• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan obat hipoglikemik oral sampai saat ini masih menjadi pilihan utama bagi pengobatan diabetes melitus dan pengendalian hiperglikemik, namun obat-obatan

EKSTRAK TEH HIJAU

3) Pemasakan dengan Tekanan

Penentuan metode pemasakan dengan tekanan dilakukan dalam satu faktor yaitu waktu pemasakan. Pada perbandingan air dengan beras adalah 1:1 atau untuk 100 gram beras maka air pemasakan 100 ml. Pemasakan pada beras instan dilakukan dengan presto yang bekerja pada tekanan 80 Kpa. Penentuan waktu pemasakan dilakukan dengan tiga taraf yaitu 5, 10, dan 15 menit.

Tujuan perlakuan ini untuk mendapatkan nasi yang matang dan telah tergelatinisasi sempurna. Penentuan tingkat kematangan nasi mengikuti metode IRRI (1986). Kriteria mutu nasi yang telah matang yaitu pada nasi sudah tidak ada lagi bintik putih seperti tepung, tetapi telah berubah menjadi bening atau transparan.

4) Pembekuan

Proses pembekuan dilakukan secara cepat dan tidak boleh ditunda hingga nasi dingin. Perlakuan pembekuan pada beras instan dilakukan selama 24 jam pada suhu -4oC. Setelah tahap pembekuan, kemudian dilakukan proses thawing. Proses thawing dilakukan dengan suhu 50oC selama 5 menit, hal ini dilakukan agar beras instan tidak menggumpal.

5) Pengeringan

Pengeringan dilakukan pada suhu 60oC selama 4 jam hingga bahan menjadi kering dan berbentuk seperti kristal bening dan keras.

Uji k.a. 40%

Uji mutu tanak

Gambar 8. Diagram alir pembuatan beras instan.

c) Pengolahan Beras Pratanak Fungsional dan Beras Instan Fungsional

Tahap ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak teh hijau optimum yang mempunyai aktivitas hipoglikemik terbaik dari masing-masing cara pengolahan beras fungsional. Beras fungsional antidiabetes diproses dari beras Memberamo yang diberi perlakuan ekstrak teh hijau [hasil tahap a)].

Pengolahan Beras Memberamo Pratanak Fungsional

Penentuan Konsentrasi Penggunaan Ekstrak Teh Hijau

Penentuan konsentrasi ekstrak teh hijau dilakukan dalam dua taraf, yaitu 7 dan 14%. Beras X Pencucian Perendaman Beras:air = 1:1; t = 2jam T: A1 = 30 oC A2 = 40 oC; A3 = 50 oC Permasakan bertekanan P = 80 kPa; Beras: air = 1:1 t: 5 ; 10,15 menit Pembekuan t = 24 jam; T = -4 o C Thawing t = 5 mnt; T = 50 o C Pengeringan t = 4 jam; T = 60 o C Beras Instan

Deleted: 3) Pemasakan dengan tekanan¶

Penentuan metode pemasakan dengan tekanan dilakukan dalam satu faktor yaitu waktu pemasakan. Pada perbandingan air dengan beras adalah 1:1 atau untuk 100 gram beras maka air pemasakan 100 ml. Pemasakan pada beras instan dilakukan dengan presto yang bekerja pada tekanan 80 Kpa. Penentuan waktu pemasakan dilakukan dengan tiga taraf yaitu 5, 10, dan 15 menit. Tujuan perlakuan ini untuk mendapatkan nasi yang matang dan telah tergelatinisasi sempurna. Penentuan tingkat kematangan nasi mengikuti metode IRRI (1986). Kriteria mutu nasi yang telah matang yaitu pada nasi sudah tidak ada lagi lapisan putih seperti tepung, tetapi telah berubah menjadi bening atau transparan.¶

Pembuatan Beras Pratanak Fungsional

Gambar 9. Diagam alir proses pembuatan beras pratanak fungsional dengan ekstrak teh hijau.

Pada konsentrasi tersebut diharapkan mampu mendapatkan kadar total fenol dalam beras pratanak sebesar 1%. Penambahan ekstrak teh hijau dalam pembuatan beras pratanak fungsional dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap perendaman dan tahap pemasakan.

Diagam alir proses pembuatan beras pratanak fungsional dengan ekstrak teh hijau dapat dilihat pada Gambar 9. Proses pembuatan beras pratanak dengan penambahan ekstrak polifenol teh hijau dilakukan dengan cara pembersihan, perendaman selama 4 jam pada suhu 60oC, pemasakan

Perendaman T=60oC, t=4 jam Ekstrak teh hijau 7 dan 14%

Pemasakan P=80 kPa, t=20 menit Ekstrak teh hijau 7 dan 14%

Pengeringan I, T= 100oC, t=60 menit (k.a. 18-20%)

Penggilingan, 2 kali sosoh Pengeringan II, T=60oC t=25 mnt (k.a. <12-14%) Gabah Memberamo Beras Memberamo pratanak fungsional Gabah pratanak

Tempering pada suhu kamar selama 3 jam

Formatted: Justified, I ndent: Left: 1 cm, First line: 0,98 cm, Line spacing: 1.5 lines

Deleted: Proses pembuatan beras pratanak dengan penambahan ekstrak polifenol teh hijau dilakukan dengan cara pembersihan, perendaman selama 4 jam pada suhu 60o

C, pemasakan dengan menggunakan presto pada 80 Kpa selama 20 menit, serta pengeringan tahap I pada suhu 100o

C selama 60 menit dan pengeringan tahap II pada suhu 60o

dengan menggunakan presto pada 80 kPa (0.7895 STM) selama 20 menit, serta pengeringan tahap I pada suhu 100oC selama 60 menit dan pengeringan tahap II pada suhu 60oC selama 25 menit.

Rancangan Percobaan

Pada tahap percobaan proses pembuatan beras pratanak dengan penambahan ekstrak teh hijau ini, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial menggunakan dua faktor, yaitu proses pembuatan beras pratanak dan konsentrasi ekstrak teh. Faktor proses pembuatan beras pratanak fungsional, terdiri atas dua taraf yaitu perendaman dan pemasakan. Sedangkan faktor konsentrasi ekstrak teh hijau menggunakan dua taraf, yaitu 7 dan 14%.

Faktor A = Perendaman taraf 7% (A1) dan 14% (A2) Faktor B = Pemasakan taraf 7% (B1) dan 14% (B2) Model matematik umum yang digunakan adalah : Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B)

µ = Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya)

αi = Pengaruh perlakuan pada beras taraf ke-I dari faktor A

βj = Pengaruh konsentrasi ke-j dari faktor B

(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

εijk = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij.

Jika F hitung menunjukkan perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Pengolahan Beras Memberamo Instan Fungsional

Pembuatan Beras Instan Polifenol Ekstrak Teh

Pembuatan beras instan dengan penambahan ekstrak teh hijau dilakukan pada dua tahapan inti yaitu: perendaman (Steeping) dan

Deleted:

Pembuatan beras pratanak fungsional dilakukan dengan penambahan ekstrak teh hijau pada 2 tahap dengan konsentrasi yang berbeda yaitu pada tahap perendaman dan pemasakan, masing-masing menggunakan 2 taraf konsentrasi yaitu 7 dan 14%. Analisis yang dilakukan terhadap beras pratanak fungsional tersebut meliputi uji organoleptik pada beras pratanak (warna dan tekstur) serta nasi pratanak (warna, rasa dan tekstur), serta analisis komposisi kimia meliputi kadar air, abu, amilosa, pati, total fenol, dan serat pangan (serat larut dan serat tidak larut air). ¶

pemasakan dengan tekanan (Pressure cooking). Penambahan ekstrak teh hijau ini dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik penyerapan polifenol dalam beras instan.

Gambar 10. Diagram alir pembuatan beras instan fungsional

Perlakuan penambahan ekstrak teh hijau pada beras instan adalah sebagai berikut : pada saat perendaman, digunakan dua konsentrasi ekstrak teh hijau, yaitu: C1 = 2% dan C2 = 4%, serta pada saat pemasakan juga digunakan dua konsentrasi, yaitu D1 = 2% dan D2 = 4%. Diagram alir proses pengolahan dapat dilihat pada Gambar 10.

Pengolahan Beras Memberamo Fungsional

Beras Memberamo fungsional (BMF) tidak termasuk perlakuan, tetapi sebagai pembanding. BMF dibuat dengan merendam beras dalam ekstrak

Beras Memberamo

Pencucian

Perendaman T = 50oC, t = 2 jam Beras : ekstrak teh 2 dan 4% = 1 : 1

Permasakan T= 10 mnt; P = 80 Kpa Beras: ekstrak teh 2 dan 4% = 1:1

Pembekuan t = 24 jam; T = -4 o C Thawing t = 5 menit; T = 50 o C Pengeringan t = 4 jam; T = 60 o C Beras Memberamo Instan Fungsional Deleted:

teh hijau 4% (T = 50ºC, t = 2 jam, perbandingan ekstrak teh hijau dengan beras = 1 ; 1), kemudian dikeringkan hingga kadar air 12 %.

Gambar 11. Diagram alir pembuatan beras Memberamo fungsional Analisis Komposisi Kimia

Analisis komposisi kimia yang dilakukan terhadap beras Memberamo instan fungsional meliputi: kadar air, abu, total fenol bebas, daya cerna pati.

Uji Aktivitas Hipoglikemik

Tikus putih (Ratus novergicus) strain Sprague-Dawley jantan dengan berat badan 150 – 200 g dipuasakan selama satu malam, tetapi tetap diberi minum secara ad libitum (n = 6). Keesokan harinya, kadar glukosa tikus percobaan diukur menggunakan glukometer (kadar glukosa darah puasa), dilanjutkan pemberian ekstrak pati beras pratanak fungsional atau beras instan fungsional yang akan diuji aktivitas hipoglikemiknya. Sampel dibuat tepung lalu dilarutkan dalam air, dan diberikan secara oral (4.5g/kg berat badan tikus). Setelah 30 menit, tikus percobaan diberi 1 ml larutan D-glukosa 10% secara oral. Tiga puluh menit

Beras Memberamo

Pencucian

Perendaman

Beras : ekstrak teh 4 % = 1 : 1 T = 50 oC, t = 2 jam Penirisan Beras Memberamo Fungsional Pengeringan t = 4 jam; T = 60 o C

Formatted: I talian (I taly)

Deleted:

Deleted: dan Gizi

Deleted: mutu kimia dan gizi

Deleted:

-Deleted: . Se

Deleted: nya tikus percobaan

Deleted: di

kemudian, kadar glukosa darah tikus percobaan diukur menggunakan glukometer (pengukuran menit ke-30). Pengukuran kadar glukosa yang sama dilakukan pada menit ke-60, 90, dan 120. Hasil pengukuran kadar glukosa seluruh sampel beras fungsional yang diuji dibuat kurva dan dibandingkan pengaruh aktivitas hipoglikemiknya. Pada masing-masing cara pengolahan diambil satu perlakuan terpilih untuk penelitian selanjutnya.

Percobaan 3. Evaluasi Daya Hipoglikemik Beras Fungsional