• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Keadaan Sumber Daya Ekonomi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

7. Pemasaran

Minyak nilam yang dihasilkan dari proses penyulingan nilam memilki konsumen yang potensial di luar negeri. Hal ini karena Indonesia belum memilki teknologi untuk mengolah minyak nilam menjadi barang jadi, seperti parfum, komestika, dan sabun. Minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya ini dibeli oleh agen penampung minyak nilam yang berasal dari Garut dan Puewokerto. Daerah tersebut bersedia menampung semua minyak nilam yang dihasilkan, berapapun jumlahnya, sehingga ada jaminan pemasaran. Minyak nilam yang dihasilkan CV. Nilam Kencana Jaya dijual dengan cara minyak nilam dikirim menggunakan mobil ke dareah-daerah tersebut. Dimana nantinya minyak yang telah dibeli tersebut akan dijual pada eksportir atau akan langsung diekspor sendiri ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor minyak nilam adalah Jepang, Singapura, Ameraika dan Perancis.

Bak Penampungan Air Air Mendidih Minyak Nilam Pipa Penyalur Kolam Pendingin Plat BeRpori Air Tungku Daun Nilam Kunci Nilam Pipa Air Masuk Pipa Air keluar

commit to user

8. Analisis Usaha

a. Biaya

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi penyulingan minyak nilam, baik biaya yang benar- benar dikeluarkan atau tidak benar-benar dikeluarkan. Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

1. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam usaha penyulingan minyak nilam yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk minyak nilam yang dihasilkan. Besar biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Biaya Tetap Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%)

1. Penyusutan alat 35.722.350 59,92

2. Bunga modal investasi 23.898.385,5 40,08

Jumlah Biaya Tetap 59.620.735,5 100

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa biaya tetap terdiri dari penyusutan dan biaya bunga modal investasi. Biaya yang terbesar adalah biaya penyusutan yakni Rp 35.722.350,- yang terdiri dari penyusutan ketel pengolah, jerigen 32 kg, drum 120 kg, pipa penyalur, kolam pndingin, timbangan, tungku, ember penampung, skop, gancu, gayung, corong, kain monel dan mobil.

Biaya bunga modal investasi sebesar Rp 23.898.385,5. Biaya ini merupakan biaya yang dikorbankan karena memilih usaha penyulingan minyak nilam daripada disimpan di bank. Saat penelitian berlangsung (tahun 2011) suku riil di bank yang berlaku adalah 6 % per tahun. Biaya bunga modal investasi diperhitungkan dengan mengalikan suku bunga bank yang berlaku dengan sejumlah modal yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan tersebut.

commit to user 2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam proses penyulingan minyak nilam yang besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap kuantitas output yang dihasilkan. Biaya variabel usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Biaya Variabel Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase

(%)

1. Biaya Perawatan 4.280.000 0,17

2. Biaya Bahan Baku : a. Nilam Kering b. Nilam Basah 1.134.350.000 801.400.000 49,31 34,83 3. Biaya Bahan Bakar :

a. Kayu Bakar b. Karet 95.590.000 86.900.000 4,15 3,76 4. 5. 6. 7.

Biaya Tenaga Kerja Biaya Listrik Biaya Transportasi Biaya Lain-lain 179.025.000 657.000 16.000.000 9.150.000 7,78 0,02 0.69 0.39 Total Biaya Variabel 2.300.052.000 100 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 3, 4, 5, dan 8

Berdasarkan Tabel 9 di atas diketahui besarnya biaya variabel yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk pembelian bahan baku penyulingan berupa nilam. Satu kali proses penyulingan rata-rata dibutuhkan nilam kering sebanyak 400 kg per unit penyulingan dengan pengeluaran sebesar Rp 1.908.450.000,- selama tahun 2011.

Bahan bakar merupakan biaya terbesar kedua yang harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp 182.490.000,-. Biaya bahan bakar yang dikeluarkan adalah pembelian kayu bakar dan karet / ban bekas. Upah tenaga kerja merupakan biaya terbesar ketiga yang harus dikeluarkan. Tenaga kerja yang ada meliputi tenaga kerja keluarga, pemasak/penyuling, tenaga kerja operasional, dan tenaga kerja biasa. Dibutuhkan biaya sebesar Rp 179.025.000,- selama tahun 2011.

commit to user

Transportasi untuk distribusi pengiriman minyak nilam ke agen penampung minyak nilam Rp 16.000.000,-

Biaya lain-lain adalah biaya makan dan minum bagi tenaga kerja. Selama satu tahun proses penyulingan dikeluarkan sebesar Rp 9.150.000,- Biaya variabel lain yang relatif kecil dikeluarkan adalah biaya perawatan ketel, pipa penyalur dan kolam pendingin yaitu sebesar Rp 4.280.000,- serta biaya listrik untuk penerangan yaitu sebesar Rp 657.000,- selama satu tahun yaitu tahun 2011.

3. Biaya Total

Biaya total adalah hasil dari penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan selama proses produksi. Besarnya biaya total untuk proses produksi usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Biaya Total Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%)

1 Biaya Tetap 59.620.735,5 2,72

2 Biaya Variabel 2.300.052.000 97,28

Total Biaya 2.359.672.735,5 100

Sumber: Diadopsi dan diolah dari lampiran 1, 3, 4, 5 dan 8

Berdasarkan Tabel 10, biaya usaha penyulingan minyak nilam sebesar Rp 2.359.672.735,5 selama tahun 2011. Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar Rp 2.300.052.000,-.

b. Penerimaan

Penerimaan usaha penyulingan minyak nilam merupakan perkalian antara total produk yang terjual dengan harga per kg. Penerimaan dari usaha penyulingan minyak nilam hanya berasal dari minyak nilam yang dihasilkan. Berikut ini adalah tabel penerimaan usaha penyulingan minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana Jaya per bulan pada tahun 2011.

commit to user

Tabel 11. Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya Per Bulan di Kabupaten Brebes Tahun 2011

Bulan ∑ Ketel Frek. Produk si ∑ Bahan Baku (kg) ∑ Produk si Minyak (kg) Harga/ kg (Rp) Penerimaan (Rupiah) Januari 2 108 43.200 648 305.500 197.964.000 Februari 2 96 38.400 576 310.000 178.560.000 Maret 2 108 43.200 648 305.500 197.964.000 April 2 100 40.000 600 295.000 177.000.000 Mei 5 240 96.000 1.440 300.000 432.000.000 Juni 5 260 104.000 1.560 300.000 468.000.000 Juli 5 260 104.000 1.560 310.000 483.600.000 Agustus 5 120 48.000 720 300.500 216.360.000 September 2 138 55.200 828 295.500 244.674.000 Oktober 2 104 41.600 624 302.500 188.760.000 November 2 100 40.000 600 302.500 181.500.000 Desember 2 104 41.600 624 310.000 193.440.000 Jumlah 10.428 3.159.822.000 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 3 dan 9

Berdasarkan Tabel 11 di atas, diketahui bahwa penerimaan selama satu tahun yaitu tahun 2011 sebesar Rp 3.159.822.000,-. Adapun dalam satu kali proses penyulingan rata-rata dihasilkan 6 kg minyak nilam, dengan harga pada tahun 2011 bervariasi yaitu antara Rp 295.000,- sampai Rp 310.000,- per kilogram. Harga tersebut tergantung dari permintaan dan penawaran minyak di luar negeri.

Penerimaan terbesar berturut-turut diperoleh pada bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus. Hal tersebut disebabkan karena pada keempat bulan tersebut merupakan bulan panen nilam. Akan tetapi pada bulan Agustus CV. Nilam Kencana Jaya hanya melakukan produksi penyulingan minyak nilam satu kali dalam sehari dikarenakan bertepatan dengan bulan puasa. Bulan panen biasanya dimulai pada bulan Mei, selain itu juga pada bulan Mei merupakan bulan kemarau/tidak turun hujan. Sehingga para petani nilam mudah didalam melakukan penjemuran nilam. Hal tersebut akan

commit to user

memudahkan CV. Nilam Kencana Jaya dalam memperoleh persediaan bahan baku. CV. Nilam Kencana Jaya pada bulan panen yaitu bulan Mei hingga Agustus mulai menggunakan seluruh ketel yang ada yaitu sejumlah 5 ketel untuk digunakan seluruhnya dalam produksi penyulingan minyak nilam. Selain bulan penen tersebut CV. Nilam kencana Jaya hanya menggunakan 2 ketel dalam melakukan produksi penyulingan minyak nilam.

c. Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dari penerimaan usaha penyulingan minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana Jaya merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total. Untuk mengetahui keuntungan penerimaan usaha penyulingan minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes dapat dilihat dari Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Keuntungan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata

1. 2.

Penerimaan dari penjualan minyak nilam(Rp) Biaya total (Rp)

3.159.822.000 2.359.672.735,5

Keuntungan (Rp) 800.149.264,5

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 1, 3, 4, 5, 8 dan 9

Berdasarkan Tabel 12 di atas, diketahui penerimaan selama satu tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan adalah Rp 3.159.822.000,- dengan biaya total sebesar Rp 2.359.672.735,5 maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 800.149.264,5.

d. Profitabilitas

Berdasarkan keuntungan yang diperoleh, maka dapat diketahui profitabilitas atau tingkat keuntungan dari usaha penyulingan minyak nilam. Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan usaha dengan biaya total yang dinyatakan dalam persen. Untuk mengetahui besarnya

commit to user

profitabilitas dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Profitabilitas Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata

1. 2. Biaya total (Rp) Keuntungan (Rp) 2.359.672.735,5 800.149.264,5 Profitabilitas 33,90

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 10

Berdasarkan Tabel 13 profitabilitas yang diperoleh dari usaha penyulingan minyak nilam adalah sebesar 33,90%. Usaha penyulingan minyak nilam ini termasuk dalam kriteria profitabel, karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari nol.

e. Efisiensi Usaha

Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan R/C rasio, yaitu perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Besar efisiensi usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Efisiensi Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata

1. 2.

Penerimaan dari penjualan minyak nilam(Rp) Biaya total (Rp)

3.159.822.000 2.359.672.735,5

Efisiensi usaha (R/C ratio) 1,34

Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 11

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio sebesar 1,34 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam akan didapatkan penerimaan 1,34 kali dari biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam. Usaha penyulingan minyak nilam ini termasuk dalam kriteria efisien, karena memiliki nilai efisiensi lebih dari satu.

commit to user f. Risiko Usaha

Hubungan antara risiko dan keuntungan dapat diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi. Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung semakin besar dibanding dengan keuntungannya. Sedangkan batas bawah keutungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha (Hernanto, 1993). Untuk mengetahui besarnya risiko usaha dari usaha penyulingan minyak nilam yang diperoleh CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes dapat dilihat dari Tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15. Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011

No. Uraian Rata-Rata

1. 2. 3. 4. Keuntungan (Rp) Simpangan baku

Risiko usaha/Coevisien Variasi Batas bawah keuntungan (Rp)

800.149.264,5 69.113.608,72 1,03651 -71.548.098,89 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 12

Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa keuntungan yang diterima usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya selama satu tahun adalah sebesar Rp 800.149.264,5. Berdasarkan perhitungan keuntungan tersebut, maka dapat diketahui besarnya simpangan baku usaha penyulingan minyak nilam, yaitu sebesar Rp 69.113.608,72,-. Simpangan baku merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang diperoleh, sehingga dapat dikatakan bahwa fluktuasi keuntungan usaha usaha penyulingan minyak nilam berkisar Rp 69.113.608,72,-. Koefisien variasi dapat dihitung dengan cara membandingkan antara besarnya simpangan baku terhadap keuntungan rata-rata yang diperoleh. Koefisien variasi dari usaha penyulingan minyak nilam sebesar 1,03651. Hal ini menujukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam tesebut berisiko, karena nilai koefisien

commit to user

variasi yang diperoleh lebih besar dari standar koefisien variasi 0,5. Batas bawah keuntungan usaha ini sebesar minus Rp 71.548.098,89 berarti ada peluang kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan CV. Nilam Kencana Jaya yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun 2011.

B. Pembahasan

1. Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya

Penelitian mengenai usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes menggunakan konsep keuntungan, dimana semua biaya diperhitungkan baik biaya yang benar-benar dikeluarkan maupun biaya yang sebenarnya tidak dikeluarkan oleh pengusaha. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam ini adalah biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya bunga modal investasi. Biaya penyusutan peralatan merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan peralatan. Biaya penyusutan peralatan dihitung dengan metode garis lurus yaitu nilai awal dikurangi dengan nilai sisa dari alat tersebut kemudian dibagi umur ekonomis alat tersebut. Besarnya biaya penyusutan adalah Rp 35.722.350,-. Sedangkan biaya bunga modal investasi merupakan nilai bunga atas modal yang dimiliki oleh pengusaha, walaupun modal tersebut adalah modal sendiri. Biaya bunga modal investasi dihitung dengan mengalikan modal untuk pembelian peralatan dengan nilai suku bunga yang diperoleh dari data Bank Indonesia yaitu sebesar 6%. Besarnya biaya bunga modal investasi adalah Rp 23.898.385,5. Sehingga biaya tetap dalam usaha penyulingan minyak nilam sebesar Rp 59.620.735,5 pada tahun 2011. Kedua biaya tersebut sebenarnya tidak dikeluarkan oleh pengusaha, tetapi karena menggunakan konsep keuntungan, maka kedua biaya di atas tetap diperhitungkan agar diperoleh keuntungan bersih dari usaha penyulingan ini.

commit to user

Biaya variabel meliputi biaya perawatan, biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya listrik, biaya transportasi, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Biaya bahan baku merupakan biaya variabel terbesar yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam yaitu sebesar Rp 1.908.450.000,- yang digunakan untuk membeli nilam kering maupun nilam basah. Besarnya kontribusi biaya bahan baku dikarenakan bahan baku harus dibeli melalui pedagang pengumpul dan pengusaha tidak membudidayakannya sendiri tanaman nilam.

Biaya terbesar kedua adalah biaya bahan bakar yaitu sebesar Rp 182.490.000,- digunakan untuk membeli kayu dan karet (ban bekas). Kayu dibeli dengan harga sebesar Rp 70.000,-/kubik. Sedangkan karet dibeli dengan harga Rp 1.000,-/kg. Jumlah kebutuhan bahan bakar penyulingan minyak nilam selama tahun 2011 yaitu berupa kayu sejumlah 347.600 kg, sedangkan untuk karet membutuhkan sejumlah 86.900 kg. Dalam proses produksi penyulingan minyak nilam menggunakan tungku api sedangkan kebutuhan bahan bakar untuk satu kali proses penyulingan minyak nilam membutuhkan kayu sejumlah 200 kg dan karet sejumlah 50 kg.

Biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 179.025.000 dalam satu tahu yaitu tahun 2011. Tenaga kerja CV. Nilam Kencana Jaya berasal dari tetangga pemilik usaha dalam satu desa. Dimana tenaga kerja dibedakan menjadi empat yaitu tenaga kerja keluarga, tenaga penyuling, operasional dan biasa. Penentuan upah didasarkan dari pembagian kerja dalam usaha penyulingan minyak nilam. Besarnya upah masing-masing tenaga kerja adalah untuk tenaga kerja keluarga dalam sehari (24 jam) mendapatkan upah sebesar Rp 35.000,-. Tenaga kerja penyuling untuk satu kali penyulingan mendapat upah sebesar Rp 35.000,-/orang selama 12 jam. Tenaga kerja operasional dalam sehari mendapatkan upah sebesar Rp 20.000,-. Sedangkan untuk tenaga kerja biasa dalam satu hari memperoleh upah sebesar Rp 10.000,-.

Biaya transportasi sebesar Rp 16.000.000,- digunakan untuk melakukan pengiriman hasil produksi berupa minyak nilam ke agen

commit to user

penampung yang ada di Garut atau Purwokerto. Biaya perawatan sebesar Rp 4.280.000,- digunakan untuk perawatan alat penyulingan minyak nilam berupa ketel, kolam pendingin dan pipa penyalur. Biaya listrik sebesar Rp 657.000,- digunakan untuk penerangan di pabrik penyulingan minyak nilam. Biaya lain-lain sebesar Rp 9.150.000,- digunakan untuk membeli makan dan minum bagi tenaga kerja. Makan dan minum biasanya berupa mie instan dan kopi sachet. Jumlah besarnya biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam sebesar Rp 2.300.052.000,-, sehingga biaya total yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam adalah sebesar Rp 2.359.672.735,5.

Penerimaan dalam usaha penyulingan minyak nilam hanya berupa hasil penjualan minyak nilam. Besarnya penerimaan yang diperoleh dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya dalam satu tahun yaitu tahun 2011 adalah Rp 3.159.822.000,-. Penerimaan tersebut diperoleh dari hasil perkalian jumlah minyak nilam minyak yang dihasilkan dengan harga minyak nilam per kilogram. Jumlah minyak nilam yang dihasilkan selama tahun 2011 yaitu sebesar 10.428 kg, sedangkan harga minyak nilam rata-rata setiap kilogram sebesar Rp 302.500,-.

Analisis usaha penyulingan minyak nilam menggunakan konsep keuntungan, sehingga biaya bunga modal investasi, biaya penyusutan dan biaya tenaga kerja keluarga yang merupakan biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan juga diperhitungkan. Keuntungan yang diterima oleh pengusaha penyulingan minyak nilam dipengaruhi oleh perbedaan jumlah minyak nilam yang dijual dan biaya yang dikeluarkan. Hasil analisis diperoleh bahwa usaha penyulingan minyak nilam selama satu tahun yaitu tahun 2011 memberikan keuntungan sebesar Rp 800.149.264,5. Ini berarti pernyataan hipotesis yang menduga bahwa usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam kencana Jaya yang diusahakan menguntungkan telah terbukti. Selain itu produsen juga merasa bahwa hasil dari usaha penyulingan minyak nilam telah mampu menjadi sumber penghasilan.

commit to user

Profitabilitas dalam usaha penyulingan minyak nilam dapat diketahui dengan membandingkan antar keuntungan dengan biaya total. Profitabilitas dari CV. Nilam Kencana Jaya yang diperoleh dari usaha penyulingan minyak nilam adalah sebesar 33,90%. Hal ini berarti setiap modal sebesar Rp 100,00 yang diinvestasikan akan diperoleh keuntungan Rp 33,90. Misalnya saja, awalnya pengusaha penyulingan minyak nilam mengeluarkan modal sebesar Rp 100.000,00 maka pengusaha akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 33.900,-. Usaha penyulingan minyak nilam ini termasuk dalam kriteria menguntungkan, karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari nol.

Angka profitabilitas 33,90% tersebutdapat dikatakan bahwa usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya cukup baik, oleh karena masih di atas rata-rata prosentasesuku bunga kredit investasi Bank Indonesia (BI) pada tahun 2011 sebesar 12,8%. Hasil analisis tersebut sesuai dengan hipotesis yang diambil bahwa usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes menguntungkan dan profitabel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suryanto (2004), yang menyebutkan bahwa usaha yang memilki nilai profitabilitas di atas nilai suku bunga kredit bank maka usaha tersebut layak untuk terus dikembangkan karena menguntungkan atau profitabel.

Efisiensi usaha atau R/C rasio merupakan perbandingan antara penerimaan usaha penyulingan minyak nilam dengan biaya total yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam. Dari hasil analisis nilai R/C rasio sebesar 1,34 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam akan didapatkan penerimaan 1,34 kali dari biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam. Sebagai contohnya, dalam awal kegiatan pengusaha penyulingan minyak nilam mengeluarkan biaya Rp 100.000,- maka pengusaha akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 134.000,-. Semakin besar R/C rasio maka akan semakin besar pula penerimaan yang akan diperoleh pengusaha. Nilai R/C rasio usaha penyulingan minyak

commit to user

nilam lebih dari 1 sehingga berdasarkan kriteria usaha penyulingan minyak nilam sudah efisien. Hasil analisis tersebut sesuai dengan hipotesis yang diambil bahwa usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes sudah efisien.

Nilai R/C rasio usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya sudah efisien. Hal tersebut disebabkan pengusaha sudah menggunakan faktor produksi dengan efisien, yaitu menggunakan nilam yang berkualitas tinggi sehingga diperoleh rendemen yang lebih besar.

Pengusaha penyulingan minyak nilam tersebut masih bisa meningkatkan efisiensi usahanya apabila CV. Nilam Kencana Jaya mampu mulai menggunakan teknologi yang lebih modern, karena selama ini penyulingan minyak nilam yang berjalan masih bersifat tradisional. Penggunaan teknologi yang modern juga akan menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi. Rendemen yang besar akan mempengaruhi produk minyak nilam yang dihasilkan yaitu lebih banyak dan akhirnya penerimaan meningkat. Semakin tinggi penerimaan yang diperoleh dan semakin rendah biaya total yang dikeluarkan maka efisiensi dari usaha juga akan semakin besar.

2. Permasalahan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana

Jaya

Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengusaha CV. Nilam Kencana Jaya dalam melakukan usaha penyulingan minyak nilam adalah harga minyak nilam berfluktuatif, hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran minyak nilam luar negeri. Hal tersebut akan menyulitkan CV. Nilam Kencana Jaya dalam melakukan perkiraan analisis finansialnya. Upaya yang dilakukan CV. Nilam Kencana Jaya ketika memperoleh keuntungan harga yang tinggi akan disisihkan untuk membantu keuangan ketika harga sedang turun.

commit to user

Dokumen terkait