Sapuran 270 54 √ - - - - - - - - - √ Kalibawang 112 22 √ - - - - - - - - - √ Kaliwiro 221 44 √ - - - - - - - - - √ Leksono 196 39 √ - - - - - - - - - √ Sukoharjo 157 31 √ - - - - - - - - - √ Selomerto 224 44 √ - - - - - - - - - √ Kalikajar 287 57 √ - - - - - - - - - √ Kertek 383 76 √ - - - - - - - - - √ Wonosobo 416 83 √ - - - - - - - - - √ Watumalang 243 48 √ - - - - - - - - - √ Mojotengah 291 58 √ - - - - - - - - - √ Garung 240 48 √ - - - - - - - - - √ Kejajar 205 41 √ - - - - - - - - - Tabel 3.34.

Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat

No Sub Sektor Proyek/Layanan Nama Program/ Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Fungsi Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR

1 Tidak ada NA NA NA NA NA NA NA NA NA

Dari ketiga subsektor sanitasi yaitu air limbah domestik, persampahan dan drainase lingkunan yang belum pernah ada program/proyek layanan yang berbasis masyarakat. Hal ini karena drainase lingkungan belum menjadi isu sensistif bagi masyarakat

Dokumen terkait